Psychological pragmatic Metode Positive 1970an

1. Metode Deskriftif pragmatic yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA”. Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive. Dia menjelaskan dan menganalisa praktek yang ada dan diterima sekarang. Di sini diamati perilaku akuntan dalam berhubungan dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Metode ini disebut juga deskriptive accounting atau deskriptive theory of accounting. Beberapa contoh prinsip akuntansi yang menggunakan metode ini adalah buku Paul Grady: Inventory of General Accepted Accounting Principle for Business En terprises, APB Statement No. 4, Skinners and Ijiri.

2. Psychological pragmatic

Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi itu laporan keuangan yangdisusun dari berbagi aturan, standar , prinsip atau pedoman. Jika ada reaksi maka dianggap bahwa ternyata akuntansi itu bermanfaat dan relevan. Namun diakui juga bisa saja terjadi reaksi yang tidak logis dari pengguna laporan keuangan sehingga bukan saja reaksi itu disebabkan laporan keuangan. 3. Metode Normatif 1950-1960 yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA YANG SEMESTINYA”. Di sini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Metode ini disebut juga normative accounting research atau normative theory of accounting. Metode ini berguna dalam hal membahas isu “true income” dan “decision usefulness”. Metode ini diatur antara lain oleh: Moonitz, Sprouse and Moonitz, A Statement of Basic Accounting Theory ASOBAT dari AAA, Edward and Bell, Chambers. 30

4. Metode Positive 1970an

Yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini maka dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian dikembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstuktur dan peraturan yang standar dengan melakuklan perumusan masalah, penyusunan hipotesa, pengumpulan data dan pengujian statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesa yang dirumuskan diterima atau tidak. Para pendukung ini menyebut metode inilah yang digolongkan sebagai ”ilmiah” karena menggunakan peraturean yang terstruktur dan data empiris yang objektif dan model statistik matematik yang bersifat logik. Dalam penggolongan lain disebut metode kuantitatif Quantitatif Research. Namun bukan berarti metode ini tidak mendapatkan kritik. Disamping metode kuantitatif ini dibuat juga penggolongan lain yaitu metode kualitatif Qualitatif Research. Metode kualitatif tidak harus didasarkan pada model yang terstruktur dan analisa yang menggunakan matematik atau statistik. Disamping penggolongan berdasarkan kuantitatif dan kualitatif ada juga penggolongan Scientific Research dan Naturalistic Research. Scientific disamakan dengan positive atau quantitative sedangkan Naturalistic disamakan dengan metode kualitatif.

F. PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN TEORI