PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY

OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

ACADEMIC YEAR 2014/2015

By

LIA RESTIANA

This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA

DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

LIA RESTIANA

Penelitian ini berlatar belakang dari sedikitnya kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiliki anak di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-Experimental

dengan Desain One Grup Pretest-Posttes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi, instrument penelitian menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang dan analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar, dibuktikan dengan adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu sebanyak 7 kosakata per hari.


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACTIVITY USING THE PICTURE STORY BOOK A MEDIA FOR INCREASE THE BASIC VOCABULARY

OF CHILDREN IN GROUP B TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

ACADEMIC YEAR 2014/2015

By

LIA RESTIANA

This research based of children in group B TK Dharma Wanita Pringsewu have a little basic vocabulary. This study aims is to know impact of using picture story book to increase basic vocabulary of children. The study method used Pre-Experimental research with design One Group Pretest-Posttest. Sampling technic used was saturated sampling. Technic data collection used observation technic and documentation, research instrument observation paper or observation guidance. Technic analysis data used tabel cross tables and analysis test simple linear regression analysis. The study results showed that there was an impact between study activity by using picture story book to increase basic vocabulary evidenced with the increasing basic vocabulary as much 7 vocabulary in a day of children group B TK Dharma Wanita Pringsewu.


(4)

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR ANAK

KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh LIA RESTIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Lia Restiana dilahirkan di RT/RW I, Kecamatan Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 8 Januari 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Paino Aristanto dan Ibu Warsiyem. Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Dharma Wanita Pringsewu, Kecamatan Pringsewu Selatan, Kabupaten Pringsewu ditamatkan pada tahun 1999, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu ditamatkan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Pringsewu, Kabupaten Pringsewu diselesaikan pada tahun 2008, dan menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Pringsewu pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG PAUD melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN), Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti lembaga kemahasiswaan di HIMAJIP FKIP sebagai sekretaris bidang kaderisasi pada periode 2012-2013. Pada tahun akademik 2014/2015, penulis mendapatkan beasiswa PPA.


(9)

MOTO

“Man Jadda Wa Jadda”

Siapa yang bersungguh-sungguh

pasti akan berhasil”

(Al-hadits)

Di

balik kemudahan pasti ada doa yang selalu mengiringinya”

“Berusahalah dan

yakin pada diri sendiri bahwa Anda bisa karena keberhasilan

dapat tercapai jika ada k

eyakinan dalam diri setiap individu”


(10)

i PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim…

Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SAW beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku

kepada:

Mamakku tercinta (Warsiyem)

Yang sudah membesarkanku penuh dengan kasih sayang dan kesabaran, yang telah mendidikku hingga menjadi seperti sekarang, yang bekerja membanting tulang dan selalu memberikan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, yang

tidak pernah lelah untuk selalu memberikan do’a, dan nasihat. Bapakku tersayang (Paino Aristanto)

Yang telah menjadi sosok seorang ayah yang aku kagumi, selalu mengingatkanku untuk hal-hal yang baik, bekerja membanting tulang yang tida ternilai harganya, dan

selalu memberikan motivasi untuk menggapai cita-citaku. Adik-adikku (Ayu Novitasari & Sidiq Bagas Apriyansah)

Yang selalu memberikan motivasi dalam setiap senyuman dan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, terimakasih.

Teman-teman Angkatan 2011

Yang selalu memberikan mot ivasi, senyum dan semangat untuk terus berjuang dalam menyelesaikan studi ini, terimakasih.

Serta

Almamater tercinta Universitas Lampung

Sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati diriku kelak


(11)

i SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku Gambar Bercerita terhadap Peningkatan Kosakata Dasar Anak Usia Dini di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PG-PAUD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta. 3. Ibu Ari Sofia. S. Psi. MA. Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.

4. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik atas jasanya baik tenaga dan pikiran yang


(12)

ii tercurahkan untuk bimbingan, masukan, kritik dan saran yang diberikan dengan sabar dan ikhlas di sela kesibukannya dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M. Pd., selaku Pembimbing II atas jasanya dalam memberikan masukan, kritikan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-saran dan masukan guna perbaikan dalam penyusunan dan kelancaran skripsi ini.

7. Bapak/ibu Dosen dan Staf Karyawan PG-PAUD, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

8. Ibu Sri Handayani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu yang telah memberikan izin dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

9. Dewan guru TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu yang telah bersedia menjadi teman sejawat, membantu dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

10. Kedua orang tuaku tercinta (Paino Aristanto & Warsiyem) yang tak henti menyayangiku, memberikan do‟a, dukungan, semangat serta senantiasa menantikan keberhasilanku.

11. Adik-adikku (Ayu Novitasari & Sidiq Bagas Apriyansyah) yang selalu memberikan senyuman kebahagiaan.


(13)

iii 12. Sahabat seperjuangan (Yekti Akilasari, Sira Difatiguna, Febri Lianti, Revina Rizqiyani, Sutri Meilani, Oktami Dewi dan Bagas Oktaris Novia) yang telah memberikan senyum, motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 13. Teman yang selalu membantu dan ada bersamaku terimakasih telah

menemani selama ini dikala susah & senang.

14. Teman-teman seperjuangan (Puput, Mesi, Ninda, Mbak Ros, Dwi P, Elda, Elvira, Ayu, Heni O, Intan, Agy, Dwi L, Tiara, Dian, Cindy, Ratna, Dinda, Awanda, Umay, Nur, Aini, Kiki, Riri, Suci, Wahyuni, Yunia, Najjati, Mbak Wahyu, Dwi M) terimakasih telah menjadi teman yang terbaik.

15. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2011 kelas A dan B yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.

16. Teman-teman HIMAJIP (Riris, Kak Sainer, Kak Dayat, Mbak Septi, Mbak Efril, Mbak Wela, Rizki Anggara, Umam, Odin, Fiknon, Kak Sofyan, Rina, Arif) yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi.

17. Teman-teman KKN dan PPL di Desa Lintik Kec. Krui Selatan Kab. Pesisir Barat 2014 (Lala, Atika, Tiwi, Dila, Cindi, Ratna, Ade, Thomas dan Fikri). 18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis,

Lia Restiana NPM 1113054030


(14)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah dan Permasalahan ... 7

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

II. KAJIAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar ... 10

1. Teori Kontruktivisme ... 10

2. Teori Behaviorisme ... 11

B. Pengertian Belajar ... 12

C. Aktivitas Belajar ... 13

D. Perkembangan Bahasa ... 14

1. Pengertian Kosakata Dasar Anak Usia Dini ... 16

2. Jenis-jenis Kosakata Dasar Anak Usia Dini ... 17

E. Media Pembelajaran ... 18

1. Macam-macam Media Pembelajaran ... 19

2. Pengertian Buku Gambar Bercerita ... 22

3. Manfaat Buku Gambar Bercerita ... 23

4. Kekurangan Buku Gambar Bercerita ... 24

5. Langkah-langkah Menggunakan Buku Gambar Bercerita ... 25

F. Penelitian Terdahulu ... 26

G. Kerangka Pikir ... 27

H. Hipotesis Penelitian ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 30

1. Metode Penelitian ... 30


(15)

ii

B. Prosedur Penelitian ... 31

1. Tahap Persiapan ... 31

2. Tahap Pelaksanaan ... 31

3. Tahap Pengumpulan... 31

4. Tahap Akhir ... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

1. Tempat Penelitian ... 32

2. Waktu Penelitian ... 32

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel Penelitian... 33

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 33

1. Variabel Penelitian ... 33

2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 35

1. Teknik Pengumpulan Data ... 35

2. Instrumen Penelitian ... 36

G.Teknik Analisis Data ... 37

1. Analisis Tabel ... 37

2. Analisis Uji Regresi Linier Sederhana ... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 40

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 42

a. Aktivitas Belajar ... 43

b. Peningkatan Kosakata Dasar ... 45

3. Analisis Tabel Silang ... 46

4. Pengujian Hipotesis ... 47

B. Pembahasan Penelitian ... 50

1. Peningkatan Kosakata Dasar Anak yang Diberi Perlakuan Menggunakan Media Buku Gambar Bercerita ... 50

V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(16)

i DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ... 32 2. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar ... 44 3. Rekapitulasi Peningkatan Kosakata Dasar ... 45 4. Tabel Silang Antara Aktivitas Belajar dan Peningkatan Kosakata Dasar 47 5. Hasl Analisis Regresi Linier Sederhana ... 50


(17)

i DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 20

2. Kerangka Pikir ... 29

3. Desain One Grup Pretest-Posttes ... 30

4. Rekapitulasi Peningkatan Kosakata Dasar Sebelum dan Sesudah ... 52


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 ayat 1 berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan persyaratan untuk mengikuti Pendidikan Dasar”. Selanjutnya pada Bab 1, pasal 1, butir 14, ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak, di antaranya mengembangkan semua aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya tanpa mengalami hambatan. Anak usia dini juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dalam menanganinya harus dilakukan secara berbeda pula.


(19)

2

Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2003 meliputi aspek nilai-nilai dan moral agama, fisik motorik, bahasa, kognitif dan sosial emosional. Kelima aspek ini sangat penting untuk dikembangkan sejak dini, salah satunya adalah aspek perkembangan bahasa. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, selain itu dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan ide (gagasan) yang dimiliki.

Upaya meningkatkan kemampuan kosakata dasar anak dapat dilakukan melalui pemberian stimulus sejak usia dini. Melalui upaya stimulasi, diharapkan kreativitas atau keterampilan anak dalam berbahasa akan semakin berkembang dengan baik, kosakata anak pun akan semakin meningkat. Dalam berkomunikasi anak memerlukan perbendaharaan atau kosakata yang banyak dan luas, agar anak dapat mengungkapkan apa yang anak inginkan dan perkataannya dapat di mengerti oleh orang lain.

Kosakata merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain atau masyarakat. Menurut Hurlock kosakata yang dimiliki pada anak usia 5-6 tahun sebanyak 2000 kata atau lebih. Ketika anak memasuki sekolah kosakata mereka akan bertambah dengan sendirinya karena di sekolah anak lebih banyak mendengar kata-kata baru dari teman sebaya maupun guru. Kosakata anak dapat ditingkatkan dengan memberikan rangsangan, seperti pemberian media pada saat proses pemberian informasi kepada anak. Selain itu kita perlu membenarkan kata-kata yang diucapkan


(20)

3

anak ketika mereka mengucapkanya dengan tidak jelas atau tidak benar, media dapat digunakan dalam melatih atau mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak.

Media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam menyampaikan materi kepada anak. Selain itu dalam proses belajar mengajar media juga dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak. Selain perkembangan bahasa, media juga dapat meningkatkan keempat aspek perkembangan anak yang lainnya meliputi perkembangan nilai-nilai dan moral agama, fisik motorik, kognitif dan sosial emosional.

Buku gambar bercerita dapat digunakan untuk meningkatkan kosakata dasar anak, karena dengan menggunakan media buku gambar bercerita anak akan tertarik dengan gambar, warna dan bentuk dari isi buku gambar tersebut, sehingga rasa ingin tau anak akan meningkat.

Pada dasarnya orang tua menginginkan anaknya agar dapat berkomunikasi dengan baik dan benar. Selain itu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan orang lain seperti pertanyaan sederhana seperti, “Namanya siapa?”, “Adik mau pergi kemana?”, dan lain sebagainya. Dalam Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2003, memiliki pelafalan yang benar pada saat mengucapkan kata, dapat menuangkan idenya dengan kalimat-kalimat yang benar, itu semua merupakan standar aspek perkembangan bahasa yang harus dimiliki oleh anak.


(21)

4

Kenyataannya yang terjadi di lapangan ada beberapa anak mempunyai kosakata yang tidak jelas atau tidak dapat dipahami oleh orang lain. Selain itu ada juga anak yang belum bisa mengekspresikan idenya melalui kalimat yang baik dan benar, namun hanya dengan gerakan atau kata-kata yang sederhana, ada pula anak yang belum bisa menyusun kata menjadi kalimat yang utuh, diam saja ketika ditanya dan lain-lain. Hal tersebut membuat orang tua khawatir dengan perkembangan anak bahkan ada orang tua yang menyalahkan anaknya ketika anak tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang tuannya dengan kalimat atau kata-kata yang benar.

Kesalahan-kesalahan di atas bukan murni kesalahan anak tetapi bisa dari kesalahan cara mengajar guru di sekolah yang disebabkan karena media dan metode yang digunakan dalam mengenalkan itu semua monoton dan membuat anak merasa bosan. Pada saat proses belajar mengajar terjadi guru hanya menggunakan alat bantu seadanya dan hanya menjelaskan saja tanpa menggunakan media atau Alat Permainan Edukatif (APE) yang menarik, sehingga anak hanya bisa menyimak perkataan yang dijelaskan oleh guru tanpa anak itu mengetahui gambar atau bentuk yang sesungguhnya. Hal tersebut yang membuat anak cepat lupa dengan kata-kata baru yang disampaikan, beda halnya lagi ketika menggunakan media yang menarik, anak akan mudah mengingat pembelajaran yang ada dan kosakata dasar anak pun akan bertambah ketika anak melihat gambar atau sesuatu benda yang menarik baginya.


(22)

5

Pada TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu kelompok B Tahun Pelajaran 2014/2015, anak belum mempunyai banyak kosakata atau perbendaharaan kata, yang dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kosakata yang disebutkan (kata-kata umum dan khusus), anak belum bisa menceritakan aktivitas yang dilakukan sebelum berangkat ke sekolah dan mengulangi/ melanjutkan cerita yang telah didengar, belum bisa menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

Hasil observasi dalam kegiatan bercerita terdapat 9 anak sangat aktif (menceritakan kegiatan mereka sebelum berangkat ke sekolah, 8 anak aktif (ketika namanya dipangil), 3 anak belum aktif dan 10 anak tidak atif. Pada saat menjawab pertanyaan terdapat 4 anak sangat aktif (selalu menjawab pertanyaan), 9 anak aktif (selalu menjawab pertanyaan namun ragu-ragu), 16 anak belum aktif (kadang-kadang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan) dan 1 anak tidak aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Anak hanya dapat menjawab dengan kata-kata yang sederhana dan ada pula anak yang mengalami kesulitan dalam menggabungkan kata-kata ke dalam kalimat.

Selain itu ada beberapa anak yang belum mengenal kata-kata umum dan khusus seperti kata (benda, kerja, sifat, keterangan kata ganti, warna, waktu, uang, dll). Kata benda yang pada umumnya belum dikenal anak merupakan benda-benda yang belum pernah mereka lihat atau belum mereka pahami seperti nama-nama alat kedokteran, nama-nama hewan, dll. Anak juga belum bisa menggunakan kata sifat seperti sombong, iri, baik hati, ramah, dll. Hasil observasi terdapat 4 anak yang dapat menyebutkan >25 kata, 8 anak yang


(23)

6

dapat menyebutkan 16-25 kata, 17 anak dapat menyebutkan 6-15 kata dan 1 anak hanya dapat menyebutkan <6 kata. Jadi dapat disimpulkan bahwa kosakata dasar atau perbendaharaan kata yang dimiiki anak di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu masih sedikit.

Untuk meningkatkan kosakata dasar anak dapat menggunakan media buku gambar bercerita dalam proses belajar mengajar. Secara tidak langsung media buku gambar bercerita ini dapat mempengaruhi anak untuk menggali pengetahuannya yang membuat rasa ingin tahu anak pun meningkat dan akan menimbulkan beberapa pertanyaan yang ingin mereka ketahui jawabannya (terjadi komunikasi).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian adalah:

1. Kosa kata/ perbendaharaan kata yang dimiliki anak masih sedikit (belum mengenal semua kata-kata umum dan khusus).

2. Anak belum bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas.

3. Anak belum bisa menyusun kata menjadi kalimat yang utuh atau sederhana.

4. Anak belum bisa mengekspresikan idenya dalam bentuk kalimat.

5. Anak belum bisa menjawab pertanyaan, menceritakan aktivitas/ pengalamannya dan mengulangi atau melanjutkan cerita yang telah didengar.


(24)

7

6. Media dan metode yang digunakan monoton sehingga anak hanya diam saja.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis hanya membatasi pada aktifitas belajar dengan menggunakan media buku gambar bercerita meskipun terdapat media lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kosakata dasar anak usia dini.

D. Perumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Kosa kata /perbendaharaan kata yang dimiliki anak kelompok B masih sedikit.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat diperoleh permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B?

Dengan demikian judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku Gambar Bercerita terhadap Peningkatan Kosakata Dasar Anak Kelompok B Di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.


(25)

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatkan kosakata dasar kelompok B.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru dan calon guru dalam mengetahui keadaan anak dalam proses belajar mengajar khususnya penggunaan media buku gambar bercerita sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kosakata dasar anak. b. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang

ada sehubungan dengan media buku gambar bercerita. 2. Praktis

a. Manfaat Bagi Anak

1) Anak dapat menceritakan pengalamannya dan cerita yang telah didengar sebelumnya.

2) Kosakata yang dimiliki anak meningkat. b. Manfaat Bagi Guru

1) Guru dapat mengetahui cara meningkatkan kosakata pada anak usia dini.


(26)

9

2) Guru dapat lebih kreatif dalam menyediakan media atau Alat Permainan Edukatif (APE) dalam upaya meningkatkan kosakata dasar anak.

c. Peneliti

Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses belajar mengajar dangan menggunakan buku gambar bercerita.

d. Peneliti Lain

Dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita dan peningkatan kosakata dasar dalam konsep yang berbeda.


(27)

10

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Belajar

Teori belajar dapat diartikan dan diuraikan dalam beberapa butir pemikiran yang dilihat dari berbagai sudut pandang atau aliran yang berbeda, diantaranya:

1. Teori Kontruktivisme

Teori belajar dilihat dari sudut pandang teori konstruktivisme dapat diartikan dan diuraikan menurut beberapa tokoh atau ahli. Teori kontruktivisme ini diplopori oleh Piaget dan Vygotsky. Menurut Winasanjaya (2005: 118) konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam stuktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pendapat lain juga dikatakan oleh Lev Vygotsky dalam Nurani, Yuliani (2013:60) berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.

Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek semata, akan tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang di amatinya. Sehingga untuk membangun pengetahuan yang luas diperlukan sedikit demi sedikit


(28)

11

pengetahuan yang baru untuk melengkapi pengetahuan yang pernah diperoleh.

2. Teori Behaviorisme

Watson, Thorndike, dan Skinner adalah para ahli yang terkenal dan menganut teori behaviorisme. Menurut Nurani, Yuliani (2013: 55) masing-masing ahli yang menganut teori ini percaya bahwa perilaku dapat dibentuk dengan memberikan jawaban dalam bentuk kata-kata ataupun tindakan tertentu. Sedangkan menurut Muhammad, Fadlillah (2012: 110) istilah teori ini diambil dari kata behavior yang memiliki makna perilaku. Maksudnya adalah dalam teori ini tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan dari lingkungan.

Jadi belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami oleh anak dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru dan perubahan tingkah laku merupakan hasil dari pengalamannya.

Kesimpulan dari beberapa teori di atas perubahan yang ditunjukkan merupakan hasil dari pengalamannya, selain itu pengetahuan baru dapat dibangun berdasarkan pengalaman itu juga. Teori Konstruktivisme menjelaskan pengalaman sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu anak dapat belajar dan mengenal konsep yang diciptakan sendiri, sehingga anak dapat merangkai kata-kata menjadi kalimat dengan menggunakan kata-kata baru yang disisipkan agar kalimat tersebut


(29)

12

menjadi kalimat yang sempurna atau utuh. Sedangkan teori behaviorisme dapat digunakan untuk pembiasaan atau pengulangan secara terus menerus yang berhubungan dengan keterampilan dalam menggunakan kosakata.

B. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah lama dikenal, dan dapat ditemukan dalam berbagai sumber atau literatur. Bahkan banyak ahli yang mencoba mendefinisikan dan membuat tafsirannya sendiri tentang arti belajar itu sendiri, diantaranya oleh Abdillah dalam Aunurrahman (2012: 35) menyatakan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sardiman (2008: 21) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas, belajar dapat diartikan proses yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dari lingkungannya dan menghasilkan informasi yang baru, sehingga membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Proses yang kompleks atau usaha yang dilakukan, yang dapat menyebabkan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, baik pengetahuan ataupun tingkah laku dapat disebut juga pengertian dari belajar.


(30)

13

C. Aktivitas Belajar

Setiap individu memiliki aktivitas dalam belajar yang berbeda-beda. Aktivitas ini memiliki pengaruh pada hasil belajar setiap anak. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa kegiatan anak baik jasmani maupun rohani. Keberhasilan belajar anak ditentukan oleh aktivitas dalam merespon pada saat proses belajar mengajar terjadi seperti: bertanya, menjawab, bercerita, melakukan sesuatu (dalam kegiatan jasmani), dll. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman dalam Soemanto (2000:105) bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar.

Sedangkan ada beberapa pendapat para ahli mengenai aktivitas belajar diantaranya dikemukakan oleh Sardiman (2001: 93) menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah prinsip yang berorientasi pada pandangan jiwa lama dan modern. Sedangkan menurut Soemanto (2000: 104) aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak, baik berupa kegiatan jasmanai maupun kegiatan rohani yang menghasilkan suatu perubahan dan mendukung keberhasilan belajar, selain itu aktivitas belajar berorientasi pada pandangan jiwa lama dan moderen.


(31)

14

D. Perkembangan Bahasa

Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar anak usia dini yang perlu dikembangkan adalah pengembangan bahasa. Bahasa dapat berkembang sesuai dengan tingkatan usia yang dimiliki seseorang, semakin bertambah umur seseorang semakin baik bahasa yang dimiliki.

Menurut Brown (2008: 6) bahasa adalah keterampilan khusus yang kompleks, berkembang dalam diri anak-anak secara spontan, tanpa usaha sadar atau instruksi formal, dipakai tanpa memahami logika yang mendasarinya, secara kualitatif sama dalam diri setiap orang, dan berbeda dari kecakapan-kecakapan lain yang bersifat lebih umum dalam memproses informasi atau berprilaku secara cerdas.

Keterampilan dalam berbahasa seseorang dapat meningkat, semakin bertambah pengalamannya maka semakin banyak penguasaan kosakata. Bahasa juga berkembang secara sepontan ketika anak sedang berkomunikasi dengan orang lain pengetahuannya pun akan bertambah.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Vygotsky dalam Susanto Ahmad (2012: 73) bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berfikir. Bahasa memungkinkan anak untuk dapat menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan anak untuk berkomunikasi dengan masyarakat selain itu juga dapat digunakan untuk berfikir (memecahkan masalah).

Kesimpulanya bahasa adalah keterampilan dalam berkomunikasi (mengekspresikan ide), berkembang secara sepontan di dalam diri anak dan menghasilkan pengetahuan yang baru yang digunakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat.


(32)

15

Para ahli berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa kemampuan apa-apa dan lingkunganlah yang berpengaruh dalam hal tersebut.

Menurut Brown (2008: 28) menyatakan pandangannya bahwa anak-anak lahir dengan tabula rasa, sebidang papan tulis bersih tanpa pemahaman tertentu tentang dunia dan bahasa, anak-anak itu kemudian dibentuk oleh lingkungan mereka pelahan-lahan dikondisikan melalui berbagai dorongan terprogram. Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan.

Ketika anak memiliki kecerdasan tetapi tidak dipergunakan maka tidak akan berkembang, sama halnya ketika anak memiliki kecerdasan dalam berbahasa ketika tidak sering dipergunakan maka bahasa anak tidak akan berkembang. Lingkungan sangat berperan dalam mengembangkan bahasa anak. Anak tidak sekadar meniru bahasa yang mereka dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan yang ada maka dari itu anak perlu mendapatkan model pembelajaran bahasa sejak dini. Jadi bahasa bukan merupakan bawaan dari dalam diri anak melainkan dibentuk oleh lingkungannya.

Menurut Sunarto & Agung Hartanto (2006: 139-140) ada 5 faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:

a. Umur Anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhan.

b. Kondisi lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi adil yang cukup besar dalam berbahasa.

c. Kecerdasan anak

Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikiran atau kecerdasan seseorang anak.


(33)

16

d. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa. e. Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini yang dimaksud kondisi kesehatan anak yang dapat mengganggu perkembangan ber4komunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.

Faktor-faktor perkembangan bahasa di atas dapat terlihat bahwa perkembangan bahasa anak selain dipengaruhi dari dalam diri terdapat juga faktor dari luar, seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi. Anak yang diasuh dengan kondisi lingkungan keluarga yang berkelainan (tuli dan bisu), maka anak tersebut secara tidak langsung akan terbawa kebiasaan keluarganya tersebut sehingga membuat anak menjadi tidak bisa berbicara dengan lancar.

1. Pengertian Kosakata Dasar Anak Usia Dini

Kosakata dapat disebut juga pembendaharaan kata yang terdapat dalam suatu bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat bergantung pada kuantitas serta kualitas kemampuan kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya atau semakin bagus kemampuan penguasaan kosakatanya maka semakin terampil pula dalam berbahasanya.

Menurut Soedjito (2009: 24) kosakata atau perbendaharaan kata diartikan sebagai:

a. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.

b. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis. c. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan

d. Daftar kata yang disusun seperti kamus serta penjelasan secara singkat dan praktis.


(34)

17

Sedangkan dalam KBBI (Depdiknas, 2001:513) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan fikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Menurut Hurlock (1978: 186) dalam mengembangkan kosakata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi. Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih dari satu dan sebagian kata bunyinya hampir sama, tetapi memiliki arti yang berbeda, maka membangun kosakata jauh lebih sulit daripada mengucapkannya.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kata-kata yang dimiliki oleh seseorang untuk digunakan dalam berbahasa (berkomunikasi) baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan untuk menuangkan ide atau pendapat (perasaan), atau dapat diartikan kosakata dasar anak merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak untuk mengungkapkan perasaan dan ide yang dimiliki. Penguasaan kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang dalam berbahasa.

2. Jenis-Jenis Kosakata Dasar Anak Usia Dini

Seiring dengan perkembangan dan pengalaman anak dalam berinteraksi (berkomunikasi) dengan lingkungannya, kosakata dasar anak usia dini dapat berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan kata-kata baru pun akan bermunculan. Menurut Musfiroh, Tadkiroatun (2005: 56) Secara garis besar, kata-kata tersebut meliputi nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), dan kata fungsi.


(35)

18

Sedangkan Menurut Hurlock (1978: 187) anak mempelajari dua jenis kosakata yakni kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Kosakata khusus terdiri atas kata arti spesifik yang hanya digunakan pada situasi tertentu, seperti berikut:

a. Kosakata Umum: Kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata perangkai dan kata ganti.

b. Kosakata Khusus: Kosakata warna, kosakata waktu, kosa kata uang, kosakata ucapan popular, kosakata sumpah, bahasa rahasia.

Kosakata dasar ini lah yang harus dimiliki oleh anak usia dini untuk mempermudah mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mengembangkan kreativitas dalam berbicara.

E. Media Pembelajaran

Media pembelajaran biasannya digunakan untuk membantu atau mempermudah dalam proses belajar mengajar (menyampaikan materi). Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely dalam Arsyad, Azhar (2007: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sedangkan menurut Muhammad, Fadlillah (2012: 206) media merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai saran perantara untuk menyampaikan sebuah pesan, supaya pesan yang diinginkan dapat tersampaikan.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar


(36)

19

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Seperti yang dikemukakan oleh Aqib, Zainal (2014: 50) media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsan terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa). Makna media pembelajaran lebih luas adalah alat peraga, alat bantu mengajar, media atau visual”.

Jadi media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam menyampaikan pesan atau materi dan merangsang terjadinya proses belajar mengajar yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

1. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar cukup bervariatif dan memiliki bentuk yang beranekaragam, membuat anak bersemangat untuk belajar atau bermain.

Menurut Fadlillah, Muhammad (2012: 211) macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga, sebagai berikut:

a. Media Audio

Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset.

b. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti poster, kartun, dan komik.

c. Media Audio Visual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar, seperti filem.


(37)

20

Sedangkan pendapat lain dikemukakan Edgar Dale dalam Aqib Zainal (2014: 49) klasifikasi 11 tingkat pengalaman belajar dari yang paling konkret sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman”, seperti pada gambar berikut:

Abstrak

Verbal Symbol Visual Radio Film

Verbal Tv Wisata Demonstras Partisipasi

Observasi Konkret Pengalaman langsuung

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Aqib, Zainal 2014: 49)

Dari gambar 1 di atas dapat disimpulkan bahwa anak belajar dari yang konkret atau nyata keabstrak. Berikut ini jenis-jenis dan karakteristik media menurut Aqib, Zainal (2014: 52), sebagai berikut:

a. Jenis Grafis (Simbol-simbol Komunikasi visual) 1) Gambar/foto

2) Sketsa 3) Diagram


(38)

21 4) Bagan 5) Grafik 6) Kartun 7) Poster 8) Peta

9) Papan flannel 10) Papan bulletin

b. Media Audio (dikaitkan dengan indra pendengaran) 1) Radio

2) Alat perekam

3) Multimedia (dibantu proyektor LCD), misalnya file program computer multimedia.

Sedangkan menurut Arsyad, Azhar (2011: 29-33) media pembelajaran dapat dibedakan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau reprentasi fotografik dan reproduksi, materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi cetak memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.

2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.

3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).

4) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.

5) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa. 6) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. b. Media hasil teknologi audio-visual

Media ini diterapkan dengan cara menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer

Media ini diterapkan dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.

d. Media gabungan teknologi cetak dan computer

Media ini berguna untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh computer.


(39)

22

Dari penjelasan diatas, media yang sering digunakan oleh guru pada umumnya adalah media hasil teknologi cetak seperti buku, majalah, LKS, koran, foto, gambar, dll. Media cetak seperti ini mudah untuk didapat dan tidak memerlukan biaya yang banyak untuk memperolehnya, namun pada penggunaanya harus disesuaikan dengan tingkatan usia anak tersebut.

2. Pengertian Buku Gambar Bercerita

Gambar dapat dipergunakan sebagai media dalam penyelenggaraan proses pendidikan sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar.

Menurut Nurgiyantoro, Burhan (2013:154) buku bergambar dapat menunjukkan pada pengertian yang beragam. Dalam pengertian sempit ia mungkin sekedar dilihat sebagai format buku bergambar, artinya buku-buku yang di dalamnya ada gambar-gambarnya, sedang pengertian luas ia dapat mencakup berbagai jenis buku bergambar seperti buku cerita bergambar, buku informasi, buku konsep, buku berhitung dan lain-lain.

Buku bergambar merupakan buku yang disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada anak-anak. Untuk anak TK dan anak usia SD kelas rendah, gambar berperan penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar lebih dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan memperkaya pengalaman dari cerita. Dengan demikian buku-buku anak-anak sebaiknya diperkaya dengan gambar, baik gambar sebagai alat penceritaan maupun sebagai ilustrasi.


(40)

23

Jadi buku gambar bercerita adalah buku yang disajikan dengan menggunakan teks dan gambar yang di dalamanya menggandung cerita tertentu dan memiliki perpaduan warna yang menrik.

3. Manfaat Buku Gambar Bercerita

Buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga mempengaruhi minat siswa untuk membaca.

Buku bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan buku bergambar siswa dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya cerita, serta situasi. Di samping itu menurut Mitchell dalam Nurgiyanto, Burhan (2013:159) menunjukkan beberapa hal tentang fungsi atau manfaat buku cerita bergambar atau buku gambar bercerita bagi anak sebagai berikut:

a. Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi.

b. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia.

c. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada dan pengembangan perasaan.

d. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan.

e. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan.

f. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi imajinasi.


(41)

24

Selain Nurgianto pendapat lain juga dikemukakan oleh Sri, Anitah (2009:8) manfaat media gambar antara lain:

a. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.

b. Banyak tersedia dalam buku-buku.

c. Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan. d. Relatif tidak mahal.

e. Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.

Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas dengan menggunakan buku bergambar anak dapat memberikan komentar atau reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda, dan tempat, warna yang ditampilkan, ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk perkembangan cerita dari awal hingga akhir. Dengan mengajukan dan menggali komentar anak, guru dapat memahami suatu bahasa mereka dan kebiasaan anak dalam bereaksi terhadap buku. Selanjutnya guru dapat membantu anak mempertajam kemampuan anak untuk mengekspresikan apa yang mereka perhatikan dan juga membantu cara mereka beraksi terhadap buku bergambar. Cerita dapat membantu anak memahami dunianya dan kemudian membicarakannya dengan pihak lain. Cerita dapat memotivasi, memperkaya perbendaharaan kata dan mudah diperoleh.

4. Kekurangan Buku Gambar Bercerita

Buku gambar bercerita selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kekurangan buku gambar bercerita (media gambar) menurut Sri, Anitah (2009:8-9), yaitu:


(42)

25

a. Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas besar. b. Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan

dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.

c. Tidak dapat menunjukkan gerak.

d. Anak tidak selalu mengetahui bagaimana membaca (menginterpretasikan) gambar.

Pendapat lain juga di kemukakan oleh Arif, Sadiman (2009: 31) kekurangan penggunaan media gambar sebagai media pendidikan, yaitu:

a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gamba/foto benda yang terlalu kompleks kurang ektif untuk kegiatan pembelajaran.

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Kesimpulanya kekurangan buku gambar bercerita antara lain ukuran (membuat anak kesulitan untuk memahaminya), dan objek yang tidak bisa bergerak. Ini dapat diatasi dengan membuat media buku gambar bercerita yang lebih besar dan juga terdapat variasi dalam menggunakannya agar lebih menarik bagi anak usia dini.

5. Langkah-langkah Menggunakan Buku Gambar Bercerita

Langkah-langkah dalam menggunakan buku gambar bercerita mirip dengan cara-cara dalam bercerita dengan menggunakan media gambar lepas dan gambar buku menurut Musfiroh, Tadkiroatun (2005: 145) sebagai berikut:

a. Pilihlah gambar yang bagus, sesuai dengan isi cerita, berukuran agak besar, dicetak dalam kertas yang relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik.

b. Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detil cerita yang dikandung oleh gambar dalam setiap lembarnya.

c. Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita. Gambar harus menghadap anak.


(43)

26

e. Gambar dalam posisi kiri atau didada, dan tidak menutup wajah guru.

f. Jika perlu, gunakan telunjuk untuk menunjuk objek tertentu dalam gambar demi kejelasan cerita, seperti menunjuk gambar binatang, pohon atau benda lain.

g. Sambil bercerita, perhatikan reaksi anak. Amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.

Kesimpulanya langkah-langkah di atas dapat diterapkan pada penggunan media buku gambar bercerita, baik buku gambar yang diperoleh secara membeli atau membuat sendiri.

F. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sri Astuti Nugraha, A.A. Istri Ngurah Marhaeni, Nyoman Tika tahun 2012/2013 dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Bercerita Dengan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Dan Sikap Mandiri Anak Kelompok A Tk Negeri Pembina Bangli Tahun Ajaran 2012/2013”, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan metode bercerita dengan media gambar secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan sikap mandiri anak sesuai indikator yang diharapkan.

Menurut Dian Utami Dewi, Muhamad Ali, Sutarmanto tahun 2013 dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Perolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1) Rencana pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada anak usia 5-6 tahun dalam IPKG 1 siklus 1 diperoleh 2,87 dan IPKG 2 Siklus 2 diperoleh 3,1. 2) Respon yang ditunjukkan oleh anak sangat baik, dengan ketertarikan mereka pada gambar yang ditayangkan


(44)

27

sehingga anak mampu mengulang/menyebutkan kata-kata pada slide kartun rata-rata berkembang sangat baik sebanyak 14 orang anak atau 66,7 % dari 21 orang anak sedangkan menceritakan kembali film animasi kartun yang ditonton sebanyak 13 orang anak atau 61,9 % dari 21 orang anak.

G. Kerangka Pikir

Kosakata dasar merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki anak untuk mengekspresikan ide dan perasaan mereka. Perbendaharaan yang dimiliki anak berupa kata umum dan khusus. Media pembelajaran merupakan alat untuk membantu guru dalam menyampaikan materi atau pembelajaran supaya mudah dipahami oleh anak.

Pada umumnya dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan media dan dalam menyampaikan informasi guru hanya menyampaikannya secara lisan kepada anak tanpa menunjukkan alat bantu berupa media. Selama proses pembelajaran guru lebih aktif bertindak sebagai pemberi informasi dan anak hanya menerima informasi dengan cara mendengarkan dan menyimak, sehingga anak cenderung tidak aktif di dalam kelas.

Pemahaman anak masih tergolong rendah sehingga setiap ada informasi atau kata-kata baru yang disampaikan anak tidak dapat mengingatnya lebih lama dan cenderung tidak bisa menggunakan kata-kata tersebut dikarenakan anak tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan (arti kata tersebut), hal tersebut membuat kosakata dasar anak tergolong masih rendah. Selain itu penggunaan dan pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kosakata dasar anak usia dini.


(45)

28

Salah satu media yang dapat meningkatkan kosakata dasar anak adalah media yang nyata atau kongkrit dan menyerupai bentuk asli atau bisa mewakili apa yang disampaikan seperti miniatur, gambar atau foto sehingga anak dapat dengan mudah memahami apa arti kata tersebut. Kosakata dasar anak akan meningkat apabila media yang digunakan menarik perhatian si anak sehingga anak akan merasa senang dan tidak bosan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Buku gambar bercerita adalah salah satu media yang dapat meningkatkan kosakata dasar anak. Dengan menggunakan media buku gambar bercerita tersebut anak akan aktif, mereka akan bertanya (berkomunikasi), suasana kelas tidak monoton dan dapat meningkatkan kosakata dasar anak. Secara tidak langsung media buku gambar bercerita ini akan mempengaruhi anak untuk mengetahui secara detail tentang informasi yang disampaikan (gambar yang ditampilkan atau ditunjukkan).

Kelebihan media buku gambar ini adalah dapat memberikan masukan bahasa kepada anak dalam arti dapat memerikan informasi tentang kata-kata baru dan dapat meningkatkan kosakata dasar pada anak. Selain itu buku gambar juga dapat merangsang pengelihatan anak (memberikan masukan visual) sehingga anak akan mengetahui kata benda beserta bentuknya dan dapat lebih mudah diingat oleh anak dikarenakan anak usia dini belajar dari yang kongkrit (nyata) ke abstrak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar d bawah ini:


(46)

29

Gambar 2. Kerangka Pikir

Keterangan:

X : Aktivitas Belajar Menggunakan Media Buku Gambar Bercerita Y : Kosakata Dasar Anak

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rumus Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.

2. Rumusan Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.


(47)

30

III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Design, menurut Sugiyono (2011: 109) dikatakan Pre-Experimental Design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh dan masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian Pre-Exsperimental menggunakan One Grup Pretest-Posttest. Pada penelitian ini, diberikan pre-test sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2011:110). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Desain One Grup Pretest-Posttest

X

O2


(48)

31

Keterangan:

O1 :Pre-Test diberikan sebelum menggunakan media BGB

X :Pemberian atau pengunaan media BGB (Buku Gambar Bercerita) O2 :Post-Test diberikan setelah menggunakan media BGB

B. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan kisi-kisi instrument penelitian, dapat dilihat pada Lampiran 3.

b. Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) menggunakan media buku gambar bercerita, dapat dilihat pada Lampiran 5.

c. Pembuatan lembar observasi/ pedoman observasi, dapat dilihat pada Lampiran 4.

d. Menyiapkan media berupa buku gambar bercerita, contoh media, dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pertemuan akan dilakukan 6 (enam) kali pertemuan

b. Lembar observasi/ pedoman observasi digunakan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan menggunakan media buku gambar bercerita.

3. Tahap Pengumpulan

a. Pengamatan pada pembelajaran konvensional menggunakan lembar observasi/ pedoman observasi


(49)

32

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan media buku gambar bercerita dan diamati dengan lembar observasi/ pedoman observasi.

4. Tahap Akhir

Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan instrument penelitian dan lembar observasi/ pedoman observasi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu, alamat Jl. Jendral Sudirman No.1 Pringsewu Kec.Pringsewu Selatan Kab.Pringsewu Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015, dari bulan Februari - Maret 2015 selama 5 minggu berturut-turut pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan selama 150 menit untuk setiap pertemuannya, dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kelompok Tangal Pertemuan Tema/ Sub Tema

B

23 Februari 2015 1 Profesi/ Dokter

26 Februari 2015 2 Profesi/ Pemadam Kebakaran 2 Maret 2015 3 Air, api & udara/ Air

5 Maret 2015 4 Air, api & udara/ Air 9 Maret 2015 5 Air, api & udara/ Api 12 Maret 2015 6 Air, api & udara/ Api


(50)

33

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Semua anak di kelompok B yang berusia 5-6 tahun terdiri dari 30 siswa (14 perempuan dan 16 laki-laki) di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling jenuh (penuh) atau samping total. Menurut Sugiyono (2011:124-125) Sampling jenuh (penuh) ini adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jika jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh (penuh) adalah sensus, dimana semua anggota populasinya dijadikan sampel.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

a. Variabel bebas menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen/ terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah


(51)

34

aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita yang dilambangkan dengan (X).

b. Variabel terikat menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) adalah peningkatan kosakata dasar anak usia dini.

2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Aktivitas Belajar

Definisi Konseptual: Menurut Abdurrahman dalam Soemanto (2000: 105) bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Jadi aktivitas merupakan segala sesuatu atau kegiatan yang dilakukan anak.

Definisi Operasional : Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan anak dalam proses belajar mengajar. Aktivitas belajar dapat ditunjukkan dengan mendengarkan atau menyimak saat orang lain berbicara, mengerjakan perintah yang diberikan, bertanya sesuai dengan materi yang dibahas dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Indikator dan kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 3.

b. Kosakata Dasar Anak

Definisi Konseptual: Dalam KBBI (Depdiknas, 2001:513) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan


(52)

35

perwujudan kesatuan perasaan dan fikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Jadi kosakata dasar adalah kata-kata dasar yang dimiliki oleh anak yang digunakan untuk mengungkapkan perasaannya.

Definisi Operasional: Kosakata dasar merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki anak untuk mengungkapkan ide atau perasaanya, meliputi kata-kata umum dan khusus, anak dikatakan memiliki kosakata yang baik (meningkat) apabila anak dapat menyebutkan banyak kata-kata umum dan khusus, bercerita dengan kata-kata yang bervariatif, bertanya dan menjawab sesuai dengan materi yang dibahas, menyusun kata menjadi kalimat dan mengelompokkan kata yang jenisnya. Indikator dan kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 3.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011: 203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan pisikologis. Dua diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu beasar.


(53)

36

Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum diberi perlakuan, saat diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan media buku gambar untuk mengetahui perkembangan kosakata di kelas B TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu.

b. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 329) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitin ini teknik dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sebagai penunjang dalam penelitian ini.

Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akurat dan jelas dari sekolah.

2. Instrumen Penelitian

Lembar Observasi/ Pedoman Observasi

Menurut Fadlillah, Muhammad (2012: 230) pedoman observasi yang digunakan guru dapat berbentuk daftar cek (check list) yang bersifat terstruktur dan tidak terstruktur.

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi bersifat terstruktur, pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda cek (√) pada pernyataan yang menunjukkan prilaku yang ditampakkan anak.. Lembaran observasi yang dipergunakan tersebut sebagai alat pengumpulan data dan ditujukan kepada anak kelas B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu yang


(54)

37

sedang melakukan proses pembelajaran di kelas, dapat dilihat pada Lampiran 4.

G. Teknik Analisis Data

Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kosakata dasar anak usia dini. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus interval dalam Hadi, Sutrisno (2006: 178) adalah sebagai berikut:

=

(��−��)

Keterangan:

NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Katagori

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji analisis data yaitu uji analisis tabel dan analisis hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sebagai berikut:

1. Analisis Tabel

Analisis tabel digunakan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal atau tabel silang.


(55)

38

2. Analisi Uji Hipotesis

Analisis Uji Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini guna mengetahui adanyan pengaruh (Resiprokal), sehingga teknik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana dengan rumus dalam Sugiyono (2014: 261) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Ŷ = Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunaan variable dependen yang

didasarkan pada perubahan variable independen. Bila (+) arah garis naik dan bila (-) arah garis turun.

X = Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu

Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi linier sederhana, sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B.


(56)

39

Ha: Ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak usia kelompok B.


(57)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B sebanyak 7 kata per hari. Selain untuk meningkatkan kosakata dasar anak, buku gambar bercerita juga dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Kepada Anak

Diharapkan anak lebih aktif dalam proses belajar mengajar untuk mengembangkan semua aspek perkembangan yang dimiliki terutama aspek perkembangan bahasa & memiliki kosakata atau perbendaharaan kata yang banyak.


(58)

58

2. Kepada Guru

a. Diharapkan guru dapat meningkatkan kosakata dasar anak dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk anak usia dini, sehingga dalam proses pembelajaran terasa menyenangkan

b. Guru sebaiknya lebih aktif, kreatif dan inofatif sehingga anak-anak akan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

c. Guru diharapkan dapat menggunakan media lain untuk meningkatkan kosakata atau menggunakan metode pembelajaran yang sesuai untuk anak yang kosakatanya tidak meningkat.

3. Kepada Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dan dapat mencoba menggunakan media lain dalam meningkatkan kosakata dasar anak.


(59)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Sadiman. 2009. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya.

Brown, Douglas. H. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diah Utami Dewi, dkk. 2013. Penggunaan Media Audio Visual untuk

Meningkatkan Perolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak. Bandung:

[Skripsi].

Hadi, Sutrisno. 2006. Metodologi Penelitian. Jogjakarta: Andi Ofset.

Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Muhammad, Fadlillah. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembina Pendidikan Tenaga Pendidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(60)

60

Nurani, Yuliani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sardiman. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosda Karya.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soedjito. 2009. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soemanto, Wasty. 2000. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sri, Anitah. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.

Sri Astuti Nugraha, dkk. 2012. Pengaruh Metode Bercerita dengan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Kemmpuan Berbahasa dan Sikap Mandiri Anak Kelompok A TK Negri Pembina Bangli Tahun Ajaran 2012/2013. Bangli: [Skripsi].

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 456 hlm.

Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sunarto & Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rinika Cipta.

Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Winasanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


(1)

2. Analisi Uji Hipotesis

Analisis Uji Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini guna mengetahui adanyan pengaruh (Resiprokal),

sehingga teknik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis

menggunakan uji regresi linier sederhana dengan rumus dalam Sugiyono

(2014: 261) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Ŷ = Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunaan variable dependen yang

didasarkan pada perubahan variable independen. Bila (+) arah

garis naik dan bila (-) arah garis turun.

X = Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu

Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi linier sederhana, sebagai

berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh aktivitas belajar menggunakan media buku

gambar bercerita terhadap peningkatan kosakata dasar anak

kelompok B.


(2)

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara

aktivitas belajar menggunakan media buku gambar bercerita terhadap

peningkatan kosakata dasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita

Persatuan Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari

adanya peningkatan kosakata dasar anak kelompok B sebanyak 7 kata per

hari. Selain untuk meningkatkan kosakata dasar anak, buku gambar bercerita

juga dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Kepada Anak

Diharapkan anak lebih aktif dalam proses belajar mengajar untuk

mengembangkan semua aspek perkembangan yang dimiliki terutama

aspek perkembangan bahasa & memiliki kosakata atau perbendaharaan


(4)

menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk anak usia dini,

sehingga dalam proses pembelajaran terasa menyenangkan

b. Guru sebaiknya lebih aktif, kreatif dan inofatif sehingga anak-anak

akan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

c. Guru diharapkan dapat menggunakan media lain untuk meningkatkan

kosakata atau menggunakan metode pembelajaran yang sesuai untuk

anak yang kosakatanya tidak meningkat.

3. Kepada Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai

acuan agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dan dapat

mencoba menggunakan media lain dalam meningkatkan kosakata dasar


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Sadiman. 2009. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya.

Brown, Douglas. H. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diah Utami Dewi, dkk. 2013. Penggunaan Media Audio Visual untuk

Meningkatkan Perolehan Kosakata Bahasa Indonesia Anak. Bandung:

[Skripsi].

Hadi, Sutrisno. 2006. Metodologi Penelitian. Jogjakarta: Andi Ofset.

Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Muhammad, Fadlillah. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembina Pendidikan Tenaga Pendidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


(6)

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sardiman. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosda Karya.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soedjito. 2009. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soemanto, Wasty. 2000. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sri, Anitah. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.

Sri Astuti Nugraha, dkk. 2012. Pengaruh Metode Bercerita dengan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Kemmpuan Berbahasa dan Sikap Mandiri Anak Kelompok A TK Negri Pembina Bangli Tahun Ajaran

2012/2013. Bangli: [Skripsi].

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 456 hlm.

Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sunarto & Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rinika Cipta.

Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Winasanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Dokumen yang terkait

TINDAK TUTUR MEMERINTAH PADA SISWA TK DHARMA WANITA PERSATUAN UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DAN 1MPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK

1 20 80

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BAGI SISWA KELAS I B SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 13 40

PENGARUH BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA DAN MENGGAMBAR TERHADAP MOTORIK ANAK PADA USIA DINI TK DHARMA WANITA PERSATUAN KECAMATAN SUKOHARJO PRINGSEWU

9 66 74

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 5 112

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 60

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA DEMANGAN KOTA MADIUN Tutik Eko Wahyuni Tk Dharma Wanita Demangan

1 4 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DEMANGAN

1 3 9

MENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TAWANGREJO Hari Murtining TK DHARMA WANITA TAWANGREJO

1 14 13

PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP PERILAKU RELIGIUS ANAK KELOMPOK B DI TK

0 0 11

PENINGKATAN PERILAKU MORAL ANAK MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA USIA 5-6 TAHUN

0 0 13