Banjir Bandang Garut Krisis Lingkungan di Indonesia
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 28
melanda 6 kecamatan yaitu Garut Kota, Bayongbong, Karangpawitan, Tar- aging Kidul, Taragong Kaler, dan Banyuresmi.
18
Banjir ini merupakan banjir bandang terbesar dalam sejarah kabupaten tersebut. Direktur WALHI Jawa Barat, Dadan Ramdan menceritakan kepada
tim VOA bahwa sebenarnya Kota Garut berada di sebuah cekungan. Sungai Cimanuk berada tepat di pusat cekungan tersebut, dengan puluhan sungai kecil
yang memasok airnya. Sungai-sungai kecil ini berhulu di gunung-gunung yang mengelilingi Garut, di mana hutan sudah rusak dan tanah tidak mampu
menahan air. Dikatakan bahwa daerah-daerah yang sebelumnya berfungsi sebagai daerah tangkapan air, kini sudah berubah fungsi.
19
Hal ini dapat dilihat dari laporan analisis yang disampaiakan LAPAN bahwa:
Analisis perubahan penggunaanpenutup lahan di wilayah DAS Cimanuk Hulu dilakukan berdasarkan data Landsat tahun 2003 dan tahun 2015. Jenis
penggunaanpenutup lahan yang diklasifikasi adalah hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, sawah, lahan pertanian kering, pertanian lahan kering,
lahan terbuka, dan permukiman. Hasil estimasi luas penggunaanpenutup lahan di DAS Cimanuk Hulu pada tahun 2003 dan 2015 terlihat adanya penurunan
luas hutan primer dan sekunder dalam kurun waktu 12 tahun. Hutan primer diestimasi berkurang seluas 11.807 Ha, sedangkan hutan sekunder berkurang
sekitar 12.144 Ha. Luas sawah juga diestimasi berkurang yaitu sekitar 4.749 Ha. Sementara itu jenis penggunaanpenutup lahan yang cenderung meningkat
luasnya dalam periode tahun 2003
– 2015 adalah perkebunan, lahan pertanian kering, permukiman, dan lahan terbuka. Peningkatan yang cukup tinggi adalah
pada lahan pertanian kering yaitu meningkat sebesar 13.767 Ha. Lahan untuk permukiman meningkat sekitar 4.355 Ha, sedangkan lahan terbuka mengalami
peningkatan sekitar 7.780 Ha. Perluasan lahan pertanian sebagian besar terdapat pada daerah Selawi, Kersamanah, Malangbong, Leles,Wanaraja,
Cicedug, dan Cikajang. Selain itu, wilayah yang mengalami peningkatan permukiman diantaranya yaitu di Banyuresmi, Wanaraja, Karangpawitan,
18
BNPB, “Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual”, dalam Info Bencana, September,
2016, 3.
19
Nurhadi Sucahyono, “Kerusakan Lingkungan Penyebab Bencana di Garut”, http:www.voaindonesia.comaakerusakan-lingkungan-penyebab-bencana-di-
garut3520523.html Minggu, 19 Maret 2017, 20.00
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 29
Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Kota Garut, Bayongbong, Samarang, dan Pasirwangi.
20
Perubahan fungsi lahan tersebut mengakibatkan permasalahan- permasalahan lingkungan yang juga menyebabkan terjadinya banjir. Di
antaranya, degradasi fungsi DAS, terutama penurunan fungsi resapan air, peningkatan erosi, limpasan permukaan dan debit sungai, longsor, penurunan
luasan penutupan lahan, dan penurunan biodiversitas baik di atas maupun di bawah permukaan tanah.
21
Selain itu masih ada dampak lain yang disebabkan alih fungsi lahan khususnya hutan, Pembukaan lahan dapat menyebabkan
berubahnya kandungan bahan organik, kehidupan organisme tanah dan akhimya berpengaruh pada struktur tanah baik di lapisan atas maupun lapisan
bawah. Kerusakan stuktur tanah akan berdampak terhadap penurunan makroporositas tanah dan lebih lanjut akan diikuti penurunan laju infiltrasi
permukaan tanah dan peningkatan limpasan permukaan. Kerusakan tanah yang demikian akan menyebabkan berubahnya pola aliran air di dalam sistem
tata guna lahan.
22
Pada kasus banjir di Garut, dapat dilihat bahwa daerah hulu yang dulunya merupakan daerah resapan dan tangkapan air kini telah banyak
mengalami alih fungsi lahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari tabel dan peta perubaha lahan dibawah ini.
20
LAPAN, Analisa Banjir Bandang Berdasarkan Data Satelit Penginderaan Jauh Di
Kabupaten Garut-Provinsi Jawa Barat Tanggal 20 September 2016 Jakarta: Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Deputi Bidang Pengnderaan Jauh, 2016, 5.
21
Bistok Hasiholan Simanjuntak, “Studi Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Lahan Pertanian”,
Agric, Vol.18, No.1, Juli 2005, 87.
22
Ibid., 88.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 30
Sumber: LAPAN : PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DEPUTI BIDANG PENGNDERAAN JAUH