Batasan masalah Rumusan Masalah

Apabila kita memahami ukuran relevansi atau bentuk hubungan tertentu dalam rangka membicarakan tokoh, berarti kita memberikan kebebasan penuh kepada pengarang dalam menciptakan tokoh-tokoh fiksinya tanpa mengingkari kemungkinan adanya titik singgung antara tokoh dan pembaca Sayuti, 2000:72. Untuk menentukan relevansi kehadiran tokoh pada dasarnya terdapat dua cara untuk menentukannya. Pertama, seorang tokoh dinyatakan relevan dengan kita atau dengan pengalaman kita atau seperti orang yang kita ketahui. Dalam konteks ini, lifelikeness dapat dipahami sebagai bentuk relevansi.Jadi, suatu karakter tokoh menjadi relevan apabila banyak orang yang menyukainya di dunia nyata. Kedua, relevansi kedua ini tampak jika sisi kehidupan tokoh yang dianggap menyimpang, aneh dan luar biasa, terdapat atau terasakan ada dalam diri kita. Dibandingkan dengan lifelikeness agaknya relevansi kedua merupakan kekuatan rahasia yang “berada dalam diri” tokoh-tokoh besar dalam fiksi Sayuti, 2000: 72-73. Sependapat dengan Sayuti, seorang tokoh cerita yang diciptakan pengarang itu, jika disukai banyak orang dalam kehidupan nyata, apalagi sampai digandrungi, berarti merupakan tokoh fiksi yang mempunyai relevansi. Salah satu bentuk relevansi tokoh sering dihubungkan dengan keadaan kesepertihidupanlifelikeness.Seorang tokoh cerita dianggap relevan bagi pembaca jika relevan dengn pengalaman kehidupan pembaca.Namun, hal ini tidak berarti membatasi kreativitas imajinasi pengarang, juga melupakan fungsi tokoh sebagai elemen fiksi. Akhirnya relevansi tokoh dan penokohan harus dilihat dalam kaitannya dengan berbagai unsur yang lain dan peranan dalam cerita secara keseluruhan Nurgiyantoro, 2013: 257. Selain bentuk tokoh atau penokohan yang memang seharusnya mendekati realitas, seorang tokoh tentu saja tidak dapat berdiri sendiritanpa kehadiran tokoh lain, hal ini dikarenakan kehadiran tokoh-tokoh lain bertujuan untuk semakin mendekatkan tokoh-tokoh cerita tersebut pada kehidupan nyata. Antara tokoh satu dan lainnya terjadi sebuah relasi yang nantinya akan melahirkan sebuah peristiwa.Tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh pariferal atau tokoh tambahan bawahan. Acap kali sebuah fiksi melibatkan beberapa tokoh, perlu bagi kita untuk pertama kali menentukan tokoh sentral Sayuti, 2000: 79 Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritanya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh tambahan biasanya diabaikan, kurang mendapat perhatian.