Metode Pengambilan Data Metode Analisis Data

30 berbeda-beda dan jumlah penyuluh terbanyak adalah Kecamatan Stabat dengan jumlah 3 Penyuluh dan setiap penyuluh menangani 4 Desa .

3.3 Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dari kuisioner yang dilaksanakan dari wawancara terbuka kepada peternak sapi potong dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Jenis data yang dikumpulkan seperti data umur peternak, pendidikan, jumlah ternak, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan patani peternak. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara, BPS Kabupaten Langkat,Dinas Peternakan Sumatera Utara dan Dinas Peternakan Kabupaten Langkat.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk Hipotesis 1 yaitu digunakan metode analisis deskriptif, dimana yang dianalisis adalah perkembangan ternak sapi potong selama 5 tahun terakhir di Kabupaten Langkat. Untuk Hipotesis 2 yaitu digunakan metode analisis deskriptif, untuk mengetahui karakteristik petani peternak sapi potong. Untuk Hipotesis 3 yaitu digunakan metode analisis CIPP Context, Input, Process Product untuk mengetahui bagaimana kinerja penyuluh didaerah penelitian. Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan. Model CIPP berorientasi kepada suatu keputusan. Tujuannya adalah untuk membantu administrator di dalam membuat keputusan. Tujuan penting UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31 evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Evaluasi dibagi menjadi empat macam yaitu: 1. Evaluasi Context melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan pilihan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan program. 2. Evaluasi Input melayani keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil, rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud. 3. Evaluasi Process yaitu untuk membantu mengimplimentasikan keputusan. Sampai sejauh mana program telah dilaksanakan? Begitu pertanyaan itu terjawab prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki. Process merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kinerja program bagi pencapaian tujuan. 4. Evaluasi Product untuk melayani daur ulang keputusan. Product merupakan hasil dari proses kegiatan program yang menggambarkan tingkat evektivitasnya, dengan adanya product ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan peternak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32 Tabel 3. Penilaian Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian. No. Model CIPP Indikator Kinerja 1 Context 1. Perencanaan program penyuluhan meningkatkan pengetahuan petani 2. Perencanaan program penyuluhan meningkatkan pendapatan petani 3. Perencanaan program penyuluhan membantu petani dalam berusaha tani 4. Perencanaan program penyuluhan mempercepat tingkat adopsi petani 5. Perencanaan program penyuluhan mensejahterakan petani dan keluarganya. 2 Input 1. Penyuluh sebagai fasilitator program penyuluhan 2. Petani Peternak yang aktif 3. Partisipasi petani dalam mengikuti penyuluhan 4. Penyuluh mempunyai komitmen dan semangat mengabdi agar dapat memperdayakan kemampuan petani 5. Materi yang disampaikan penyuluh mudah dimengerti oleh peternak 3 Process 1. Kunjungan secara langsung dalam proses penyuluhan 2. Melakukan diskusi dengan petani untuk memenuhi permintaan dan keinginan yang sesuai dengan kebutuhan petani 3. Metode penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan peternak 4. Frekuensi pelaksanaan pelatihan yang berkaitan dengan program penyuluhan 4 Product 1. Perubahan kemampuan tingkat adopsi petani 2. Peningkatan pendapatan petani setelah adanya program penyuluhan 3. Kepuasan petani terhadap program penyuluhan pertanian 4. Komitmen untuk melanjutkan program penyuluhan Sumber : Berdasarkan teori yang dibangun. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 33 Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing pelaksanaan Program Penyuluahan Pertanian, dapat dilihat dari Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Skor Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian No Model CIPP Jumlah Parameter Skor Rentang 1 2 3 4 Context Input Process Product 5 4 4 5 1-3 1-3 1-3 1-3 5-15 5-15 4-12 4-12 Total 18 - 18-54 Hasil penilaian menghasilkan skor, dari skor tersebut akan ditentukan bagaimana pelaksanaan program penyuluhan pertanian. Skor pelaksanaan program penyuluhan pertanian berada diantara 18 −54, dimana panjang kelas dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarakselisih antara data terbesar dan terkecil Subagyo,1992. Skor 43 −54 : Kinerja baik Skor 31 −42 : Kinerja cukup baik Skor 18 −30 : Kinerja tidak baik Untuk Hipotesis 4 dignakan metode analisis Rank Spearman r s . Untuk membuktikan adanya hubungan antara karakteristik peternak dengan kinerja penyuluh didaerah penelitian. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34 Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam Supriana 2009, berikut ini : Untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan antar variabel diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus : � = �√� − 2 1 − � 2 Dimana : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi spearman n = jumlah sampel penelitian Kriteria pengambilan keputusan adalah : • t hitung t tabel = Tolak Ho berarti ada hubungan antara karakteristik petani peternak dengan kinerja penyuluhan. • t hitung t tabel = tidak ada hubungan antara karakteristik petani peternak dengan kinerja penyuluhan Irianto,2004.

3.5 Derenisi dan Batasan Operasional