Teknik Pembelajaran Menyusun program kegiatan ekstra kurikuler. C. Pengaturan Organisasi Anak

Modul Kepala Sekolah - Jenjang TK 54 jumlah anak yang relative banyak, tentu akan berbeda dengan metode ceramah dengan jumlah anak yang terbatas. Demikian pula dalam penggunaan metode diskusi pada anak yang tergolong aktif dan dengan anak yang tergolong pasif di kelas. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

D. Taktik Pembelajaran

Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Bisa saja dua guru yang sama- sama menggunakan metode ceramah, akan tetapi menggunakan taktik yang berbeda. Dalam penyajiannya, guru yang satu diselingi dengan humor sebab guru tersebut memiliki selera humor yang tinggi, sementara guru yang satu lagi tidak disertai dengan humor karena tidak memiliki kemampuan membuat humor. Selain itu, ada guru yang lebih sering menggunakan alat bantu elektronik karena sangat menguasi di bidang tersebut. Gaya pembelajaran seseorang memiliki keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru yang disesuaikan dengan kemampuan, pengalaman, tipe dan kepribadian guru yang bersangkutan. Taktik pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus sebuah seni.

E. Prinsip Pembelajaran

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran di TK adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Melalui Bermain Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak. 2. Berorientasi pada Perkembangan Anak Guru mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak. 3. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Guru mampu memberikan rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. 4. Berpusat pada Anak Guru dapat menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak. 5. Pembelajaran Aktif Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong 6. Berorientasi pada Pengembangan Karakter Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk membentuk karakter yang positif anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan. 7. Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Hidup Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan. Modul Kepala Sekolah - Jenjang TK 55 8. Lingkungan Kondusif Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan pendidik, pengasuh dan dengan anak lain. 9. Berorientasi pada Pembelajaran Demokratis Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik dan antara anak dengan anak lain. 10. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar. Penggunaan media belajar, sumber belajar dan narasumber yang ada di lingkungan TK supaya pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.

F. Penilaian Autentik

1. Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar Penilaian autentik authentic assessment adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar anak untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah authentic merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable dapat diandalkan. Secara konseptual, penilaian autentik jauh lebih bermakna dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar anak, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi di luar TK. 2. Penilaian dan Pembelajaran Authentic Pembelajaran Autentik menurut Ormiston adalah pembelajaran yang mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar TK. Dengan demikian, penilaian dalam pembelajaran ini memiliki berbagai teknik meliputi beberapa hal, antara lain; pengukuran langsung keterampilan anak yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon anak atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. Keterlibatan anak dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Dalam pembelajaran autentik, anak diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar TK. Penilaian authentic mendorong anak mengkonstruksi, mengorganisasi, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru authentic.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran authentic, guru harus memenuhi kriteria tertentu : a. Mengetahui cara menilai kekuatan dan kelemahan anak serta desain pembelajaran,