orang dewasa merokok, delapan dari sepuluh orang mengetahui bahwa rokok memberikan dampak buruk terhadap kesehatan Tobacco Control Support
Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2012.
2.6. Pengaruh Rokok terhadap Kadar HbA
1c
Penggunaan tembakau telah lama diketahui menjadi faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular, dan penelitian terbaru telah mengidentifikasikan
asosiasi positif antara merokok dengan insidensi diabetes walaupun bukti bahwa merokok adalah faktor resiko independen untuk terjadinya diabetes
masih dianggap mendasar Houston et al, 2006. Efek dari merokok terhadap resiko diabetes pada umumnya dihubungkan dengan nikotin. Dalam jangka
pendek, nikotin telah diketahui menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa darah Clair et al, 2011. Terlepas dari ukuran tubuh, perokok
mengalami peningkatan sementara yang lebih tinggi dalam konsentrasi glukosa darah dibandingkan dengan bukan perokok setelah diberikan glukosa
oral Jyothirmayi, Kaviarasi, dan Ebenezer, 2013 Beberapa hipotesis telah diajukan untuk menghubungkan penggunaan
tembakau dengan insidensi diabetes. Merokok telah dihubungkan dengan gangguan respon terhadap tes toleransi glukosa dan resistensi insulin.
Merokok juga diduga dapat meningkatkan rasio pinggang terhadap panggul waist to hip ratio. Selain itu, merokok juga diasosiasikan dengan resiko
pankreatitis kronik dan kanker pankreas, yang dapat dianggap bahwa merokok mungkin bersifat toksik secara langsung terhadap pankreas
Houston et al, 2006. Lebih lanjut, dalam penelitian yang dilakukan Clair et al 2011, subjek
penelitian yang merokok cenderung mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih tinggi dan memiliki aktivitas fisik yang lebih rendah dibandingkan
dengan subjek yang tidak pernah merokok. Efek antiestrogen dari nikotin juga dapat berkontribusi dalam peningkatan akumulasi jaringan adiposa
Universitas Sumatera Utara
viseral dan melalui mekanisme ini, terjadilah resistensi insulin. Nikotin dengan sifatnya yang akan meningkatkan kadar kortisol juga akan
mempengaruhi adiponektin atau peptida yang meregulasi asupan makanan dan berat badan, yang semuanya akan berujung pada peningkatan kadar
HbA
1c
. Dalam penelitian kimia eksperimental yang dilakukan Liu et al 2011, kadar
HbA
1c
meningkat dengan adanya nikotin dalam hubungan yang berbanding lurus dengan dosis. Kadar HbA
1c
mengalami peningkatan sebesar 8,8 dengan 0,5 mM nikotin, dan 34,5 dengan 5,0 mM nikotin dibandingkan
terhadap kontrol tanpa nikotin dalam perlakuan yang dilakukan selama satu hari Healthday, 2011. Pasien diabetes yang merokok dapat menurunkan
kadar HbA
1c
-nya sebesar 0,7 dengan berhenti merokok selama 1 tahun Gunton et al, 2002.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Sumatera Utara