Islamic Art and Spirituality 1987
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 56
kaitannya kesenian dengan spritualitas, khusunya Islam. Mengingat ia adalah seseorang yang lahir dari latar belakng keluarga Islam.
Ia menjelaskan bahwa seni Islam bukan lahir sepenuhnya karena yang membuat adalah seorang muslim. Seni Islam lahir dan bersumber dari
al- Qur‘an dan al-H{adith. Kedua sumber tersebut tersebut kemudian
diejewantahkan pada berbagai macam seni. Seni Islam yang beranekaragam ini muncul karena penerima kedua sumber tersebut dari belahan dunia yang
berbeda-bedan, namun tetap diilhami oleh kedua sumber Islam tersebut. Salah satu yang ia gambarkan dalam buku ini adalah seni arsitektur. Berikut ini dua
H {adith yang ia gunakan untuk menggambarkan seni tersebut.
24
اًروُهَطَو اًدِجْسَم ُضْرَأا يِل ْتَلِعُج
.
Tanah dijadikan untukku sebagai masjid dan sarana pembersih.
25
Dari dua H {adith tersebut ia ingin menggambarkan bahwa masjid bukan
hanya sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai tempat menundukkan diri. Masjid sebagai tempat menghadap Tuhan yang mana tempat tersebut
perluasan ruang alam yang suci. Dibentuk sesuai dengan sifat ibadah manusia yang sangat penting ditunaikan. Ibadah manusia bukan berarti manusia
sebagai mkhluk yang kalah, melainkan manusia sebagai khalifatullah di muka
bumi.
26
Dalam buku ini ia menjelaskan sebagai berikut:
24
Terjemah dari buku—Seyyed Hossein Nasr, Spritualitas dan Seni Islam, terj, Sutejo
Bandung: Mizan, 1993, 50.
25
Abu ‘Abdullah Muh{ammad ibn Isma‘il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al- Jufi al-Bukhari.
Kitabu al-s{alatu, di dalam Al-Jami al-S{ah{ih{, No. 427, didalam http:hadith.al-islam.comPage.aspx?pageid=192BookID=24PID=429 Selasa, 11
Juli 2017, 11.35
26
Ibid., 51.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 57
Nabi Muhammad saw. Pertama kali menunaikan shalat didepan Singgansana Tuhan al-‘arsy sebelum beliau mengerjakan shalat di atas tanah farsy yang dalam
bahasa Arab dan Persia sering diperbandingkan dengan ‘Arsy dan, dengan
penyucian kembali farsy sebagai refleksi ‘Arsy,
mengembalikan bumi ke
kondisi primordialnya sebagai cermin dan pantulan surga. Penyucian kembali tanah dengan tindakan
sujud Nabi Muhammad saw. Itulah, yang memberikan makna baru bagi tanah dan permadani yang
menutupinya. Permadani, apakah berwarna polos putih atau penuh dengan
pola-pola geometris,
arabeska, dan
hiasan-hiasan, menggambarkan surga dan memungkinkan seorang muslim melewatkan
sebagian besar waktunya di atas permadani itu, untuk memahami kesucian tempat dia duduk serta menyatu di dalamnya ketika
mengerjakan ibadah shalat.
27
Dari penjelasan tersebut ia ingin mengatakan bahwa dengan bersujud ke bumi shalat dapat mengembalikan manusia dan alam ke keadaan semula,
yaitu dalam keselarasan dan kesucian primordial. Ini menjadi bukti bahwa disetiap seni Islam terdapat nilai-nilai spiritualitas yang bersumber dari
al- Qur‘an dan al-H{adith.