Kerangka Pemikiran Teoritis Rumusan Hipotesis

No . Penulis Judul Variabel Dependen Metode Analisis Hasil sistem akuntansi keuangan daerah tidak berhasil dibuktikan karena tidak mencapai tingkat signifikansi 6 Riyanita Pengaruh,pelati han, kejelasan tujuan dan dukungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada kabupaten 50 Kota dan Kota Payakumbuh Kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah Regresi Linear Berganda menunjukan bahwa hanya kejelasan tujuan yang berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. 7 Yuliana Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pada Provinsi Sumatera Barat Kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah Regresi Linear Berganda Menunjukan Bahwa Hanya Kejelasan Tujuan Yang Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.

2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.6.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang menjelaskan hubungan antara faktor- faktor perilaku dalam implementasi pelatihan, kejelasan tujuan dan dukungan manajemen puncak akan meningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yaitu meliputi transparansi dan akuntabilitas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

2.6.2. Pengembangan Hipotesis

2.6.2.1. Pengaruh Pelatihan , Kejelasan Tujuan, Dukungan Atasan

Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Beberapa penelitian menunjukkan bukti empiris bahwa faktor keperilakuan organisasi seperti pelatihan, kejelasan tujuan, dukungan atasan, dan pemanfaatan teknologi informasi, berpengaruh positif terhadap implementasi suatu inovasi sistem maupun perubahan model akuntansi manajemen Krumweide, 1998. Menurut Shield 1995 dalam Mranani dan Lestiorini 2011 berpendapat bahwa pelatihan dalam desain implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti adanya sistem baru memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat mengartikulasi hubungan antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk dapat mengerti, menerima dan merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir dalam proses implementasi. DUKUNGAN ATASAN KEJELASAN TUJUAN PELATIHAN Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah: pengelolaan dana secara transparan, efektif, efisien dan akuntabel Dalam penelitian Nurlaela dan Rahmawati 2010 pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah SAKD menyatakan bahwa tidak berhasil membuktikan adanya hubungan positif pelatihan dengan kegunaan SAKD. Latifah dan Sabeni 2007 didalam penelitiannya tentang pengaruh faktor keprilakuan organisasi terhadap implementasi SAKD yang menyatakan bahwa tidak berhasil membuktikan adanya hubungan positif pelatihan dengan kegunaan SAKD. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mranani dan Lestiorini 2011 menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh positif pelatihan terhadap SAKD, tidak diterima. Kejelasan tujuan dalam organisasi pemerintah dapat terlihat dari visi dan misi organisasi terkait. Kegunaan SAKD merupakan bagian dari tujuan organisasi pemerintah daerah untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas. Apabila kejelasan tujuan yang berupa pelaksanaan SAKD tidak dijalankan secara tepat maka kegunaan dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah tidak akan terwujud. Disamping itu, kejelasan tujuan juga merupakan suatu teknik yang ampuhuntuk memotivasi karyawan apabila kejelasan tujuan dapat digunakan secara tepat, dimonitor secara hati-hati dan didukung secara aktif oleh atasan, maka kejelasan tujuan dapat meningkatkan hasil dan tujuan yang diinginkan. Kejelasan tujuan dalam suatu organisasi dapat menentukan suatu keberhasilan sistem, karena individu dengan suatu kejelasan tujuan akan lebih dapat memahami bagaimana cara mereka dalam mencapai target untuk mencapai tujuan dengan menggunakan keterampilan dan kompetensi yang dimiliki. Chenhall 2004 dalam Nurlaela dan Rahmawati 2010 menjelaskan bahwa kejelasan tujuan didefinisikan sebagai kejelasan dari sasaran dan tujuan digunakannya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di semua level organisasi. Sedangkan menurut Latifah dan Sabeni 2007 menjelaskan bahwa kejelasan tujuan dapat menentukan suatu keberhasilan sistem karena individu dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan paham bagaimana mencapai tujuan, mereka dapat melaksanakan tugas dengan ketrampilan dan kompetensi yang dimiliki. Dalam penelitian Nurlaela dan Rahmawati 2010 menyatakan bahwa tidak berhasil membuktikan adanya hubungan positif kejelasan tujuan dengan kegunaan SAKD. Sejalan dengan hasil penelitian oleh Latifah dan Sabeni 2007 yang memperoleh hasil bahwa tidak berhasil membuktikan adanya hubungan positif kejelasan tujuan dengan kegunaan SAKD. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mranani dan Lestiorini 2011 menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh positif kejelasan tujuan terhadap SAKD, tidak diterima. Dukungan atasan dapat diartikan sebagai keterlibatan atasan dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Atasan dapat fokus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisitif strategi yang direncanakan apabila atasan mendukung sepenuhnya dalam implementasi. Dukungan atasan sangat penting dalam meningkatkan kegunaan dari penerapan suatu sistem, terutama dalam situasi inovasi dikarenakan adanya kekuasaan atasan terkait sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang direncanakan apabila atasan mendukung sepenuhnya dalam penerapan sistem baru. Dukungan atasan memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan kegunaan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, jika di suatu instansi pemerintahan tidak adanya dukungan atasan maka sistem yang akan dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan demikian tujuan instansi pemerintahan tidak akan tercapai. Chenhall 2004 dalam Nurlaela dan Rahmawati 2010 mengungkapkan bahwa dukungan atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Menurut Shield 1995 dalam Latifah dan Sabeni 2007 berpendapat bahwa dukungan manajemen puncak atasan dalam suatu inovasi sangat penting dikarenakan adanya kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya. Manajer atasan dapat fokus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang direncanakan apabila manajer atasan mendukung sepenuhnya dalam implementasi. Penelitian yang dilakukan oleh Latifah dan Sabeni 2007 yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif dukungan atasan dengan kegunaan SAKD. Sejalan dengan Mranani dan Lestiorini 2011 menunjukkan hasil bahwa adanya pengaruh positif dukungan atasan terhadap kegunaan SAKD.

2.6.3. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H 1 : Terdapat pengaruh positif pelatihan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah 2. H 2 : Terdapat pengaruh positif kejelasan tujuan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah 3. H 3 : Terdapat pengaruh positif dukungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. 59

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dengan cara melakukan menyebar angket kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dan akan diserahkan kepada responden, sedang jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini yang menjadi variabel independen X adalah pelatihan, kejelasan tujuan dan dukungan atasan sedangkan variabel dependen Y adalah kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data menggunakan prosedur statistik dengan bantuan program SPSS.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dapat didefinisikan sebagai kelompok elemen yang lengkap, dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian Kuncoro, 2009:53, sedang menurut Sugiyono 2013:117 menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN TERHADAP KEGUNAAN SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Klaten.

0 3 19

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Klaten.

0 3 18

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Dppkad Subosukawonosraten).

0 7 19

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Dppkad Subosukawonosraten).

0 2 15

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Pemerintah Kota Surakarta.

0 2 15

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ( Studi Kasus Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali).

0 3 15

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Survei Pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten.

0 0 15

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Boyolali Skripsi.

0 1 15

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

0 1 38