UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BAGI SISWA KELAS I B SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR BAGI SISWA KELAS I B SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

NENENG DARSIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI S-I PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR BAGI SISWA KELAS I B SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

NENENG DARSIYAH

Berdasarkan data observasi awal yang diperoleh di SDN 2 Metro Utara yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran matematika, sebanyak 9 siswa atau 37.5% siswa tuntas dan 15 siswa atau 62.5% siswa belum tuntas dari jumlah 24 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IB khususnya pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan media gambar.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklusnya. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar. Hal ini dapat dilihat dari presentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 59.6% dan meningkat pada siklus II menjadi 80% berarti mengalami peningkatan sebesar 20.4%. Sedangkan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu 72% dan meningkat pada siklus II menjadi 92%. Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 20%.

Disimpulkan bahwa dalam penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran matematika dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran.


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelititan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media ... 7

B. Pengertian Media Gambar ... 7

C. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar ... 9

D. Aktivitas Belajar ... 9

E. Hasil Belajar ... 11

F. Matematika ... 13

G. Hipotesisis Tindakan ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 16

B. Teknik Penelitian ... 17

C. Alat Pengumpul Data ... 18

D. Tehnik Analisis Data ... 22

E. Urutan Pelaksanaan Tindakan ... 26

F. Indikator Keberhasilan ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil SD N 2 Metro Utara ... 30

B. Prosedur Penelitian ... 31

C. Hasil Penelitian ... 31

1. Siklus I ... 31

2. Siklus II ... 39

D. Pembahasan ... 44

1. Pembahasan Aktivitas Belajar Siswa ... 44

2. Pembahasan Kinerja Guru... 45


(6)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Pendidikan usia dini akan bermanfaat untuk menumbuh-kembangkan potensi anak yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam belajar di SD.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan) diakses tgl 10 semptember 2012 jam 2:05 PM

Pendidikan juga merupakan suatu masalah yang selalu mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman, oleh karena itu hanya dengan melalui pendidikan manusia dapat terbentuk kepribadian dan cara berfikir. Peserta didik kelas 1, 2, dan 3 merupakan subjek yang perlu mendapatkan perhatian sejak dini, karena biasanya pada tingkat perkembangan pada anak tersebut merupakan kesatuan yang utuh (holistik) dan hanya mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. begitu pula dalam proses pembelajaran, umumnya mereka masih bergantung pada objek-objek yang bersifat konkret dan pengalaman yang dialaminya secara langsung.


(8)

Djamarah Bahri (2006: 77) mengemukakan bahwa guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang dapat mengaktifkan siswa dikelas. Sedangkan persoalan pokok yang dihadapi siswa adalah belajar matematika itu sulit, sehingga minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih sangat rendah. Pada proses pembelajaran matematika belum menggunakan metode dan media yang dapat mendukung sehingga semangat belajar siswa berkurang dan hasil belajar siswa masih rendah.

Berdasarkan observasi peneliti di SDN 2 Metro Utara dikelas 1 menggambarkan bahwa dalam proses pembelajaran selama ini terlihat kurang menarik, sementara anak belum memahami materi yang diajarkan, siswa juga merasa jenuh dan suasana kelas cenderung lebih pasif, sedikit sekali siswa yang bertanya pada guru meskipun materi yang diajarkan belum dapat dipahami, akibatnya pada saat diadakan tes nilai yang diperoleh siswa sangat rendah.

Dalam rangka mengiplementasikan standar isi yang termasuk didalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia, maka pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas 1, 2, dan 3 SD lebih cocok jika dikelola dalam model pembelajaran terpadu. Pelaksanaan model pembelajaran terpadu ini dapat dilakukan melalui pendekatan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman kepada peserta didik agar dapat mengaitkan antar-konsep dari beberapa mapel. Pembelajaran yang demikian akan sangat berarti bagi anak (utamanya di kelas-kelas awal)


(9)

3

karena pemikiran anak masih bersifat holistik yaitu melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh.Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

(Sukayati sriwulandari, 2006) http://www.slideshare.net/pembelajaran-tematik-di-sekolah-dasar.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep–konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menjadikan kelas 1 sebagai subyek penelitian pada materi operasi hitung bilangan mengenai pegurangan dan penjumlahan

Berdasarkan penelitian dan dokumentasi pada tanggal 20 september 2011 nilai rata-rata matematika siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara tahun pelajaran 2011/2012 adalah 45,0 sedangkan rata-rata kelas yang diharapkan 70,0. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 60,0 siswa yang mencapai KKM 9 anak (37,5%), yang tidak mencapai 15 (62,5%) anak berarti hasil belajar siswa yang didapat belum memenuhi KKM 60,0 dengan demikian ketuntasan belajar siswa belum tercapai keadaan tersebut disebabkan motivasi, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan


(10)

Menggunakan Media Gambar Bagi Siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran selama ini terlihat kurang menarik 2. Anak-anak belum memahami materi yang diajarkan 3. Siswa merasa jenuh dan suasana kelas cenderung pasif

4. Sedikit sekali siswa yang bertanya meskipun materi yang diajarkan belum dipahami

5. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika dikelas 1B SDN 2 Metro Utara masih rendah

6. Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dikelas 1B SDN 2 Metro Utara masih rendah yakni 15 anak yang belum mencapai KKM atau 62,5% dari 24 anak yang memenuhi KKM 60,0

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian tindakan kelas dirumuskan:

1. Bagaimanakah upaya meningkatkan aktivitas belajar matematika dengan menggunakan media gambar bagi siswa kelas 1.B SD N 2 Metro Utara? 2. Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan


(11)

5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dalam permasalahan penelitian sebagaimana telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk: 1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika, dengan menggunakan

media gambar bagi siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Meningkatkan hasil belajar matematika, dengan menggunakan media gambar bagi siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat 1. Bagi siswa:

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara pada pelajaran matematika, dan

b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara 2. Bagi Guru:

a. Meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran, dan

b. Upaya meningkatkan mutu pembelajaran dalam proses belajar mengajar

3. Bagi Sekolah:

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran matematika disekolah yang bersangkutan.


(12)

4. Bagi Peneliti:

Menambah ilmu pengetahuan bagi orang lain, sehingga dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran yang nantinya akan dilakukan oleh peneliti dalam praktek disekolah

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

1. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas 1B SDN 2 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 25 siswa, yaitu laki-laki 15 siswa dan perempuan 10 siswa

2. Pokok bahasan yang diberikan pada penelitian ini adalah operasi hitung bilangan mengenai penjumlahan dan pengurangan

3. Media gambar adalah gambar yang dibuat pada kertas karton atau kertas yang tidak tembus cahaya, foto atau gambar lain yang mendukung.

4. Hasil belajar Matematika yaitu nilai Matematika siswa yang diperoleh dari ulangan tes formatif dan ulangan MID semester yang dilaksanakan oleh guru disekolah yang meliputi materi yang telah disampaikan


(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Media

Secara harfiah kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu. Koyo K, dkk dalam Deni setiawan (2008: 7-14) mendefinisikan media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya.

Sedangkan menurut S Arif, Sadiman, dkk. (2006: 7) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta rangsang siswa untuk belajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa, sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

B. Pengertian Media Gambar

Gambar berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan/ memberi variasi pada fakta. Gambar adalah simbol komunikasi manusia yang seolah-olah dapat mewakili benda yang sebenarnya. Sedangkan Kosasih (2007: 26) menyatakan bahwa media gambar adalah


(14)

penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat dan sebagainya. Penggunaan media gambar secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah alat atau perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut S Arif, Sadiman, dkk. (2006: 29) Kelebihan dalam menggunakan media gambar adalah (1) Sifatnya konkret (2) Gambar dapat mengatsi ruang dan waktu (3) Media gambar dapat mengatsi keterbatasan pengamatan (4) Media gambar dapat memperjelas suatu masalah (5) Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain mempunyai kelebihan, media gambar juga mempunyai kelemahan antara lain:

1. Gambar hanya menekankan presepsi indra mata.

2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembekajaran

3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa media gambar dapat digunakan sebagai alat proses pembelajaran matematika, karena gambar merupakan gambaran visual yang konkrit tentang masalah yang digambarkan dan juga dapat membuat orang menangkap ide-ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas. Gambar dalam bentuk yang menarik akan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan.

Menurut Aristo Rahardi (2004: 23) menyatakan bahwa ciri-ciri gambar yang baik yaitu: (a) cocok dengan tingkat umur/kemampuan anak, (b)


(15)

9

bersahaja, dalam artian tidak terlalu kompleks karena dengan gambar itu anak akan mendapat gambaran yang pokok. Kalau gambar kompleks, perhatian anak akan terbagi akibatnya ada sesuatuyang justru penting tetapi malah tidak tertangkap oleh anak, (c) realistis, maksudnya gambar itu seperti benda sesungguhnya sesuai dengan apa yang ada digambar. Sudah tentu perbandingan ukuran juga harus diperhatikan dan (d) gambar dapat diperlukan dengan tangan. Bahwa ada orang yang menganggap gambar sebagai sesuatu yang suci, tetapi sebagai media pengajaran gambar harus dapat dipegang, diraba oleh anak.

C. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar

Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu guru harus mempersiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menggunakan media gambar agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Menurut Rusminiati (2007: 223) bahwa sebelum menggunakan media gambar, guru harus mempersiapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menganalisis pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam bentuk media gambar.

2. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan.

3. Menentukan ukuran gambar yang sesuai dengan jumlah siswa. 4. Guru menjelaskan pokok bahasan melalui media yang telah

dipersiapkan.

5. Guru meminta siswa mengamati gambar yang sudah disiapkan. 6. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran sekaligus

menindaklanjuti dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penugasan materi pembelajaran.

Dari pendapat yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan langkah-langkah dalam penyajian media gambar tersebut, untuk kemudian dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran dikelas pada setiap siklusnya agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai


(16)

D. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap siswa, rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar maka semakin baik proses pembelajaran yang terjadi.

Sesuai dengan pendapat Holt (1967) dalam Juniar (2009: 9) yang menyatakan bahwa: Belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut: (1) mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri, (2) memberikan contoh-contoh, (3) mengenalnya dalam berbagi samaran dan kondisi, (4) melihat

hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan lain.”

Siswa dikatakan aktif belajar jika siswa melakukan kegiatan yang sesuai dengan pembelajaran. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran maka siswa mampu memahami, mengingat dan megaplikasikan materi yang telah diajarkan. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan keinginan untuk belajar secara mandiri untuk mencapai hasil yang optimal.

Menurut Winkel W.S. (1983: 48) menyatakan bahwa aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai: Pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri dibawah bimbingan tenaga pengajar. Aktivitas belajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan


(17)

11

proses belajar mengajar siswa, karena pada prinsipnya belajar adalah

berbuat, “learniang by doing” (Sardiman, 1992: 1η)

Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Hal ini sesuai dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan rangkaian kegiatan siswa yang dilakukan dapat mengakibatkan perubahan pada dirinya untuk mencapai hasil yang optimal

E. Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai yang telah ditetapkan sebelumnya, tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan. Seseorang yang melakukan kegiatan akan mengalami suatu perubahan yang berupa perubahan tingkah laku. Proses belajar juga terjadi karena latihan dan pengalaman.

Menurut Ahmadi (1991: 121) pengetahuan belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam integrasi dengan lingkungan. Siswa dalam kegitan belajar disekolah pada dasarnya juga melakukan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, termasuk keterampilan atau menjadi lebih terampil dan menambah pengetahuan.

Hal ini ditegaskan oleh pendapat Hamalik (1982: 21) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang


(18)

dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku, berkata, pengalaman dan latihan.

Hasil belajar merupakan bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar. Hal ini sesuai pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002: 36) bahwa hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa, yang diukur melalui tes. Pemberian tes awal dan tes akhir pada kegiatan pembelajaran selain berfungsi untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Arikuntoro dalam B Mualib (2009: 6) menyatakan bahwa:

“Nilai yang diperoleh waktu ulangan bukan menggambarkan partisipasi

tetapi menggambarkan hasil belajar”. Untuk memperoleh hasil belajar yang diinginkan, selain manipulasi, ada faktor penting lain yang sangat

berpengaruh, yaitu penguatan (“reiforcement”) yang mulai diperkenalkan

oleh Pavlov maupun Thorndike dalam Udin S. Winataputra, dkk, (2007: 26). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu berbagai kondisi yang berkaitan dengan proses belajar yakni faktor intern dan faktor ekstern.

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian hasil belajar di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar Matematika adalah nilai mata pelajaran matematika yang diperoleh siswa dari ulangan harian atau tes formatif yang


(19)

13

dilaksanakan oleh guru yang meliputi materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran dan tercapainya keberhasilan pada diri siswa.

F. PengertianMatematika

Matematika (dari bahasa Yunani: μα ματ ά – mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan struktur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.

Pengertian matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 637) disebutkan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

Menurut James dalam Ruseffendi (1994: 172) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Dalam buku Metodik Matematika, (1982/1983: 31.10) disebutkan bahwa matematika merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh melalui belajar baik yang berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan sebagainya yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol- simbol tertentu.


(20)

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian di atas maka hipotesis yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika dalam pembelajaran Matematika menggunakan media gambar dengan langkah yang benar dan tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika kelas 1B SDN 2 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, Wardhani.dkk (2007: 1.3) menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memeperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkatkan. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang alzim dilalui yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan dan (4) refleksi (Arikunto, dkk, 2006: 16)

Sedangkan ada pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Sunyono (2009: 11) bahwa penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan maka dilanjutkan kesiklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama, dan siklus yang baik biasanya lebih dari dua siklus


(22)

BAGAN SIKLUS PTK

Gambar 1. Bagan Siklus PTK (Dimodifikasi dari Arikunto 2006: 16)

A. Setting Peneltitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 2 Metro Utara yang terletak dikelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 serta akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan yaitu dari bulan November sampai dengan bulan Februari 2013

Pelaksanaan

Perencanaan Observasi

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Perencanaan Observasi

Refleksi


(23)

17

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IB SDN 2 Metro Utara semeter genap tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. yaitu 15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan sebagian besar siswa berasal dari lingkungan sekitar.

B. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi, tes, dan dokumentasi

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer dan mencatat perilaku guru dan siswa di lembar observasi atau permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya atau sebagai bahan masukan terhadap keberhasilan yang akan dicapai dengan menggunakan catatan lapangan.

2. Tes

Tes diberikan setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Alat pengumpul data diperoleh dari tes dan lembar panduan observasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu tehknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada, seperti data nilai mata pelajaran Matematika sebelum diadakan Penelitian Tindakan Kelas


(24)

C. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan lembar panduan observasi siswa, dan guru juga lembar hasil belajar siswa.

1. Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati dalam lembar observasi

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang diamati Total skor Total Rata-rata Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajar an Siswa menjawa b pertanyaa n menggun akan media gambar Motivasi dan semangat siswa Interak si siwa dengan guru Siswa dapat menyel esaikan tugas tepat waktu 1 2 3

Sumber: dimodifikasi dari Poerwanto (2008: 5.27)

Keterangan skor Keterangan nilai 1 = Kurang aktif 0 - 35 = Kurang aktif

2 = Cukup aktif 36 - 60 = Cukup aktif 3 = Aktif 61 - 80 = Aktif 4 = Aktif Sekali 81 - 100 = Aktif Sekali

Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan analisis presentase yaitu:


(25)

19

N = S x 100%

R

Keterangan:

N = Nilai yang diharapkan

S = Jumlah skor/ item yang dijawab benar R = Skor maksimum dari tes

(sumber: adaptasi Purwanto 2009: 102)

Dengan kriteria penilaian aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Aspek Aktivitas Siswa pada penerapan media gambar

No Aspek Indikator Kriteria

Penilaian

1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

a. Menyelesaikan soal

berkaitan dengan media gambar

b. Menggunakan media

gambar dalam

pembelajaran

c. Melihat apa yang

dijelaskan guru

Nilai 4, jika semua (3) indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

Nilai 3, jika dua

indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

Nilai 2, jika satu

indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

Nilai 1, jika tidak ada 2 Siswa menjawab

pertanyaan menggunakan media gambar

a. Mengajukan pertanyaan b. Mengemukakan pendapat

atau menjawab pertanyaan c. Mengikuti semua

tahapan-tahapan pembelajaran

3 Motivasi dan

semangat siswa

a. Antusia/ semangat dalam mengikuti pembelajaran b. Tertib dan bersegera

terhadap intruksi yang diberikan

c. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar

4 Interaksi siswa dengan guru

a. Melaksanakan instruksi/ perintag dari guru

b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama


(26)

menghargai guru indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

5 Siswa dapat

menyelesaikan

tugas tepat

waktu

a. Dapat menyelesaikan soal dengan tepat waktu

b. Tidak menggangu teman c. Mengerjakan tugas dengan

tertib

Skor Maksimal 5 x 4 20

2. Data kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dikelas. Data kinerja guru dilakukan selama pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk mengamati pengelolaan pembelajaran melalui lembar observasi yang disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran menggunakan media gambar. Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran dikelas dengan menggunakan lembar instrument penelitian kinerja guru (IPKG)

Tabel 3.3 contoh lembar IPKG

No Indikator Aspek yang dinilai Skor

I PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang dan alat pembelajaran 1 2 3 4 2. Memeriksa kesiapan ruang 1 2 3 4

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 2.Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan

1 2 3 4

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 2.Kesesuaian materi dengan Indikator 1 2 3 4 3.Melaksanakan pembelajaransesuai dengan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai

1 2 3 4

4.Menguasai kelas 1 2 3 4

5.Melaksanakan pembelajaran bersifat kontesktual 1 2 3 4 6.Melaksanakan pembelajaran sesuia dengan waktu yang telah

dialokasikan

1 2 3 4 7.Menggunakan media gambar 1 2 3 4 8.Melibatkan siswa dalam penggunaan media gambar 1 2 3 4 9.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 10. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 11.berperan sebagai fasilitator 1 2 3 4 12.Memberi penguatan 1 2 3 4


(27)

21

No Indikator Aspek yang dinilai Skor

13. Menggunakan bahasa lisan secara jelas 1 2 3 4

IV PENUTUP

1.Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 2.Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 3.Melakukan tindak lanjut 1 2 3 4

Skor Total IPKG Presentase

Presentase nilai rata-rata IPKG = Skor Tot. IPKG x 100% Skor Maksimal

Keterangan skor Keterangan nilai

1 = Kurang 0 - 35 = Kurang

2 = Cukup 36 - 60 = Cukup 3 = Baik 61 - 80 = Baik 4 = Baik Sekali 81 - 100 = Baik Sekali

3. Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dari hasil tes setiap akhir siklus.

Tabel 3.4 contoh lembar hasil belajar siswa tiap siklus

No Nama Siswa Siklus Peningkatan

Siklus I Siklus II

1 2 3 Jumlah Rata – rata Nilai Maksimum Nilai Minimum Presentase

Sumber: dimodifikasi dari Sunyono (2009 :11)

Keterangan: KKM = 60

Presentase = Jumlah siswa yang tuntas x 100


(28)

D. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Analis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri data aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang akan dianalisis adalah respon siswa terhadap gambar yang disajikan, kemampuan siswa dalam memahami soal penjumlahan dan pengurangan yang dihubungkan dengan gambar dan interaksi siswa dengan guru. Adapun kinerja guru yang akan diobservasi adalah langkah-langkah guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media gambar. Data-data tersebut diperoleh dari hasil observasi pengamatan aktivitas yang dilakukan siswa sesuai dengan aspek yang diamati dalam lembar observasi pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa No Nama

Siswa

Aspek yang diamati Total skor Total Rata-rata Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajar an Siswa menjawa b pertanyaa n menggun akan media gambar Motivasi dan semangat siswa Interak si siwa dengan guru Siswa dapat menyel esaikan tugas tepat waktu 1 2 3

Sumber: dimodifikasi dari Poerwanto (2008: 5.27)

Keterangan skor Keterangan nilai 1 = Kurang aktif 0 - 35 = Kurang aktif

2 = Cukup aktif 36 - 60 = Cukup aktif 3 = Aktif 61 - 80 = Aktif 4 = Aktif Sekali 81 - 100 = Aktif Sekali


(29)

23

Tabel 3.6 Kriteria Aspek Aktivitas Siswa yang diamati

No Aspek Indikator Kriteria

Penilaian

1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

a. Menyelesaikan soal

berkaitan dengan media gambar

b. Menggunakan media

gambar dalam

pembelajaran

c. Melihat apa yang

dijelaskan guru

Nilai 4, jika semua (3) indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

Nilai 3, jika dua

indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

Nilai 2, jika satu

indikator tiap-tiap aspek terpenuhi

Nilai 1, jika tidak ada indikator tiap-tiap aspek terpenuhi 2 Siswa menjawab

pertanyaan menggunakan media gambar

a. Mengajukan pertanyaan b. Mengemukakan pendapat

atau menjawab pertanyaan c. Mengikuti semua

tahapan-tahapan pembelajaran

3 Motivasi dan

semangat siswa

a. Antusia/ semangat dalam mengikuti pembelajaran b. Tertib dan bersegera

terhadap intruksi yang diberikan

c. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar

4 Interaksi siswa dengan guru

a. Melaksanakan instruksi/ perintag dari guru

b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

c. Menghormati dan

menghargai guru

5 Siswa dapat

menyelesaikan

tugas tepat

waktu

a. Dapat menyelesaikan soal dengan tepat waktu

b. Tidak menggangu teman c. Mengerjakan tugas dengan

tertib

Skor Maksimal 5 x 4 20

Dengan rumus:

N = S x 100%

R


(30)

Keterangan:

N = Nilai yang diharapkan

S = Jumlah skor/ item yang dijawab benar R = Skor maksimum dari tes

(sumber: adaptasi Purwanto 2009: 102)

Presentase aktivitas kinerja guru dapat diperoleh dari pengamatan langsung pada lembar IPKG dengan yaitu:

Tabel 3.7 Lembar IPKG

No Indikator Aspek yang dinilai Skor

I PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang dan alat pembelajaran 1 2 3 4 2. Memeriksa kesiapan ruang 1 2 3 4

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 2.Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan

1 2 3 4

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 2.Kesesuaian materi dengan Indikator 1 2 3 4 3.Melaksanakan pembelajaransesuai dengan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai

1 2 3 4

4.Menguasai kelas 1 2 3 4

5.Melaksanakan pembelajaran bersifat kontesktual 1 2 3 4 6.Melaksanakan pembelajaran sesuia dengan waktu yang telah

dialokasikan

1 2 3 4 7.Menggunakan media gambar 1 2 3 4 8.Melibatkan siswa dalam penggunaan media gambar 1 2 3 4 9.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 10. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 11.berperan sebagai fasilitator 1 2 3 4 12.Memberi penguatan 1 2 3 4 13. Menggunakan bahasa lisan secara jelas 1 2 3 4

IV PENUTUP

1.Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 2.Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 3.Melakukan tindak lanjut 1 2 3 4

Skor Total IPKG Presentase


(31)

25

Presentase nilai rata-rata IPKG = Skor Tot. IPKG x 100% Skor Maksimal

Keterangan skor Keterangan nilai

1 = Kurang 0 - 35 = Kurang

2 = Cukup 36 - 60 = Cukup 3 = Baik 61 - 80 = Baik 4 = Baik Sekali 81 - 100 = Baik Sekali

2. Data kuantitatif

Untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam memahami materi soal penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media gambar. Data kuantitatif dianalisis dengan stastistik deskriptif untuk menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan Individual

S = R X 100% N

Keterangan :

S : nilai yang diharapkan

R : Jumlah skor/ item yang dijawab benar N : skor maksimum dari tes

Ketuntasan klasikal

S = Jumlah siswa yang tuntas belajar x 100% Jumlah seluruh siswa


(32)

Keterangan :

Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan 60 keatas dari KKM Ketuntasan klasikal : jika siswa mencapai ketuntasan sebesar minimal ≥ 75 %

dari jumlah siswa 25 anak dengan KKM yang ditentukan 60,0

E. Urutan Pelaksanaan Penelitian SIKLUS I

1. Perencanaan

Prosedur ini dawali dengan membuat pemetaan atau analisis SK/KD, silabus dan membuat rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) berkarakter kemudian menyiapkan media gambar yang sesuai dengan tema, menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar lembar kerja siswa atau evaluasi tes akhir (post-test).

2. Pelaksanaan a. Penyajian kelas

b. Mempersiapkan dan menyajikan beberapa gambar yang sesuai dengan tema pada materi menetukan nilai tempat puluhan dan satuan

c. Guru meminta siswa menghitung soal yang disajikan satu persatu d. Guru membagikan lembar kerja siswa beserta gambar mengenai

menentukan nilai tempat puluhan dan satuan yang sesuai dengan tema e. Guru menyimpulkan dan memotivasi siswa untuk berlatih


(33)

27

3. Rencana pengamatan

a. Observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran

b. Melakukan pengamatan siswa dan guru untuk melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran

c. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran matematika

4. Rencana Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dan hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan pada siklus I adalah untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berlangsung. Bila terdapat kelebihan atau kekurangan pada siklus I tentunya akan dilakukan tindakan pada siklus II, sehingga kekurangan pada siklus I bisa terselesaikan, begitu pula kelebihan pada siklus I harus dipertahankan dan dikembangkan agar dapat berjalan terus-menerus pada siklus-siklus selanjutnya.

SIKLUS II

1. Perencanaan

Prosedur ini dawali dengan membuat pemetaan atau analisis SK/KD, silabus dan membuat rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) berkarakter kemudian menyiapkan media gambar yang sesuai dengan tema, menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir (post-test).


(34)

2. Pelaksanaan

a. Penyajian kelas

b. Mempersiapkan dan menyajikan beberapa gambar yang sesuai dengan tema pada materi pejumlahan dan pengurangan

c. Guru meminta siswa untuk menghitung soal penjumlahan dan pengurangan yang disajikan satu persatu

d. Guru membagikan lembar kerja siswa beserta gambar yaitu mengenai soal penjumlahan dan pengurangan yang sesuai dengan tema

e. Guru menyimpulkan dan memotivasi siswa untuk berlatih mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan secara teliti dan agar selalu rajin belajar

3. Rencana pengamatan

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Data yang didapat akan diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan pada siklus yang dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan perbaikan baik teknik, cara penyampaian atau hal apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.

4. Rencana Refleksi

Pada akhir siklus, dilakuakn refleksi agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui


(35)

29

observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapat hasil dan tujuan yang diinginkan dicapai serta harapan dari peneliti. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya

F. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu:

1. Adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya

3. Secara klasikal pada akhir penelitian ada peningkatan minimal ≥ 75 % dari jumlah siswa 25 anak dengan KKM yang ditentukkan 60.0


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilaksanakan di kelas IB SD N 2 Metro Utara dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media gambar dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IB SD N 2 Metro Utara dalam pembelajaran Matematika. Presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 59.6% dan siklus II sebesar 80%. Hal ini menunjukkkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20.4%.

2. Dengan menggunakan media gambar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IB SD N 2 Metro Utara dalam pembelajaran Matematika. Berdasarkan observasi hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung ditunjukkan peningkatan hasil belajar matematika pada siklus 1 nilai terendah 40, nilai rata-rata 64 dan siswa yang belum tuntas terdapat 7 siswa atau sebesar 28%, siswa yang tuntas ada 18 siswa atau sebesar 72% dan meningkat pada siklus 2 menjadi nilai terendah 40, nilai rata-rata sebesar 81,6 terdapat 2 siswa yang belum tuntas


(37)

49

atau sebesar 8% serta presentase siswa yang tuntas 23 siswa atau sebesar 92%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 20%.

B. Saran

1. Kepada siswa, diharapkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan berlatih menggunakan alat peraga media gambar bersama teman-teman guru guna meningkatkan pemahaman terhadap konsep matematika yang dipelajarinya disekolah

2. Kepada guru, hendaknya dapat menggunakan alat peraga media gambar dalam pembelajaran disekolah khususunya pada mata pelajaran matematika guna meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan.

3. Kepada Sekolah, hendaknya selalu mendukung dan memotivasi guru untuk menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran disekolah serta memberi dukungan berupa peningkatan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran.

4. Kepada Peneliti Lanjutan:

a. Dapat menggunakan media gambar guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya pada kelas 1 saja tetapi dapat digunakan dikelas lain


(38)

b. Dapat menggunakan media gambar guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya pada mata pelajaran matematika saja tetapi juga dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 1991. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Arikunto, suharsini,dkk.2006.PTK. Bumi Akasara.Jakarta

Aristo, Rahadi, 2004, Media Pembelajaran, Direktorat Tenaga Kependidikan Jakarta

Departemen Agama RI, 1982/1983, Metodik Matematika Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Agama, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1991, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta

Deni, Setiawan, dkk, 2008. Komputer dan Media Pemeblajaran. Universitas Terbuka, Jakarta

Dimyati dan Mujiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, P.T Raja Grasindo Persada, Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rieneka Cipta. Jakarta

Hamalik. Oemar. 1982. Media Pendidikan. Alumni. Bandung

(http://id.wikipedia.org/wiki/ Pendidikan) diakses tanggal 10 september 2012 jam

2:05 PM

http://idb4.wikispaces.com/file/view/lr4003BAB+II.pdf diakses tanggal 7 September 2012 jam 2:33 PM

Juniar, 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP),Universitar Terbuka, Jakarta

Kosasih dan Angkowo, 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran, PT Grasindo, Jakarta

Mualib B, 2009. Pemantapam Kemampuan Profesional (PKP),Universitas Terbuka, Jakarta


(40)

Purwanto Ngalim, 2008, Psikologi Pendidikan. PT.Remaja Rosdakarya Bandung

…….., 2009, Psikologi Pendidikan. PT.Remaja Rosdakarya, Bandung

Ruseffendi, ET. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika Edisi III. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rusminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departement Nasional. Jakarta.

S Arief, Sadiman.dkk. 2006. Media pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta

……, 2005, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan.

PT.Raja Grasindo Persada, Jakarta

Sardiman, 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta Sukayati, Sri Wulandari. 2006.

http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-tematik-di sekolah-dasar Diakses tanggal 23 Juni 2012 jam 12:40 PM

Sunyono, 2009. Modul Perancangan PTK dan Penelitian Karya Ilmiah. FKIP UNILA. Lampung

Wardhani,IGAK. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta

Winataputra Udin S, 2007. Teori belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka Jakarta

Winkel,W.S. 1983. Psikologi Pendidkan dan Evaluasi Belajar. P.T. Gramedia. Jakarta


(1)

29

observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapat hasil dan tujuan yang diinginkan dicapai serta harapan dari peneliti. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya

F. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu:

1. Adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya

3. Secara klasikal pada akhir penelitian ada peningkatan minimal ≥ 75 % dari jumlah siswa 25 anak dengan KKM yang ditentukkan 60.0


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilaksanakan di kelas IB SD N 2 Metro Utara dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media gambar dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IB SD N 2 Metro Utara dalam pembelajaran Matematika. Presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 59.6% dan siklus II sebesar 80%. Hal ini menunjukkkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20.4%.

2. Dengan menggunakan media gambar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IB SD N 2 Metro Utara dalam pembelajaran Matematika. Berdasarkan observasi hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung ditunjukkan peningkatan hasil belajar matematika pada siklus 1 nilai terendah 40, nilai rata-rata 64 dan siswa yang belum tuntas terdapat 7 siswa atau sebesar 28%, siswa yang tuntas ada 18 siswa atau sebesar 72% dan meningkat pada siklus 2 menjadi nilai terendah 40, nilai rata-rata sebesar 81,6 terdapat 2 siswa yang belum tuntas


(3)

49

atau sebesar 8% serta presentase siswa yang tuntas 23 siswa atau sebesar 92%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 20%.

B. Saran

1. Kepada siswa, diharapkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan berlatih menggunakan alat peraga media gambar bersama teman-teman guru guna meningkatkan pemahaman terhadap konsep matematika yang dipelajarinya disekolah

2. Kepada guru, hendaknya dapat menggunakan alat peraga media gambar dalam pembelajaran disekolah khususunya pada mata pelajaran matematika guna meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan.

3. Kepada Sekolah, hendaknya selalu mendukung dan memotivasi guru untuk menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran disekolah serta memberi dukungan berupa peningkatan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran.

4. Kepada Peneliti Lanjutan:

a. Dapat menggunakan media gambar guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya pada kelas 1 saja tetapi dapat digunakan dikelas lain


(4)

50

b. Dapat menggunakan media gambar guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya pada mata pelajaran matematika saja tetapi juga dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 1991. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta Arikunto, suharsini,dkk.2006.PTK. Bumi Akasara.Jakarta

Aristo, Rahadi, 2004, Media Pembelajaran, Direktorat Tenaga Kependidikan Jakarta

Departemen Agama RI, 1982/1983, Metodik Matematika Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Agama, Dirjen Binbaga Islam, Jakarta Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1991, Kamus Besar Bahasa

Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta

Deni, Setiawan, dkk, 2008. Komputer dan Media Pemeblajaran. Universitas Terbuka, Jakarta

Dimyati dan Mujiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, P.T Raja Grasindo Persada, Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rieneka Cipta. Jakarta

Hamalik. Oemar. 1982. Media Pendidikan. Alumni. Bandung

(http://id.wikipedia.org/wiki/ Pendidikan) diakses tanggal 10 september 2012 jam 2:05 PM

http://idb4.wikispaces.com/file/view/lr4003BAB+II.pdf diakses tanggal 7 September 2012 jam 2:33 PM

Juniar, 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP),Universitar Terbuka, Jakarta

Kosasih dan Angkowo, 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran, PT Grasindo, Jakarta

Mualib B, 2009. Pemantapam Kemampuan Profesional (PKP),Universitas Terbuka, Jakarta


(6)

52

Purwanto Ngalim, 2008, Psikologi Pendidikan. PT.Remaja Rosdakarya Bandung …….., 2009, Psikologi Pendidikan. PT.Remaja Rosdakarya, Bandung

Ruseffendi, ET. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika Edisi III. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rusminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departement Nasional. Jakarta.

S Arief, Sadiman.dkk. 2006. Media pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta ……, 2005, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan.

PT.Raja Grasindo Persada, Jakarta

Sardiman, 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta Sukayati, Sri Wulandari. 2006.

http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-tematik-di sekolah-dasar Diakses tanggal 23 Juni 2012 jam 12:40 PM

Sunyono, 2009. Modul Perancangan PTK dan Penelitian Karya Ilmiah. FKIP UNILA. Lampung

Wardhani,IGAK. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta

Winataputra Udin S, 2007. Teori belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka Jakarta

Winkel,W.S. 1983. Psikologi Pendidkan dan Evaluasi Belajar. P.T. Gramedia. Jakarta


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 14 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA TEMA DIRI SENDIRI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 19 64

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU BERGAMBAR BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 15 46

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PADA SISWA KELAS VI SDN 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012/2013

0 6 52

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BAGI SISWA KELAS I B SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 13 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PERMAINAN BAHASA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I B SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 82

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 TANJUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 50