c Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan konstruksi atau “persentase penyelesaian”. Persentase
penyelesaian dihitung sebagai:
Estimasi teknik dari pekerjaan yang dilakukan sampai tanggal tersebut dibandingkan dengan total pekerjaan yang
akan diselesaikan dalam hal kontrak
Total biaya yang terjadi sampai tanggal tersebut dibandingkan dengan total biaya yang diestimasikan untuk
total proyek di dalam kontrak tersebut. d Pendapatan atas kontrak biaya plus pembiayaan tetap
e Perubahan aktiva akibat pertumbuhan menimbulkan pendapatan
Dasar Kejadian Penting
a Waktu penjualan b Penyelesaian produk
c Penerimaan pembayaran setelah penjualan
Dasar Penjualan, Dasar ini dibenarkan karena :
a Harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti b Pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang,
sehingga mengarah pada pengetahuan yang objektif atas biaya yang terjadi
c Dalam hal realisasi, penjualan merupakan kejadian penting
Dasar Penyelesaian Produksi
Untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang stabil dan harga yang stabil untuk komoditas standar.
Dasar Pembayaran
Untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika penjualan akan dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat diberikan
kepada produk yang akan ditransfer.
3. Matching Principle Prinsip Pengaitan
13
Prinsip ini menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait yaitu pendapatan diakui dalam
suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait kemudian diakui. Asosiasi ini paling bak dilakukan ketika hal tersebut
mencerminkan hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan. Asosiasi antara pendapatan dengan beban tergantung pada salah satu
dari empat kriteria berikut ini : 1. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu
pendapatan misalnya harga pokok penjualan dilaitkan dengan penjualan tersebut
2. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada periode tersebut misalnya gaji pimpinan perusahaan untuk periode
tersebut 3. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya
tersebut misalnya depresiasi 4. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali
dapat ditunjukkan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki manfaat masa depan misalnya beban iklan
4. Objectivity Principle Prinsip Objektivitas
Akuntan menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan pilihan prosedur pengukuran. Tetapi prinsip ini memiliki interpretasi berbeda;
1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat ‘’tidak memihak’’ dalam arti bebas dari bias pribadi si pengukur.
2. Pengukuran objektuf adalah pengukuran variabel yang didasarkan pada bukti-bukti.
3. Pengukuran objektif adalah ‘’kesepakatan diantara sekelompok pengamat atau pengukur tertentu’’
4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagi indicator dari tingkat objektivitas pengukuran tersebut.
5. Consistency Principle Prinsip Konsistensi
14
Prinsip ini menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaliknya dicatat dan dilaporkan dengan cara konsisten dari periode ke
periode. Konsisitensi adalah batasan pengguna untuk memfasilitasi keputusan pengguna dengan memastikan dapat diperbandingkannya laporan keuangan
dari suatu perusahaan sepanjang waktu, sehingga meningkatkan kegunaan laporan keuangan.
Prinsip ini tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang
berubah, atau jika prosedur alternative lebih baik. Sesuai dengan APB opinion No.20 perubahan yang membenarkan perubahan adalah;
1. Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi 2. Perubahan dalam estimasi akuntansi
3. Perubahan dalam entitas pelaporan.
6. Disclosure Principle Prinsip Pengungkapan Penuh