47 balok dengan kata “Bagus lho bangunannya”. Tapi tidak memberikan penguatan
kepada anak yang secara sebarangan dalam bermain balok berupa kalimat seperti “Itu lho punya temenmu bagus, besok latihan terus biar bisa lebih bagus dari
itu”. Maka dari itu, anak-anak yang sembarangan membangun balok tidak termotivaai untuk membangun balok lebih kompleks.
3 Pijakan Setelah Main Pijakan setelah main berlangsung selama 15 menit, yaitu meliputi kegiatan
sebagai berikut: a Guru bertanya kepada anak satu per satu tentang bangunan balok yang dibuat
anak, b Memperkuat konsep anak mengenai tema pembelajaran.
c Guru menutup sentra balok dan anak kembali ke kelas masing-masing, namun seringkali sebelum guru sampai pada pijakan setelah main, anak sudah main
di luar dan tidak kembali ke sentra balok.
3. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian diperoleh berdasarkan observasi dengan bantuan lembar observasi pada kedua variabel. Observasi dilakukan sebanyak lima kali observasi,
terhitung dari hari Senin, 9 November 2015 sampai dengan hari Jum’at, 5 Februari 2016.
a. Deskripsi data kemampuan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani
Data penelitian dideskripsikan dengan menggunakan analisis deskriptif Lihat halaman 34. Data kemampuan bermain balok dikelompokkan dalam tiga
48 kategori, yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. Skor pada kemampuan bermain
balok terdiri dari skor 1, 2 dan 3. Terdapat tiga indikator dalam kemampuan bermain balok, sehingga diperoleh nilai terendah X
r
sebesar 3 dan nilai tertinggi X
t
sebesar 9. Berdasarkan uraian tersebut dapat diperoleh bahwa: X
r
= 3 X
t
= 9 Skor tengah = 2
= × = 3 x 2 = 6
= =
= 1 Berdasarkan hasil tersebut, dapat dihitung skor untuk kategori kemampuan
bermain balok anak usia 5-6 tahun, yaitu sebagai berikut: Tabel 8. Kategori Kemampuan Bermain Balok Pada Anak Usia 5-6 Tahun
Kategori Rumus
Perhitungan Skor
Rendah
1,0 X 5
3-4 Sedang
1,0 ≤ + 1,0 5 ≤ 7
5-6 Tinggi
1,0 ≤ 7 ≤
7-9 Berdasarkan perhitungan pada tabel 8 halaman 48, diperoleh hasil berikut:
1 Anak berada pada kategori rendah dalam kemampuan bermain balok apabila mendapat skor 3-4. Pada kategori rendah, anak tidak bisa membangun
bangunan balok hanya bisa menumpuk, atau menyusun balok kesamping dan keatas, serta tidak mampu menjelaskan mengenai balok yang telah dibangun.
2 Anak berada pada kategori sedang jika mendapat skor 5-6. Pada kategori sedang, anak mampu membentuk bangunan balok tiga dimensi namun tidak
menggambarkan benda aslinya, serta mampu menyebutkan nama bangunan balok yang dibentuk tapi tidak secara detail.
49 3 Anak berada pada kategori tinggi jika mendapat skor 7-9. Pada kategori tinggi,
anak mampu membangun balok secara kompleks yang menggambarkan benda aslinya serta mampu menyebutkan nama bangunan secara detail.
Kemudian data kemampuan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun dikelompokkan berdasarkan perhitungan pada kategori rendah, sedang dan tinggi
Lihat tabel 8 halaman 48. Berikut adalah tabel kemampuan bermain balok anak usia 5-6 tahun dengan pengkategorian rendah, sedang dan tinggi, yaitu:
Tabel 9. Data Kemampuan Bermain Balok Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani
Kategori Skor
Frekuensi Persentase
Rendah 2-4
Sedang 5-6
38 76
Tinggi 7-9
12 24
Gambar 25 Diagram Lingkaran Kemampuan Bermain Balok Anak Usiam5-6 Tahun
di TKIT Rabbani Berdasarkan diagram lingkaran tersebut, kemampuan bermain balok anak
usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani yang berada pada kategori rendah sebanyak 0 tidak ada; kategori sedang sebanyak 76 atau sebanyak 38 anak; dan kategori
tinggi sebanyak 23 atau sebanyak 12 anak. 76
24 Rendah
Sedang Tinggi
50 b. Deskripsi Data Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Usia 5-6 Tahun di
TKIT Rabbani Data kecerdasan visual-spasial dideskripsikan dengan analisis deskripsi
Lihat halaman 34. Data kecerdasan visual-spasial yang sudah diperoleh kemudian dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu kategori rendah, sedang dan
tinggi. Skor pada kecerdasan visual-spasial terdiri atas skor 1, 2 dan 3. Ada enam indikator dalam kemampuan bermain balok, sehingga diperoleh nilai terendah
X
r
sebesar 6 dan nilai tertinggi X
t
sebesar 18. Berdasarkan uraian tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
X
r
= 6 X
t
= 18 Skor tengah
= 2
= × = 6 x 2 = 12
= =
= 2 Berdasarkan hasil tersebut, dapat dihitung skor untuk kategori kecerdasan
visual-spasial anak usia 5-6 tahun, yaitu sebagai berikut: Tabel 9. Kategori Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Usia 5-6 Tahun
Kategori Rumus
Penghitungan Skor
Rendah
1,0 X 10
6-9 Sedang
1,0 ≤ + 1,0 10 ≤ 14
10-13 Tinggi
1,0 ≤ 14 ≤
14-18 Berdasarkan perhitungan pada tabel 9, dapat diperoleh hasil berikut:
1 Anak berada pada kategori rendah dalam kecerdasan visual-spasial apabila mendapat skor 6-9. Kemampuan yang dimiliki anak dalam kategori rendah
pada kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun yaitu anak tidak mengetahui warna sama sekali, anak tidak mampu mengelompokkan benda
berdasarkan warna, anak tidak mampu mengurutkan benda, anak tidak
51 memahami posisi benda, anak kesulitan dalam menggambar detail objek, anak
tidak tertarik dalam menggunakan warna pada gambar. 2 Anak berada pada kategori sedang jika mendapat skor 10-13. Kemampuan
yang dimiliki anak dalam kategori sedang pada kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun, yaitu anak mampu mengetahui empat sampai lima warna, anak
mampu mengelompokkan beberapa balok sesuai bentuknya, anak mampu mengurutkan benda, anak mengetahui tiga posisi benda, serta anak mampu
menggambar objek dengan dua bagian detail. 3 Anak berada pada kategori tinggi jika mendapat skor 14-18. Kemampuan yang
dimiliki anak dalam kategori tinggi pada kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun yaitu anak mengetahui semua warna, anak mampu
mengelompokkan balok sesuai bentuknya, anak mampu mengurutkan benda, anak mengetahui empat posisi benda, anak mampu menggambar dengan lebih
dari tiga bagian detail gambar.
Kemudian data kecerdasan visual-spasial pada anak usia 5-6 tahun dikelompokkan berdasarkan perhitungan pada kategori rendah, sedang dan tinggi
sesuai dengan perhitungan pada tabel 9 halaman 50. Berikut adalah tabel data kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani dengan
pengkategorian rendah, sedang dan tinggi, yaitu:
Tabel 10. Data Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani Kategori
Skor Frekuensi
Persentase Rendah
6-9 Sedang
10-13 9
18 Tinggi
14-18 41
82
52 Gambar 26
Diagram Lingkaran Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Rabbani
Berdasarkan diagram lingkaran tersebut, kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak
18 atau sebanyak 9 anak dan sebanyak 82 atau sebanyak 41 anak berada pada kategori tinggi.
c. Analisis Data dengan Teknik Korelasi Kendal Tau Sebelum melakukan analisis data dengan Teknik Korelasi Kendal Tau,
peneliti melakukan uji normalitas data Lampiran 8 halaman 85 dan lampiran 10 halaman 90. Dari hasil uji normalitas data pada lampiran tersebut diperoleh
bahwa data kedua variabel tidak berdistribusi normal, maka dari itu peneliti menggunakan Uji Korelasi Kendal Tau.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi Kendal Tau Lampiran 11 halaman 92
diperoleh harga sebesar -0,24. Tanda negatif menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel bersifat negatif. Artinya, hubungan antara
kedua variabel kemampuan bermain balok dengan kecerdasan visual-spasial 18
82 Rendah
Sedang Tinggi
53 berbanding terbalik. Jika nilai kemampuan bermain balok tinggi, maka nilai
kecerdasan visual-spasial rendah, begitu sebaliknya. Sedangkan koefisien korelasi sebesar 0,24 dapat diartikan bahwa hubungan antara kedua variabel tergolong
rendah. Selanjutnya, peneliti melakukan uji signifikansi Lampiran 11 halaman
92 dan diperoleh harga uji sebesar -0,8. Sedangkan harga tabel sebesar 2,58.
Jika harga hitung dibandingkan dengan harga tabel, diperoleh bahwa harga hitung lebih kecil dari pada harga tabel. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa
korelasi antara kemampuan bermain balok dengan kecerdasan visual-spasial sebesar -0,24 adalah tidak signifikan. Dengan kata lain, berdasarkan perhitungan
uji korelasi Kendall Tau dan uji signifikansi , dapat diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan bermain balok dengan
kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di TKIT Rabbani.
4. Ringkasan Hasil Penelitian