Idetifikasi Bakat Anak. Identifikasi Potensi Anak
Modul Kepala Sekolah - Jenjang TK 27
Tabel 3. Dimensi Kemampuan Intelektual
Dimensi Deskripsi
Contoh Pekerjaan
Kecerdasan numerik
Kemampuan yang dimiliki individu untuk berhitung
dengan cepat dan tepat Akuntan: Menghitung pajak penjualan
pada seperangkat barang
Pemahaman verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca atau
didengar Manajer publik: Mengikuti
kebijakan korporasi Kecepatan
perseptual Kemampuan mengenali
kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat
Penyelidik kebakaran: Mengenali petunjuk untuk mendukung tuduhan
arson pembakaran secara sengaja.
Penalaran induktif
Kemampuan mengenali urutan logis dalam suatu
masalah dan kemudian memecahkannya
Peneliti pasar: Meramalkan permintaan sekian terhadap suatu
produk dalam kurun waktu berikutnya
Panalaran deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai aplikasi
dari suatu argumen Penyelia: Memilih antara dua saran
yang berlainan yang dikemukakan karyawan
Visualisasi ruang
Kemampuan membayangkan bagaimana
suatu objek akan tampak seandainya posisinya
dalam ruangan diubah Dekorator interior: Mendekorasi suatu
ruang
Ingatan Kemampuan menahan
dan mengenang kembali pengalaman
masa lalu Juru jual: Mengingat nama-nama
pelanggan
Sumber: Robbin, Stephen. 1995. Organizational Behavior: Concept, Strategy, Controvercy. New York: McGraw Hill Book Company.
Selain kapabilitas yang menyangkut kecerdasan, juga menggunakan seleksi yang mengarah pada aspek minat. Aspek minat ini sangat penting karena tes minat
dapat menunjukkan ketertarikan anak pada bidang, disiplin ilmu dan vokasi tertentu. Selain keterkaitan IQ dengan jenis pekerjaan, Robbin 1995 juga
memetakan karakteristik kepribadian dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang cocok, sebagaimana tabel berikut.
Modul Kepala Sekolah - Jenjang TK 28
Tabel 4. Karateristik kepribadian jenis vokasi yang cocok
Tipe-Tipe Kepribadian Karakteristik
Vokasi Kepribadian
Kongruen
Realistis: Lebih menyukai kegiatan fisik yang menuntut keterampilan,
kekuatan dan koordinasi Pemalu, tulus, tekun,
mantap, patuh dan praktis
Montir, operator, pekerja lini perakitan
dan petani
Menyelidik: Lebih menyukai kegiatan yang melibatkan pemikiran,
organisasi dan pemahaman Analis, orsinil
dan ingin tahu Biolog, ekonom,
matematikawan dan wartawan yang andal
menggunakan TIK
Sosial: Lebih menyukai kegiatan yang melibatkan bantuan dan
pengembangan orang lain Senang bergaul,
ramah, kooperatif dan memahami
Pekerja sosial, guru, penyuluh dan psikolog
klinis
Konvensional: Lebih menyukai aturan-aturan, tertib dan kegiatan
yang tidak bermakna ganda Patuh, efisien,
praktis, tak imajinatif dan tak luwes
Akuntan, manajer korporasi dan kasir bank
Pengusaha: lebih menyukai kegiatan verbal, di mana ada
kesempatan mempengaruhi orang dan meraih kekuasaan
Percaya diri, ambisius,
energik dan menguasai
Pengacara, agen real estate, humas spesial,
manajer bisnis kecil
Artistik: Lebih menyukai kegiatan bermakna ganda dan tak sistematis
yang memungkinkan ungkapan kreatif
Imajinatif, tak tertib, idealis, emosional
dan tak praktis Pelukis, musisi,
pengarang dan dekorator interior
Sumber: Robbin, Stephen. 1995. Organizational Behavior: Cocept, Strategy, Kontrovercy. New York: McGraw Hill Book Company.
Hamzah 2009 menyebutkan bahwa seorang ahli psikologi Howard Gardner telah mengembangkan Teori Multiple Intelligences, yang menjelaskan bahwa inteligensi
sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
Klasifikasi kecerdasan tersebut meliputi:
1. Inteligensi linguistik linguistic intelligence Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata secara efektif,
baik secara oral maupun tertulis. Anak dengan kecedasan linguistik yang tinggi mampu berbahasa dengan lancer, baik, lengkap dan mudah mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa serta mudah untuk belajar beberapa bahasa. Individu dengan kecerdasan linguistik yang tinggi dapat menjadi
pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.
2. Matematis-logis logical-mathematical intelligence Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika
secara efektif. Anak yang memiliki intelegensi matematis-logis menonjol, dapat dengan mudah melakukan tugas memikirkan sistem-sistem yang abstrak, seperti
matematika dan filsafat, mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan
Modul Kepala Sekolah - Jenjang TK 29
angka. Bahkan ia dengan senang menggeluti simbol angka dalam buku matematika daripada kalimat yang panjang-panjang.
3 Inteligensi ruang-visual spatial intelligence Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti
dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.
4 Inteligensi musikal musical intelligence Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati
bentu-bentuk musik dan suara. Termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, mencipta
lagu, dan kemampuan menikmati lagu, musik, dan nyanyian.
5 Inteligensi kinestetik-badani bodily-kinesthetik intelligence Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah.
6 Inteligensi musikal musical intelligence Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati
bentu-bentuk musik dan suara. Termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, mencipta
lagu, dan kemampuan menikmati lagu, musik, dan nyanyian.
7 Inteligensi interpersonal interpersonal intelligence Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,
intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Seperti dipunyai oleh para
komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.
8 Inteligensi intrapersonal intrapersonal intelligence Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan
kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. 9 Inteligensi lingkungannaturalis naturalist intelligence
Adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Kemampuan untuk memahami dan menikmati alam, dan menggunakan
kemampuan itu
secara produktif
dalam berburu,
bertani, dan
mengembangkan pengetahuan akan alam. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing, termasuk keunikan dalam belajar.
Pemahaman guru terhadap keunikan anak dalam belajar sangat diperlukan supaya kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif bagi anak. Gaya belajar anak adalah
salah satu strategi pembelajaran. Sari 2014 menyebutkan bahwa terdapat tiga gaya belajar individu yang dikembangkan oleh Ricard Bandher, John Grider
Michael Grinder, yaitu: 1 Gaya Belajar Visual
Anak dengan gaya belajar visual dapat dengan mudah menerima informasi baru dengan memanfaatkan penglihatan. Anak yang memiliki gaya belajar visual
lebih rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, biasanya tidak terganggu oleh keributan, mengingat apa yang dilihat daripada di dengar, lebih suka membaca
daripada dibacakan, pembaca cepat dan tekun, seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata, mengingat asosiasi
Modul Kepala Sekolah - Jenjang TK 30
visual, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang lain untuk mengulangi, dan teliti terhadap
detil.
2 Gaya Belajar Auditori Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang memanfaatkan indera
pendengaran untuk mempermudah proses belajar. Anak dengan gaya belajar auditori biasanya berbicara sendiri saat bekerja, kepada diri sendiri saat
berkerja, mudah terganggu dengan keributan, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, merasa kesulitan untuk menulis namun hebat dalam
bercerita, belajar dengan mendengarkan dan mengingat diskusi dari pada yang dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan dengan panjan lebar.
3 Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang mudah menyerap informasi
dengan bergerak, berbuat dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingarnya. Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik
cenderung berbicara dengan perlahan, sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada di tempat terebut, menghafal dengan cara berjalan dan melihat,
menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca, tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama, kemungkinan tulisannya jelek, selau berorietasi pada fisik dan
banyak bergerak, serta ingin melakukan segala sesuatu.