2-5 9
19.6 6.63 ± 0.71
6-10 4
8.7 6.63 ± 0.46
11-15 15
8 17.4
7.95 ± 1.00
Dari data pada tabel 5.5, 25 54.3 sampel yang dikategorikan dalam kelompok yang bukan perokok memiliki kadar HbA
1c
rata-rata sebesar 6.52 ± 0.80 . Untuk 9 orang 19.6 sampel perokok yang menghisap 2-5 batang
rokok per hari, didapatkan bahwa rata-rata nilai HbA
1c
-nya adalah 6.63 ± 0.71 . Terdapat 4 orang 8.7 sampel dengan jumlah konsumsi rokok per hari
sebesar 6-10 batang dan untuk kelompok ini, kadar HbA
1c
rata-ratanya adalah 6.63 ± 0.46 . Tidak ditemukan sampel yang menghisap 11-15 batang rokok
per hari. Jumlah sampel yang merokok lebih dari 15 batang per hari adalah 8 orang 17.4 dengan kadar HbA
1c
rata-rata sebesar 7.95 ± 1.00 .
5.1.3. Analisa Data
Untuk menentukan uji analisa data yang dapat digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai penentu distribusi data.
Tabel 5.4. Hasil Uji Normalitas
Karena jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 46 21 sampel untuk kelompok penderita diabetes mellitus tidak terkontrol yang merokok dan 25
sampel untuk kelompok yang tidak merokok, maka hasil yang dapat digunakan adalah hasil dari uji Shapiro-Wilk. Dikatakan berdistribusi normal
apabila nilai Sig. yang didapat 0.05. Berdasarkan tabel 5.4, nilai Sig. untuk variabel HbA
1c
dari uji Shapiro-Wilk pada sampel yang merokok adalah Status Merokok
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
HbA
1c
Merokok .902
21 .039
Tidak Merokok .653
25 .000
Universitas Sumatera Utara
0.039 0.05 dan pada sampel yang tidak merokok adalah 0.000 0.05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data variabel yang diteliti tidak
berdistribusi normal dan uji analisa data yang selanjutnya dapat digunakan adalah uji non-parametrik Mann-Whitney.
Tabel 5.5. Perbandingan Kadar HbA
1c
dari Kedua Kelompok
Merokok Tidak Merokok
HbA
1c
Nilai Minimum 6.0
6.0 Median
6.9 6.2
Nilai Maksimum 9.3
9.6 Mean ± SD
7.13 ± 1.01 6.52 ± 0.80
Data pada tabel 5.5 menunjukkan nilai p sebesar 0.014 0.05 yang berarti bahwa H
ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan antara kadar HbA
1c
dalam kelompok penderita diabetes mellitus tidak terkontrol yang merokok dan yang tidak merokok dengan interval kepercayaan sebesar
95. Selanjutnya dilakukan uji One-Way Anova terhadap faktor lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap untuk menentukan faktor mana dari
kedua faktor tersebut yang menyebabkan perbedaan.
Tabel 5.6. Uji One-Way Anova terhadap Faktor Lama Merokok Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups 8.437
5 1.687
2.151 .079
Within Groups 31.373
40 .784
Total 39.810
45
Sebelum melakukan uji One-Way Anova, telah dilakukan Test of Homogeneity of Variances uji homogenitas varian yang menunjukkan
bahwa varian semua kelompok sama p-value = 0.057, sehingga uji One- Way Anova dikatakan valid untuk menguji hubungan terhadap faktor lama
merokok. Dari tabel 5.6, didapatkan nilai Sig. 0.079 0.05 yang p = 0.014
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar HbA
1c
dalam keenam kelompok yang pembagiannya dilakukan sesuai dengan pembagian dalam
tabel 5.2.
Tabel 5.7. Uji One-Way Anova terhadap Faktor Jumlah Rokok Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups 12.969
3 4.323
6.764 .001
Within Groups 26.841
42 .639
Total 39.810
45
Sebelum melakukan uji One-Way Anova, telah dilakukan juga Test of Homogeneity of Variances uji homogenitas varian yang menunjukkan
bahwa varian semua kelompok sama p-value = 0.435, sehingga uji One- Way Anova dikatakan valid untuk menguji hubungan terhadap faktor jumlah
rokok yang dihisap per hari. Berdasarkan data pada tabel 5.7, nilai Sig. 0.001 0.05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kadar
HbA
1c
pada kelompok yang pembagiannya dilakukan sesuai dengan pembagian dalam tabel 5.3.
Kemudian, dilakukan uji lebih lanjut lagi untuk menentukan kelompok mana yang memberikan perbedaan bermakna dari semua kelompok yang dibagi
berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi. Karena varian dalam semua kelompok sama, maka uji yang dapat dilakukan selanjutnya adalah uji
Bonferroni.
Tabel 5.8. Uji Bonferroni terhadap Kelompok Faktor Jumlah Rokok
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji Bonferroni, didapatkan bahwa kadar HbA
1c
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok yang merokok 15 batang per
hari dengan kelompok yang tidak merokok maupun dengan kelompok yang menghisap 2-5 batang rokok per hari.
5.2. Pembahasan