Titik pemesanan kembali Re-Order Point Frekuensi pembelian bahan baku Menentukan jumlah persediaan maksimum Maximum Inventory

3. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan. Hal-hal yang harus dipenuhi dalam menyediakan persediaan pengaman adalah. 1. Persediaan yang minimum. 2. Besarnya permintaan pesanan 3. Waktu tunggu pemasaran. Besarnya SS tergantung pada ketidakpastian pasokan bahan baku maupun permintaan. Pada situasi normal, ketidakpastian pasokan bahan bau diwakili dengan standar deviasi lead time, yaitu waktu antara perusahaan memesan sampai dengan bahan baku tersebut diterima. Ketidakpastian permintaan biasanya diwakili dengan standar deviasi permintaan per periode. Jika permintaan per periode maupun lead time sama-sama konstan maka tidak diperlukan adanya SS karena bahan baku datang pada persediaan di gudang sama dengan nol.

2.3.3 Titik pemesanan kembali Re-Order Point

Re-Order Point ROP atau titik pemesanan kembali adalah suatu titik minimum atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus kembali dilakukan. Menurut Rangkuti 2007, ROP merupakan batas titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan atau ekstra. ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang dimiliki sudah berkurang mendekati nol, dengan demikian perusahaan harus menentukan berapa banyaknya minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan agar tidak terjadi kekurangan ataupun kehabisan persediaan. Menurut Rangkuti 2007, model ROP ditentukan oleh jumlah permintaan dan masa tenggangnya yaitu. 1. Jumlah permintaan dan masa tenggangnya konstan. 2. Jumlah permintaan berupa variabel, sedangkan masa tenggangnya konstan. 3. Jumlah permintaan konstan, sedangkan masa tenggangnya berupa variabel. 4. Jumlah permintaan dan masa tenggangnya berupa variabel.

2.3.4 Frekuensi pembelian bahan baku

Frekuensi pembelian bahan baku berpengaruh terhadap biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Semakin sering perusahaan melakukan pembelian bahan baku, semakin banyak biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang dikeluarkan. Oleh karena itu, frekuensi pembelian bahan baku perlu ditetapkan secara cermat. Menurut Carter 2009, penetapan frekuensi pembelian bahan baku didasarkan pada kebutuhan bahan baku per tahun dan kuantitas pemesanan atau pembelian ekonomis.

2.3.5 Menentukan jumlah persediaan maksimum Maximum Inventory

Maximum Inventory MI diperlukan untuk menghindari jumlah persediaa yang berlebihan di gudang sehingga tidak menimbulkan biaya yang lebih besar untuk penyimpanan persediaan, dan perawatan alat tersebut. Persediaan maksimum adalah jumlah persediaan bahan baku yang paling besar yang sebaiknya disediakan oleh perusahaan. Terkadang persediaan maksimum yang ada di perusahaan tidak didasarkan atas pertimbangan efisiensi dan efektivitas biaya persediaan dan kegiatan perusahaan. Setelah diketahui besarnya EOQ, persediaan minimum, ROP, dan maksimum inventory maka selanjutnya akan dapat digambarkan grafik yang menunjukkan hubungan antara EOQ, SS, ROP, dan MI. Menurut Assauri 1999, persediaan maksimum ditentukan dengan cara menjumlahkan SS dengan EOQ.

2.4 Biaya Persediaan Bahan Baku