Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Analisis Koefisien Determinasi Parsial r

3.6.2.1.4. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu ke pengamatan lain antar variabel bebas independen. Jika pengamatan dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011:139. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan melakukan Uji Park. Jika koefisien parameter variabel independen atau nilai signifikansinya 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.Ghozali 2011:142.

3.6.2.2. Pengujian Hipotesis

3.6.2.2.1 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Menurut Ghozali 2011:98 uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji statistik t dengan kriteria apabila jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih dan bila t 2 dalam nilai absolute serta derajat kepercayaan 5, maka Ho ditolak dan menerima Ha. Uji signifikansi ini digunakan untuk menjawab atau menguji: H 1 : Terdapat pengaruh positif pelatihan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa tengah. H 2 : Terdapat pengaruh positif kejelasan tujuan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa tengah. H 3 : Terdapat pengaruh positif duungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa tengah.

3.6.2.2.4. Analisis Koefisien Determinasi Parsial r

2 Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel X pelatihan, kejelasan tujuan dan dukungan atasan terhadap Y kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah secara parsial. Untuk mengetahui koefisien determinasi parsial dibutuhkan bantuan dengan menggunakan progam SPSS. Ketika melakukan uji parsial, yaitu pada tabel coefficients. Caranya adalah dengan menguadratkan nilai correlations partial dalam tabel, kemudian diubah ke dalam bentuk persentase. 77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Peneliatian

4.1.1. Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan variabel pelatihan, kejelasan tujuan, dukungan atasan dan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. 4.1.1.1.Analisis Diskriptif Pelatihan Pengukuran variabel Pelatihan dilakukan menggunakan kuesioner dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1. Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Pelatihan 32 16 21 37 921 28.78 .836 4.730 22.370 Valid N listwise 32 Berdasarkan uji statistik secara deskriptif pada Tabel 4.1 menggambarkan bahwa nilai tertinggi dari pelatihan adalah 49 dari 8 pernyataan. Sedangkan nilai terendah adalah 21. Rata-rata nilai dari pelatihan 28 termasuk dalam kategori Sesuai. Kategori ini mengacu pada deskripsi variabel Pelatihan yang terdapat dalam Tabel 4.2 berikut:

Dokumen yang terkait

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN TERHADAP KEGUNAAN SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Klaten.

0 3 19

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Klaten.

0 3 18

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Dppkad Subosukawonosraten).

0 7 19

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Dppkad Subosukawonosraten).

0 2 15

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Pemerintah Kota Surakarta.

0 2 15

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ( Studi Kasus Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali).

0 3 15

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Survei Pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten.

0 0 15

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Boyolali Skripsi.

0 1 15

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

0 1 38