2.2.1 Sistem pengendalian persediaan
Menurut Assauri 1998, penentuan jumlah persediaan ditentukan sebelum melakukan penilaian persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua
sistem yang umum dikenal pada akhir periode yaitu sebagai berikut. 1. Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik agar
jumlah persediaan akhir dapat diketahui jumlahnya secara pasti. 2. Perpetual system atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran diberikan
catatan administrasi barang persediaan. Dalam melakukan penilaian persediaan terdapat beberapa cara yang dapat
digunakan yaitu sebagai berikut. 1. First In First Out FIFO cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan
adalah sama dengan arus penggunaan bahan. Sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis dipergunakan, maka penggunaan bahan baku berikutnya
harga akan didasarkan pada harga beli berikutnya. Dasar metode ini maka harga atau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unit
pembelian terakhir. 2. Last In First Out LIFO perusahaan beranggapan harga beli terakhir dipergunakan
untuk bahan baku yang pertama keluar sehingga masih ada stok dnilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.
3. Weighted Average rata-rata tertimbang cara ini didasarkan atas harga rata-rata per unit bahan adalah sama dengan jumlah harga per unit yang dikalikan dengan
masing-masing kuantitasnya kemudian dibagi dengan seluruh jumlah unit bahan dalam perusahaan tersebut.
4. Harga standar merupakan besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama dengan jumlah unit persediaan akhir dikalikan dengan harga standar
perusahaan. Harga pokok produksi suatu unit atau produk selama periode tertentu, yang ditentukan dimuka.
2.2.2 Tujuan pengendalian persediaan bahan baku
Tujuan diadakan pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan adalah agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Pengendalian yang dimaksud
adalah secara kuantitas dan kapan pemesanan bahan baku dilakukan. Menurut Ginting 2007, menjelaskan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah
sebagai berikut. a.
Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.
b. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi
yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar untuk mengurangi set- upmesin. Selain itu, produk memerlukan persediaan bahan baku, setengah jadi
atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan.
c. personalia menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi
kebutuhan tenaga kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja PHK tidak perlu dilakukan.
Menurut Assauri 1998, tujuan pengawasan persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk.
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga menyebabkan proses produksi terhenti.
2. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan.
3. Menjaga agar pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku