Penggunaan Bahasa Bali dan Makna Teks

23 Penggunaan frasa The ONE pada materi kampanye data 5 merupakan penggunaan bahasa Inggris yang singkat. Meskipun secara umum terdapat materi yang menggunakan bahasa lain, namun pada posisi yang mudah dilihat adalah penggunaan The ONE. Hornby 2010: 1059 menjelaskan arti dari kata one sebagai satu – satunya dan hanya satu baik berkaitan dengan orang maupun barang. Dalam hal ini, si calon kandidat juga memastikan frasa The ONE menjadi penting dengan memberikan penekanan pada kata ONE yang ditulis keseluruhannya dengan huruf kapital. Dengan pemahaman itu, maka dapat dilihat makna dari penggunaan frasa the ONE merupakan makna konseptual. Makna denotasi yang berkaitan dengan keadaan si calon kandidat. Untuk itu, penggunaan bahasa Inggris The ONE tersebut diartikan dalam beberapa hal. Pertama, si calon kandidat menjadi satu – satunya kandidat yang pantas sebagai anggota dewan dari partai yang mencalonkannya. Meskipun para pemilih mengetahui jika dari partai itu terdapat sejumlah calon kandidat yang diusulkan untuk dapat bersaing menjadi calon anggota dewan. Kedua, si calon kandidat memberikan kepastian bahwa penggunaan The ONE berkaitan dengan nomor urut yang diperolehnya menjelang pemilihan umum calon legislatif. Hal itu dapat terlihat pada nomor urut si calon kandidat yang terdapat pada baliho kampanyenya. Ketiga, pemaknaan konseptual yang dapat ditafsirkan dari penggunaan frasa The ONE adalah si calon kandidat menjadi satu – satunya calon yang berkampanye dengan menggunakan bahasa Inggris. Hal ini tentunya menjadi pembeda yang sangat jelas dimana banyak calon anggota dewan yang berpromosi menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Bali, justru hanya beberapa calon saja yang menggunakan bahasa Inggris pada media kampanyenya.

5.3 Penggunaan Bahasa Bali dan Makna Teks

Penggunaan bahasa Bali dalam media kampanye juga dilakukan sejumlah calon kandidat anggota dewan saat pemilihan umum legislatif 2014. Pemilihan penggunaan bahasa Bali menjadi pertimbangan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat Bali yang mayoritas memahami bahasa Bali. Kedekatan kultur tentunya menjadi pertimbangan utama dalam pemakaian bahasa Bali di media kampanye. Dengan pendekatan kultur tersebut, para kandidat setidaknya merasa mempunyai keterkaitan dan kedekatan dengan para pemilihnya. 24 Data 6 berisikan materi kampanye yang menggunakan bahasa Bali. Materi kampanye si calon kandidat berisikan niki sane nyandang pilih sampun mebukti. Bahasa Bali yang digunakan mempunyai pesan yang sangat jelas. Jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia maka akan berarti ini yang pantas dipilih sudah terbukti. Tidak ada penafsiran atau makna lain yang muncul dari penggunaan bahasa Bali tersebut. Niki Sane Nyandang Pilih Sampun Mebukti data 6 Sehingga, makna konseptual yang ada pada materi kampanye itu dengan mudah dapat dimengerti. Sebagai makna yang paling sentral menurut Leech 1977, makna konseptual merupakan makna yang berhubungan dengan kondisi sesungguhnya dari suatu pernyataan. Dalam hal ini keterkaitan dengan materi kampanye di data 6 menjadi 25 sangat kuat. Keterkaitan tersebut muncul dari adanya dua bagian penting dari penggunaan bahasa Bali yang dapat dipahami satu persatu dan menjadi satu kesatuan. Bagian pertama niki sane nyandang pilih memberikan makna kepastian terhadap pilihan masyarakat. Penegasan itu dapat dilihat dari penggunaan frasa niki sane nyandang pilih. Sehingga secara makna, tidak ada kandidat lain yang pantas untuk dipilih. Hal lain yang juga menguatkan adalah pernyataan bagian kedua sampun mebukti. Dengan pernyataan sampun mebukti menunjukkan secara denotatif bahwa si calon kandidat telah melakukan berbagai hal di masyarakat. Dengan begitu sudah terbukti ada sumbangsih dari si calon kandidat kepada masyarakat. Pada bagian ini juga terdapat hal yang sifatnya eksklusif yang tidak dapat ditafsir oleh orang lain di luar dari lingkungan si calon kandidat. Pernyataan sampun mebukti sesungguhnya hanya dapat dipahami oleh orang – orang atau masyarakat di sekitar lingkungan si calon kandidat yang mengetahui seperti apa sumbangan yang diberikannya. Untuk itu, secara umum materi niki sane nyandang pilih sampun mebukti masih memungkinkan adanya penjelasan lebih lanjut. Materi kampanye calon kandidat legislatif pada data 7 juga menggunakan bahasa Bali. Materi bahasa Bali yang digunakan termasuk panjang mengingat adanya penjelasan terhadap keinginan si calon kandidat. Untuk itu si calon kandidat menggunakan bahasa Bali yang berbunyi saking manah tulus titian ngaturan “sanggup pacang ngemargian aspirasi rakyat Bali ring DPR RI, ngayah lan nindihin gumi”. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia dari hati yang paling tulus saya berjanji “melaksanakan aspirasi rakyat Bali di DPR RI, bekerja tanpa pamrih dan menjaga kesatuan negara”. Pesan yang disampaikan dalam bahasa Bali sudah jelas dengan poin pentingnya adalah ngemargian aspirasi rakyat Bali, ngayah, dan nindihin gumi. Sehingga si calon kandidat dengan materi bahasa Bali menyampaikan setidaknya tiga hal yang menjadi fokus perhatiannya jika terpilih sebagai anggota dewan perwakilan rakyat di tingkat nasional. 26 Saking Manah Tulus Titiang Ngaturan Sanggup Pacang Ngemargiang Aspirasi Rakyat Bali Ring DPR RI, Ngayah lan Nindihin Gumi . data 7 27 Tentunya makna yang muncul dari data 7 di atas merupakan makna konseptual. Makna sesungguhnya dari si calon kandidat yang memberikan janji atau jaminan kegiatan yang hendak dilakukan apabila terpilih sebagai anggota dewan. Makna tersebut tentunya sejalan dengan peran utama seorang anggota dewan yang melaksanakan dan menyampaikan aspirasi rakyat. Peran itu menjadi bertambah dengan adanya kata ngayah dan nindihin gumi. Kata ngayah dalam bahasa Bali berarti bekerja tanpa pamrih atau tanpa mendapatkan imbalan. Secara makna konseptual hal itu tentunya tidak sesuai mengingat anggota dewan juga mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Sedangkan frasa nindihin gumi dalam bahasa Bali dapat diartikan menjaga kesatuan atau kedaulatan negara. Makna konseptual yang muncul tentunya berkaitan dengan kesatuan negara Republik Indonesia. Hal tersebut merupakan tugas yang berat mengingat negara Indonesia terdiri dari wilayah yang luas. Sedangkan yang disampaikan oleh si calon 28 kandidat sesungguhnya lebih banyak mewakili rakyat Bali. Dalam hal ini pemahaman yang muncul menjadi tidak sesuai mengingat peran si calon kandidat justru lebih banyak berkiprah untuk kepentingan masyarakat Bali. Data 8 juga menggunakan bahasa Bali sebagai materi kampanye. Secara umum, bahasa Bali yang digunakan pada media kampanye terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama nunas doa lan dukungan semeton Karangasem sami. Selanjutnya bagian kedua 5 thn sampun mebukti becik boya ja janji. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi mohon doa dan dukungan seluruh warga Karangasem dan 5 thn sudah terbukti bagus tidak hanya janji. Terdapat keterkaitan yang jelas antara bagian pertama dan kedua materi berbahasa Bali di media kampanye. Pesan yang disampaikan si calon kandidat dengan bahasa Bali dapat dipahami dengan mudah. Kejelasan dan kepastian dari materi berbahasa Bali tersebut memastikan jika si calon kandidat ingin menegaskan posisinya sebagai calon anggota dewan. 29 Nunas Doa lan Dukungan Semeton Karangasem Sami, 5 Thn Sampun Mebukti Becik Boya Ja Janji data 8 Secara makna, keseluruhan materi kampanye dalam bahasa Bali menunjukkan adanya makna konseptual. Dalam hal ini makna yang disampaikan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Ketegasan tersebut setidaknya terlihat pada bagian kedua materi kampanye yang berisikan 5 thn sampun mebukti becik boya ja janji. Dengan pernyataan itu, si calon kandidat menegaskan bahwa pada lima tahun sebelumnya sebagai anggota dewan dirinya telah bekerja untuk masyarakat. Tentunya kerja si calon kandidat menjadi bukti nyata pengabdiannya sebagai anggota dewan. Penegasan itu secara konseptual dapat dipahami oleh calon pemilih. Setidaknya mereka mendapatkan referensi orang serta tindakan yang telah dilakukan sehingga pantas untuk dipilih kembali. Sehingga keterkaitan penegasan bagian kedua menjadi terlihat jelas untuk mendukung pernyataan bagian pertama nunas doa lan dukungan semeton Karangasem sami. Bagian pertama ini lebih banyak memiliki makna konseptual yang umum dimengerti masyarakat pemilih. Secara konseptual, pernyataan tersebut mencirikan adanya ajakan atau permohonan untuk dapat berkiprah sebagai anggota dewan. Bahasa Bali juga terdapat pada materi kampanye data 9. Pada data 9 pernyataan yang digunakan oleh si calon kandidat adalah paswecan ida dane sane banget aptiang titiang. Dalam bahasa Indonesia, pernyataan itu dapat diartikan sebagai doa dari anda semua yang sangat saya harapkan. Secara umum, dalam sebuah materi kampanye seperti itu, penggunaan kata paswecan dapat diartikan berbagai hal yang berkaitan dengan kampanye seperti doa restu, dukungan, dan pilihan. Penggunaan bahasa Bali pada data 9 hampir serupa dengan data 6 sebelumnya. Materi kampanye bahasa Bali 30 bersifat ringkas, jelas, dan padat. Hanya mengharapkan doa restu, dukungan, serta pilihan yang dimunculkan dari penggunaan kata paswecan. Paswecan Ida Dane Sane Banget Aptiang Titiang data 9 Makna dari materi kampanye data 9 paswecan ida dane sane banget aptiang titiang merupakan makna konseptual. Makna sebenarnya yang tidak menimbulkan makna – makna konotasi lain. Makna yang terjadi adalah makna sebenarnya. Seperti juga makna sebenarnya yang mereferensikan si calon kandidat untuk lebih menghormati para pemilihnya. Hal itu dapat dilihat pada penggunaan kata paswecan dan frasa banget aptiang titiang. Makna yang muncul dari keduanya merupakan makna sesungguhnya yaitu makna yang berhubungan dengan doa restu, dukungan, dan pilihan. Begitu juga dengan frasa banget aptiang titiang mengacu pada hal yang bersifat menurunkan posisi si calon kandidat dengan tujuan menghormati para pemilihnya. 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN