46 kompetensi inti 3 dan 4 KI-3 dan KI-4, sedangkan lembaran secara terpisah
mendeskripsikan kompetensi inti 1 dan 2 KI-1 dan KI-2 Kunandar, 2013: 337. Pelaporan penilaian hasil belajar menampilkan rekapitulasi. Kunandar
2013, 338 menjelaskan bahwa rekapitulasi nilai merupakan rekap kemajuan peserta didik oleh guru, yang berisi informasi tentang pencapaian kompetensi
peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1 semester. Rekapitulasi nilai meliputi nilai ini meliputi KD, nilai-nilai remidial serta nilai pengayaan. Nilai tiap
KD diperoleh dari nilai proses dan nilai akhir. Rekap nilai diperlukan sebagi alat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa, sehingga mengetahui siswa
yang memerlukan program remidial. Nilai yang tertulis adalah nilai setiap KD dari tiap-tiap aspek penilaian. Khusus KD pada KI-1 dan KI-2 mengenai aspek sikap
berupa spiritual dan sikap sosial berisi dalam bentuk deskripsi profil sikap peserta secara holistik untuk satu semester.
B. Isu-isu Kebijakan
Perubahan kurikulum yang terjadi mengakibatkan adanya isu-isu yang timbul dari anggapan masyarakat, akademisi maupun pemerintah. Isu kebijakan
pada penelitian ini meliputi isu-isu baik menyangkut aspek secara luas maupun
aspek secara khusus. 1.
Isu Perubahan Kebijakan
Perubahan kebijakan yang terjadi pada bergantinya Kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 merupakan suatu hal yang logis. Perubahan tersebut bukan
hanya sekedar tradisi pemerintah ketika terjadi perubahan pemerintahan, tetapi terdapat hal-hal yang menuntut dunia pendidikan Indonesia memperbarui
47 kurikulum yang lama. Alasan yang global mengenai perubahan kurikulum yakni
tuntutan kehidupan di masa mendatang dengan selalu adanya perkembangan globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju, adanya
pasar bebas di Asia Tenggara yang menuntut industri kreatif agar berkembang. Tidak hanya itu saja, tantangan masa depan mengenai ilmu pengetahuan yang
mengharuskan kita agar berfikir kritis dan jernih terhadap gejala-gejala di masyarakat. Gejala sosial dalam negeri juga menjadi introspeksi bagi pendidikan
nasional. Gejala-gejala sosial yang berkaitan dengan pendidikan misalnya perkelahian antar pelajar, narkoba, plagiarisme dan kecurangan dalam ujian.
Isu-isu permasalahan yang lebih khusus pada pendidikan nasional yaitu adanya kelemahan-kelemahan di kurikulum KTSP. Sholeh Hidayat 2013: 120-
121 menjelaskan menjelaskan beberapa kelemahan diantaranya: a.
Konten kurikulum yang terlalu padat. Hal ini ditunjukkan masih banyaknya mata pelajaran dan terlalu banyak dan materi yang terlalu luas pula. Tidak
hanya itu, tingkat kesukaran materi yang melampaui tingkat perkembangan usia siswa.
b. Kurikulum KTSP belum sepenuhnya berbasis kompetensi yang sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. c.
Kompetensi belum menggambarkan secara kuat ranah sikap, keterampilan dan sikap.
d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan seperti pendidikan karakter,
pembelajaran aktif, keseimbangan softskills dan hardskills belum terakomodasi dalam kurikulum.
e. Kurikulum dirasa belum peka terhadap perubahan sosial yang terjadi.
48 f.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran secara rinci sehingga membuat banyak penafsiran yang bervariasi dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. g.
Standar penilaian belum mencerminkan pada penilaian berbasis kompetensi proses dan hasil dan belum ada ketegasan yang menuntut remidiasi secara
berkala. h.
Muatan kurikulum memerlukan dokumen yang lebih rinci agar tidak menimbulkan beragam tafsiran.
Selain kelemahan-kelemahan Kurikulum KTSP diatas, adapun kajian mengenai kesenjangan kurikulum yang ditinjau dari kompetensi lulusan, materi
pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan dan pengelolaan kurikulum. Identifikasi mengenai kesenjangan kurikulum yaitu
perbandingan kondisi saat ini dengan kondisi ideal. Kesenjangan kurikulum ditunjukkan pada tabel 4 berikut Uji Publik Kurikulum 2013, 2012:
Tabel 4.Tabel Kesenjangan Kurikulum.
Kompetensi Saat Ini Kompetensi Ideal
A. Kompetensi Lulusan