Kekeliruan Pendidikan dalam Pembangunan Sikap Anak

2. Model VCT dengan teknik analisis nilai, diberikan melalui teknik reportase, analisis nilai, cerita tidak selesai. 3. Model VCT yang diterapkan melalui daftar matrik seperti daftar baik buruk, skala bertingkat. 4. Model VCT yang diterapkan melalui bermain peran permainan yang diperagakan di depan kelas Adnan,1996:75.

B. Kekeliruan Pendidikan dalam Pembangunan Sikap Anak

Strategi Pembelajaran Afektif atau strategi pembelajaran yang berfungsi membangun dan membentuk sikap anak mereka siap dalam menghadapi zaman yang kian berubah dalam segala aspek terutama perubahan, pergeseran, maupun pengikisan moral anak bangsa. Agama dan PKn merupakan mata pelajaran ujung tombak dalam pembentukkan moral anak. Namun sangat disayangkan pembelajaran Agama dan PKn, khususnya pembelajaran PKn yang terjadi di bangku Sekolah Dasar, hanya menitikberatkan kompetensi anak dalam segi kognitifnya saja. Pencapaian pembelajaran Agama dan PKn yang terjadi di SD saat ini barulah tercapai pada taraf learning to know. Menurut pengamatan saya, dalam pembelajaran PKn keberhasilan tujuan belajar masih pada taraf C 2. Tujuan belajar baru tercapai pada taraf mengetahui isikonten dari materi pembelajaran tersebut. Dan sekolah-sekolah dasar di negara ini mengevaluasi pembelajaran PKn dengan cara yang keliru menurut saya, mereka memberikan test pilihan ganda dari keseluruhan materi pembelajaran yang pengevaluasiannya terjadi secara kognitif yakni menghafal. Padahal pembelajaran PKn ini menurut saya merupakan pembelajaran yang sifatnya membangun nilai-nilai ataupun sikap-sikap untuk peserta didik, maka strategi pembelajaran yang terjadi harus memperhatikan kemampuan kognitif dan psikomotorik anak tetapi juga harus memperhatikan kemampuan afeksi anak. PKn menekankan pada nilai moral dan norma. PKn dinilai sangat penting untuk mengarahkan siswa menuju sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Salah satu hal yang sangat berpengaruh adalah kemampuan guru dalam mengembangkan strategi belajar mengajar melalui ketrampilan menggunakan beberapa merode yang dapat merangsang siswa untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar yang dikehendaki Mujiono,1992:84. Menurut pendapat saya, dalam pembelajaran PKn diperlukan rentetan- rentetan inovasi strategi pembelajaran. Strategi belajar mengajar PKn di SD, selalu didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab. Keduanya kadang- kadang disertai dengan membaca buku teks. Akibatnya sangat sulit untuk pengaktualisasian sikap dan perilaku-perilaku moral sebagaimana yang diharapkan. Kekurangan ini lebih diperburuk lagi dengan sarana buku teks yang lebih menekankan kepada aspek mengingat pada penilaian dibanding dengan aspek sikap dan perilaku. Disamping kemampuan guru dalam mengembangkan model strategi belajar mengajar yang mampu merangsang sikap dan perilaku siswa, juga dituntut kemampuan guru dalam menampilkan materi seobjektif mungkin yang juga memerlukan teknik penyampaian tersendiri sehingga dapat merangsang sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk itu, keterampilan guru menggunakan beberapa model, teknik, ataupun metode pembelajaran yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan atau menampilkan sikap siswa adalah sangat penting dimiliki oleh seorang guru PKn. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, VCT Value Clarification Technique merupakan suatu model pengklarifikasian sikap yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pembelajaran PKn masa sekarang. Titik berat bidang studi PKn terletak pada pengaplikasian nilai-nilai moral siswa. Oleh karena itu, guru harus memberdayakan ketrampilan menggunakan variasi model beberapa metode belajar mengajar yang dapat mengungkapkan sikap dan perilaku moral siswa. Selama ini, penekanan pembelajaran bidang studi PKn terletak pada aspek kognitif dengan metode ceramah yang terkesan tidak memberikan peluang bagi siswa dalam melakukan pilihan-pilihan moral dan keputusan moral atau sikap dan perilaku tertentu Suryanef, 2001:2-3. VCT merupakan model yang dapat mengungkapkan sikap siswa yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan kenegaraan. Dengan demikian, tugas guru dalam mengajarkan PKn cukup kompleks. Di satu sisi, guru berperan sebagai “pengajar” atau “transformator” dari nilai-nilai pancasila, dan di sisi lain guru adalah ”fasilitator” dan model bagi siswa untuk melatih merekan berfikir kritis dan memutuskan sendiri pilihan moral atau perilaku apa yang harus diambil dalam situasi tertentu Suryanef,200:5.

C. Kendala Dalam Pembelajaran Afektif