Tanggap tanaman sambiloto terhadap konsentrasi P pada media larutan hara
Gambar 6.3. Pengaruh konsentrasi P terhadap pertumbuhan tanaman sambiloto didalam larutan hara pada umur 4 MST
Gambar 6.4. Penampilan kanopi tanaman sambiloto pada keenam level
konsentrasi P didalam media larutan hara
Kontrol
0.01 mM
KH
2
PO
4
0.01 0.05 mM
KH
2
PO
4
1.0 mM
KH
2
PO
4
2.0 mM KH
2
PO
4
0.1 mM KH
2
PO
4
Peubah pertumbuhan tanaman yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun maupun panjang akar menunjukkan pertumbuhan
yang terhambat pada larutan hara kekurangan P. Kondisi tersebut disebabkan karena pertumbuhan akar yang terhambat sehingga mempengaruhi komponen
pertumbuhan lain. Menurut Ma et al. 2004 bahwa apabila tanaman kekurangan P maka akan terjadi penurunan laju maksimal pemanjangan relatif,
memperpendek zona pertumbuhan, dan menurunkan laju produksi sel epidermis akar. Penyebab terhambatnya pertumbuhan akar tersebut diduga salah satunya
disebabkan oleh terjadinya penurunan produksi hormon etilen.
Komponen bahan kering tanaman
Pemberian P berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil bahan kering tanaman sambiloto. Pemberian P dengan konsentrasi 1 mM KH
2
PO
4
mampu meningkatkan bobot kering akar dan tajuk tanaman sambiloto tertinggi pada
umur 4 MST didalam media larutan hara. Tabel 6.1. Hal ini sejalan dengan penelitian Lu et al. 2013 bahwa pemberian P meningkatkan bobot kering akar,
tajuk dan total biomas tanaman obat Salvia miltiorrhiza dan juga pada tanaman tomat yang ditanam pada larutan hara, semakin tinggi konsentrasi yang diberikan
produksi bahan kering meningkat Basirat et al. 2011.
Sejalan dengan pertumbuhannya semakin tinggi konsentrasi P yang diberikan, semakin tinggi pula bahan kering tanaman yang dihasilkan. Pemberian
konsentrasi yang lebih tinggi dari batas pertumbuhan optimum menyebabkan bahan kering yang dihasilkan menurun. Hasil penelitian ini menunjukkan batas
optimal tersebut terdapat pada perlakuan 1.0 mM KH
2
PO
4,
kemudian pada konsentrasi 2.0 mM KH
2
PO
4
bahan kering tanaman baik akar maupun tajuk menurun Tabel 6.1. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Agustina 1990
bahwa hubungan konsentrasi pupuk dengan hasil tanaman mengikuti pola kuadratik, artinya pemberian pupuk tertentu dapat meningkatkan hasil tanaman
sebaliknya konsentrasi yang berlebihan akan mengakibatkan menurunnya hasil tanaman. Pada konsentrasi 1.0 mM KH
2
PO
4
menunjukkan bobot kering tajuk dan akar masing-masing 0.49 dan 0.13 g tanaman
-1
, kemudian menurun pada konsentrasi 2.0 mM KH
2
PO
4
masing-masing menjadi 0.25 dan 0.08 g tanaman
-1 .
Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi luxurious consumption atau peningkatan serapan hara tanpa diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan
tanaman Haller dan Sutton 1973. Tabel 6.1. Bahan kering tanaman dan kadar andrografolid pada media larutan
hara umur 4 MST Perlakuan
Bobot kering akar g tan
-1
Bobot kering tajuk g tan
-1
Nisbah bobot kering akar tajuk
-1
0 tanpa P 0.07 c
0.15 c 0.47
0.01 mM KH
2
PO
4
0.09 bc 0.19 c
0.47 0.05 mM KH
2
PO
4
0.10 b 0.26 bc
0.38 0.1 mM KH
2
PO
4
0.12 ab 0.33 b
0.36 1.0 mM KH
2
PO
4
0.13 a 0.49 a
0.27 2.0 mM KH
2
PO
4
0.10 b 0.39 b
0.26 KK
15.44 17.29
-
Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada DMRT 5.