Menurut Leino 2009 dalam Hidayanti 2013: 14, perusahaan keluarga mempunyai peran yang penting untuk ekonomi baik lokal ataupun regional karena
dapat memberikan kestabilan ekonomi yang permanen. Sedangkan Maury 2006 dalam Hidayanti 2013: 15, berpendapat bahwa dengan adanya kepemilikan
keluarga di suatu perusahaan maka perusahaan tersebut dapat meningkatkan profitabilitas di dalam perusahaan tersebut bila dibandingkan dengan perusahaan
yang dikendalikan oleh pemilik non-keluarga. Penelitian ini menggunakan definisi keluarga yang digunakan oleh Arifin
2003, yaitu semua individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat kepemilikan 5 wajib dicatat. Yang bukan perusahaan publik, negara,
institusi keuangan seperti: lembaga investasi, reksa dana, asuransi, dana pensiun, bank, koperasi dan publik individu yang kepemilikannya tidak wajib dicatat.
Dalam penelitian ini kepemilikan keluarga dihitung dari kepemilikan individu anggota keluarga non direksi dan komisaris, non perusahaan publik, non
BUMN, non institusi keuangan, perusahaan afiliasi, dan perusahaan asing yang merupakan kepanjangan tangan dari perusahaan tersebut.
1.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai agresivitas pajak telah banyak dilakukan di Indonesia dan di negara lain, dengan berbagai inovasi dan perubahan baik dalam
metode penghitungan maupun sampel yang digunakan. Namun penelitian- penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda-beda.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Martani 2010 menggunakan variabel dependen berupa tindakan pajak agresif. Sementara variabel independen
yang digunakan dalam penelititan ini adalah karakteristik kepemilikan perusahaan dan corporate governance. Penelitian ini menggunakan sampel perusaahaaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2008. Hasil penelitian ini menemukan bahwa corporate governance belum berdampak secara
nyata pada perusahaan dan struktur kepemilikan keluarga berhubungan positif dengan tingkat agresivitas pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson 2012 mengenai corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak memberikan bukti
bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, semakin rendah tingkat agresivitas pajak yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan
sampel 408 perusahaan publik Australia tahun 2008-2009. Jessica dan Toly 2014 melakukan penelitian mengenai pengungkapan
corporate social responsibility, ukuran perusahaan, leverage dan return on aset terhadap agresivitas pajak pada 56 perusaahaaan di Bursa Efek Indonesia BEI
tahun 2012-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan return on asset tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak, sedangkan leverage berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak.
Penelitian mengenai pengungkapan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak juga dilakukan oleh Ratmono dan Sagala 2015.
Penelitian ini menggunakan variabel dependen berupa agresivitas pajak. Sementara variabel independen yang digunakan dalam penelititan ini adalah
pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR, capital intensity, inventory intensity dan ukuran perusahaan size.
Penelitian tersebut menggunakan sampel 125 perusaahaaan non- keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengungkapan CSR dan size berpengaruh negative terhadap agresivitas pajaknya, sedangkan capital intensity dan inventory intensity berpengaruh positif
terhadap agresivitas pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti, et al. 2016 menggunakan
variabel dependen berupa penghindaran pajak. Sementara variabel independen yang digunakan dalam penelititan ini adalah ukuran perusahaan, leverage,
intensitas modal, komsaris independen, komite audit dan corporate social responsibility.
Penelitian ini menggunakan sampel 21 perusahaan perbankan tahun 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage, komisaris independen,
komite audit dan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, hanya ukuran perusahaan dan intensitas modal yang
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian lain dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan 2016 mengenai
ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage dan pertumbuhan penjualan terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia BEI periode 2011-2014. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif terhadap tax avoidance, sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
1.3. Kerangka Berfikir