0,000 0,05 maka H
4
diterima, yang berarti Return On Aset ROA berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak ETR.
Dari hasil regresi diketahui bahwa besarnya nilai t
hitung
variabel kepemilikan keluarga adalah 2,669 sedangkan besarnya nilai t
tabel
dngan tingkat keyakinan 9
5 atau α : 0,05 adalah 1,992 karena t
hitung
t
tabel
atau tingkat signifikansi 0,009 0,05 maka H
5
diterima, yang berarti kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak ETR.
4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data Pembuktian Hipotesis
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis
Hasil DiterimaDitolak
H
1
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak ETR.
Nilai t = 1,317 dengan
sebesar sig 0,192 0,05
Ditolak
H
2
Ukuran perusahaan size tidak berpengaruh signifikan terhadap
agresivitas pajak ETR. Nilat t = 0,029
dengan sebesar
sig 0,977 0,05 Ditolak
H
3
Leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas
pajak ETR. Nilai t = 1,072
dengan sebesar
sig 0,287 0,05 Ditolak
H
4
Return On
Aset ROA
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak ETR.
Nilai t = 3,741 dengan
sebesar sig 0,000 0,05
Diterima
H
5
Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap
agresivitas pajak ETR. Nilai t = 2,669
dengan sebesar
sig 0,009 0,05 Diterima
Sumber: Data yang diolah 2016
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR terhadap agresivitas pajak
ETR. Dari tabel 4.11 diperoleh t
hitung
sebesar -1,317 dan nilai t
tabel
sebesar 1,992. Nilai signifikansinya adalah 0,192 yang artinya bahwa variabel pengungkapan
Corporate Social Responsibility CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak ETR. Dapat diartikan bahwa apabila nilai pengungkapan CSR
besar, maka belum tentu perusahaan akan semakin tidak agresif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Jessica dan Toly 2014 yang menyatakan bahwa kegiatan CSR perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan agar perusahaan membayarkan beban pajak
perusahaan lebih kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lanis dan Richardson 2011 dan Ratmono 2015 yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas
pajak. Yang menunjukkan bahwa semakin tinggi level kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan maka semakin rendah tingkat agresivitas pajak perusahaan.
Perbedaan ini dapat dikarenakan perbedaan item pengungkapan dimana item pengungkapan dalam penelitian Lanis dan Richardson 2011 serta Ratmono
dan Sagala 2015 adalah pengungkapan menurut standar luar negeri yaitu GRI, sedangkan item pengungkapan CSR yang sesuai dengan kondisi di Indonesia
adalah menurut BAPEPAM. Terlebih lagi berdasarkan kondisi di Indonesia
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan masih bersifat umum dan belum rinci.
Indonesia pada awal pelaksanaan CSR masih bersifat sukarela namun sekarang menjadi sesuatu yang wajib yang diatur dalam UU No.40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas. Dengan diwajibkannya kegiatan CSR di Indonesia menyebabkan pengungkapan CSR oleh setiap perusahaan tidak terdapat variasi
yang mencolok karena setiap perusahaan melakukan CSR yang hampir sama. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati pengungkapan CSR yang
dilakukan setiap perusahaan dalam laporan tahunannya dan menemukan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan oleh setiap perusahaan hampir sama setiap
tahunnya. 2.
Hipotesis Kedua Hipotesis kedua adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh ukuran
perusahaan size terhadap agresivitas pajak ETR. Dari tabel 4.11 diperoleh t
hitung
sebesar -0,029 dan nilai t
tabel
1,992. Nilai signifikannya adalah 0,977 yang artinya bahwa variabel ukuran perusahaan size tidak berpengaruh signifikan
terhadap agresivitas pajak ETR. Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hadi dan Mangoting 2014 serta Ratmono dan Sagala 2015 yang menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin rumit dan kompleks
transaksi yang ada didalam perusahaan. Sehingga perusahaan dapat memanfaatkan banyak celah yang ada untuk meminimalkan ETR mereka.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jessica dan Toly 2014 serta Cahyono, et al 2016 yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Perusahaan yang besar mampu menggunakan sumber daya yang
dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik. Namun perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang dimilikinya untuk
melakukan perencanaan pajak, karena adanya batasan berupa kemungkinan menjadi sorotan dan sasaran dari keputusan regulator.
Menurut Handayani 2013 ada dua kerugian dari tindakan agresivitas pajak yaitu kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi atau pinalti dari fiskus
pajak dan rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak yang menyebabkan turunnya harga saham perusahaan.
Hidayati dan Murni 2009 dalam Yoehana 2013 menyatakan bahwa untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan mengupayakan
sejenis legitimasi atau pengakuan baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar.
Legitimasi membuat perusahaan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Perusahaan yang
melakukan berbagai upaya yang termasuk dalam kategori agresivitas pajak dapat menyebabkan citra negatif dimata masyarakat.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh leverage terhadap agresivitas pajak ETR. Dari tabel 4.11 diperoleh t
hitung
sebesar 1,072
dan nilai t
tabel
sebesar 1,992. Nilai signifikansinya adalah 0,287 yang artinya bahwa variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak
ETR. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Jessica dan Toly 2014 serta Richarson dan Lanis 2012 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak.
Richarson dan Lanis 2012 menyatakan bahwa biaya bunga dapat mengurangi besarnya beban pajak, sehingga semakin tinggi tingkat leverage akan
menyebabkan Effective Tax Rate ETR menjadi lebih kecil. Dalam penelitian ini tingkat leverage yang tinggi tidak selalu
menyebabkan tingkat ETR menjadi lebih kecil. Sehingga dapat dikatakan leverage tidak mempengaruhi agresivitas pajak. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Mangoting 2014 dan Wijayanti et al 2016 yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Hadi dan Mangoting 2014 mengatakan bahwa leverage tidak
mempengaruhi agresivitas pajak karena hutang yang tinggi akan menyebabkan perusahaan menghadapi risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban membayar
hutang. Hal ini dimungkinkan peningkatan biaya bunga diikuti dengan
peningkatan biaya pajak, dimana perusahaan menggunakan hutang yang diperoleh untuk keperluan investasi sehingga menghasilkan pendapatan diluar usaha
perusahaan dan membuat laba yang diperoleh perusahaan naik dan mempengaruhi kenaikan beban pajak yang ditanggung perusahaan.
4. Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari Return On Aset ROA terhadap agresivitas pajak ETR. Dari tabel 4.11 diperoleh
t
hitung
sebesar -3,741 dan nilai t
tabel
sebesar 1,992. Nilai signifikansinya adalah 0,000 yang artinya bahwa variabel Return On Aset ROA berpengaruh signifikan
terhadap agresivitas pajak ETR. Semakin tinggi nilai ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan
sehingga semakin baik pengelolaan aset suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan. Teori agensi
akan memacu para agen untuk meningkatkan laba perusahaan. Ketika laba yang diperoleh membesar, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat sesuai
dengan peningkatan laba perusahaan sehingga kecenderungan untuk melakukan tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan Dewinta dan Setiawan, 2016:
1590. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewinta dan
Setiawan 2016 serta Cahyono, et al 2016. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian Hadi dan Mangoting 2014 serta Jessica dan Toly 2014 yang
mengatakan bahwa Return On Aset tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pajak.
5. Hipotesis Kelima
Hipotesis kelima adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari kepemilikan keluarga terhadap agresivitas pajak ETR. Dari tabel 4.11 diperoleh
t
hitung
sebesar -2,669 dan nilai t
tabel
sebesar 1,992. Nilai signifikansinya adalah 0,009 yang artinya bahwa variabel kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan
terhadap agresivitas pajak ETR. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil penelian Utami dan
Setiawan 2015 yang mengatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan pajak agresif. Namun penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chen, et al 2010 serta Sari dan Martani 2010.
Hasil penelitian Chen, et al 2010 menunjukkan bahwa ternyata tingkat keagresifan pajak perusahaan keluarga lebih kecil daripada perusahaan non-
keluarga. Hal ini terjadi karena diduga family owners lebih rela membayar pajak lebih tinggi, daripada harus membayar denda pajak dan menghadapi kemungkinan
rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR, ukuran perusahaan size, leverage,
Return On Aset ROA, dan kepemilikan keluarga terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama
tahun 2013-2015. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka peneliti akan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibility CSR dengan tingkat signifikansi 0,192 0,05, jadi secara parsial variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. 2.
Berdasarkan hasil uji t variabel ukuran perusahaan size dengan tingkat signifikansi 0,977 0,05, jadi secara parsial variabel ukuran perusahaan
size tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. 3.
Berdasarkan hasil uji t variabel leverage dengan tingkat signifikansi 0,287 0,05, jadi secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh signifikan
terhadap agresivitas pajak. 4.
Berdasarkan hasil uji t variabel Return On Aset ROA dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05, jadi secara parsial variabel Return On Aset ROA
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.