Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 18 lain-lain
= 3.288,46 ha 50.685,00 ha
Morfologi Kabupaten Bantul berdasarkan reliefnya dibagi menjadi satuan Geomorfologi sebagai berikut :
Satuan lereng gunung Merapi sub. satuan kaki merapi Satuan batur agung
Satuan perbukitan sentolo Satuan dataran aluvial
Satuan dataran pantai gumuk pasir dataran aluvial pantai
b. Bentuk dan Jenis tanah
Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Bantul, tanah liat lempung dan sebagian kerikil batuan. Jenis tanah sebagaian besar berpasir hitam
regosol 25.930,9 ha 51,16 dan sebagaian kecil lempung grumosol 7.607,7 ha 15,01 . Untuk tanah liat berbukit umumnya lempung
berkapur, tanah regosol adalah tanah berasal dari material gunung berapi, bertekstur butiran kasar bercampur dengan solum tebal dan tingkat
kesuburannya rendah. Tanah litosol berasal dari batuan induk batu gamping, dan breksi, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan dan
Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batu gamping karang batu gamping berlapis dan batu pasir tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu.
Tanah litosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan dan Pleret. Tanah grumosol
berasal dari batuan induk gamping berlapis, napal dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Pandak, Sanden, Babanglipuro dan
Srandakan.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 19
c. Irigasi
Kondisi irigasi di Kabupaten Bantul dalam kondisi yang spesifik, yaitu: a.
Wilayah Kabupaten Bantul ditinjau dari sistem DAS ada pada bagian hilir, sehingga mempunyai konsekuensi pada musim penghujan akan
banyak menerima suplai air yang sering menyebabkan banjir, dan pada waktu kemarau akan sulit memeperoleh air untuk irigasi karena
sudah banyak dipergunakan di bagian hulu, b.
Kondisi irigasi di Kabupaten Bantul akan sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam menangani sampah terutama masyarakat
di daerah sub urban. Kebiasaan membuang sampah di salurah irigasi memberikan beban pada OP Jaringan Irigasi,
c. Meningkatnya pembangunan di daerah sub urban menyebabkan
pengurangan lahan pertanian akibat terjadinya alih fungsi lahan, d.
Debit air sungai waktu kemarau sangat dipengaruhi oleh kondisi catchment area yang terutama ada di Kabupaten Sleman, sehingga
dalam pengendaliannya sangat tergantung kebijakan wilayah setempat.
Lahan irigasi di Kabupaten Bantul menurut data tahun 2011 adalah: Sawah Irigasi Teknis
= 4.879,45 ha Sawah Irigasi Semi Teknis = 9.159 ,70 ha
Sawah Irigasi Sederhana = 1.878,06 ha
Sawah tadah hujan = 1.238,99 ha
17.372,04 ha
d. Penduduk dan Mata Pencaharian