Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 25 j. Bentonit abu bumi :
Volume belum teridentifikasi Lokasi di Piyungan dan Pleret
Kegunaan bahan baku lumpur bilas pada pemboran, penghilang
warna pada pelumas, pencampur pasir, pada pengecoran baja, penyumbat kebocoran dam, pencampur sabun, sebagai
katalisator Pernah ditambang
Energi
1. Komitmen pengembangan energi. 2. Komitmen penghematan energi.
Pengembangan energi menjadi salah satu sub sektor yang pada ada dalam tupoksi, dan merupakan rangkaian dalam rangka pengembangan
dan terkait erat dengan sumber daya mineral.
b. WEAKNESS KELEMAHAN PERMASALAHAN PENGHAMBAT
Kelemahan merupakan faktor internal yang menghambat laju pengembangan dan pengoptimalisasian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas Sumber Air. Faktor penghambat tersebut sebagai berikut: Umum
1. Kreativitas kerja sebagian pegawai masih kurang.
2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan sebagian pegawai belum
memadai. 3.
Regenerasi SDM belum berjalan baik. 4.
Gedung tempat kerja, alat kantor, dan peralatan teknis belum memadai.
5. Sarana kendaraan masih belum mencukupi baik roda 4 maupun
roda 2. 6.
Sarana kerja peralatan kantor belum memadai
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 26 Jumlah pegawai Dinas Sumber Daya Air dari sisi jumlah cukup
banyak yaitu 117orang, namun demikian dari sisi kapasitas masih jauh dari kebutuhan. Bahkan pegawai golongan I dan II meliputi 71 orang 60,68
dari seluruh pegawai. Sedangkan pegawai dengan golongan III dan IV ada 46 orang 39,32 . Pegawai yang sudah cukup umur dan dengan lulusan
SLTP atau SLTA maka mempunyai kemampuan yang sangat terbatas. Kapasitas yang demikian menjadi salah satu kurang berkembangnya
kreativitas dari pekerja. Regenerasi masih berjalan lambat, beberapa personil yang
mempunyai kemampuan lapangan dan teknis lebih sudah hampir masuk usia pensiun, sementara penggantinya belum ada.
Gedung tempat kerja cukup luas, namun masih perlu ruang rapat yang representatif dengan kapasitas 80 orang. Ruang rapat dengan
kapasitas tersebut diperlukan ketika mempertemukan GP3A, Desa, Juru dan pengamat secara bersamaan. Peralatan penunjang dipandang sebagai
instansi yang mempunyai tugas khususnya di bidang irigasi masih dipandang kurang. Beberapa alat ukur yang semestinya ada justru belum
dipunyai, misalnya alat ukur evopirasi transpirasi. Sarana kendaraan masih jauh dari memadai diukur tugas yang harus
dilaksanakan, dan banyak berhubungan dengan lapangan. Kendaraan roda 4 ada 3, dan roda 2 ada 8. Peralatan kantor belum semua bidang
memadai. Sebagai contoh Bidang Konservasi yang banyak menangani masalah Mineral hanya didukung oleh 4 komputer. Dari sisi penggunaan
software di Dinas Sumber Daya Air penggunaan software legal masih sangat minim, hanya sekitar 10, sisanya adalah software ilegal. Adapun
software legal yang digunakan adalah, 1 satu buah software Ad View 3.3; Windows 3 tiga buah.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 27 Jumlah pegawai dan golongan dapat dilihat pada tabel berikut :
Bidang Jumlah
Golongan I Golongan II
Golongan III Golongan IV
Sekretriat 29
1 13
13 2
Konservasi SDA 11
2 2
7 -
Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi 12
- 6
4 2
Rehabilitasi Pengembangan
11 -
3 8
- UPT Pengamatan
54 19
25 10
-
Jumlah 117
22 49
42 4
Jumlah pegawai berdasar tingkat pendidikan
Bidang Jumlah
SD SLTP
SMUSMK D3
S1 S2
S3
Sekretariat 29
3 3
13 3
5 2
- Konservasi SDA
11 1
1 3
- 4
2 -
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi
12 1
1 6
- 2
2 -
Rehabilitasi Pengembangan
11 -
- 5
- 4
2 -
UPT Pengamatan 54
16 16
22 -
- -
-
Jumlah 117
21 21
49 3
15 8
-
Jumlah pegawai berdasar eselon
Bidang Jumlah
Eselon I Eselon I I
Eselon III Eselon IV
Staf
Sekretariat 29
- 1
1 3
24 Konservasi SDA
11 -
- 1
3 7
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
12 -
- 1
3 8
Rehabilitasi Pengembangan
11 -
- 1
3 7
UPT Pengamatan 54
- -
- 4
50
Jumlah 117
- 1
4 16
96
Jumlah pegawai berdasar jenis kelamin
Bidang Jumlah
Laki-Laki Wanita
Sekretariat 29
20 9
Konservasi SDA 11
9 2
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
12 12
- Rehabilitasi Pengembangan
11 11
- UPT Pengamatan
54 54
-
Jumlah 117
106 11
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 28
Irigasi
1. Adanya kerusakan bendung dan jaringan irigasi 2. Banyaknya PNS yang memasuki pensiun.
3. Jaringan irigasi belum berfungsi optimal. 4. Jaringan irigasi semi teknis dan non teknis.
5. Lemahnya pengawasan pelaksanaan konstruksi. 6. Data kurang akurat dan belum adanya sistem informasi SDA.
7. Koordinasi belum optimal. 8. Adanya jalan inspeksi yang belum berfungsi.
9. Belum lengkapnya data IKMN. Pada sektor irigasi kelemahan yang paling dominan adalah adanya
kerusakan bendung dan jaringan irigasi. Kerusakan jaringan dan bendung berakibat langsung terhadap petani dalam memperoleh air, sehingga dapat
menyebabkan gagal panen. Kualitas bangunan yang rendah serta jumlah yang cukup banyak menyebabkan biaya yang dialokasikan bagi
pengelolaan cukup besar sementara tersedianya hanya terbatas. Dengan dana OP terbatas serta kemampuan P3A yang belum
semuanya baik menyebabkan jaringan belum dapat terpelihara dengan baik. Beberapa calon jalan inspeksi belum tergarap, karena ketiadaan
biaya. Jumlah pegawai yang belum cukup juga menjadi salah satu faktor
lemahnya pengawasan pelaksanaan kontruksi, sehingga hasil tidak adapat optimal. Data aset irigasi serta informasi SDA yang menjadi base dari
sistem informasi SDA belum digarap. Base data relatif belum ada yang dapat dipakai sebagai patokan yang tetap.
Banjir
1. Adanya kerusakan tebing sungai, tanggul, agradasi dan degradasi dasar sungai.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 29 2. Data kurang akurat.
3. koordinasi belum optimal. 4. Kualitas SDM belum memadai.
5. Sarana dan prasarana kurang. Kelemahan pada sektor banjir hampir sama dengan sektor irigasi dan
umum. Kelemahan ini menjadikan beratnya permasalahan yang harus dihadapi, karena secara geografis Kabupaten Bantul ada pada daerah hilir
yang menjadi tumpuan air waktu penghujan.
Galian Gol. C
1. Belum semua jabatan terisi. 2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan pengelolaan penambangan
Mineral belum memadai. 3. Tidak bisa menerapkan sanksi bagi pelanggar penambangan.
4. Penegakan aturan rendah. 5. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai.
6. Regenerasi SDM pengelola belum baik. 7. Data kelayakan lokasi penambangan dan potensi bahan galian
mineral belum ada. Pada sektor pertambangan mineral, masih cukup banyak kelemahan
terutama karena regulasi yang belum cukup memadai, mineral menjadi kebutuhan mutlak bagi pembangunan serta sarana dan prasara pendukung
belum cukup memadai. Untuk partisipasi peningkatan PAD Kabupaten Bantul, kewenangan
wajib bukan wajib Dinas Sumber Daya Air belum diberikan payung berupa peraturan-peraturan baik PERDA maupun surat keputusan-keputusan
Bupati dibidang perijinan dan pajak retribusi meliputi antara lain : • Perizinan tentang exsplorasi bahan galian mineral.
• Perizinan tentang exsploitasi bahan galian mineral.
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 30 • Perizinan tentang pemurnian pengolahan bahan galian mineral.
• Perizinan tentang pengangkutan bahan galian mineral. • Perizinan tentang pemasaran penjualan bahan galian mineral.
Perizinan penggunaanpengambilan air tanah .
Energi
1. Belum ada adanya visi dan misi. 2. Struktur lembaga pengelola sub sektor energi belum ada.
3. Tingkat pendidikan dan pengetahuan pengelolaan energi belum memadai.
4. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 5. Jumlah pegawai belum memadai.
6. Data potensi sumber energi sebagian sudah masuk. Di bidang ESDM struktur lembaga, sarana
–prasarana, kemampuan SDM masih perlu ditingkatkan terutama belum adanya pengawas tambang
yang belum bersertifikat.
Air Tanah
1. Tingkat pengetahuan pengelolaan air dalam belum memadai. 2. Belum semua jabatan terisi.
3. Prasarana dan sarana pendukung belum memadai. 4. Regenerasi SDM pengelola belum baik.
5. Belum terincinya data kapasitas sumber air dalam. 6. Data jumlah pengambilan air dalam belum lengkap.
Air baku menjadi salah satu sektor yang menjadi tupoksi Bidang Konservasi. Prasarana, data, SDM sektor ini juga kurang memadai. Data
yang belum ada dikarenakan pada periode sebelum otonomi, air dalam masih menjadi wewenang propinsi. Perda atau peraturan Bupati yang
mengatur pemboran air bawah tanah belum ada sehingga aturan yang
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2012
Bab I. : 31 dipakai adalah PERDA yang memuat Tupoksi serta Pergub atau Kepmen
ESDM. Untuk mengetahui kondisi air tanah, tahun 2009 telah dimulai pengukuran elevasi permukaan air tanah di beberapa titik sebagai sampel di
Kabupaten Bantul.
c. OPPORTUNITY PELUANG