10
moral pada tindakan euthanasia yang dilakukan. Selain itu, dengan berbagai macamnya jenis euthanasia, maka penulis membatasi masalah tentang
euthanasia aktif.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka beberapa masalah yang menjadi topik pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan dokter terhadap euthanasia?
2. Bagaimana tindakan euthanasia ditinjau dari sisi moral dan Hak Asasi
Manusia? 3.
Bagaimana perspektif hukum pidana terhadap euthanasia? 4.
Perlukah peraturan secara khusus tentang euthanasia di dalam hukum positif Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pandangan dokter terhadap
euthanasia. b.
Untuk mengetahui dan menganalisis euthanasia ditinjau dari aspek hukum pidana dan hak asasi manusia.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis perspektif hukum pidana Indonesia
terhadap euthanasia.
11
d. Untuk mengetahui dan menganalisis perlunya peraturan secara khusus
tentang euthanasia didalam hukum positif Indonesia.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperluas pemahaman serta pengembangan aspek hukum dalam
teori maupun praktek di lapangan. b.
Untuk memperoleh data sebagai bahan penyusunan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum di
Universitas Negeri Semarang.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi pihak-pihak yang memiliki kompetensi di bidang hukum dan kesehatan,
khususnya terkait permasalahan euthanasia, sehingga dapat memberikan kepastian hukum yang tetap dan jelas atas penyalahgunaan tindakan
euthanasia di dalam dunia praktek kedokteran khususnya di Indonesia.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan-bahan yang akan diberikan dalam mata kuliah ilmu hukum, terutama menyangkut
permasalahan euthanasia di dalam dunia kedokteran, serta tinjauan euthanasia dari aspek Hak Asasi Manusia. Diharapkan juga akan bermanfaat untuk
memberikan kontribusi pemikiran bagi pihak-pihak yang merasa tertarik dalam masalah yang akan dibahas.
12
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam menyusun sistematika penulisan, penulis secara garis besar membaginya dalam tiga bagian pokok yaitu, bagian awal skripsi yang berisi
halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, daftar lampiran.
Kemudian bagian isi skripsi yang terdiri dari 5 lima Bab yaitu : Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini berisi latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II. Penelaahan kepustakaan Penelaahan kepustakaan yang berisi kajian kepustakaan yang meliputi
tinjauan umum tentang euthanasia, euthanasia dalam hukum pidana, euthanasia dalam prespektif kedokteran, tinjauan umum tentang hak asasi manusia kaitannya
tentang euthanasia, kerangka pikir Bab III. Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan : metode pendekatan, fokus penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
Bab IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan : hasil penelitian yang dikaji tentang
pandangan dokter terhadap eutanasia, eutanasia ditinjau dari aspek moral dan hak
13
asasi manusia, perspektif hukum pidana terhadap eutanasia, prospektif pengaturan eutanasia didalam hukum positif Indonesia.
Bab V. Penutup yang berisi : Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan serta saran-saran yang
diharapkan dapat membantu pemecahan masalah tentang euthanasia yang sampai saat ini belum ada kepastian hukum yang tegas mengaturnya.
Pada bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
14
BAB II PENELAAHAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Penelaahan Kepustakaan 1. Tinjauan Umum Tentang Euthanasia
Euthanasia bisa didefinisikan sebagai ‘a good death’ atau mati dengan tenang. Kata Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang berarti
indah, bagus, terhormat, dan ‘thanatos’ yang berarti mati. Secara etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik sedangkan secara
harafiah, euthanasia tidak bisa diartikan sebagai suatu pembunuhan atau upaya menghilangkan nyawa seseorang. Euthanasia berarti mati dengan
tenang dan baik, atau berdasarkan pendapat lain bahwa euthanasia berarti ‘mati cepat tanpa derita’ Karyadi, 2001: 20.
Euthanasia berarti ‘pembunuhan tanpa penderitaan’ mercy killing. Tindakan ini biasanya dilakukan terhadap penderita penyakit yang secara
medis sudah tidak mungkin lagi untuk bisa sembuh. Eutanasia berarti
kematian yang baik atau tanpa rasa sakit. Eutanasia aktif ini sama dengan pembunuhan, sedangkan Eutanasia pasif berarti mengijinkan kematian.
Eutanasia pasif yang wajar berarti mengijinkan kematian terjadi secara wajar dengan menolak alat-alat maupun mesin-mesin yang tidak wajar untuk
mempertahankan kehidupan.