Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI

PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN KATEGORI INDUSTRI BARANG

KONSUMSI DI BEI)

OLEH

Parlindungan R 090522043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diuji secara parsial dan simultan.

Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009-2011 yang aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan dan tidak pernah disuspend selama tahun pengamatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 perusahaan.

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun secara simultan.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Return Saham.


(3)

ABSTRACT

The aim of the research is to examined the impact of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and profitability ratio to stock return of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (ISX) who tested partially and simultaneously.

The object of this research is all of the food and beverage company with consumer goods industry categories enlisted in Indonesian Stock Exchange (ISX) since 2009-2011, and publish the financialstatement and was never suspended during the years of observation. The Sample has taken to observated by 16 company.

The results of this research give the information that liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and activity ratio, don’t have the significant effect to the stock return either partially or simultaneously.

Keywords: Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, Profitability Ratio and Stock Return.


(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI).

Penulis juga tidak lepas dari berbagai rintangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Alm B. Ritonga dan H. Munthe dan Kakak serta Abang-abang saya yang dengan sabar memberikan doa, dukungan dan semangat hingga kiranya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, Msc, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, AK, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi


(5)

4. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas kesabaran dan perhatian bapak yang selalu menyertai dan membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, sebagai Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani proses perkuliahan.

7. Kedua orang tua Alm. B. Ritonga dan Ibu H. Munthe yang selalu memberikan doa, dukungan dan batuan batuan materil.

8. Buat Kel. Pak Ben Ritonga, abang Dirlan Ritonga, Kel. Tomi Ritonga dan Kel. Mucthar Nababan yang selalu memberikan doa, semangat, dan materil dalam penulisan skripsi ini.

9. Pihak-pihak lain yang yang ikut membantu dalam penulisan ini, Feronika Sijabat, Erwin Pandapotan Nababan, Hernalom Panjaitan, Sundar Bolonk Purba dan seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu meberikan perhatian yang tulus, bantuan, informasi dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis berharap agar skripsi dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan menyadari skripsi ini masih memiliki


(6)

keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Oktober 2013

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 9

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan ... 12

2.1 Rasio Likuiditas ... 13

2.2 Rasio Leverage ... 15

2.3 Rasio Aktivitas... 17

2.4 Rasio Profitabilitas... 18

2.2 Saham ... 20

2.2.1 Pengertian Saham. ... 20

2.2.2 Return Saham... ... 21

2.2.3 Harga saham... 22

2.2.4 Analisis Saham ... ... 23

2.2.4.1 Analisis Fundamental ... ... 24

2.2.4.1 Analisis Teknikal ... ... ... 25

2.3 Penelitian Terdahulu ... ... 26

2.5 Kerangka Konseptual ... 33

2.6 Hipotesis... ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 39

3.4.1 Variabel Independen... 39

3.4.2 Variabel Devenden ... 41

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 42

3.6 Populasi dan Sampel... ... 42


(8)

3.8 Metode Pengumpulan Data... . 44

3.9 Teknik Analisis Data... 44

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.9.1.1 Normalitas Data ... 44

3.9.1.2 Uji Multikoliniearietas... 46

3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

3.9.1.4 Uji Autokorelasi ... 47

3.9.2 Uji Regresi Berganda ... 48

3.9.3 Pengujian Hipotesis ... 49

3.9.3.1 Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 49

3.9.3.2 Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)... 50

3.9.3.2 Uji Koefisien Determinasi R2... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 52

4.1.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas... 53

4.1.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 56

4.1.2.3 Hasil Uji Autokorelasi... 58

4.1.2.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 59

4.1.3 Hasil Pengujian Analisis Berganda ... 61

4.1.3.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 61

4.1.3.2 Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test) ... 61

4.1.3.3 Hasil Uji Signifikan Parsial (T-Test)... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 35

3.1 Defenisi Operasional ... 45

3.2 Sampel Penelitian ... 47

4.1 Statistik Deskriptif ... 56

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 58

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.4 Tingkat Autokorelasi (Durbin Watson) ... 62

4.5 Hasil Uji Durbin Watson ... 62

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 65

4.7 Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test) ... 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Sampel Perusahaan Kategori Barang Konsumsi Makanan

dan Minuman ... 47

Lampiran ii Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 56

Lampiran iii Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 58

Lampiran iv Hasil Uji Normalitas dengan Histogram... 59

Lampiran v Hasil Uji Normalitas dengan Plot ... 60

Lampiran vi Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

Lampiran vii Hasil Uji Durbin Watson ... 62

Lampiran viii Hasil Uji Heterokedastisitas ... 64

Lampiran ix Hasil Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R2)... .... 65

Lampiran x Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test)... 66


(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diuji secara parsial dan simultan.

Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009-2011 yang aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan dan tidak pernah disuspend selama tahun pengamatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 perusahaan.

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun secara simultan.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Return Saham.


(13)

ABSTRACT

The aim of the research is to examined the impact of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and profitability ratio to stock return of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (ISX) who tested partially and simultaneously.

The object of this research is all of the food and beverage company with consumer goods industry categories enlisted in Indonesian Stock Exchange (ISX) since 2009-2011, and publish the financialstatement and was never suspended during the years of observation. The Sample has taken to observated by 16 company.

The results of this research give the information that liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and activity ratio, don’t have the significant effect to the stock return either partially or simultaneously.

Keywords: Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, Profitability Ratio and Stock Return.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat/publik (go public).

Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Keterlibatan masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan dalam pasar modal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi transaksi jual-beli dalam pasar modal layaknya pasar barang dan jasa pada umumnya. Pada dasarnya, pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi keuangan pasar modal adalah menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak-pihak lainya tanpa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi perusahaan (Husnan, 2005).


(15)

kepentingan yang berbeda. Bagi emiten, pasar modal adalah salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan dana tanpa perlu menunggu hasil dari kegiatan operasional, sedangkan bagi investor pasar modal adalah salah satu alternatif untuk melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Suatu investasi tentunya memiliki resiko tersendiri. Investor tidak dapat secara pasti mengetahui resiko apa yang akan diterimanya dalam melakukan suatu investasi. Oleh karena itu seorang investor memerlukan analisis dalam menginvestasikan dananya dan meminimalkan resiko (Restiyani, 2006).

Bagi seorang investor, investasi dalam sekuritas yang dipilih tentu diharapkan memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan resiko yang harus ditanggung oleh para investor. Bagi para investor, tingkat return ini menjadi faktor utama karena return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Jogiyanto, 2000).

Salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar modal adalah sekuritas saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam perusahaan (Ang, 1997). Sedangkan menurut Husnan, (2005), saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam perusahaan terbuka (PT). Saham yang dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan return realisasi yang tidak terlalu jauh dari return ekspektasi.


(16)

Investor yang memilih untuk berinvestasi di pasar modal dalam bentuk sekuritas saham berarti berinvestasi dalam prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang tergabung dalam pasar modal harus mampu meningkatkan nilai perusahaannya karena nilai perusahaan yang tinggi tentu memberikan gambaran yang baik dan peluang return yang besar. Apabila perusahaan menganggap semua investor adalah investor yang rasional maka dengan return ekspektasi yang tinggi tentu saja akan semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten sehingga tujuan pendanaan yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga terpenuhi.

Pada dasarnya nilai return dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan dianggap gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan tersebut diindikasikan gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan (Prawira, 2006).


(17)

Pendapatan dari investasi saham atau return dapat berupa deviden dan capital gain. Deviden merupakan penerimaan dari perusahaan yang berasal dari laba yang dibagikan, sementara capital gain merupakan pendapatan yang diperoleh dari selisisih harga saham. Apabila selisish harga tersebut negatif berarti investor mengalami capital loss dan sebaliknya. Para investor seringkali menginginkan keuntungan dengan segera sehingga mereka lebih menginginkan keuntungan dalam bentuk capital gain dibandingkan deviden (Jogiyanto, 2000).

Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh seorang investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat hati-hati alternatif investasi yang harus dipilih. Dalam pasar modal, tidak semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan mungkin saja mengalami return yang fluktuatif setiap saat karena berbagai macam faktor baik yang bersifat mikro maupun makro.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, dapat dikatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan return saham. Para investor perlu melakukan analisis yang mendalam mengenai perubahan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan analisis fundamental yang berbasis rasio keuangan.

Menurut Jogiyanto (2000), analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik perusahaan dengan menggunakan data keuangan


(18)

perusahaan, nilai intrinsik perusahaan dapat diwujudkan dengan harga saham. Selain analisis fundamental investor dapat melakukan analisis teknikal. Analisis teknikal adalah analisis yang menggunakan data pasar dari suatu saham untuk menentukan nilai saham (Jogiyanto, 2000). Jika prospek suatu perusahaan kuat dan baik, maka harga saham akan merefleksikan kekuatan itu dan meningkat seiring dengan peningkatan kondisi finansial suatu perusahaan, harus diperhatikan bahwa nilai suatu efek ekuitas tidak hanya ditentukan oleh tingkat kembalian yang mungkin terjadi (expected return), namun tingkat resiko di dalamnya (Huda, 2007).

Rasio keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan merupakan faktor fundamental perusahaan. Rasio keuangan ini digunakan untuk melakukan analisis fundamental. Bagi perusahaan yang go public diharuskan memberikan laporan keuangan yang relevan mengenai rasio-rasio keuangannya, hal tersebut tercantum dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 yang dikeluarkan pada tanggal 17 Januari 1996.

Bagi para investor, laporan keuangan merupakan faktor penting untuk menentukan sekuritas mana yang akan dipilih sebagai pilihan investasi. Selain itu, laporan keuangan merupakan alat analisis yang paling mudah dan murah untuk didapat para investor/calon investor. Di samping itu, laporan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan dan apa saja yang telah dicapainya (Tandelilin, 2001). Laporan keuangan sering kali digunakan sebagai acuan menilai kinerja perusahaan


(19)

dapat digunakan untuk meprediksi kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, hasil kegiatan operasional, kinerja keuangan perusahaan di masa yang lalu dan yang akan datang, juga sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa mendatang.

Pada analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Ang (1997) membagi rasio keuangan menjadi 5 rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal (Restiyani, 2006).

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Rasio profitabilitas pada penelitian ini diasosiaikan dengan rasio return on asset (ROA).

Studi mengenai hubungan ROA dengan return saham sering digambarkan sebagai hubungan yang signifikan. Pernyataan ini didukung oleh


(20)

penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006), Natarsyah (2000), dan Ardhiastari (2008).

Dalam manajemen keuangan perusahaan, penggunaan hutang yang baik diyakini akan meningkatkan pendapatan pemilik perusahaan karena pengembalian dari dana akan melebihi bunga yang harus dibayarkan dan akan menjadi hak pemilik, yang berarti akan meningkatkan ekuitas pemilik. Akan tetapi dari sudut pemberi pinjaman, apabila suatu perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya bahkan untuk memenuhi kewajiban atas bunga maka perusahaan tersebut tidak bisa dikatakan baik, maka itu dibutuhkan manajemen hutang yang baik. Rasio solvabilitas (leverage ratios) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Ang, 1997). Rasio Solvabilitas biasanya diasosiasikan dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Helfert (1998), DER adalah suatu upaya untuk memperlihatkan proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang.

Studi empiris mengenai hubungan DER dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) dan Budi Prasetyo (2005). Hal yang berlawanan diungkapkan oleh Ulupui (2006), Widyarini (2006), dan Anastasia (2009) yang mengatakan bahwa variabel debt to equity ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang


(21)

Rasio likuiditas sering diasosiasikan dengan Current Ratio (CR) suatu cara untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan (Helfert, 1997).

Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh CR terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut Ulupui, CR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Restiyani (2006), Widyarini (2006), dan Anastasia (2009) yang menjelaskan bahwa rasio CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai return saham.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga akhirnya menyebabkan laba menurun (Brigham, 1998). Rasio aktivitas sering diasosiasikan dengan Total Assets Turnover (TAT). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan.

Studi empiris mengenai hubungan TAT dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang tidak signifikan dengan return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh Restiyani (2006). Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Tuasikal (2001), Ulupui (2006), Anastasia (2009) dan Widyarini (2006) yang menyatakan bahwa TAT tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.


(22)

Mengingat pentingnya faktor fundamental maka tidak mengherankan bila banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor fundamental yang dipandang mempengaruhi nilai return saham. Namun penelitian yang telah dilakukan tersebut banyak yang masih mengalami inkonsistensi satu dengan yang lainnya. Adanya inkonsistensi dalam penelitian tersebut menyebabkan munculnya research gap. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitan yang lebih lanjut mengenai pengaruh ROA, DER, CR, dan TAT terhadap return saham.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul: Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Barang Konsumsi di BEI).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Apakah Current ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham?

2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap return saham? 4. Apakah On Assets (ROA) berpengaruh terhadap return saham?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian


(23)

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio terhadap return saham?

2. Untuk menganalisis pengaruh rasio leverage yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio terhadap return saham?

3. Untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang diwakili oleh Total Assets Turnover terhadap return saham?

4. Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return On Assets terhadap return saham?

1.2.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan sebagai alat bantu analisis terhadap saham yang diperjualbelikan di bursa melalui variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang dinilai paling tepat.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini bermamfaat sebagai masukan dan referensi dalam menganalisis kinerja perusahaan dan menentukan kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan, khususnya untuk meningkatkan kinerja yang dapat menarik minat investor terhadap saham perusahaan terkait.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan-perusahaan yang didasarkan pada informasi laporan keuangan.


(24)

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi perluasan penelitian selanjutnya.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (dalam jangka waktu periode setahun), prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan itu sendiri. Dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan adalah media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat. Dalam menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, diperlukan beberapa tolok ukur, antara lain adalah rasio yang menghubungkan data-data keuangan yang satu dengan lainnya.

Analisis rasio keuangan adalah sebuah instrumen analisis dalam menilai prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan tren pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan.


(26)

Meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal lainnya akan terpenuhi (Warsidi, 2000).

Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio profitabilitas (profitability ratios), rasio leverage (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang, 1997). Dalam penelitian ini akan digunakan rasio current ratio/CR (rasio likuiditas), debt to equity ratio/DER (rasio leverage), total assets turnover/TAT (rasio aktivitas) dan return on assets/ROA (rasio profitabilitas).

2.1.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas memberikan gambaran posisi keuangan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi juga digunakan untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini sering disebut sebagai rasio modal kerja. Tidak hanya Bank dan para kreditor jangka pendek saja yang tertarik dengan angka-angka rasio likuiditas, rasio likuiditas juga berguna bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa yang akan datang (Munawir, 2001).

Lebih lanjut, menurut Munawir (2001) ada beberapa kriteria sehingga perusahaan bisa dikatakan mampu memiliki posisi keuangan yang baik, yaitu:


(27)

1. Mampu memenuhi kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, yaitu pada waktu ditagih (kewajiban perusahaan terhadap pihak eksternal).

2. Mampu memelihara modal kerja yang cukup baik untuk operasi yang optimal (kewajiban keuangan pada pihak internal).

3. Mampu membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan. 4. Mampu memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan (likuiditas) adalah dengan menggunakan current ratio (CR). Rasio ini menunjukkan perbandingan nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) dengan hutang jangka pendek (Munawir, 2001).

Menurut Husnan (2002), current ratio adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan aktiva lancar perusahaan biasa dipergunakan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Secara matematis CR dapat dirumuskan sebgai berikut:

Aktiva Lancar

Current Ratio = x 100% Kewajiban Lancar

Alasan digunakannya CR secara luas sebagai ukuran likuiditas karena kemampuannya untuk menggambarkan (Wild, 2005):

1. Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya. 2. Kemampuan perusahaan dalam menyangga kerugian.


(28)

2.1.2 Rasio Leverage

Perusahaan untuk mendanai biaya operasional yang terus meningkat, kerapkali perusahaan memakai dana pinjaman yang dikenal dengan leverage keuangan. Leverage keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang. Leverage keuangan akan mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko dan harga saham. Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kalia akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.

Brigham dan Houston (1998) menjelaskan bahwa leverage keuangan adalah rasio yang memberikan suatu ukuran sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Para investor yang rasional cenderung untuk menghindari resiko, akan tetapi apabila suatu perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya maka para pemodal perusahaan tersebut akan menanggung resiko finansial (financial risk). Resiko finansial adalah resiko tambahan yang ditanggung oleh investor karena perusahaan menggunakan leverage keuangan. Robert Ang (1997) menyatakan bahwa rasio leverage adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya, rasio ini sering disebut sebagai rasio solvabilitas. Rasio leverage ini dibedakan menjadi 8 (delapan) rasio yaitu: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, time interest earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales. Rasio


(29)

leverage yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Debt to Equity Ratio selain digunakan untuk melihat struktur permodalan perusahaan juga bisa digunakan untuk melihat tingkat solvabilitas (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity (Ang, 1997). DER yang tinggi menandakan modal usaha lebih banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997):

Total Hutang

Debt to Equity Ratio = x 100% Total Ekuitas

Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat return yang diperoleh oleh investor adalah financial risk. Tingkat financial risk menyatakan variabilitas laba yang akan diterima pemegang saham. Financial leverage adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat financial risk. Semakin banyak penggunaan financial leverage maka semakin banyak penggunaan biaya tetap (jangka panjang) yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga laba operasional akan semakin kecil karena digunakan untuk menutup biaya jangka panjang dan beban bunganya. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai rasio DER maka akan menyebabkan meningkatnya nilai hutang yang akan menyebabkan penurunan laba bersih yang pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima oleh pemegang saham (Sartono, 2001).


(30)

Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana suatu sumber daya sudah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri maka akan diketahui efisiensi perusahaan (Sartono, 2001).

Rasio aktivitas meliputi: perputaran persediaan (inventory turnover), periode pengumpulan piutang (average collection period), perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover), dan perputaran total aktiva (total asset turnover). Rasio aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TAT) (Sartono, 2001).

Total Asset Turnover menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan laba (Sartono, 2001).

Secara matematis nilai Total Asset Turnover (TAT) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pendapatan Bersih

Total Assets Turnover = x 1 Total Aktiva

TAT dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila nilai TAT ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba yang akan direspon dengan peningkatan harga saham


(31)

perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan (Sartono, 2001).

2.1.4 Rasio Profitabilitas (profitablity Ratios)

Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya yaitu, seberapa banyaknya yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibagikan sebagai deviden kepada mereka. Pada akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham dijual kepada umum (Helfert, 1997).

Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor akan memperhatikan faktor profitabilitas dan resiko. Hal ini disebabkan karena kestabilan harga saham akan berpengaruh pada deviden dan return yang akan diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Bila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di masa yang akan datang (Husnan, 2000).

Kemakmuran (wealth) investor akan sangat tergantung pada return yang diharapkan dan resiko dari taksiran aliran kas di masa yang akan datang.


(32)

Laporan keuangan perusahaan menggambarkan hasil masa lalu telah cukup dijadikan pedoman aktivitas di masa yang akan datang, namun analisis profitabilitas yang didasarkan pada rate of return di masa lampau dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi manajemen dan para analis di luar perusahaan (Ardhiastari, 2006). Apabila pasar modal menganggap seluruh investor adalah investor yang rasional maka para investor tersebut akan selalu memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi. Karena dengan kemungkinan perusahaan menghasilkan laba tinggi maka return ekspektasi juga tinggi. Rasio Profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Return on Asset (ROA).

Return on Asset sering disebut juga sebagai Return on Investment (ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. ROA diperoleh dengan cara membandingkan nilai pendapatan bersih setelah pajak (Net Income After Tax / NIAT) terhadap rata-rata total aktiva/asset (avegae total asset). NIAT adalah nilai pendapatan / laba bersih setelah dikurangi dengan pajak. Average total asset adalah rata-rata jumlah asset dari awal tahun hingga akhir tahun. Semakin tinggi nilai ROA maka kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Ang, 1997).


(33)

Secara umum ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: (Machfoedz, 1989)

NIAT

ROA = x 1 Total Assets

NIAT = Net Income After Tax (laba bersih sesudah pajak). Tot. Assets = Total Aset perusahaan pada periode laporan akhir tahun.

Nilai ROA dipengaruhi oleh Net Income After Tax (pendapatan bersih sesudah pajak. Dengan meningkatnya ROA maka kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan laba tinggi. Investor akan merasa aman dengan melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki karakteristik seperti ini.

2.2 Saham

2.2.1 Pengertian saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin, 2001:6). Wujudnya adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Ada dua tipe saham yang diperdagangkan, yaitu saham preferen (preferrend stock) dan saham biasa (common stock) (Kusumarsono, 2005 : 22). Saham preferen adalah saham yang membayarkan deviden secara reguler/teratur kepada pemilik saham. Sedangkan saham biasa lebih memberikan semacam perluasan hak atas kepemilikan perusahaan dari pada saham preferen. Saham mana yang


(34)

akan dibeli oleh investor tergantung kepada tujuannya untuk memiliki saham tersebut.

2.2.2 Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2003:109).

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa mendatang.

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110) :

Pt Pt−1 RS =


(35)

Dimana:

Pt = harga saham penutupan pada periode ke-t Pt-1 = harga saham penutupan pada periode ke t-1

Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode lalu (Pt-1) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya apabila harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham periode lalu (Pt-1) maka terjadi kerugian modal (capital loss).

2.2.3. Harga Saham

Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan.

Market Price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price) (Anoraga, 2006:59).

Harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya pesanan yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading System). Pada lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat lebih 400 terminal komputer di mana para floor trader dapat memasukkan pesanan yang diterimanya dari


(36)

nasabah. Pada monitor-monitor yang memantau perdagangan saham, tertera beberapa istilah harga saham yaitu (Darmadji, 2006:131):

a. Previous Price menunujukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. b. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat

pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30.

c. High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

d. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

e. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. f. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga terakhir

yang terjadi.

g. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham pada saat akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.

2.2.4 Analisis Saham

Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahapan dalam proses investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau kelompok sekuritas. Analisis yang sering digunakan dalam menilai suatu saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.


(37)

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagaian pakar berpendapat bahwa teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.

Analisis fundamental menurut Hamzah (2006) merupakan pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Analisis fundamental mempelajari semua informasi yang berhubungan dengan saham dan pasar yang dituju dengan mencoba melihat di masa yang akan datang dan perkembangan keuangan/finansial, termasuk pergerakan dari harga saham itu sendiri.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atau kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya. Para analis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa


(38)

datang dan menempatkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

2.2.4.2 Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan analisis yang mendasarkan diri pada berbagai data tentang pola pergerakan harga saham dari waktu ke waktu (Tandelilin, 2008). Model teknik analisis lebih menekankan pada perilaku pasar modal dimasa datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Analisis ini berupaya memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu.

Analisis teknikal mengamati pembentukan grafik harga dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya. Sekalipun analis teknikal mempertimbangkan data-data statistik lainnya, namun perangkat utama analisis adalah pada grafik harga yang dianggap dapat memenuhi prediksi harga terkini dan kecenderungannya.

Para penganut analisis ini menyatakan bahwa : 1. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

2. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga saham diwaktu lalu. 3. Karena perubahan harga saham akan mempunyai pola, maka pola tersebut

akan berulang.

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham. Oleh karena itu


(39)

informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham dibeli atau harus dijual.

2.3 Penelitian Terdahulu 1. Adhiastari (2006)

Melakukan penelitian mengenai analisis fundamental dan resiko sistematik perusahaan terhadap nilai return saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode pengamatan tahun 2002-2004. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, DTA (Debt to Total Asset), EPS (Earning Per Share) dan sebagai variabel independen penelitian. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ROA dan EPS berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel DTA berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap nilai return saham. 2. Restiyani (2006)

Melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor fundamental terhadap return saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan komponennya. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini pada tahun 2001-2004. Variabel penelitian yang digunakan adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), price to book value (PBV), dan total


(40)

asset turnover (TAT) sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen.

Peneliitan ini membuktikan variabel CR, DER, dan PBV secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai return saham sedangkan variabel TAT secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel CR, DER, PB, dan TAT secara bersa-sama berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear. 3. Natarsyah (2000)

Melakukan penelitian mengenai analisis fundamental terhadap return saham. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tergabung dalam Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), devidend payout ratio (DPR), i variabel dependen dan return saham sebagai variabel dependen.

Penelitian kali ini menggunakan metode analisis log linier. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa variabel DPR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai return saham sedangkan variabel ROA, ROE, BVES, DER, dan Beta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai return saham.


(41)

4. Tuasikal (2001)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh informasi akuntansi dalam upaya memprediksi return saham. Penelitian ini meneliti pengaruh informasi akuntansi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR, DY, DER, NPM, PBV, PER, QR, ROA, ROI, ROE, SAR, STA, TUTA, dan ULTA sebagai variabel independen penelitian dan variabel return saham sebagai variabel dependen penelitian.

Hasil penelitian membuktikan bahwa satu tahun ke depan seluruh variabel tersebut tidak dapat digunakan dalam memprediksi return saham akan tetapi pada dua tahun ke depan seluruh variabel tersebut berguna untuk memprediksi return saham yang akan terjadi di masa yang akan datang. 5. Prastyo (2006)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh faktor-faktor fundamental dan faktor makroekonomi terhadap nilai return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital adequency ratio (CAR), ROA, non performing loan (NPL), net interest margin (NIM), loan deposit ratio (LDR), tingkat inflasi, dan tingkat nilai tukar. Variabel dependen sebagai objek penelitian adalah return saham.

Hasil metode statistik regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa variabel inflasi dan nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sedangakan variabel


(42)

CAR, ROA, LDR, NPL, BOPO, NIM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai retrun saham.

6. Widyarani (2006)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh faktor-faktor fundamental dan makro eknomi terhadap nilai return saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR, TAT, net profit margin (NPM), retun on equity (ROE), DER, earning per share (EPS), price earning ratio (PER), dan price to book value (PBV) sebagai variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham.

Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam miscellaneous industries pada periode pengamatan 2002-2003. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regesi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa CR, TAT, NPM, ROE, EPS, PER, PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sedangkan variabel DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

7. Ulupui (2006)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh rasio-rasio keuangan seperti likuiditas, leverages, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham. Sampel penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda.


(43)

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR, DER, TAT, dan ROA sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini membuktikan CR dan ROA berpengaruh positif dan sigifikan. DER berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. TAT berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Secara simultan, semua variabel berpengaruh terhadap return saham secara signifikan. 8. Prasetyo (2005)

Penelitian ini meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh ROE, DER, price earning ratio (PER), price to book value (PBV), dan economic value added (EVA) terhadap nilai return saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 di BEJ pada tahun 1999-2003.

Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dan menyimpulkan bahwa variabel-variabel ROE, PER, DER, PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai return saham sedangakan variabel EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai return saham.

9. Anastasia (2003)

Penelitian ini meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh ROA, ROE, DER, TAT, CR, PBV, dan resiko sistematik saham terhadap nilai return saham. Penelitian ini memiliki objek penelitian perusahaan-perusahaan properti yang tergabung dalam Bursa Efek Jakarta. Periode pengamatan adalah tahun 1996-2001.


(44)

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan menyimpulkan bahwa hanya variabel PBV saja yang berpengaruh secara sigifikan terhadap return saham secara parsial dan seluruh variabel secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. 10. Suharli (2005)

Penelitian ini meneliti tentang pdua faktor fundamental yaitu solvabilitas dan resiko sistematik perusahaan dalam mempengaruhi return saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan food & beverages. Rasio

saham. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel DER

berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Variabel Metode Hasil

Ardhiastari (2006)

X: ROA, DTA, EPS, Y: Return saham

Analisis Regresi berganda

ROA dan EPS berpengaruh positif signifikan

DTA dan Beta tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham

Restiyani (2006)

X: CR, DER, TAT, PBV Y: Return saham

Analisis Regresi

CR, DER, dan PBV berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.

TAT berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham. Secara simultan variabel


(45)

Nama Variabel Metode Hasil Natarsyah

(2000)

X: ROA, ROE, DER, DPR, BVES, beta Y: Return saham

Analisis log linier

DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

ROA, ROE, DER, DPR, BVES, beta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham.

Tuasikal (2001)

X: CR, DY, LTDTA, DER, NPM, PBV, PER, QR, ROA, ROE, ROI, SAR, STA, TUTA, ULTA

Y: Return

saham

Analisis Regresi

Satu tahun kedepan rasio tersebut tidak berguna memprediksi return saham, 2 tahu ke depan beberapa rasio berguna untuk memprediksi return saham.

Prasetyo (2006)

X: CAR, ROA, NPL, NIM, BOPO, LDR, inflasi, dan kurs Y: Return saham

Analisis Regeresi berganda

Inflasi dan kurs berpengaruh signifikan terhadap return saham. ROA, NPL, NIM, BOPO, LDR tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham.

Widyarani (2006)

X: CR,TAT, NPM, ROE, DER, EPS, PER, PBV Y: Return saham

Analisis Regresi Berganda

CR, TAT, NPM, ROE, EPS, PER, PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham DER berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham Ulupui

(2006)

X: CR, ROA, DER, dan TAT Y: Return saham

Analisis Regresi berganda

CR dan ROA berpengaruh positif dan sigifikan.

DER positif tetapi tidak signifikan.

TAT berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Secara simultan, semua variabel berpengaruh terhadap return saham secara

signifikan. Prasetyo

(2005)

X: ROE, DER, PER, PBV, EVA Y: Return saham

Analisis Regresi berganda

ROE, DER, PER, PBV memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham

EVA berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai return saham


(46)

Anastasia (2003)

X: ROA, ROE, PBV, CR, TAT, resiko sistematik Y: Perubahan Harga Saham

Analisis Regresi Berganda

Secara Parsial hanya PBV yang berpengaruh signifikan terhdap perubahan harga saham

Secara simultan seluruh variabel tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham Suharli

(2003)

X: DER dan Beta Saham Y: Return Saham

Analisis Regresi Berganda

Secara parsial maupun simultan, DER dan beta tidak berpengaruh terhadap return saham.

2.4 Kerangka Konseptual

Investasi yang dilakukan pada surat berharga oleh seorang pemodal diharapkan mendapat keuntungan/return. Namun, mungkin saja potensi keuntungan tersebut bisa berbalik menjadi sebuah kerugian yang tidak diduga sebelumnya. Dunia pasar modal memang tidak terlepas dari dua sisi yaitu risk dan return. Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Di samping itu berlaku pula suatu prinsip yaitu ”high risk-high return”. Hal ini menggambarkan semakin tinggi tingkat keuntungan (return) yang diharapkan investor maka akan semakin tinggi pula risiko yang harus dihadapi. Melihat kondisi ini maka investor sangat perlu melakukan analisis untuk menilai kinerja dari perusahaan dimana investor melakukan investasi. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan (return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental berupa laporan keuangan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin besar return yang akan diterima oleh investor.


(47)

Likuiditas (CR) Leverage

(DER) Return Saham

(RS) Aktivitas

(TAT) Profitabilitas

(ROA)

Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan return yang akan diterima oleh investor.

Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Rasio likuiditas menggunakan current ratio (CR), rasio leverage menggunakan debt to equity ratio (DER), rasio aktivitas dengan total asset turnover (TAT) dan rasio profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA).

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual


(48)

a. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio (CR) didapatkan dengan membandingkan nilai aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya berarti semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan dengan kata lain semakin kecil resiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham perushaan. Sangat penting bagi para investor untuk mengetahui nilai CR, walaupun nilai CR hanya bersifat sementara atau jangka pendek. Investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika CR meningkat maka nilai return saham juga akan mengalami peningkatan. Hipotesis CR berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 1 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham.

b. Pengaruh Deb to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Semakin tinggi rasio DER menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan mengurangi resiko, dan berakibat menurunkan return saham (Ang,


(49)

1997). Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Restiyani (2006) dan Suharli (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return saham dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H 2 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham.

c. Pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap Return Saham Peningkatan pada nilai TAT akan menyebabkan meningkatnya penjualan netto (penjualan bersih) yang dicapai perusahaan yang akan mendorong terjadinya peningkatan laba. Peningkatan laba akan mendorong terjadinya peningkatan return saham dengan kata lain peningkatan nilai TAT akan menyebabkan peningkatan return saham. Rasio TAT sangat berguna bagi para kreditur dan pemilik perusahaan (pemegang saham) karena dapat mengetahui efisiensi perusahaan untuk meningkatkan penjualan akan tetapi TAT sangat berguna bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa efektifkah perusahaan mengelola aktivanya sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan yang akan berakibat pada meningkatnya nilai return saham yang akan diterima investor (Sartono, 2001). Hipotesis bahwa TAT berpengaruh terhadap return saham didukung oleh Restiyani (2006). Dengan demikian hubungan antara pengaruh total assets turnover (TAT) terhadap Return Saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 3 : Total assets turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap return saham.


(50)

d. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Meningkatkan ROA berarti di sisi lain juga meningkatkan nilai pendapatan bersih yang berarti meningkatkan nilai penjualan. Perusahaan yang penjualannya meningkat akan mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Hal ini akan disukai oleh para investor. Investor yang rasional tentu saja akan memilih investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham yang akan diterima investor. Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardhiastari (2006), Natarsyah (2002), dan Ulupui (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh return on assets (ROA) terhadap Return Saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 4 : Return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return Saham.

e. Pengaruh Current Ratio (CR), Deb to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TAT) dan Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan dan nilai return saham juga akan mengalami peningkatan. Sedangkan semakin tinggi rasio DER, maka resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat


(51)

hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan menambah resiko, dan berakibat menurunkan return saham.

Peningkatan pada nilai TAT akan menyebabkan meningkatnya laba yang menyebabkan peningkatan terhadap return saham. Peningkatan rasio ROA akan meningkatkan pendapatan bersih perusahaan, yang dapat menarik minat investor dalam dalam menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Hal ini mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham. Dengan demikian dapat disimpulkan sebuah hipotesis sebagai berikut :

H5 : Current Ratio (CR), Deb to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TAT) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return Saham.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh rasio keuangan yang terdiri atas rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang diajukan terkait dengan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2012-Januari 2013.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini berguna untuk membahas dan menganalisa pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(53)

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio ini diwakili oleh Current Ratio, yang merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rumus Current Ratio yang digunakan:

Aktiva Lancar

Current Ratio= x 100% Hutang Lancar

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata lain, rasio ini dapat juga digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak mengguanakan utang atau ekuitas. Rasio ini diwakili oleh Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio). Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus rasio Debt to Equity Ratio yang digunakan:


(54)

Total Hutang

DebttoEquityRatio = x 100% TotalEkuitas

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas ini diwakili oleh Total Assets Turnover (TAT). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan (Ang, 1997). Rumus Total Assets Turnover adalah :

Penjualan

Total Assets Turnover = x 1 kali Total Aktiva

4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan kemampuan dan sumber yang dimiliki. Rasio profitabilitas ini diwakili oleh Return On Assets (ROA). Return On Assets (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

NIAT

ROA (%) = x 1 kali

TotalAssets


(55)

3.4.2 Variabel Devenden

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return saham diformulasikan sebagai berikut :

Pt − Pt−1 RS =

Pt−1 Dimana:

Pt = harga saham penutupan pada periode ke-t Pt-1 = harga saham penutupan pada periode ke t-1

Tabel 3.1

Defenisi Operasional variabel Independen dan Dependen Nama

variabel

Defenisi Parameter Skala

Current Ratio (CR)

Merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban. jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Aktiva lancar dibagi hutang lancar.

Rasio

Debt to Equity Ratio

(DER)

Perbandingan utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Total hutang dibagi total ekuitas.

Rasio

Total Assets Turnover (TATO)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan.

Penjualan dibagi total aktiva.

Rasio

Return On Assets (ROA)

Merupakan ukuran kemampuan

perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Laba bersih sesudah pajak dibagi total aset.


(56)

Nama variabel

Defenisi Parameter Skala

Return Saham Hasil yang diperoleh dari investasi

Harga saham periode skarang dibagi harga saham periode yang lalu.

Rasio

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. 3.6. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan akhir tahun dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) pada tahun 2009, 2010 dan 2011 yang berjumlah 20 perusahaan yang termasuk kategori industri barang konsumsi makanan dan minuman.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif, agar nilai yang dihitung dari sampel dapat menggambarkan dengan tepat nilai populasi yang sesungguhnya (Erlina, 2007).


(57)

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009, 2010 dan 2011.

2. Perusahaan termasuk kategori industri barang konsumsi makanan dan minuman.

3. Perusahan menerbitkan laporan keuangan tahunan periode 2009, 2010 dan 2011.

4. Perusahaan terus listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009, 2010 dan 2011 (tidak pernah disuspend).

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No KODE Perusahaan Emite n Krite ria Sample

1 2 3 4

1 ADES PT. Ades Waters Indonesia Tbk √ √ √ √ 1

2 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk √ √ - - 3 AQUA PT. Aqua Golden Missisipi Tbk √ √ √ -

4 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 2

5 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 3

6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 4

7 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ √ 5

8 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

√ √ - -

9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 6

10 MYOR PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 7

11 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 8 12 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √ 9 13 PTSP PT. Pioneerindo Gourmet

International Tbk

√ √ √ √ 10

14 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk √ √ - -

15 SKLT PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ √ 11

16 STTP PT. Siantar TOP Tbk √ √ √ √ 12

17 SIPD PT. Sierad Produce Tbk √ √ √ √ 13

18 SMAR PT. SMART Tbk √ √ √ √ 14

19 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √ 15

20 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ 16


(58)

3.7. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh secara tidak langsung yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id, laporan keuangan, ICMD, jurnal refensi, surat kabar dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.8.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada sumber-sumber tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

3.8.2 Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literatur-literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan juga pengumpulan data.

3.9. Teknik Analisis Data 3.9.1. Uji Asumsi Klasik 3.9.1.1 Normalitas Data

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki


(1)

Likuiditas

(CR)

Leverage

(DER)

Return Saham

(RS)

Aktivitas

(TAT)

Profitabilitas

(ROA)

Lampiran xi

Hasil Uji Signifikan Parsial (T-Test)

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,222 ,412 -,538 ,593

CR ,158 ,120 ,210 1,320 ,194

DER ,183 ,121 ,257 1,508 ,139

TAT ,210 ,170 ,183 1,236 ,223

ROA ,422 1,369 ,050 ,308 ,759

a. Dependent Variable: RS

Sumber :

Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2013

Lampiran xii

Gambar 2.1.


(2)

Lampiran xii

Tabel Perhitungan Rasio Likuiditas

Lampiran xiv

No

Perusahaan

2009

2010

2011

1

PT. Ades Waters Indonesia Tbk

2,483740249 1,51144347 1,708822983

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

1,203314205 1,285002062 1,893521423

3

PT. Cahaya Kalbar Tbk

4,798621353 1,672347381 1,686893663

4

PT. Delta Djakarta Tbk

4,531190601 6,330807865 6,009036974

5

PT. Fast Food Indonesia Tbk

1,537856136 1,708182757 1,796620854

6

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

1,163134054 2,036494203 1,909525925

7

PT. Mayora Indah Tbk

2,290440043 2,580762209 2,218722009

8

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

0,658866408 0,944962707 0,994189791

9

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

1,562678912 1,382086931 1,550050476

10

PT. Pioneerindo Gourmet International

Tbk

1,168865424 1,243710409 1,419889178

11

PT. Sekar Laut Tbk

1,890174376 1,875374146 1,697415201

12

PT. Siantar TOP Tbk

1,68848278 1,708063559 1,034774586

13

PT. Sierad Produce Tbk

2,020954883 1,891122056 1,392770939

14

PT. SMART Tbk

1,645121927 1,518947057 1,864351066

15

PT. Tunas Baru Lampung Tbk

1,011841205 1,111018799 1,378348052

16

PT. Ultra Jaya Milk Tbk

2,116318076 2,000683438 1,520883509


(3)

Tabel Perhitungan Rasio Leverage

Lampiran xv

Tabel Perhitungan Rasio Aktivitas

No

Perusahaan

2009

2010

2011

1

PT. Ades Waters Indonesia Tbk

1,613450798 2,24889365 1,513384124

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

1,462198907 2,339298909 0,958902062

3

PT. Cahaya Kalbar Tbk

0,885893852 1,754533401 1,032695061

4

PT. Delta Djakarta Tbk

0,215087501 0,194191019 0,268184095

5

PT. Fast Food Indonesia Tbk

0,629478673 0,541846843 0,863425523

6

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

1,605993727 0,902236368 0,695209141

7

PT. Mayora Indah Tbk

1,000239107 1,156293279 1,721956992

8

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

8,430764265 1,412302065 1,302256595

9

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

1,039735093 1,145974241 1,042601335

10

PT. Pioneerindo Gourmet International

Tbk

3,28537447 1,643422752 0,900431752

11

PT. Sekar Laut Tbk

0,728950075 0,685265864 0,743183665

12

PT. Siantar TOP Tbk

0,356509036 0,451410499 0,90743193

13

PT. Sierad Produce Tbk

1,162605154 0,652424672 0,363827252

14

PT. SMART Tbk

1,095997565 1,114287002 1,006924496

15

PT. Tunas Baru Lampung Tbk

2,079849674 1,940666451 1,640812784

16

PT. Ultra Jaya Milk Tbk

0,450520894 0,54220247 0,553842994


(4)

Lampiran xvi

Tabel Perhitungan Rasio Profitabilitas

No

Perusahaan

2009

2010

2011

1

PT. Ades Waters Indonesia Tbk

0,754053857 0,6741224 0,947352934

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

2,942321026 2,746589612 0,488203662

3

PT. Cahaya Kalbar Tbk

2,100839284 0,844480049 1,503798631

4

PT. Delta Djakarta Tbk

0,708344379 0,773114471 0,810224329

5

PT. Fast Food Indonesia Tbk

2,356768734 2,357203159 2,142660316

6

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

0,926065424 0,812323378 0,845974407

7

PT. Mayora Indah Tbk

1,471485468 1,642157562 1,432437463

8

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

1,643494235 1,574349079 1,522550956

9

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

0,002210439 2,239511721 2,957736412

10

PT. Pioneerindo Gourmet International

Tbk

0,002352237 2,270486311 2,191946471

11

PT. Sekar Laut Tbk

0,135453406 0,152813508 0,163430028

12

PT. Siantar TOP Tbk

1,054738065 1,174562448 1,099402501

13

PT. Sierad Produce Tbk

1,802758994 1,787766824 1,5252599

14

PT. SMART Tbk

1,230578238 1,62439937 2,151639473

15

PT. Tunas Baru Lampung Tbk

0,999006941 0,808279685 0,87917193

16

PT. Ultra Jaya Milk Tbk

0,861420314 0,937115242 0,964758226


(5)

Lampiran xvii

Tabel Perhitungan Rasio Return Saham

No

Perusahaan

2009

2010

2011

1

PT. Ades Waters Indonesia Tbk

0,09154341 0,097564508 0,081848327

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

0,065417814 0,06525199 4,17655E-05

3

PT. Cahaya Kalbar Tbk

0,087043367 0,034759678 0,116966863

4

PT. Delta Djakarta Tbk

0,183987583 0,206138383 0,217929193

5

PT. Fast Food Indonesia Tbk

0,174759977 0,161480766 0,147969757

6

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

0,114496199 0,133177511 0,127850797

7

PT. Mayora Indah Tbk

0,117820171 0,113578873 0,073257192

8

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

0,381001847 0,389637687 0,415609926

9

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

0,070090446 0,061949674 0,05662172

10

PT. Pioneerindo Gourmet International

Tbk

0,290159286 0,274571297 0,365074942

11

PT. Sekar Laut Tbk

0,021743571 0,02424493 0,027897919

12

PT. Siantar TOP Tbk

0,075972521 0,065659119 0,045653306

13

PT. Sierad Produce Tbk

0,034720432 0,030017967 0,008878044

14

PT. SMART Tbk

0,097633292 0,101036484 0,121298006

15

PT. Tunas Baru Lampung Tbk

0,090337863 0,067961891 0,099214346

16

PT. Ultra Jaya Milk Tbk

0,060873922 0,053493265 0,046496013


(6)

No

Perusahaan

2009

2010

2011

1

PT. Ades Waters Indonesia Tbk

1,844444444 1,53125 -0,37654321

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

-0,152941176 1,166666667 -0,36538462

3

PT. Cahaya Kalbar Tbk

0,984126984 -0,12 -0,13636364

4

PT. Delta Djakarta Tbk

0,51666787 1,021977324 0,115856148

5

PT. Fast Food Indonesia Tbk

0,51666787 1,021977324 0,115856148

6

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

2,817204301 0,373239437 -0,05641026

7

PT. Mayora Indah Tbk

2,947368421 1,388888889 0,325581395

8

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

2,032323232 0,831778814 0,305691944

9

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

0,233333333 -0,45945946 2,875

10

PT. Pioneerindo Gourmet International

Tbk

0,666666667 -0,06666667 0

11

PT. Sekar Laut Tbk

0,517241379 0,727272727 0,815789474

12

PT. Siantar TOP Tbk

0,517241379 0,727272727 0,815789474

13

PT. Sierad Produce Tbk

0 0,42 -0,23943662

14

PT. SMART Tbk

0,5 0,960784314 0,28

15

PT. Tunas Baru Lampung Tbk

0,789473684 0,205882353 0,43902439

16

PT. Ultra Jaya Milk Tbk

1,160714286 -0,10743802 1,160714286


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN AKTIVITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Listed di BEI)

0 14 7

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing di BEI)

0 10 63

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI IND

0 1 14

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Study Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI).

0 1 9

Pengaruh Rasio Fundamental terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 24

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)

0 1 11

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)

0 0 11

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI

0 1 8