Penyuluh Peternakan Tinjauan Pustaka .1 Petani Peternak Sapi

17 Menurut Soeprapto dan Abidin 2006, ada beberapa permasalahan yang masih terjadi pada peternak di Indonesia : • Produktifitas rendah • Populasi rendah • Pasokan sapi bakalan tidak stabil • Pasokan pakan ternak belum mencukupi • Pengetahuan tentang teknologi peternakan masih rendah • Perkawinan tidak terkontrol Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam menerima suatu inovasi. Pengalaman berusahatani terjadi karena pengaruh waktu yang telah dialami oleh petani. Petani yang berpengalaman dalam menghadapi hambatan-hambatan usahataninya akan tahu cara mengatasinya. Lain halnya dengan petani yang belum atau kurang pengalaman, dimana akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut. Semakin banyak pengalaman petani maka diharapkan produktifitas petani akan semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakan usahataninya akan semakin baik dan sebaliknya jika petani tersebut belum atau kurang berpengalaman akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan Hasan,I.2000.

2.1.2 Penyuluh Peternakan

Penyuluhan peternakan adalah suatu sistem pendidikan di luar sekolah pendidikan non formal untuk petani dan keluarganya dengan tujuan agar mampu dan sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik sesuai dengan bidang profesinya serta mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan masyarakatnya. Kata-kata mampu dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18 sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik sesuai dengan profesinya mengandung arti bahwa penyuluhan pertanian harus bertujuan membuat petani sanggup berkorban demi pembangunan nasional. Penyuluh adalah penghubung atau saluran atau jembatan antara lembaga penelitian dengan rakyat tani atau sebaliknya dari rakyat tani kelembaga-lembaga penelitian. Sebagai penghubung penyuluh bertugas menyebar luaskan kepada peternak keterangan yang berguna, cara-cara yang praktis dan efisien dalam bidang peternakan, dan mengumpulkan persoalanbahan-bahan yang berasal dari peternak untuk dipecahkan oleh jawatan penyuluh atau diteruskan kelembaga-lembaga penelitian Ginting,M,2008. Penyuluh sebagai kegiatan pendidikan melibatkan pengajar penyuluh, change agent, pesanbahan pelajaran inovasiteknologi baru, mediasaluran yang digunakan, peserta kelompok, massa, fasilitas fisik, sosial, ekonomi, budaya serta suasana lingkungan tempat pendidikan diselenggarakan dan lain sebagainya Slamet, 2003. Kartasapoetra 1987, menyatakan bahwa metode pendekatan dalam penyuluhan terdiri atas: 1. Metode Pendekatan Perorangan Penyuluh melakukan hubungan atau pendekatan secara langsung atau tidak langsung kepada sasaranseorang petani melalui dialog langsung, kunjungan kerumah petani home visit, kunjungan kesawahladang petani farm visit, anjangsana, surat menyurat, dan hubungan telepon. Metode ini sangat efektif, tetapi banyak menyita waktu, oleh karena itu sebaikya dilakukan oleh penyuluh dalam keadaan senggang atau banyak waktu. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19 2. Metode Pendekatan Kelompok Pendekatan dilakukan melalui kelompok tani dengan membimbing dan mengarahkan anggota kelompok untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu yang lebih produktif secara berkelompok. Metode ini dapat dilakukan dengan diskusi, saling tukar pendapat, pengalaman dan demonstrasi. Kursus, karyawisata, perlombaan kelompok dan kegiatan lainnya yang bersifat kelompok. Metode pendekatan kelompok biasanya lebih berdaya guna dan berhasil guna serta hasilnya lebih mantap. 3. Metode Pendekatan Massal Metode pendekatan massal secara penyampaian informasi sangat baik, tetapi tingkat keberhasilannya kurang efektif, karena hanya dapat menimbulkan kesadaran dan minat sasaran saja. Bila dilakukan dengan baik dan menarik sasaran terhadap suatu yang lebih menguntungkan. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan media surat kabar koran, majalahbrosur pertanian, radio televisi, film, slide dan media lainnya. Untuk mementapkan tujuan agar tercapai, maka perlu dilanjutkan dengan pendekatan kelompok atau perorangan.

2.2 Penelitian Terdahulu