kemudian ikut terpolimerisasi bersama semen resin membentuk struktur seperti honeycomb-like resin.
Droplet cairan ini juga membentuk blisters yang dapat menurunkan sifat mekanik interfasial, seperti kualitas dan ketahanan durability dari
perlekatan dan juga dapat menyebabkan terbentuknya celah gap.
11-14
2.9 Self Cure Activator SCA
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi reaksi asam basa antara monomer asam dengan tertiary amine yaitu menggunakan self cure activator. Pada
beberapa literatur, self cure activator disebut juga dengan istilah initiating compound atau aktivator.
11,29
Self cure activator digunakan dengan cara mencampurkannya bersama bahan bonding dari total etsa sebelum diaplikasikan ke dentin.
Penggabungan aktivator dengan bahan bonding tersebut menghasilkan dual-cured adhesive systems.
14
Hal ini dikarenakan penggunaan aktivator tidak hanya untuk mencegah reaksi asam basa, tetapi juga untuk membantu menginisiasi proses
polimerisasi dari semen resin dual cure melalui mekanisme self-curing, terutama pada bagian apikal saluran akar yang tidak dicapai oleh sinar.
7,11
2.9.1 Komponen Self Cure Activator
Komponen pada beberapa jenis aktivator dapat berupa monomer seperti 2- Hydroxyethyl metacrylate HEMA, Urethane dimetacrylate UDMA, Bisphenol A
diglycidyl methacrylate Bis-GMA catalyst, photoinisiator dan pelarut.
12,14,17,31
Monomer yang terkandung di dalam bahan adhesif merupakan monomer yang sama juga terdapat pada resin komposit ataupun semen resin. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan ikatan kovalen yang baik antara bahan adhesif dengan bahan resin. HEMA merupakan monomer hidrofilik yang dapat larut dalam air, ethanol atau
acetone dalam bentuk uncured adhesive. HEMA memiliki sifat hidrofilik yang dapat meningkatkan wetting dentin sehingga diperoleh kekuatan perlekatan yang baik.
Meskipun HEMA tidak dapat menjadi agen demineralisasi namun sifat hidrophilik yang dimilikinya mampu membentuk adhesi yang baik. UDMA dan Bis-GMA
merupakan monomer hidrofobik yang sulit larut dalam air dan berfungsi
meningkatkan kekuatan mekanis bahan adhesif dengan cara membentuk cross-linked polymers yang padat.
32
Champorqiunon CQ merupakan komponen visible-light photoinisiator yang secara luas dan sukses digunakan dalam bahan adhesif. CQ memiliki kemampuan
untuk memulai proses photo-polymerization meskipun dalam kecepatan yang rendah. Pelarut yang digunakan dalam beberapa aktivator dapat berupa air dan acetone
ataupun ethanol. Air merupakan pelarut yang mampu membentuk ikatan hidrogen yang sangat kuat sehingga mampu melarutkan komponen polar. Namun air tidak
mampu melarutkan komponen organik seperti monomer yang umumnya bersifat hidrofobik. Disamping itu air juga sulit dibuang setelah diaplikasikan ke dentin
sehingga kelebihan air akan mengganggu kekuatan perlekatan sistem adhesif karena terbentuknya water blisters overwet phenomenon.
32
Ethanol juga merupakan pelarut polar namun memiliki kemampuan evaporasi yang cukup bagus ketika dilakukan pengeringan terhadap bahan adhesif. Biasanya
ethanol digunakan sebagai co-solvent dari air sehingga menghasilkan evaporasi pelarut yang lebih baik dibandingkan hanya mneggunakan air. Sementara acetone
merupakan pelarut komponen polar dan apolar. Acetone menjadi pilihan pelarut yang digunakan bersama komponen hidrofobik dan hidrofilik. Acetone juga memiliki
kemampuan water-removing yang baik dan kapasitas evaporasi yang sangat bagus dibandingkan ethanol.
32
Catalyst yang digunakan pada aktivator dinyatakan mampu membantu menghasilkan adhesi yang cocok dengan semen resin dual cure dan mempercepat
proses polimerisasinya. Catalyst disebut juga dengan co-initiators yang tersedia dalam bentuk solvent maupun salt yang telah disediakan oleh pabriknya.
33
Co- initiators berupa solvent tersedia dalam bentuk larutan pada sebuah botol yang
terpisah dari bahan bonding. Sementara co-initiators berupa salt tersedia dalam bentuk microbrush spesial yang sudah terimpregnasi oleh salt. Pada sebuah literatur
dinyatakan bahwa co-initators dapat berupa aryl sulfinic acid salts, organoboron compound dan barbituric acidcupric chloride.
14
Sementara literatur lain menyatakan bahwa kandungan utama pada co-initiators dibedakan menjadi dua tipe yaitu aryl
borate salt-based dan aryl sulfinic acid sodium salt-based.
34
Meskipun demikian kedua bahan co-initiators tersebut tetap akan bereaksi dengan monomer asam untuk
menghasilkan radikal bebas yang mampu menginisiasi polimerisasi pada semen resin. Namun pada umumnya aktivator yang tersedia saat ini mengandung sodium salt of
aryl sulfinic acids sebagai co-initiators.
11,12,15,17,34
2.9.2 Mekanisme Self Cure Activator dengan Total Etsa dan Semen Resin