27
membesarkan-besarkan sesuatu hal. Hiperbola adalah suatu cara untuk menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan Suharianto 2005:69.
Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulhan bahwa hiperbola adalah
gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu hal, sehingga menimbulkan efek lebih menarik pada puisi tersebut.
5. Ironi
Menurut Waluyo
1991:86 ironi
adalah kata-kata yang bersifat berlawanan untuk memberikan sindiran. Ironi adalah suatu cara untuk menyindir
dengan mengatakan yang sebaliknya Suharianto 2005:69. Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan kenyataan yang
sesungguhnya, misalnya dengan mengemukakan: makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya, ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan, serta
ketidaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya Sudjiman dalam Yuwana, dkk. 2000:59.
Berdasrkan penjelaan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ironi adalah gaya
bahasa yang digunakan untuk menyindir suatu hal dengan cara mengatakan kebalikannya.
2.2.4 Unsur Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf,
namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir pada tepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi belum
28
tentu terpenuhi tulisan, hal ini tidak berlaku bagi tulisan yang berbentuk prosa. Ciri tersebut menujukkan eksistensi sebuah puisi Waluyo 1991:97.
Jabrohim, dkk.
2003:54 menyatakan bahwa tipografi merupakan
pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dan prosa fiksi dan drama. Oleh karena itu, ia merupakan pembeda yang sangat penting. Menurut
Aminuddin 2004:146 tipografi adalah cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual.
Menurut Suharianto
1981:37-39 tipografi disebut juga ukiran bentuk,
yaitu susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi. Termasuk ke dalam tipografi ialah penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan kata-kata suatu puisi, diantaranya
sebagai berikut: a. menggunakan huruf kecil semua dan tanpa tanda baca;
b. menggunakan huruf besar pada setiap awal kalimat, tanpa tanda baca; c. menggunakan huruf besar-kecil dan tanda-tanda baca lengkap;
dan yang berhubungan dengan penyusunan baris-baris kata atau kalimat dalam bait, diantaranya sebagai berikut:
a. setiap baris kalimat rata atau sejajar dalam seluruh bait; b. sebagian baitnya menjorok ke dalam.
Adapun maksud penyusunan tipografi yang beraneka macam itu, secara garis besar dapat dibedakan atas dua macam:
a. sekedar untuk keindahan indrawi: maksudnya sekedar agar susunan puisi tersebut nampak indah dipandang;
29
b. untuk membantu lebih mengintensifkan makna dan rasa atau suasana puisi yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah pembeda antara puisi dengan prosa dan drama, yaitu merupakan ukiran bentuk
atau ilmu cetak dalam penyusunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi yang meliputi penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan kata-kata suatu puisi.
2.2.5 Unsur Imaji Imagery