14
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini membahas mengenai dua hal yang berkaitan dengan bahasa sebagai penciri budaya yang dihubungkan dengan kajian wacana politik. Pertama, membahas
mengenai variasi bahasa – bahasa yang digunakan dalam wacana politik oleh calon
anggota dewan perwakilan rakyat. Dari variasi penggunaan bahasa dapat diketahui bahasa yang digunakan seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Bali.
Kedua, kajian berikutnya adalah makna yang dimiliki oleh penggunaan bahasa dalam wacana politik. Dalam hal ini dibahas mengenai makna
– makna yang terkandung dalam tuturan berdasarkan teori makna dari Leech 1977.
5.1 Penggunaan Bahasa Indonesia dan Makna Teks
Secara keseluruhan, bahasa yang digunakan pada media kampanye calon anggota legislatif 2014 lalu adalah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia
tentunya berkaitan dengan bahasa nasional yang dimengerti dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga, seluruh masyarakat memiliki pemahaman yang sama
terhadap bahasa Indonesia yang digunakan pada media kampanye. Apalagi jika dikaitkan bahwa bahasa pada media kampanye khususnya mempunyai peran untuk
berbagai informasi. Sehingga lebih mudah untuk menyampaikan ide – ide, pendapat,
pandangan, atau lainnya dari seorang kandidat calon anggota legislatif.
15
Dengan dominannya penggunaan bahasa Indonesia, maka penelitian ini memilih tiga media kampanye yang menggunakan bahasa Indonesia. Pemilihan ketiga media
kampanye tersebut berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang justru menarik untuk dicermati mengingat terdapat makna
– makna tertentu di dalamnya. Keseluruhan materi media kampanye berbahasa Indonesia tersebut dipaparkan secara mendetail
sebagai berikut.
KITA TINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DAN PERJUANGAN ASPIRASI
PROGRAM MASYARAKAT
PERUBAHAN MEMBUTUHKAN
SEMANGAT
DAN KEBERSAMAAN
MARI BERGABUNG
BERSAMA PARTAI
NASDEM data 1
Data 1 di atas menggunakan media bahasa Indonesia sebagai materi kampanye. Kandidat calon anggota legislatif menggunakan bahasa Indonesia dengan tiga bagian
yang penting. Bagian pertama terdiri dari kalimat kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat dan perjuangan aspirasi program masyarakat. Sedangkan bagian kedua
terdiri dari pernyataan perubahan membutuhkan semangat dan kebersamaan. Pada bagian ketiga terdapat kalimat mari bergabung bersama partai Nasdem.
16
Secara keseluruhan, penggunaan bahasa Indonesia pada data 1 merupakan bentuk informasi dan ajakan. Informasi yang dimunculkan pada bagian pertama
berkaitan dengan dua kata yaitu kesejahteraan dan program masyarakat. Dua hal yang paling sering muncul selama masa kampanye yang berkaitan dengan kondisi bangsa
serta masyarakat secara umum. Sedangkan pada bagian kedua merupakan informasi yang bersifat umum dan berkaitan dengan jargon partai, perubahan. Hanya, untuk
menekankan adanya peran serta masyarakat dan komponen bangsa lainnya, si calon kandidat menambahkan kata semangat dan kebersamaan. Sementara pada bagian ketiga
lebih menekankan pada informasi tentang partai si calon. Pada bagian ketiga serta bagian pertama sesungguhnya mempunyai fungsi sebagai ajakan. Hal tersebut terlihat
dari penggunaan kata tingkatkan dan mari bergabung. Dengan penggunaan kedua kata itu dapat terlihat jika si calon anggota legislatif mengajak semua masyarakat untuk
sejahtera dan melakukan program masyarakat. Apalagi pada bagian ketiga terdapat pronomina kita yang mengacu pada si calon kandidat serta orang
– orang lain di sekitarnya. Hal itu berhubungan erat dengan kebersamaan yang muncul pada bagian
kedua materi kampanyenya. Secara keseluruhan, makna yang muncul pada materi verbal kampanye di data 1
mengacu pada makna konseptual. Leech 1977 mendeskripsikan makna konseptual sebagai makna yang sebenarnya. Pada data 1 di atas, keseluruhan pernyataan
memunculkan makna yang pasti dan denotatif. Dalam hal ini, orang lain dengan mudah dapat memahami informasi yang disampaikan si calon kandidat. Orang lain dapat
mengerti mengenai poin – poin seperti kesejahteraan, program masyarakat,
kebersamaan, dan ajakan untuk bergabung ke partainya. Makna – makna konseptual di
sini sesungguhnya sejalan dengan makna yang umumnya terdapat pada materi – materi
kampanye. Dalam materi kampanye, seseorang yang mengkampanyekan dirinya sesungguhnya tidak perlu menggunakan bahasa yang menimbulkan makna berbeda.
Karena hal itu justru merugikan si calon kandidat. Persepsi atau pandangan yang berbeda dari pembaca malah akan menurunkan harapan si calon kandidat.
Selanjutnya data 2 juga menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia pada data ini justru lebih singkat dan padat. Si calon kandidat hanya
memaparkan poin – poin penting dari harapannya. Tetap terdapat bagian – bagian yang
17
hampir sama dengan data 1 di atas. Secara mendetail, data 2 dideskripsikan seperti di bawah ini.
Satukan Pilihan, Demi Kebersamaan
Satukan Suara, Demi Kesederhanaan
Kejujuran Untuk Berjuang Demi
Kepentingan Masyarakat
data 2
Data 2 mempunyai materi penggunaan bahasa Indonesia yang lebih ringkas. Hal itu terlihat dari tiga bagian bahasa Indonesia yang saling terkait dengan kalimat
sederhana. Misal pada bagian pertama satukan pilihan, demi kebersamaan. Sementara bagian kedua mempunyai pernyataan satukan suara, demi kesederhanaan dan
kejujuran. Sedangkan bagian terakhir berupa kalimat untuk berjuang demi kepentingan masyarakat.
Dari keseluruhan penggunaan bahasa Indonesia pada data 2, hanya informasi yang disampaikan oleh si calon kandidat. Dalam hal ini informasi
– informasi penting yang muncul antara lain satukan pilihan, kebersamaan, kesederhanaan, kejujuran, dan
kepentingan masyarakat. Informasi tersebut hampir sama dengan informasi yang terdapat pada data 1 sebelumnya. Dalam hal ini si calon kandidat setidaknya
mempunyai visi atau keinginan untuk kebersamaan, kesederhanaan, dan kepentingan rakyat. Yang menarik pada data 2 adalah kemampuan si calon kandidat untuk mengolah
bahasa Indonesia menjadi bentuk yang mirip seperti puisi, contohnya satukan pilihan, demi kebersamaan dan satukan suara, demi kesederhanaan dan kejujuran. Selain
serupa puisi, pilihan bahasa Indonesia yang digunakan juga ringkas. Pesan yang diberikan melalui penggunaan bahasa Indonesia juga dapat dipahami dengan mudah.
18
Makna yang terkandung di dalam pernyataan pada data 2 adalah makna konseptual. Makna yang berdasarkan pada apa yang terjadi dan menjadi referensi bagi
seseorang, barang, maupun tindakan. Dalam hal ini, si calon kandidat menyampaikan makna
– makna yang memang terjadi pada keseharian masyarakat Indonesia. Hal itu terlihat dari penggunaan kata kebersamaan, kesederhanaan, dan kejujuran. Makna
ketiga kata tersebut tentunya sangat mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia terutamanya masyarakat yang akan memilih si calon kandidat. Selain itu, makna pada
pernyataan yang lain juga dapat dipahami dengan baik tanpa menimbulkan perspektif yang berbeda. Seperti pada bagian ketiga yang berisikan pernyataan untuk berjuang
demi kepentingan rakyat. Makna itu dapat dipahami sebagai upaya dari si calon kandidat untuk melakukan sesuatu atau tindakan yang mengutamakan kepentingan
rakyat. Data 3 berisikan penggunaan bahasa Indonesia dalam materi verbal kampanye
calon legislatif. Yang membedakan dengan dua data sebelumnya adalah materi bahasa Indonesia yang singkat. Selain singkat, informasi yang disampaikan juga bersifat umum
yang tentunya setiap orang dapat memahami pesan yang disampaikan. Hal tersebut dapat terlihat pada bagian di bawah ini.
PENINGKATAN KINERJA DPRD
DALAM MENJALANKAN FUNGSI
LEGISLASI, ANGGARAN DAN PENGAWASAN
data 3
Pada data 3 terdapat pernyataan dari si calon kandidat dengan peningkatan kinerja DPRD dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.
19
Program kampanye itu menjadi cerminan dari keinginan si calon kandidat jika terpilih pada kampanye legislatif. Bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan
programnya menjadi lebih singkat dan ringkas. Si calon kandidat hanya menyampaikan poin penting dalam kampanye dengan kata peningkatan. Sedangkan fungsi
– fungsi anggota dewan perwakilan rakyat secara umum telah diketahui sebagai pembuat undang
– undang, penganggaran, serta pengawasan. Pemakaian kata peningkatan menjadi poin penting dari kampanye si kandidat mengingat hal tersebut berarti mengupayakan untuk
melakukan sesuatu menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Makna yang terkandung pada pernyataan kampanye si calon kandidat di atas
merupakan makna konseptual atau makna sesungguhnya. Makna konseptual yang memang bener
– benar si calon untuk berupaya meningkatkan peran dewan perwakilan rakyat terhadap fungsi
– fungsi yang ada pada setiap anggota dewan. Hal itu juga menunjukkan kondisi sebenarnya saat ini masih belum sesuai dengan harapan si calon
kandidat. Dalam hal ini dapat dilihat keterkaitan referensi makna konseptual terhadap orang, barang, atau situasi yang terjadi Leech, 1977. Dalam hal ini, si calon kandidat
lebih mengutamakan pada situasi perbandingan. Si calon kandidat membandingkan keinginannya jika menjadi anggota dewan dan kondisi saat ini yang dilakukan oleh
anggota dewan masih belum memadai atau sesuai harapan.
5.2 Penggunaan Bahasa Inggris dan Makna Teks