Analisa Data METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 24. A. Pemotongan sampel menjadi 3 bagian, B. Pengamatan celah mikro pada stereomikroskop

4.8 Analisa Data

Data hasil pengamatan yang diperoleh kemudian dilakukan uji analisa secara non parametrik dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis Test untuk melihat perbedaan diantara seluruh kelompok perlakuan terhadap celah mikro dengan p0.05, kemudian uji Mann- Whitney Test untuk melihat perbedaan diantara kelompok I dan II, I dan III, II dan III dengan p0.05. A B

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 buah sampel gigi premolar pertama mandibula yang dibagi kedalam tiga kelompok dengan perlakuan yang berbeda yaitu 10 sampel untuk kelompok 1 yang dilakukan perawatan saluran akar dan pemasangan pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan sistem adhesif total etsa ditambah dengan self cure activator, 10 sampel untuk kelompok 2 yang dilakukan perawatan saluran akar dan pemasangan pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan sistem adhesif total etsa dan 10 sampel untuk kelompok 3 yang dilakukan perawatan saluran akar dan pemasangan pasak pita polyethylene fiber reinforced tanpa sistem adhesif. Uji celah mikro dilakukan terhadap sampel dengan melihat penetrasi zat warna methylene blue dengan menggunakan stereomikroskop dengan pembesaran 20 x. Hasil yang diperoleh berupa penetrasi zat warna methylene blue 2 , melalui permukaan interface pasak, semen luting dan dentin yang dikategorikan dalam skor kebocoran 0-4, dimana skor 0 untuk tidak ada penetrasi zat warna, skor 1 untuk penetrasi zat warna kurang dari 0,5 mm, skor 2 untuk penetrasi zat warna 0,5-1 mm, skor 3 untuk penetrasi zat warna 1-2 mm, dan skor 4 untuk penetrasi zat warna sampai 2 mm. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pengukuran ketiga kelompok telah terdistribusi normal. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai p0,05 pada ketiga kelompok yang menunjukkan data hasil pengukuran tidak terdistribusi normal. Oleh karena data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka dilakukan Kruskal-Wallis Test untuk mengetahui perbedaan celah mikro diantara ketiga kelompok dengan derajat kemaknaan α=0,05.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Celah Mikro Pasak Glass Prefabricated Fiber Reinforced Dan Pasak Pita Polyethylene Fiber Reinforced Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Total- Etch (Penelitian In Vitro).

5 86 97

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

2 66 98

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 4 109

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

1 1 20

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator pada Sistem Adhesif untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 14

Pengaruh Penambahan Self Cure Activator Pada Sistem Adhesif Untuk Pemasangan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber Reinforced Terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 0 14