3.7. Jenis dan Sumber  Data
Jenis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  sekunder.    Data sekunder  merupakan  jenis  data  yang  diperoleh  secara  tidak  langsung  yang
dipublikasikan  oleh  Bursa  Efek  Indonesia  melalui  situs www.idx.co.id
,  laporan keuangan,  ICMD,  jurnal  refensi,  surat  kabar  dan  literatur  ilmiah  lainnya  yang
berkaitan  dengan  topik penelitian.
3.8.  Metode Pengumpulan  Data
Metode pengumpulan  data yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah: 3.8.1  Metode Dokumentasi
Metode  dokumentasi  adalah  metode  pengumpulan  data  yang bersumber  pada  sumber-sumber  tertulis.  Metode  dokumentasi  dalam
penelitian  ini  adalah  mengambil  data  laporan  keuangan  perusahaan makanan  dan  minuman  di  Bursa  Efek  Indonesia  dan  Indonesia
Capital Market Directory ICMD. 3.8.2  Metode Studi  Pustaka
Metode  studi  pustaka  yaitu  metode  yang  digunakan  dengan memahami
literatur-literatur yang
memuat pembahasan
yang berkaitan  dengan  penelitian  dan juga  pengumpulan  data.
3.9.  Teknik Analisis Data 3.9.1.  Uji  Asumsi Klasik
3.9.1.1 Normalitas Data
Pengujian  normalitas  memiliki  tujuan  untuk  menguji  apakah dalam  model  regresi,  variable  pengganggu  atau  residual  memiliki
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
distribusi  normal.  Seperti  diketahui  bahwa  uji  t  dan  uji  F mengasumsikan  bahwa  nilai  residual  mengikuti  distribusi  normal.
Kalau  asumsi  ini  dilanggar  maka  uji  statistik  menjadi  tidak  valid untuk  jumlah  sampel  kecil.
Untuk  menguji  normalitas  data,  penelitian  ini  menggunakan analisis  grafik.  Pengujian  normalitas  melalui  analisis  grafik  adalah
dengan  cara  menganalisis  grafik  normal  probability  plot  yang membandingkan
distribusi kumulatif
dari distribusi
normal. Distribusi  normal  akan  membentuk  satu  garis  lurus  diagonal  dan
ploting  data  residual  akan  dibandingkan  dengan  garis  diagonal. Data  dapat  dikatakan  normal  jika  data  atau  titik-titik  terbesar  di
sekitar  garis  diagonal  dan  penyebarannya  mengikuti  garis  diagonal. Pada  prinsipnya  normalitas  dapat  dideteksi  dengan  melihat
penyebaran  data  titik  pada  sumbu  diagonal  dari  grafik  atau dengan  melihat  histogram  dari  residualnya.  Dasar  pengambilan
keputusan  : 1.  Jika  data  menyebar  di  sekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah
garis  diagonal  atau  grafik  histogramnya  menunjukkan  pola distribusi  normal  maka  model  regresi  memenuhi  asumsi
normalitas. 2.  Jika  data  menyebar  lebih  jauh  dari  diagonal  dan  atau  tidak
mengikuti  arah  garis  diagonal  atau  grafik  histogram  tidak
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
menunjukkan  pola  distribusi  normal  maka  model  regresi  tidak memenuhi  asumsi  normalitas  Ghozali,  2005.
Uji  statistik  yang  dapat  digunakan  untuk  menguji  normalitas residual  adalah  uji  statistik  non-parametrik  Kolmogrov-Smirnov  K-
S.  Jika  hasil    Kolmogrov-Smirnov  menunjukkan  nilai  signifikan  di atas  0,05  maka  data  residual  terdistribusi  dengan  normal.  Sedangkan
jika  hasil  Kolmogrov-Smirnov  menunjukkan  nilai  signifikan  dibawah 0,05 maka  data residual  terdistribusi  tidak  normal  Ghozali,2005.
3.9.1.2 Uji  Multikoliniearietas
Pengujian  ini  bertujuan  untuk  menguji  apakah  di  dalam  model analisis  regresi  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas  independen.
Model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  diantara variabel  bebas.  Untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  multikolinieritas  di
dalam regresi  dapat  dilihat  dari:  1 tolerance  value,  2  nilai  variance inflation  factor  VIF.  Model  regresi  yang  bebas  multikolinieritas
adalah  mempunyai  nilai  toleransi  di  atas  0,1  atau  VIF  di  bawah  10 Ghozali, 2005.  Apabila  tolerance  variance  di  bawah  0,1  atau  VIF  di
atas 10, maka  terjadi  multikolinieritas.
3.9.1.3 Uji  Heteroskedastisitas
Pengujian  ini  bertujuan  apakah  dalam  model  regresi  terjadi ketidaksamaan  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan
lain.  Jika  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain tetap,  maka  disebut  homokedastisitas  dan  jika  berbeda  disebut
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
heterokedastisitas  Ghozali,  2005.  Salah  satu  cara  untuk  mendeteksi ada  atau  tidaknya  heterokedastisitas  adalah  dengan  menggunakan
grafik  Scatterplot  antara  nilai  prediksi  variable  terikat  dependen yaitu  ZPRED  dengan  residualnya  SRESID.  Apabila  nilai  profitabilitas
signifikansinya  di  atas  tingkat  kepercayaan  5  persen  dan  grafik Scatterplot,  titik-titik  menyebar  diatas  maupun  dibawah  angka  nol
pada  sumbu  Y,  maka  dapat  disimpulkan  model  regresi  tidak mengandung  adanya  heteroskedatisitas  Ghozali,  2005.
3.9.1.4 Uji  Autokorelasi
Pengujian  ini  dilakukan  dengan  menguji  apakah  dalam  suatu model  regresi  linier  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengguna  pada
periode  t  dengan  kesalahan  pada  periode  t-
1
Ghozali,  2005. Autokorelasi  muncul  karena  observasi  yang  berurutan  sepanjang
waktu  berkaitan  satu  sama  lain.  Masalah  ini  timbul  karena  residual tidak  bebas  dari  satu  observasi  ke  observasi  lainnya.  Model  regresi
yang  baik  adalah  regresi  yang  bebas  dari  autokorelasi.  Uji autokorelasi  ini  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  uji  Durbin-
Watson  DW,  dimana  hasil  pengujian  ditentukan  berdasarkan  nilai Durbin-Watson  DW.  Dasar  pengambilan  keputusan  ada  tidaknya
autokorelasi  dengan  menggunakan  Durbin-Watson  adalah  sebagai berikut  Ghozali,  2005:
a.  Apabila  nilai  Durbin-Watson  DW  terletak  antara  0  dan  batas bawah  atau Lower Bound DL,  berarti  ada autokorelasi  positif.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
b.  Apabila  nilai  DW  terletak  antara  DL  dan  batas  atas  atau  Upper Bound  DU  berarti  tidak  dapat  diputuskan  apakah  terjadi
autokorelasi  positif  atau  tidak. c.  Apabila  nilai  DW  terletak  antara  4-DL  dan  4,  berarti  ada
autokorelasi  negatif. d.  Apabila  nilai  DW  terletak  antara  4-DU  dan  4-DL,  berarti  tidak
diputuskan  apakah  terjadi  autokorelasi  negatif  atau  tidak. e.  Apabila  nilai  DW  terletak  diantara  batas  atas  atau  Upper  Bound
DU  dan  4-DU,maka  koefisien  autokorelasi  sama  dengan  nol, berarti  tidak  ada autokorelasi  baik  positif  maupun  negatif.
3.9.2 Uji  Regresi Berganda
Regresi  berganda  dilakukan  untuk  mengetahui  sejauh  mana variabel  bebas  mempengaruhi  variabel  terikat.  Pada  regresi  berganda
terdapat  satu  variabel  terikat  dan  lebih  dari  satu  variabel  bebas.  Dalam penelitian  ini  yang  menjadi  variabel  terikat  adalah  return  saham,
sedangkan  yang  menjadi  variabel  bebas  adalah  CR,  DER,  TAT  dan ROA.
Model  hubungan  return  saham  dengan  variabel-variabel  tersebut dapat disusun  dalam  fungsi  atau persamaan  sebagai  berikut
Y = a + b1X1  + b2X2  + b3X3  + b4X4  + e
Dimana  : Y   = Return  Saham
a   = Konstanta
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
X1  = Rasio  Likuiditas X2  = Rasio  Leverage
X3  = Rasio  Aktivitas X4  = Tingkat  Profitabilitas
b1   = Koefisien  Regresi  Likuiditas b2   = Koefisien  Regresi  Leverage
b3   = Koefisien  Regresi  Aktivitas b4   = Koefisien  Regresi  Profitabilitas
e    =  Error  Pengganggu
3.9.3 Pengujian  Hipotesis
Dalam  uji  asumsi  klasik  dapat  dilakukan  analisis  hasil  regresi  atau  uji hipotesis.  Uji  hipotesis  yang  digunakan  meliputi  ;  uji  parsial  t-test,  uji
pengaruh  simultan  F-test, uji  koefisien  determinasi  R
2
.
3.9.3.1 Uji  Hipotesis secara Parsial Uji  t
Uji  statistik  t  pada  dasarnya  menunjukkan  seberapa  jauh pengaruh
satu variabel
independen secara
individual dalam
menerangkan  variasi  variabel  dependen.  Cara  untuk  mengetahuinya yaitu  dengan  membandingkan  nilai  t  hitung  dengan  nilai  t  tabel.
Apabila  nilai  t  hitung  lebih  besar  dibandingkan  dengan  nilai  t  tabel maka  berarti  t  hitung  tersebut  signifikan  artinya    hipotesis  alternatif
diterima  yaitu  variabel  independen  secara  individual  mempengaruhi variabel  dependen.  Selain  itu,  bisa  juga  dilakukan  dengan  melihat
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
apakah  p-value  dari  masing-masing  variabel.  Hipotesis  diterima apabila  p-value 5 Ghozali,  2007.
3.9.3.2 Uji  Koefisien Regresi Simultan  Uji  F
Menurut  Ghozali  2007,  “Pada  dasarnya  menunjukkan  arah apakah  semua  variabel  independen  yang  dimasukkan  dalam  model
mempunyai  pengaruh secara
bersama-sama terhadap
variabel dependen”.  Cara  untuk  mengetahuinya  yaitu  dengan  membandingkan
nilai  F  hitung  dengan  nilai  F  tabel.  Apabila  nilai  F  hitung  lebih  besar dari  nilai  F  tabel,  maka  hipotesis  alternatif  diterima  artinya  semua
variabel independen
secara bersama-sama
dan signifikan
mempengaruhi  variabel  dependen.  Selain  itu  juga  dapat  dilihat berdasarkan  probabilitas.  Jika  probabilitas  signifikansi  lebih  kecil
dari
α=  0,05  maka  variabel  independen  berpengaruh  secara  simultan
terhadap  variabel  dependen.
3.9.3.3 Uji  Koefisien Determinasi  R
2
Koefisien determinasi
R
2
mengukur seberapa
jauh kemampuan  model  dalam  menerangkan  variasi  variabel  dependen
atau  dangan  kata  lain  untuk  menguji  goodness-fit  dari  model  regresi. Nilai  R
2
koefisien  determinasi  adalah  antara  0 dan 1. Nilai  R  Square  dikatakan  baik  jika  diatas  0,5.  Pada  umumnya
sampel  dengan  data  deret  waktu  time  series  memiliki    R  Square maupun  Adjusted  R  Square  cukup  tinggi  diatas  0,5,  sedangkan
sampel  dengan  data  item  tertentu  yang  disebut  data  silang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Crossection  pada  umumnya  memiliki  R  Square  maupun  Adjusted  R Square  agak  rendah  dibawah  0,5,  namun  tidak  menutup
kemungkinan  data  jenis  Crossection  memiliki  R  Square  maupun Adjusted  R Square  yang  cukup  tinggi.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
BAB IV HASIL  DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik  deskriptif  ini  memberikan  gambaran  mengenai  nilai  minimum, nilai  maksimum,  nilai  rata-rata  serta  standard  deviasi  data  yang  digunakan
dalam  penelitian.  Variabel  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  Likuiditas  CR, Leverage DER,  Aktivitas  TAT  dan Profitabilitas  ROA.
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CR
48 ,66
6,33 1,9302
1,15738 DER
48 ,19
8,43 1,2559
1,22638 TAT
48 ,00
2,96 1,3133
,75915 ROA
48 ,00
,42 ,1206
,10265 RS
48 -,46
2,95 ,6386
,87124 Valid N listwise
48
Sumber: Hasil  Olah Data Statistik, 2013 Dari  tabel  di atas dapat di jelaskan  bahwa:
1.  Variabel  Likuiditas  CR  memiliki  nilai  minimum  0.66  dan  nilai  maksimum 6.33. Rata-rata  Likuiditas  1.9302 dengan  standard  deviasi  1.15738.
2.  Variabel  Leverage  DER  memiliki  nilai  minimum  0.19  dan  nilai maksimum  8.43.  Rata-rata  Leverage  1.2559  dengan  standard  deviasi
1.22638.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
3.  Variabel  Aktivitas  TAT  memiliki  nilai  minimum  0.00  dan  nilai  maksimum 2.96. Rata-rata  Aktivitas  1.3133 dengan  standard  deviasi  0.75915.
4.  Variabel  Rrofitabilitas  ROA  memiliki  nilai  minimum  0.00  dan  nilai maksimum  2.95.  Rata-rata  return  saham  0.1206  dengan  standard  deviasi
0.10265. 5.  Variabel  Return  Saham  RS  memiliki  nilai  minimum  -0.46  dan  nilai
maksimum  0.57.  Rata-rata  profitabilitas  0.6386  dengan  standard  deviasi 0.87124.
6.  Observasi  berjumlah  48.
4.1.2 Hasil Uji  Asumsi  Klasik
4.1.2.1 Hasil Uji  Normalitas
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model regresi,  variabel  pengganggu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal
serta  untuk  menghindari  bias  dalam  model  regresi.  Santoso  2004:34 memberikan  pedoman  pengambilan  keputusan  untuk  data-data  yang
mendekati  atau telah  terdistribusi  secara normal  adalah  : 1.  Apabila  nilai  signifikansi  atau  nilai  probabilitas    0.05,  maka
distribusi  data normal. 2.  Apabila  nilai  signifikansi  atau  nilai  probabilitas    0.05,  maka
distribusi  data tidak  normal. Dalam  penelitian  ini  pengujian  normalitas  menggunakan  grafik
histogram,  grafik  normal  probability  plot,  dan  uji  statistik  Kolmogorov- Smirnov untuk  menguji  distribusi  data.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 4.2 Hasil Uji  Kolmogorov-Smirnov
One-Sample  Kolmogorov-Smirnov  Test
Unstandardized Residual
CR DER
TAT ROA
RS N
48 48
48 48
48 48
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000  1,9302
1,2559  1,3133 ,1206
,6386 Std.
Deviation ,82036687  1,1573
8 1,22638  ,75915
,10265 ,87124
Most Extreme Differences Absolute
,121 ,276
,217 ,119
,206 ,139
Positive ,121
,276 ,217
,119 ,206
,139 Negative
-,079 -,176
-,193 -,079
-,126 -,104
Kolmogorov-Smirnov Z ,841
1,912 1,504
,824 1,426
,961 Asymp. Sig. 2-tailed
,479 ,001
,022 ,506
,034 ,314
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013 Hasil  uji  normalitas  dengan  uji  statistik  one  sample  Kolmogorov-
Smirnov  dapat  dilihat  pada  tabel  4.2.  Besarnya  nilai  Kolmogorov- Smirmov  pada  masing-masing-masing  variabel  ialah  CR  mempunyai
nilai 1.912, DER  sebesar 1.504,  TAT sebesar 0.824,  ROA sebesar  1.426 dan  RS  sebesar  0.961.  Variabel  pengganggu  memiliki  nilai  Kolmogorov-
Smirnov  sebesar  0.841  dengan  nilai  signifikan  0.479.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  variabel  pengganggu  sudah  terdistribusi  secara
normal  karena  nilai  signifikannya  berada di  atas 0.05. Untuk  memperkuat  hasil  uji  statistik  one  sample  Kolmogorov-
Smirnov  ini,  maka  dilakukan  juga  uji  normalitas  dengan  grafik  histogram dan  normal  probability  plot.  Grafik  histogram  dan  normal  probability
plot dapat digambarkan  sebagai  berikut:
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Gambar  4.1 Uji  Normalitas  dengan  Histogram
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013 Grafik  histogram  diatas  menunjukkan  bahwa  data  terdistribusi
secara  normal.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  grafik  histogram  yang menunjukkan  distribusi  data  mengikuti  garis  diagonal  yang  seharusnya.
Hal  ini  juga  didukung  dengan  hasil  uji  normalitas  dengan  menggunakan grafik  plot  sebagai  berikut  :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Gambar  4.2 Uji  Normalitas  dengan  Plot
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Grafik  histogram  memberikan  pola  distribusi  yang  mendekati
normal  sedangkan  pada  grafik  normal  probability-plot  yaitu  titik-titik menyebar  hanya  di  sekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah  garis
diagonal.  Hasil  ini  konsisten  dengan  uji  Kolmogorov-Smirmov  yang dijelaskan  di  atas.  Berdasarkan  grafik  histogram  dan  grafik  normal
probability-plot  tersebut  dapat  dikatakan  bahwa  data  secara  umum terdistribusi  secara normal.
4.1.2.2 Hasil Uji  Multikolinearitas
Menurut  Erlina  dan  Mulyani  2007:107  uji  ini  bertujuan  untuk menguji  apakah  model  regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antara
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
variabel  independen.  Model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi korelasi  diantara  variabel  independen.  Uji  multikolinearitas  dalam
penelitian  ini  dilakukan  dengan  melihat  nilai  tolerance  dan  variance inflation  factor  VIF.  Jika  suatu  variabel  bebas  memiliki  nilai  VIF
10  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  tersebut  tidak  terjadi multikolinieritas  dengan  variabel  bebas  lainnya.  Berikut  ini  adalah  hasil
uji  multikolinieritas  :
Tabel 4.3 Hasil Uji  Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
Constant -,222
,412 -,538
,593 CR
,158 ,120
,210 1,320
,194 ,818
1,223 DER
,183 ,121
,257 1,508
,139 ,708
1,412 TAT
,210 ,170
,183 1,236
,223 ,943
1,060 ROA
,422 1,369
,050 ,308
,759 ,792
1,262 a. Dependent Variable: RS
Sumber  : Data Sekunder setelah diolah SPSS, 2013 Dari  hasil  pengujian  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  angka  tolerance
likuiditas  CR  sebesar  0.818,  leverage  DER  sebesar  0.708,  aktivitas TAT  sebesar  0.943  dan  profitabilitas  ROA  0.792  berada  di  atas  0.1
dan  nilai  VIF  berada  di  bawah  angka  10  yang  berarti  tidak  ada  korelasi antara  variabel  independen.  Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  ada
multikolinearitas  antara  variabel  independen  dalam  model  regresi.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
4.1.2.3 Hasil Uji  Autokorelasi
Untuk  menguji  ada  tidaknya  autokorelasi  dalam  penelitian  ini digunakan  uji  Durbin  Watson  dengan  melihat  koefisien  DW test.
Tabel 4.4 Tingkat  Autokorelasi  Durbin  Watson
DW Kesimpulan
Kurang  dari  1,10 Ada autokorelasi
1,10 – 1,54
Tidak  ada kesimpulan 1,55
– 2,46 Tidak  ada autokorelasi
2,47 – 2,90
Tidak  ada kesimpulan Lebih  dari  2,91
Ada autokorelasi
Tabel 4.5 Hasil Uji  Durbin  Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
,337
a
,113 ,031
,85768 1,126
a. Predictors: Constant, ROA, CR, TAT,  DER b. Dependent Variable: RS
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013 Nilai  D-W  menurut  tabel  4.6  dengan  tingkat  signifikansi  5    dan
nilai n  =  48  serta  k  =  4  diperoleh angka  dl  =  1,3619  dan  du  =  1,7206. Oleh  karena  itu,  nilai  D-W  lebih  besar  dari  du  1,7206  dan  lebih  kecil
dari 4 – 1,7206= 2,2794 4 – du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada  autokorelasi  positif  maupun  autokorelasi  negatif  antar  residual  dan model  regresi  memenuhi  syarat  asumsi  klasik  tentang  autokorelasi.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Nilai  R  Square  dari  output  diatas  adalah  sebesar  0.113.  Ini  berarti bahwa  variabel  independen  yang  terdiri  dari  likuiditas,  leverage,
aktivitas  dan  profitabilitas  mampu  menjelaskan  variasi  variabel dependen  sebesar  11,3.  Selebihnya  dijelaskan  oleh  variabel  lain  yang
tidak  dimasukkan  dalam  model  regresi  dalam  penelitian  ini.
4.1.2.4 Hasil Uji  Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas
dilakukan dengan
tujuan mengetahui  apakah  pada  suatu  regresi  tersebut  terjadi  ketidaksamaan
variance  dari  residual  dari  setiap  pengamatan  ke  pengamatan  lainnya berbeda.  Untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  heterokedastisitas  dapat
dilihat  dari  grafik  scatterplot  antara  nilai  prediksi  variabel  terikat dependen  yaitu  ZPRED  dengan  residualnya  SRESID  Ghozali,
2005:105.  Jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik-titik  yang  ada  membentuk pola  tertentu  teratur,  maka  telah  terjadi  heterokedastisitas.  Sebaliknya
jika  tidak  ada  pola  yang  jelas  serta  titik-titik  yang  menyebar  maka  tidak terjadi  heterokedaastisitas.
Hasil  uji  heterokedastisitas  dapat  ditunjukkan  dalam  grafik scatterplot antara  ZPRED  dan SREIS  sebagai  berikut  :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Gambar  4.3 Uji  Heterokedastisitas
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013 Dari  grafik  scatterplot  pada  gambar  4.3  terlihat  bahwa  titik-titik
yang  ada  menyebar  secara  acak.  Titik-titik  juga  terdapat  baik  di  atas maupun  di  bawah  angka  0  pada  sumbu  Y.  Oleh  karena  itu,  dapat
disimpulkan  bahwa  tidak  terjadi  heterokedastisitas  pada  model  regresi sehingga  model  regresi  layak  digunakan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
4.1.3 Hasil Pengujian  Analisis Berganda
4.1.3.1  Hasil Uji  Koefisien Determinasi   Regresi R
2
Uji  regresi  digunakan  untuk  mengukur  proporsi  atau  persentase sumbangan  variabel  independen  yang  diteliti  terhadap  variasi  naik
turunnya  variabel  dependen.  Hasil  uji  koefisien  determinasi  dapat
dilihat  pada tabel  berikut: Tabel 4.6
Hasil Uji  Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
,337
a
,113 ,031
,85768 1,126
a. Predictors:  Constant,  ROA, CR, TAT,  DER b. Dependent  Variable:  RS
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013 Dari  tabel  4.6  diketahui  bahwa  antara  hubungan  antara  variabel
likuiditas,  leverage,  aktivitas  dan  profitabilitas  terhadap  return  saham sebesar  33,7.  Artinya  terdapat  hubungan  yang  cukup  erat.    Adjusted
R  Square  sebesar  0,31  berarti  variabel  independen  mempengaruhi return  saham  sebesar  3,1  dan  sisanya  100  -  3,1  =  96,9
dijelaskan  oleh  faktor  lain  diluar  model.
4.1.3.2 Hasil Uji  Signifikan  Simultan  F-Test
Uji  F  digunakan  untuk  menunjukkan  apakah  semua  variabel independen  yang  dimasukkan  dalam  model  mempunyai  pengaruh
bersama-sama  terhadap  variabel  dependen.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Hipotesis  yang  akan diuji  adalah  sebagai  berikut: H0:  b1 = b2 = b3 = 0
H1: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Yang  memiliki  arti:
HO :  likuiditas,  leverage,  aktivitas  dan  profitabilitas  tidak    berpengaruh secara bersama-sama  terhadap  return saham.
H1  :  likuiditas,  leverage,  aktivitas  dan  profitabilitas  berpengaruh secara bersama-sama  terhadap  return saham.
Hipotesis  tersebut  akan  di  uji  dengan  uji  F  dengan  kriteria pengambilan  keputusan  sebagai  berikut:
1. Terima  H0  jika  nilai  F  hitung    F  tabel  dan  nilai  signifikan    α
0.05. 2.  Tolak  H0  terima  H1  jika  nilai  F  hitung    F  tabel  dan  nilai
signifikan   α 0.05.
Tabel 4.7 Hasil Uji  Signifikan  Simultan  F-Test
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 4,044
4 1,011
1.375 ,259
a
Residual 31,631
43 ,736
Total 35,676
47 a. Predictors: Constant, ROA, CR, TAT,  DER
b. Dependent Variable: RS
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013 Dari uji  Anova  atau F-test  pada  tabel  4.7 diperoleh  nilai  F  hitung
sebesar  1.375  dengan  tingkat  signifikan  sebesar  0,259  sedangkan  F
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
tabel  pada  taraf  signifikan  5  dan  df:4  adalah  2.59.  Berdasarkan  hasil tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  H0  diterima  H1  ditolak,  F  hitung
F  tabel  dan  tingkat  signifikan  0,259    0,05,  yang  menunjukkan  bahwa hipotesisn  H
5
:  ditolak,  dimana  variabel  independen  yang  terdiri  atas likuiditas,  leverage,  aktivitas  dan  profitabilitas  tidak  berpengaruh
secara bersama-sama  terhadap  return saham.
4.1.3.3 Hasil Uji  Signifikan  Parsial  T-Test
Pengujian  t-test  digunakan  untuk  menunjukkan  seberapa  jauh pengaruh  satu  variabel  independen  terhadap  variabel  dependen.
Hipotesis  yang  akan diuji  yaitu: H0:  bi  =  0,  artinya  tidak  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  dari
likuiditas,  leverage,  aktivitas  dan  profitabilitas  secara  parsial  terhadap return saham.
H1:  bi  ≠  0,  artinya  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  dari  likuiditas, leverage,  aktivitas  dan  profitabilitas  secara  parsial  terhadap  return
saham. Dengan  menggunakan  tingkat  signifikan  =  5,  jika  nilai  sig.  t
0,05  maka  H0  diterima,  artinya  tidak  ada  pengaruh  yang  signifikan secara  parsial  dari  variabel  bebas  terhadap  variabel  terikat.  Sebaliknya
jika  nilai  sig.  t    0,05  maka  H1  diterima,  artinya  ada  pengaruh  yang signifikan  secara parsial  dari  variabel  bebas terhadap  variabel  terikat.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel 4.8 Hasil Uji  Signifikan  Parsial  T-Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-,222 ,412
-,538 ,593
CR ,158
,120 ,210
1,320 ,194
DER ,183
,121 ,257
1,508 ,139
TAT ,210
,170 ,183
1,236 ,223
ROA ,422
1,369 ,050
,308 ,759
a. Dependent Variable: RS
Sumber  : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013
a. Pengaruh  Likuiditas  Terhadap  Return Saham
Dari uji  t  yang  telah  dilakukan  pada  tabel  4.8  di  atas,  diperoleh nilai  signifikan  untuk  variabel  independen  likuiditas  sebesar  0.194
0.05  dan  nilai  t  hitung  1.320    t  tabel  1.678  sehingga  dapat disimpulkan  bahwa  H0  diterima  dan  tidak  terdapat  pengaruh  yang
signifikan  dari  likuiditas  secara parsial  terhadap  return saham. Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  hipotesis  terhadap
H
1
:  Current  Ratio  CR  ditolak.    Hasil  ini  didukung  dengan penelitian  yang  telah  dilakukan  Restiyani  2006  pada  perusahaan
otomotif,  dimana  CR  secara  individual  tidak  berpengaruh  secara signifikan  terhadap  return saham.
b. Pengaruh  Leverage Terhadap  Return Saham
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Tabel  4.8  menunjukkan  nilai  signifikan  untuk  variabel independen  leverage  sebesar  0.139    0.05  dan  nilai  t  hitung  1.508
t  tabel  1.678  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  H0  diterima  dan tidak  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  dari  variabel  leverage
secara parsial  terhadap  return saham. Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  hipotesis  terhadap
H
2
:  Debt  to  Equity  Ratio  DER  diterima.    Hasil  ini  didukung dengan  penelitian  yang  telah  dilakukan  Restiyani  2006,  dimana
DER  secara  individual  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap return  saham.    Namun  hasil  penelitian  yang  dilakukan  Natarsyah
2000  dan  Prasetyo  2005,  DER  berpengaruh  secara  positif  dan signifikan  terhadap  nilai  return saham.
c. Pengaruh  Aktivitas Terhadap  Return Saham