81 PEMERINTAH
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
PEMERINTAH DAERAH KAB.KOTA
termasuk kawasan
industri dan
sentra industri kecil.
sarana dan
prasarana jalan, air, listrik, telepon,
unit pengolahan
limbah IKM untuk industri yang
mengacu pada tata ruang nasional.
koordinasi penyediaan
sarana dan prasarana jalan,
air, listrik,
telepon, unit pengolahan limbah
IKM untuk
industri yang mengacu pada tata ruang regional
provinsi. 2.
Penetapan kebijakan
informasi industri. 3.
Penyusunan pedoman dan
pengumpulan, analisis dan diseminasi
data nasional bidang industri.
Pengumpulan, analisis dan diseminasi
data bidang
industri tingkat provinsi dan
pelaporan kepada
pemerintah. Pengumpulan,
analisis dan
diseminasi data
bidang industri tingkat kabupatenkota
dan pelaporan
kepada provinsi.
PENGAWASAN INDUSTRI
1. Pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan industri dalam rangka
desentralisasi, dekonsentrasi
dan tugas pembantuan di
daerah. Pengawasan
terhadap pelaksanaan
tugas desentralisasi
bidang industri tingkat provinsi.
Pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas
desentralisasi bidang
industri tingkat
kabupatenkota.
MONITORING,EVALUASI DAN PELAPORAN
1. Monitoring,
evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan
urusan pemerintahan
di bidang
perindustrian nasional.
Monitoring,evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan
urusan pemerintahan di bidang
perindustrian di
provinsi. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan
urusan pemerintahan di bidang perindustrian di
kabupatenkota.
Sumber : PP No. 38 Tahun 2007
b. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri
Dalam rangka
untuk ikut
berkontribusi dalam
penanggulangan dampak perubahan iklim untuk bidang industri dilakukan kebijakan berupa peningkatan efisiensi energi dan
diversifikasi energi di industri semen, tekstil, alat transport dll serta modifikasi teknologi dan penggantian untuk mengurangi
emisi CO
2
. Penurunan emisi GRK pada bidang industri dilakukan
dengan strategi : 1.
Restrukturisasi mesin produksi industri Tekstil dan Produk Tekstil
82
2. Pengembangan bahan baku alternatif untuk industri mebel
dan kayu olahan sesuai suistainable forest management SFM dan Tekstil Produk Tekstil
3. Pengembangan
teknologi produksi
berbasis Teknologi
Informasi 4.
Peningkatan standarisasi produk industri permesinan, komponen otomotif, elektronika dan telematika
5. Pengembangan diversifikasi bahan baku produk makanan
dan minuman 6.
Peningkatan kualitas SDM industri garmen, permesinan dan alat transportasi
7. Peningkatan sarana prasarana produksi bagi IKM makanan
dan minuman, mebel, mesin dan logam, alat transportasi, dan aneka produk tekstil.
3.1.6. Bidang Pengelolaan Limbah a. Pembagian Kewenangan
Pengelolaan sampah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mencegah polusi lingkungan dan
melindungi sumber daya air bersih sebagaimana yang tercantum dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 322009.
Pengelolaan sampah diatur dalam UU No. 182008 tentang Pengelolaan Sampah. Sebelum UU No.182008 dikeluarkan, PP
No.162005 telah menempatkan masalah perlindungan sumber airakibat pencemaran dari TPA sebagai salah satu fokus yang
diatur. PP 162005 ini merupakan peraturan di bawah UU Sumber Daya Air No.72004.
UU No.182008
tentang Pengelolaan
Sampah menggariskan
bahwa pengelolaan
sampah hendaknya
berlandaskan hierarki pendekatan a pengurangan dan b penanganan
sampah. Pengurangan
minimasi sampah
dilandaskan atas prinsip a pembatasan reduce, guna-ulang
83
reuse dan daur-ulang recycle sebagai prioritas pengelolaan sampah, yang dikenal sebagai pendekatan 3R. Untuk pembagian
kewenangan bidang
pengelolaan limbah
dalam urusan
lingkungan hidup disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7. Pembagian Kewenangan Urusan Lingkungan Hidup SUB BIDANG
PEMERINTAH PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN
DAERAH KABUPATENKOTA
1. Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya
Beracun B3 1.
Pengawasan Pelaksanaan
Pengelolaan limbah B3
2. Izin
pengumpulan limbah B3 skala
nasional
3. Pengawasan
pelaksanaan pemulihan
akibat pencemaran
limbah B3 skala nasional
1. Pengawasan
pelaksanaan pengelolaan
limbah B3 skala provinsi;
2. Izin pengumpulan
limbah B3 skala provinsi sumber
limbah lintas kabupatenkota
kecuali minyak pelumasoli bekas;
3. Pengawasan
pelaksanaan pemulihan akibat
pencemaran limbah B3 pada
skala provinsi. 1.
Pengawasan pelaksanaan
pengelolaan limbah B3 skala
Kabupatenkota
2. Izin
pengumpulan limbah B3 pada
skala kabupatenkota
kecuali minyak pelumasoli
bekas
3. Pengawasan
pelaksanaan pemulihan
akibat pencemaran
limbah B3 pada skala
kabupatenkota
2. Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air 1.
Pengelolaan kualitas air
skala nasional danatau lintas
batas negara.
2. Penetapan kelas
pada sumber air skala nasional
danatau merupakan
lintas batas negara.
3. Koordinasi dan
pelaksanaan pemantauan
kualitas air pada sumber air
skala nasional danatau
merupakan lintas batas
negara. 1.
Koordinasi pengelolaan
kualitas air skala provinsi;
2. Penetapan kelas
air pada sumber air skala provinsi;
3. Koordinasi
pemantauan kualitas air pada
sumber air skala provinsi;
1. Pengelolaan
kualitas air skala
kabupatenkota .
2. Penetapan kelas
air pada sumber air skala
kabupaten kota.
3. Pemantauan
kualitas air pada sumber air
skala kabupatenkota
84 SUB BIDANG
PEMERINTAH PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN
DAERAH KABUPATENKOTA
4. Pengendalian
pencemaran air pada sumber air
skala nasional danatau lintas
batas negara.
5. Pengawasan
pengendalian pencemaran air
skala nasional.
6. Pengaturan
pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air.
4. Penetapan
pengendalian pencemaran air
pada sumber air skala provinsi;
5. Pengawasan
pelaksanaan pengendalian
pencemaran air skala provinsi;
6. Pengaturan
pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air
skala provinsi;
7. Pembinaan,
pengawasan dan evaluasi
pelaksanan pemberian izin
pembuangan limbah cair lintas
KabupatenKota. 4.
Pengendalian pencemaran air
pada sumber air skala
kabupatenkota .
5. Pengawasan
terhadap penaatan
persyaratan yang tercantum
dalam izin pembuangan air
limbah.
6. Perizinan
pembuangan air limbah ke air
atau sumber air.
7. Perizinan
pemanfaatan air limbah ke tanah
untuk aplikasi pada tanah.
3. Pengelolaan
Kualitas Udara Dan Pengendalian
Pencearan Udara 1.
Pengelolaan kualitas udara
skala nasional danatau lintas
batas negara. 1.
Pelaksanaan koordinasi
operasional pengendalian
pencemaran udara skala
provinsi;
2. Koordinasi dan
pelaksanaan pemantauan
kualitas udara skala provinsi;
3. Pembinaan dan
pengawasan baku mutu emisi udara
sumber tidak bergerak, ambang
batas emisi gas buang kendaraan
bermotor lama dan penetapan
baku tingkat kebisingan dan
1. Pemantauan
kualitas udara ambien, emisi
sumber bergerak dan tidak
bergerak skala kabupatenkota..
2. Koordinasi dan
pelaksanaan pemantauan
kualitas udara skala
kabupatenkota.
3. Pengawasan
terhadap penaatan
penanggung jawab usaha
usaha danatau kegiatan yang
dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran
85 SUB BIDANG
PEMERINTAH PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN
DAERAH KABUPATENKOTA
getaran sumber tidak bergerak
dan baku tingkat kebisingan
kendaraan bermotor lama
skala provinsi;
4. Pengawasan
terhadap penataan
penanggung jawab usaha dan
atau kegiatan yang dapat
menyebabkan terjadinya
pencemaran udara skala
provinsi. udara skala
kabupatenkota.
4. Pengendalian
Pencemaran danatau
Kerusakan Tanah Akibat Kebakaran
Hutan dan atau Lahan
1. Pengkoordinasian
penanggulangan dampak dan
pemulihan dampak
lingkungan hidup yang berkaitan
dengan kebakaran hutan
danatau lahan skala nasional
danatau lintas batas negara;
2. Pengawasan atas
pelaksanaan pengendalian
kerusakan danatau
pencemaran lingkungan hidup
yang berkaitan dengan
kebakaran hutan danatau lahan
yang berdampak atau
diperkirakan dapat berdampak
skala nasional 1.
Pengkoordinasian penanggulangan
kebakaran hutan danatau lahan
skala provinsi;
2. Pengawasan atas
pengendalian kerusakan
danatau pencemaran
lingkungan hidup yang berkaitan
dengan kebakaran hutan danatau
lahan yang berdampak atau
diperkirakan dapat berdampak skala
provinsi;
3. Pengendalian
kerusakan danatau
1. Penanggulangan
kebakaran hutan danatau lahan
skala kabupatenkota;
2. Pengawasan atas
pengendalian kerusakan
danatau pencemaran
lingkungan hidup yang berkaitan
dengan kebakaran hutan
danatau lahan yang berdampak
skala kabupatenkota;
3. Pengendalian
kerusakan danatau
86 SUB BIDANG
PEMERINTAH PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN
DAERAH KABUPATENKOTA
pencemaran lingkungan hidup
yang berkaitan dengan kebakaran
hutan danatau lahan yang
dampaknya skala provinsi
pencemaran lingkungan hidup
yang berkaitan dengan
kabakaran hutan danatau lahan
skala kabupaten kota.
5. Pengendalian
Pencemaran danatau
Kerusakan Tanah Untuk Kegiatan
1. Pengawasan atas
pelaksanaan pengendalian
kerusakan tanah yang berdampak
atau diperkirakan
dapat berdampak skala nasional;
2. Pengaturan
pengendalian kerusakan lahan
danatau tanah untuk produksi
biomassa skala nasional.
1. Pengawasan atas
pengendalian kerusakan lahan
danatau tanah akibat kegiatan
yang berdampak atau yang
diperkirakan dapat berdampak skala
provinsi;
2. Pengaturan
pengendalian kerusakan lahan
danatau tanah untuk produksi
biomassa skala provinsi
1. Pengawasan atas
pengendalian kerusakan lahan
danatau tanah akibat kegiatan
yang berdampak atau yang
diperkirakan dapat berdampak
skala kabupatenkota;
2. Pengaturan
pengendalian kerusakan lahan
danatau tanah untuk produksi
biomassa skala kabupaten kota.
Sumber : PP No. 38 Tahun 2007
b. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pengelolaan Limbah