1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
KKN PPM Universitas Udayana merupakan suatu program yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Udayana, yang kegiatan atau
program ini berwujud sebuah pengabdian kepada masyarakat di suatu desa yang menjadi lokasi KKN PPM. Salah satu pogram kerja di dalam KKN PPM yang
wajibdilakukan oleh para mahasiswa peserta KKN-PPM adalah program keluarga dampingan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bantuan kesejahteraan hidup keluarga yang tergolong keluarga prasejahtera yang memerlukan semangat dan dukungan
dengan cara menyarankan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dan berusaha menggali potensi-potensi dalam lingkungan keluarga dampingan. Patut
disyukuri bahwa program keluarga dampingan mendapat respon yang baik dari masyarakat di desa.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas keluarga Wayan Mardiasa yang menjadi objek keluarga dampingan adalah seperti tabel berikut:
Tabel 1.1. Identitas keluarga dampingan
Nama Status
Umur Tanggal
Lahir
Pendidikan Pekerjaan
Wayan Mardiasa Kawin
60 31
Desember 1990
SD Supir
Made Sopaningsih Kawin
55 31
Desember 1965
SD Pedagang
Nyoman Restu Permana
Belum Kawin
22 19 Februari
1994 SLTP
Kariawan
2
Ketut Angga Katika Yani
Belum Kawin
27 05 Juni
1999 SMK
Pelajar Gede Andika
Sutawa Belum
Kawin 12
02 April 2004
SMP Pelajar
Nengah Diarka Belum
Kawin 25
31 Desember
1991 SMA
Kariawan
Bapak Mardiasa tinggal bersama dengan seorang istri, dua anak, dan seorang pamannya yang sudah berusia lanjut disebuah rumah kecil kira-kira
berukuran 5 x 6 m, di tanah yang memiliki luas ± 49 m
2
di Banjar Kanginan, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Istri Bapak Mardiasa adalah
Ibu Made Sopaningsih yang berprofesi sebagai pedagang kue di pasar Desa Les. Bapak Mardiasa memiliki lima orang anak, dua anaknya telah menikah dan
sekarang pak mardiasa hanya tinggal bersama dua orang anaknya dan seorang istri di rumahnya karena seorang anak pak Mardiasa sedang bekerja di Jimbaran.
Berikut nama – nama anak Pak Mardiasa yang belum menikah. Anak
ketiga pak Mardiasa adalah Nengah Diarka yang sedang bekerja di Jimbaran. Anak pak Mardiasa yang ke empat bernama Ketut Angga Kartika Yani yang
sedang menempuh pendidikan di SMK dan anak terakhir dari pak Mardiasa adalah Gede Andika Sutawa yang sedang menempuh pendidikan di SMP kedua
anak pak Mardiasa yang sedang bersekolah mendapatkan beasiswa keluarga kurang mampu.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan
bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari
– hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan Bapak
Mardiasa diperlukan dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan
3
pengeluaran keluarga dampingan. Lebih jelasnya akan tercantum pada sub – sub
berikut :
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Bapak Mardiasa sesungguhnya bukan lagi tergolong sebagai keluarga prasejahtera karena anggota keluarga yang produktif lebih banyak daripada
jumlah anggota keluarga yang harus dibiayai, rumah pak Mardiasa juga sudah layak untuk dijadikan tempat tinggal, sarana sanitasi juga sudah dimiliki sendiri
dan keluarga Pak Mardiasa juga sudah memiliki tanah sendiri yang ditanami pohon rambutan.
Namun, karena pembagian KK Dampingan di Desa Les yang terdiri dari 9 dusun harus adil dan tersebar di seluruh dusun, maka untuk Dusun Kanginan
disulkan keluarga Pak Mardiasa sebagai KK Dampingan oleh Bapak Kepala Dusun Kanginan. Atas alasan tersebut, maka saya mendapatkan tugas untuk
mendampingi keluarga pak Mardiasa selama KKN.
Sumber penghasilan
Pendapatan yang diperoleh oleh bapak Mardiasa berasal dari anaknya yang ketiga, istrinya, dan Pak Mardiasa sebagai kepala keluarga. Anak pak
Mardiasa yang sedang bekerja di sebuah hotel di Jimbaran sudah tidak membebani pak Mardiasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan bahkan
kadang kala bisa memberikan sisa gajinya untuk menopang kebutuhan keluarga. Istri Pak Mardiasa berprofesi sebagai pedagang yang setiap hari menjual jajanan
bali seperti pisang rai, jaja kukus, dan yang lainnya di pasar Desa Les. Sedangkan Pak Mardiasa berprofesi sebagai supir mobil angkutan hasil bumi.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran dari Bapak Mardiasa hanya terbatas pada pengeluaran sehari- hari untuk kebutuhan pokok dan kesehatan serta kebutuhan anak-anaknya yang
sedang bersekolah.
4
- Kebutuhan Sehari-hari Untuk pengeluaran konsumsi dapur sehari
– hari keluarga Bapak Sariono hanya mengeluarkan biaya untuk membeli lauk pauk, untuk beras keluarga beliau
sudah mendapat jatah beras raskin setiap bulannya yang diberikan oleh desa. Rincian biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
Belanja per-hari Rp 50.000,00 x 30 hari = Rp 1.500.000,00 Total = Rp 1.500.000,00
- Pendidikan Untuk biaya pendidikan pak Mardiasa tidak perlu mengeluarkan biaya
karena kedua anak beliau yang sedang bersekolah mendapatkan beasiswa. Namun, Pak Mardiasa hanya perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk kedua anaknya
yang sedang bersekolah yaitu dengan rincian sebagai berikut : Uang transportasi dan uang jajan perhari Rp 25.000
Uang Transportasi perbulan Rp 25.000 X 30 = Rp 750.000 - Kesehatan
Dalam hal pengeluaran untuk kesehatan, Bapak Mardiasa telah telah memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM sehingga untuk berobat
ke rumah sakit tidak mengeluarkan biaya dandapat meringankan beban pengeluaran dari Bapak Sariono.
- Sosial Untuk pengeluaran di bidang sosial Bapak Mardiasa mengeluarkan lebih
kurang 100.000 setiap enam bulan. Dana sebesar itu digunakan untuk iuran banjar. Namun selain pengeluaran pasti setiap enam bulannya, pengeluaran sosial
yang secara mendadak seperti kematian, pernikahan, dan yang lainnya juga akan
5
dikeluarkan oleh keluarga Bapak Sariono, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kemampuan beliau.
______________________________________________
6
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai masalah – masalah yang dihadapi
oleh Bapak Mardiana dimana masalah – masalah tersebut akan dikelompokkan.
Sehingga akan didapatkan permasalahan utama yang nantinya menjadi masalah prioritas dan dicarikan solusi permasalahannya.
2.1 Permasalahan keluarga
Dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan.
Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil
wawancara dan pengamatan dengan keluarga dampingan. Secara ekonomi, tidak ada permasalahan yang sangat berarti yang dialami oleh keluarga Pak Mardiasa
karena penghasilan yang didapatkan oleh keluarga tersebut sudah memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Namun, ada permasalahan lain yang dialami oleh
keluarga tersebut mengingat kedua anak mereka yang sedang bersekolah menginjak masa remaja dimana masa remaja sangatlah riskan dan penting bagi
anak pak Mardiasa yang sedang bersekolah tersebut untuk merencanakan masa depan mereka setelah lulus sekolah nanti.
2.2 Masalah Prioritas