digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
berbeda.
16
Luas dan banyaknya pilihan kata diksi ini menunjukkan perhatian yang sangat dalam terhadap kegiatan berpikir manusia.
17
Alquran menjelaskan term-term berpikir sebagai berikut :
1. ‘Aqala
ََلَقَع
Kata dasar al- ‘aql tidak terdapat dalam Alquran. Ia dipakai sebagai kata
kerja
لعف dalam 49 kali penyebutan. 1 kali dalam bentuk lampau ضامَلعف dan 48
kali dalam bentuk sekarang
عراضمَلعف. Sebagaimana dikatakan Harun Nasution,
Alquran hanya membawa kata akal dalam bentuk kata kerjanya ‟aqaluh ولقع
dalam 1 ayat,
18
ta’qilun نولقعت 24 ayat,
19
na’qilu لقعن 1 ayat,
20
ya’qiluha اهلقعي
1 ayat
21
dan
ya’qilun نولقعي 22 ayat.
22
Kata-kata itu datang dalam arti faham dan mengerti.
23
16
Pasiak, Revolusi IQ, 276.
17
Ibid., 278.
18
Redaksi
ولقع‘Aqaluh hanya sekali dan terdapat surat al-Baqarah [2]: 75.
19
Redaksi
نولقعت ta’qilūn digunakan sebanyak 22 kali yang terdapat pada surat al-Baqarah
[2]: 44, 73, 76, dan 242, surat Ali Imran [3]: 65 dan 118, surat al- An‟am [6]: 32 dan 151,
surat al-Anfal [7]: 169, surat Yunus [10]: 16, surat hud [11]: 51, surat Yusuf [12]: 2 dan 109, surat al-Anbiya
‟ [21]: 10 dan 67, surat al-Mu‟minun [23] :80, surat an-Nur [24]: 61, surat asy-Syuara
‟ [26]: 28, surat al-Qashash [28]: 60, surat Yasin [36]: 62, surat ash- Shaffat [37]:138, surat al-
Mu‟min [40]: 67, surat az-Zukhruf [43]: 3, surat al-Hadid [57]:17.
20
Redaksi
لقعن na’qilu hanya digunakan 1 kali dalam surat al-Mulk [67]:10.
21
Redaksi
اهلقعي ya’qiluha digunakan 1 kali dalam surat al-Ankabut [29]:43
22
Redaksi
نولقعي ya’qilūn digunakan sebanyak 22 kali yang terdapat dalam surat al-
Baqarah [2:] 164, 170, dan 171, surat al-Maidah [5]:58 dan 103, surat al-Anfal [8]:22, surat Yunus [10]:42 dan 100, surat ar-Rad [13]: 4, surat an-Nahl [16]:12 dan 67, surat al-
Hajj [22]: 46, surat al-Furqan [25]: 44, surat al-Ankabut [29]: 35 dan 63, surat ar-Rum [30]:24 dan 28, surat Yasin [36]:68, surat az-Zumar [39]: 43, surat al-Jatsiyyah [45]:5,
surat al-Hujurat [49]:4, dan yang terakhir surat al-Hasyr [59]:14.
23
Nasution, Akal dan Wahyu, 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
Lebih Jelas lihat tabel dibawah ini :
24
NO. PENYEBUTAN
JUMLAH
1
ةلقع
1 2
نولقعت
24 3
لقعن
1 4
اهلقعي
1 5
نولقعي
22
JUMLAH 49
Menurut Taufik Pasiak, inventarisasi ayat-ayat Alquran yang memakai kata akal dapat diklasifikasikan dalam 3 bagian : 1 Teologis, yang bersangkut-
paut dengan keimanan,
25
2 Kosmologis, menyangkut pemahaman dan
24
Pasiak, Revolusi IQ, 273.
25
Topik Teologis dalam kata ‘aql meliputi 14 ayat yang berkaitan dengan keimanan, yaitu
Alquran surat al-Baqarah [2]:75; surat al-Baqarah [2]:76; surat Hud [11]:51; surat al- Anbiyā [21]:67; surat al-Qashash [28]: 60; surat Yasin [36]:62; surat al-Baqarah
[2]:170-171; surat al- Mā‟idah [5]:103; surat Yūnus [10]:100; surat al-Furqān [25]:44;
surat az-Zumar [39]:43; surat al-Hujurat [49]:4, dan surat al- asyr [59]:14. Selanjutnya
ada 5 ayat berkaitan dengan kitab Suci , yaitu : Alquran surat Yūsuf [12]:2; surat al-
Baqarah [2]:44; surat li Imrān [3]:65; surat al-‟Anbiyā‟ [21]:10; surat az-Zukhruf [43]:3. Tiga ayat berkaitan dengan kehidupan akhirat, yaitu: Alquran surat al-Mulk
[67]:10; surat al- Baqarah [2]:32; surat Yūnus [10]: 16. Kemudian satu ayat yang
berhubungan dengan shalat, yaitu Alquran surat al-Maidah [5]:58. Lihat Taufik Pasiak, Revolusi IQ, 454.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
keberadaan alam semesta, baik mikro maupun makro,
26
3 Moralitas, terutama menyangkut etika pribadi dan etika sosial.
27
Berikut tema-tema pokok yang dicakup kata ’aql :
Dalam penggunaan redaksi ini terdapat penyebutan kata dalam bentuk istifha
m inkari pertanyaan retoris seperti afala ta’qilun. Hal ini adalah hal yang
mencolok dalam Alquran. Itu dapat terjadi karena Alquran bermaksud menarik perhatian manusia dan bertujuan memotivasi, memberi semangat, dan mendorong
manusia untuk menggunakan akalnya.
28
26
Topik kosmologis, meliputi 6 ayat yang berhubungan dengan tanda kebesaran Tuhan, yaitu : Alquran surat al-Baqarah [2]:73; Alquran surat al-
An‟ām [6]:32; surat al- „Ankabūt [29]:35; surat al-Baqarah [2]:242; surat ar-Rūm [30]:28; surat asy-Syu„arā‟
[26]:28. Selanjutnya 7 ayat yang berhubungan dengan pemahaman proses dinamika manusia, yaitu: Alquran surat al-
Hajj [22]:46; Alquran surat Yūsuf [12]:109; surat Hūd [11]: 51; surat al-
Anfāl [8]:22; surat Yāsīn [36]:68; surat Yunus [10]:10; dan surat an-Nūr [24]:61, dan 12 ayat yang berhubungan dengan pemahaman alam semesta, yaitu :
Alquran surat al-Baqarah [2]:164; surat al- Mu‟minūn [23]:80; surat al-Qaṣaṣ [28]:60;
surat aṣ-Şāffāt [37]:138; surat al-Mulk [67]:10; surat asy-Syu‟ara‟ [26]:28; surat al- adīd [57]:17; surat ar-
Ra„d [13]:4; surat al-Na l [16]:12 dan 67; surat al-„Ankabūt [29]:63; surat ar-
Rūm [30]:24. Ibid.
27
Topik moralitas ditemukan pada 1 ayat saja yaitu terdapat pada Alquran surat al- An‟am
[6]:151. Ibid.
28
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 19.
JUMLAH AYAT
SUBTOPIK KLASIFIKASI
14 Keimanan
Teologis
3 Kehidupan Akhirat
5 Kitab Suci
1 Shalat
7 Dinamika Manusia
Kosmologis 6
Tanda kebesaran Tuhan 12
Alam Semesta 1
Etika Pribadi Sosial Moralitas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
Berikut tabel bentuk istifham inka ri :
29
BENTUK JUMLAH
ARTI
نولقعتَافا
Afala ta’qilun
15 Tidakkah kamu pikirkan
نولقعتَمكّلعل
La’allakum ta’qilun 8
Semoga kamu pikirkan
نولقعيَا
La ya’qilun
7 Tidak mereka pikirkan
نولقعتَمتنكَنا
In kuntum ta’qilun 2
Kiranya kamu pikirkan Berikut penggunaan derivasi term akal dalam Alquran :
a. Ta’qilun
نولقعت dan bentuk istifham inkari nya.
Term ta’qilun terulang dalam Alquran beberapa kali dan berkaitan dengan
ayat-ayat yang Allah jelaskan serta harus dipikirkan, baik ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis tapi dapat dilihat. Dari sebagian besar ayat yang ada,
yang dimaksud dari ayat itu adalah yang diturunkan Allah SWT.
30
M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbahnya mengatakan bahwa kata
نولقعت ta’qilun terambil dari akar kata لقع
‘aqalamengikat dan لاقع ‘iqaltali.
Potensi yang menghalangi manusia melakukan keburukan dan kesalahan dinamai akal karena potensi tersebut bagaikan mengikat yang bersangkutan sehingga tidak
terbawa oleh arus kedurhakaan.
31
Dalam kaitannya untuk memahami proses dinamika kehidupan manusia, term ini salah satunya terdapat pada surat ghafir ayat 67 :
29
Pasiak, Revolusi IQ, 274.
30
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 23.
31
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 11, 178.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
…
…kami perbuat demikian supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya.
32
Terkait ayat diatas Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata
نولقعت ta’qilun
terambil dari kata لقع ‘aqala yang pada mulanya berarti mengikat. Seseorang
yang menggunakan akal pikirannya dengan baik, memperoleh potensi yang memeliharanya dari kesalahan serta kedurhakaan. Seakan-akan potensi itu
menjadi pengikat baginya sehingga tidak terjerumus dalam kesalahan.
33
Ibn „Asyur memahami kalimat la’allakum ta’qilun dalam arti agar kejadian manusia seperti digambarkan ayat ini menjadi bukti tentang wujud dan
sang kha liq Yang Maha Pencipta serta keesaan-Nya dan bahwa selain-Nya
tidaklah wajar dipertuhankan. Siapa yang memahami hakikat tersebut, dia telah berada dalam jalan yang benar dan sesuai dengan tujuan pencipta-Nya, sedang
yang tidak memahaminya maka bagaikan tidak memiliki akal. Karena itu menurut Ibn „Asyur kata ta’qilun tidak memerlukan objek untuk mengisyaratkan bahwa
yang tidak memahami hal di atas serupa dengan orang yang tidak memiliki akal.
34
Thabathaba ‟i memahami maksud kata la’allakum ta’qilun dalam arti agar
kamu mengetahui haq kebenaran yang tertancap dalam diri kamu. Haq adalah keyakinan akan keesaan Allah yang merupakan fitrah dalam diri setiap insan.
35
32
Alquran, 40:67.
33
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol 11, 659.
34
Ibid.
35
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
Dalam ayat lain terkait dorongan untuk memahami kitab suci Alquran, redaksi ini terdapat pada surat Yusuf ayat 2 :
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
36
Dalam ayat ini firman-Nya
َزنا لان anzalnahu atau menurunkannya dapat
dipahami dalam arti kalam Allah SWT dalam konteks Alquran Allah memilih bahasa Arab. Dipilihnya bahasa arab untuk menjelaskan petunjuk Allah SWT
dalam kitab ini disebabkan masyarakat pertama yang ditemui Alquran adalah masyarakat berbahasa Arab.
37
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa pernyataan ayat di atas yang menjadikan tujuan dari dijadikannya Alquran dalam bahasa Arab
نولقعتَ مكلعل
la’allakum ta’qilun agar mereka memahami hal tersebut mengisyaratkan bahwa sebelum kitab suci ini dijadikan berbahasa Arab, kalam Allah itu tidak terjangkau
oleh akal manusia, karena akal manusia berpotensi untuk mengetahui segala sesuatu yang dapat dipikirkan.
38
Dalam ayat lain Allah juga menggunakan redaksi ini dalam bentuk lain sehingga terkesan mecolok, penggunaan redaksi digunakan dalam bentuk istifham
ingkari pertanyaan negatif yang bertujuan memberikan dorongan dan
36
Alquran, 12:2.
37
Shihab, Tafsir al-Misbah , Vol. 6, 9-10.
38
Ibid., Vol. 12, 340.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
membangkitkan semangat. Bentuk redaksional seperti itu afala ta’qilun terulang
sebanyak 13 kali dalam Alquran.
39
Seperti Firman Allah sebagai berikut :
…
Dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?
40
Ayat diatas menegaskan bahwa kalaulah ditimbang antara perkampungan dunia dan akhirat, tentu yang lebih berat adalah akhirat. Kesenangan dunia itu
hanyalah sebentar dan akan hilang.
41
Dalam hadis sahih Rasulullah SAW bersabda :
َ م َ دلاَا
َ نَ اي َ
َِف َ اَ
َ ل َِخَ
رَِةَ َِا
َالَ ََ ك
َ م َ يَا
َ عَ ل ََ ا
َ ح َ مك د
َ َ فَ,ِم يلاَفَ ه ع ب ص ا
َ لاَ يَ ن َ ِبَ ر ظ
َ ذَا َ يَاَ
رَِج َ عَ
؟
َ
Perbandingan dunia dan akhirat adalah seperti orang yang mencelupkan salah satu jarinya ke dalam lautan, lihatlah betapa banyak air yang dapat ia ambil ?
Bagaimana mungkin nilai dunia akan mengalahkan keutamaan akhirat ? Hanya orang-orang yang yang tidak mau berpikir yang mengatakan seperti itu.
42
Pada penggunaan kata afala ta’qilun apakah kamu tidak berakal pada
ayat diatas, Quraish Shihab berpendapat bahwa Allah sengaja menjadikan kata ini untuk dapat berbicara langsung kepada mereka yang terperdaya oleh kehidupan
dunia.
43
39
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 19.
40
Alquran, 12:109.
41
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 20-21.
42
Ibid., 21.
43
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol 3, 32.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
Salah satu tujuan Allah SWT menurunkan Alquran dengan bahasa mereka adalah agar mereka dapat meresapinya dengan hati mereka, tidak semata
mendengarkannya dengan telinga mereka tanpa memikirkan dan merenungkan.
44
b. Na’qilu
لقعن
Redaksi na’qilu digunakan di dalam Alquran hanya pada satu ayat.
Quraish Shihab menjelaskan kata
لقعن na’qil terambil dari kata لقع ‘aqala yang
berarti mengikat. Potensi yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam dosa atau pelanggaran dan kesalahan dinamai akal. Jika seseorang tidak
menggunakan potensi itu, maka Alquran tidak menamainya berakal. Dengan demikian seseorang memiliki daya pikir yang sangat cemerlang tetapi ia dinilai
tidak berakal karena ia melakukan aneka dosa dan pelanggaran.
45
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Mulk ayat 10 :
D an mereka berkata: “Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan
peringatan itu niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-
nyala”.
46
Ayat di atas berisi penyesalan para penghuni neraka, sehingga mereka berkata:
“sekiranya kami mendengarkan guna menarik pelajaran atau berakal, yakni memiliki potensi yang dapat mengahalangi kami terjerumus ke dalam dosa,
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala- nyala.”
Demikianlah dengan ucapan itu mereka mengakui secara sungguh-sungguh dosa
44
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 24.
45
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 14, 208.
46
Alquran, 67:10.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
mereka pada saat itu dan tidak lagi berguna pengakuan dan penyesalan. Maka kebinasaanlah yang wajar dijatuhkan Allah atau semoga kebinasaan jatuh bagi
orang-orang yang bakal menjadi penghuni-penghuni neraka yang menyala- nyala.
47
c. Ya’qiluha
اهلقعي
Redaksi ini digunakan hanya 1 kali yang terdapat di dalam surat al- Ankabut ayat 43. Sebagaimana firman Allah :
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
48
Dalam Firman-Nya tersebut, Allah berbicara tentang amtsa l al-
Qur’an Sebagai :
“Tiada ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang alim” mengisyaratkan bahwa perumpamaan-perumpamaan dalam Alquran mempunyai
makna-makna yang dalam, bukan terbatas pada pengertian kata-katanya. Menurut Quraish Shihab, penggunaan redaksi
ya’qiluha bermaksud untuk memahami sesuatu dengan kemampuan ilmiahnya sehingga dapat menimba dari
matsal itu. Pemahaman yang boleh jadi berbeda, bahkan lebih dalam dari orang lai. Ini juga berarti bahwa perumpamaan yang dipaparkan di sini bukan sekedar
perumpamaan yang bertujuan sebagai hiasan kata-kata, tetapi dia mengandung makna serta pembuktian yang sangat jelas.
49
47
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 14, 207.
48
Alquran, 29:43.
49
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 10, 88.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
d. Ya’qilun
ي نولقع dan bentuk istifham ingkari nya.
Redaksi ya’qilun datang dengan redaksional fi’il mudhari’ untuk orang ketiga jamak
ya’qilun sebanyak 22 kali. Sedangkan redaksi yang bersifat negatif la
ya’qilun mereka tidak berpikir adalah sebagai cercaan terhadap mereka yang tidak menggunakan akal mereka yang dianugerahkan Allah. Mereka bahkan
menafikan akal tersebut sama sekali sehingga mereka bersifat statis, membelok dan ingkar.
50
Adapun redaksi yang positif dari term ya’qilun datang dalam rangka merenungkan ayat-ayat Allah, salah satunya tentang ayat-ayat kauniyah yang
terpampang dalam galaksi, benda mati, tumbuhan, hewan, dan manusia.
51
Firman Allah SWT :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.
52
Dalam tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa ayat diatas mengundang manusia untuk berfikir dan merenung tentang sekian banyak hal yang pertama, berfikir dan
50
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 24.
51
Ibid., 27.
52
Alquran, 2:164.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
merenungkan tentang
ضرااوَ تاومّسلاَقلخ khalaqa as-samawat wa al-ardh, yakni
penciptaan langit dan bumi. Kedua merenungkan pergantian malam dan siang, yakni perputaran bumi dan porosnya yang melahirkan malam dan siang serta
perbedaannya, baik dalam masa maupun dalam panjang serta pendek siang dan malam. Ketiga merenungkan tentang bahtera-bahtera yang berlayar di laut,
membawa apa yang berguna bagi manusia. Ini mengisyaratkan sarana transportasi yang hanya mengandalkan angin dengan segala akibatnya. Keempat merenungkan
tentang apa yang Allah turunkan dari langit berupa air yang kesemuanya merupakan kebutuhan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia,
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Kelima, berfikir tentang aneka binatang yang diciptakan Allah. Semua itu menjadi obyek atau sasaran dimana akal memikirkan
dan mengingatnya terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang berakal.
53
Kata ini juga terdapat pada surat al-Jatsiyyah ayat 5 :
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal.
54
Kata
نولقعي ya’qilun pada ayat diatas berarti berakal, dalam arti memiliki
dan menggunakan daya pikir serta kesadaran moralnya sehingga terikat dan terpelihara dari keterjerumusan dalam dosa atau kedurhakaan.
55
53
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 2, 164.
54
Alquran, 45:5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
Dalam redaksi lain, bentuk istifham inka ri dari redaksi
ya’qilun. Allah SWT mendeskripsikan kebodohan mereka melalui ayat berikut :
Dan perumpamaan orang-orang yang menyeru orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan
saja. Mereka tuli, bisu dan buta, Maka oleh sebab itu mereka tidak mengerti.
56
Dalam ayat ini, Allah menyerupakan orang-orang yang tidak menggunakan akal tidak mau berpikir dan indera yang telah diberikan oleh
Allah seperti halnya binatang. Quraish Shihab menjelaskan bahwa maksud perumpamaan orang yang
menyeru orang-orang kafir kepada kebenaran adalah seperti penggembala yang berteriak. Rasul atau para juru dakwah diibaratkan dengan penggembala, sedang
para pengikut tradisi yang usang itu seperti binatang. Mereka yang diajak itu sama dengan binatang. Keduanya mendengar suara panggilan dan teriakan tetapi tidak
memahami atau tidak dapat memanfaatkan suara panggilan itu.
57
Disini orang- orang kafir itu diibaratkan dengan penggembala dan tuhan-tuhan yang mereka
sembah diibaratkan serupa dengan binatang-binatang.
58
Orang-orang kafir yang mempertahankan tradisi usang itu pada hakikatnya tuli, tidak memfungsikan alat pendengar mereka sehingga mereka tidak dapat
mendengar bimbingan. Bisu artinya tidak memfungsikan lidah mereka sehingga
55
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol.12, 340.
56
Alquran, 2:171.
57
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, 460.
58
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
mereka tidak dapat bertanya dan berdialog, dan buta tidak memfungsikan mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah, dan
akhirnya mereka tidak dapat menggunakan alat-alat itu untuk mendengar, melihat, dan berpikir sesuai dengan yang dikehendaki Allah ketika menganugerahkannya,
dan dengan demikian mereka tidak dapat menggunakan akalnya yakni tidak ada kendali yang menghalanginya melakukan keburukan, kesalahan, dan mengikuti
tradisi orang tua walau mereka sesat atau keliru.
59
Melalui firman berikut, Allah SWT medeskripsikan orang-orang yang menentang kebenaran dari kelompok Ahli kitab :
Dan apabila kamu menyeru mereka untuk mengerjakan sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka
benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.
60
Dalam tafsir al-Misbah, surat al-Maidah ayat 58 menyebutkan salah satu contoh pelecehan dan olok-
olok, yakni apabila mu‟adzin menyeru untuk sholat, yaitu mengumandangkan adzan atau mengajak mereka sholat, mereka
menjadikannya bahan ejekan dan permainan karena mereka adalah kaum yang tidak mempergunakan akalnya.
61
Tentu saja, orang yang menghina panggilan salat dan ajakan untuk berdiri di hadapan Allah bahkan mereka kemudian
menjadikannya sebagai ejekan dan permainan adalah orang yang tidak berakal.
62
Dengan demikian, Orang yang menggunakan akalnya niscaya mereka akan menghormati keyakinan dan kepercayaan orang lain walau tidak seagama dengan
59
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 1, 460-461.
60
Alquran, 5:58.
61
Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol. 3, 169.
62
Qard}awi, Al- Qur’an Berbicara, 25.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
mereka, apalagi ini adalah adzan, ajakan untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Apabila mereka mau menggunakan akal niscaya mereka akan menemukan
bahwa memanggil dengan suara merdu dan kata-kata indah yang menyentuh hati dan pikiran jauh lebih baik dari pada memanggil dengan lonceng atau
semacamnya. Seandainya mereka menggunakan akal niscaya mereka akan menemukan hikmah dan rahasia yang dikandung panggilan itu, dengan
menggunakan akalnya manusia dapat menambah Iman dan taqwanya kepada Allah SWT. karena tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah
kepada Sang Pencipta.
2. Naz}ara