19
artinya menimbulkan atau dimaksudkan untuk menimbulkan imaginasi estetik, maka hasilnya itu disebut diksi puitis. Jadi, diksi itu berfungsi untuk mendapatkan
kepuitisan, serta untuk mendapatkan nilai estetik. Diksi
adalah the choice and arrangement of word in literary work
Beckson dalam Yuwana, dkk. 2000:75. Hubungannya dalam pengkajian puisi, diksi diartikan sebagai pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dengan cara
secermat-cermatnya dan setepat-tepatnya untuk menyusun dan mejalin kata dalam sebuah puisi.
Perihal diksi, seorang penyair dapat mempergunakan kata-kata yang bermakna denotasi lugas dan konotasi kias, kata kuno, kata asing, dan kata
kuno. Adapun penjelasannya seperti di bawah ini.
1. Denotasi Kata Lugas
Menutut Baribin
1990:47 arti denotasi adalah kata-kata yang mempunyai arti yang tersurat, dapat ditemukan dalam kamus, dan menunjuk pada satu benda
atau satu hal. Denotasi sebuah kata adalah definisi kamusnya, yaitu pengertian yang
menunjuk benda atau hal yang diberi nama dengan kata itu, disebutkan, atau diceritakan Altenbernd dalam Pradopo 1990:58. Wellek dalam Pradopo
1990:58-59 berpendapat bahwa bahasa denotatif adalah bahasa yang menuju pada korespondensi satu lawan satu antara tanda kata itu dengan hal yang
ditunjuk.
20
Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa makna denotasi
sama halnya dengan kata lugas, yaitu kata-kata yang bermakna sebenarnya dan apa adanya.
2. Konotasi Kata Kias
Arti konotasi adalah arti yang tersirat, arti yang ditambahkan atau disarankan pada arti yang tersurat itu Baribin 1990:47, sedangkan menurut
Altenbernd dalam Pradopo 1990:59 konotasi adalah kumpulan asosiasi-asosiasi perasaan yang terkumpul dalam sebuah kata yang diperoleh dari setting yang
dilukiskan. Konotasi menambah denotasi dengan menunjukkan sikap-sikap dan nilai-nilai, dengan memberi daging menyempurnakan tulang-tulang arti yang
telajang dengan perasaan atau akal. Berdasarkan penjelasan tersebut, arti konotasi dapat dikatakan sama halnya
dengan kata kias, yaitu kata-kata yang mempunyai makna tambahan.
3. Kata Kuno
Seorang penyair
dapat mempergunakan kata-kata kuno yang sudah mati,
tetapi harus dapat menghidupkannya kembali Slametmuljana dalam Pradopo 1990:51.
4. Kata Asing
Penyair sering
mempergunakan istilah-istilah asing atau perbandingan-
perbandingan asing atau kalimat-kalimat bahasa asing, tetapi harus dapat memberi efek puitis. Penggunaan kata asing dalam sebuah puisi dimaksudkan agar dapat
dimengerti oleh kalangan luas dan memberi efek universal Pradopo 1990:52.
21
Pada bab berikutnya tidak akan dibahas tentang kata asing, karena dalam sebelas geguritan karya St. Iesmaniasita tidak terdapat kata-kata asing.
5. Kata Konkret