Kandungan dalam Rokok Dampak Rokok terhadap Kesehatan Prevalensi Perokok

Pemeriksaan HbA 1c menjadi lebih penting pada pasien diabetes dengan kadar glukosa darah yang mengalami fluktuasi dari hari ke hari. Berbeda dengan kadar glukosa darah puasa yang dapat dipengaruhi kepatuhan pasien terhadap pengobatan pada saat pemeriksaan, HbA 1c dengan sifatnya yang ireversibel dapat menunjukkan gambaran pengendalian kadar glukosa darah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir Wilson, 2008. Korelasi antara kadar HbA 1c dengan kadar glukosa plasma rata-rata adalah bahwa suatu peningkatan 1 HbA 1c ekuivalen dengan peningkatan 35 mgdl pada glukosa plasma yang dapat digambarkan sebagai berikut: 4 HbA 1c = 65 mgdl kadar glukosa plasma rata-rata 5 HbA 1c = 100 mgdl kadar glukosa plasma rata-rata 6 HbA 1c = 135 mgdl kadar glukosa plasma rata-rata 7 HbA 1c = 170 mgdl kadar glukosa plasma rata-rata 8 HbA 1c = 205 mgdl kadar glukosa plasma rata-rata Wilson, 2008

2.5. Rokok

Merokok adalah penyebab nomor satu untuk penyakit dan kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia American Lung Association, 2013.

2.5.1. Kandungan dalam Rokok

Terdapat sekitar 600 komposisi zat kimia dalam sebatang rokok. Ketika dibakar, rokok menghasilkan lebih dari 4.000 zat-zat kimia. Setidaknya ada 50 dari zat-zat kimia ini yang telah diketahui dapat menyebabkan kanker, dan banyak di antara sisanya yang berbahaya bagi kesehatan American Lung Association, 2013. Universitas Sumatera Utara Kebanyakan zat kimia dalam rokok juga ditemukan dalam produk sehari-hari dengan label peringatan. Berikut beberapa zat kimia yang ditemukan dalam rokok, dan produk lain di mana substansi tersebut juga ditemukan: • Aseton – ditemukan dalam pembersih cat kuku • Asam asetat – bahan cat rambut • Ammonia – pembersih perabotan rumah tangga • Arsen – digunakan dalam racun tikus • Benzena – ditemukan dalam rubber cement zat perekat • Butana – digunakan dalam cairan pemantik • Kadmium – komponen aktif dalam asam pada baterai • Karbon monoksida – zat sisa yang dikeluarkan melalui asap kendaraan • Formaldehid – cairan pengawet • Heksamin – ditemukan dalam cairan pemantik yang biasa digunakan dalam pembakaran arang • Timbal – digunakan dalam baterai • Naphtalene – salah satu komposisi dalam kapur barus • Metanol – komponen utama bahan bakar roket • Nikotin – digunakan sebagai insektisida • Tar – material untuk mengaspal jalan • Toluena – zat untuk produk cat American Lung Association, 2013

2.5.2. Dampak Rokok terhadap Kesehatan

Kematian yang disebabkan oleh penggunaan tembakau lebih banyak dibandingkan dari jumlah semua kematian yang diakibatkan oleh human immunodeficiency virus HIV, penggunaan obat-obatan ilegal, penggunaan alkohol, kecelakaan lalu lintas, kasus bunuh diri, dan pembunuhan Centers for Disease Control and Prevention, 2012. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Konsekuensi terhadap kesehatan dihubungkan dengan merokok dan paparan tidak langsung terhadap asap rokok Sumber: Benjamin, 2010

2.5.3. Prevalensi Perokok

Secara nasional, prevalensi perokok tahun pada 2010 sebesar 34,7. Prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki 65,9 dibandingkan perempuan 4,2. Juga tampak prevalensi yang lebih tinggi pada penduduk yang tinggal di pedesaan, tingkat pendidikan rendah tamat dan tidak tamat SD, pekerjaan informal sebagai petani nelayan buruh dan status ekonomi rendah. Secara nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari oleh lebih dari separuh 52,3 perokok adalah 1-10 batang. Sekitar dua dari lima perokok saat ini rata-rata merokok sebanyak 11-20 batang per hari Pusat Promosi Kesehatan, 2010. Lebih dari separuh populasi balita di Indonesia terpapar asap rokok. Tujuh dari setiap sepuluh anak sekolah usia 13-15 tahun mempunyai orang tua yang merokok. 81,3 orang dewasa yang saat ini merokok mempercayai bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit berat. Jadi meskipun sebagian besar Universitas Sumatera Utara orang dewasa merokok, delapan dari sepuluh orang mengetahui bahwa rokok memberikan dampak buruk terhadap kesehatan Tobacco Control Support Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2012.

2.6. Pengaruh Rokok terhadap Kadar HbA