Proses Thermocycling Perendaman Dalam Larutan Methylene Blue 2 Pengukuran Celah Mikro

4.7.4 Proses Thermocycling

Seluruh sampel direndam di dalam waterbath sebagai pengganti thermocycling pada temperatur 5 C dan 55 C, sampel direndam pada masing- masing temperatur selama 30 detik dengan waktu transfer 10 detik. Proses pertukaran suhu dilakukan sebanyak 200 putaran cycle. Gambar 21. A. Proses thermocycling sebanyak 200 putaran, B. Sampel direndam pada air bersuhu 55 C selama 30 detik, C. Waktu transfer 10 detik, D. Sampel direndam pada air bersuhu 5 C selama 30 detik

4.7.5 Perendaman Dalam Larutan Methylene Blue 2

Apex seluruh sampel ditutupi dengan sticky wax sampai 1 mm dari bagian coronal. Lapisi cat kuku pada permukaan gigi sepanjang 3 mm dari foramen apikal, kemudian dibiarkan mengering di udara terbuka hingga tidak terasa lengket. Setelah itu dilakukan perendaman dalam larutan methylene blue 2 selama 24 jam pada suhu 37 C. Selanjutnya gigi dibersihkan dari zat warna pada air mengalir dan dikeringkan. Gambar 22. A dan B. Perendaman sampel yang telah ditutupi sticky wax dan cat kuku dalam larutan methylene blue 2 selama 24 jam, C. Sampel dibersihkan dari zat warna pada air mengalir A C A B D C B

4.7.6 Pengukuran Celah Mikro

Semua sampel dipotong secara horizontal kedalam 3 bagian, yaitu: coronal, middle, dan apical dengan menggunakan bur disc dengan menempatkan gigi pada bais. Pengamatan celah mikro dilakukan dengan melihat penetrasi zat methylene blue 2 pada permukaan dentin bagian atas dari setiap bagian melalui stereomikroskop pembesaran 20 x. Pengukuran dilakukan oleh dua orang untuk menghindari subjektifitas. Derajat celah mikro ditentukan dengan perluasan dari methylene blue 2 dari sistem pasak ke dentin saluran akar, diukur menggunakan kaliper, dan rol kemudian hasil yang didapatkan dikelompokkan ke dalam sistem penilaian standar dengan skor 0-4 seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Simonetti dkk. 36 0 = tidak ada penetrasi zat warna 1 = penetrasi zat warna kurang dari 0,5 mm 2 = penetrasi zat warna 0,5-1 mm 3 = penetrasi zat warna 1-2 mm 4 = penetrasi zat warna lebih dari 2 mm Z Z Z Gambar 23. Gambaran pemotongan sampel menjadi 3 bagian, yaitu bagian coronal, middle, dan apical dimana Z adalah permukaan yang akan diperiksa dibawah stereomikroskop Pasak Z Dentin Luting Resin Leakage Area Pasak Gambar 24. A. Pemotongan sampel menjadi 3 bagian, B. Pengamatan celah mikro pada stereomikroskop

4.8 Analisa Data

Dokumen yang terkait

Perbedaan Celah Mikro Pasak Glass Prefabricated Fiber Reinforced Dan Pasak Pita Polyethylene Fiber Reinforced Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Total- Etch (Penelitian In Vitro).

5 86 97

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

2 66 98

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 4 109

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 1 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 14

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator Pada Sistem Adhesif Untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced Terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 14