1. Teori Sintaksis 2. Teori Interpretasional
3. Teori perilaku pragmatis
1. Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang
sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian
tertentu. Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori
praktek akuntansi tradisional oleh Ijiri dan Sterling yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem
biaya historis harga perolehan historical cost system. Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung.
Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori
tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu
bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah
menunjukkan variabel-variabel yang relevan.
2. Teori Interpretasional semantis
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala obyek atau kejadian dan istilah atau simbol yang menunjukkannya.
Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi semantik diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan
bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi.
4
Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba
akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan
beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun,
konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki
interpretasi khusus. Current value nilai saat ininilai berlaku akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus melihat
subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang
didiskontokan discounted cash flows, harga pasar berlaku current market prices, dan nilai bersih yang dapat direalisasikan net realizable value semuanya
merupakan subkonsep dari nilai berlaku current value dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep
untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di
pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur
akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini. Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk
menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang
ada.
3. Teori Perilaku pragmatik