evaluasi kebijakan adalah mempelajari pencapaian sasaran dari pengalaman terdahulu.
2.2.3 Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Bimbingan dan Konseling
Menurut Direktorat Jendral PMTK, tugas kepala sekolah adalah mengkoordinasi segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan
berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
Adapun tugas dari kepala sekolah antara lain adalah: e.
Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya untuk kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. f.
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut
pelayanan bimbingan konseling g.
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada pihak-pihak terkait, terutama
dinas pendidikan yang menjadi atasannya h.
Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah
bidang bimbingan dan konseling
Menurut Mugiarso 2011: 113, sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah:
1 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi
kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan konseling di sekolah,
2 Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah, 3
Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah,
4 Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah,
5 Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung
jawab atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
berdasarkan kesepakatan
bersama guru
pembimbingkonselor, 6
Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap awal semester,
7 Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan
konseling sebagai
bahan angka
kredit bagi
guru pembimbingkonselor,
8 Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, 9
Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa bagi kepala sekolah yang berlatar belakang
pendidikan bimbingan dan konseling.
Menurut Suherman 2011 : 44-45 kepala sekolah adalah penanggung jawab seluruh kegiatan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, baik kegiatan
pengajaran, pelatihan, maupun kegiatan bimbingan. Artinya tercapai tidaknya tujuan pendidikan di lembaga atau sekolah yang ia pimpin sepenuhnya merupakan
tanggung jawab kepala sekolah. Karena bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan, maka kepala
sekolah memiliki tugas dan peran dalam: 1
Penentuan staf personel bimbingan dan konseling, 2
Penyusunan program bimbingan dan konseling, 3
Sosialisasi dan penetapan program bimbingan dan konseling kepada civitas sekolah sebagai bagian dari program pendidikan,
4 Penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana ang diperlukan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling, 5
Pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling,
6 Pengembangan kerjasama dengan instansi atau profesi lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
7 Pengembangan program bimbingan dan konseling termasuk
pembinaan dan pelatihan personel bimbingan dan konseling.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas dan peran kepala sekolah terhadap pelayanan BK di sekolah antara lain:
1 Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya
untuk kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Meliputi:
a Menyediakan ruang bimbingan konseling, seperti ruang konseling
individual, konseling kelompok, ruang kerja konselor, ruang tamu. b
Mengangkat memilih guru BK yang berkompeten dan profesional. c
Mengalokasikan anggaran dana untuk kepentingan bimbingan konseling di sekolah.
d Menyediakan jam untuk bimbingan konseling masuk kelas.
e Menetapkan koordinator guru BK yang bertanggung jawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru BK.
f Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan
konseling di sekolah 2
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan
konseling, yaitu: a
Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan bimbingan konseling di sekolah
b Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah
c Memperkenalkan peranan para konselor kepada guru-guru, murid-murid,
orang tua murid, dan masyarakat d
Tidak menjadikan guru BK sebagai polisi sekolah yang bertugas menghukum siswa.
e Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40
siswa bagi kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling
3 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah kepada pihak-pihak terkait, terutama dinas pendidikan yang menjadi atasannya
b Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling c
Dapat dipercaya,
jujur, dan
bertanggung jawab
dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling
kepada pihak terkait 4
Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling a
Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervise mengenai kegiatan bimbingan konseling
b Memberikan kemudahan dan dukungan serta menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan pengawasan bimbingan konseling
49
BAB 3 METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu proses, artinya penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna
mendapatkan pemecahan masalah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian.
Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data secara obyektif dan dilakukan dengan prosedur yang jelas dan dapat dilacak secara empiris didasarkan pada
bukti-bukti yang telah dikumpulkan melalui metode yang sistematis. Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, setting penelitian, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik keabsahan data, serta teknik analisis data.
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kebijakan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
kebijakan bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi yang menjadi dasar bagi perumusan kebijakan, menunjang implementasi kebijakan, atau untuk
mengetahun kinerja dan dampak dari kebijakan Mulyatiningsih, 2011 : 207. Moloeng 2005: 6 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara