Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN

ditangani mereka salah satunya adalah kasus euthanasia. Dalam hal ini peneliti dibimbing langsung oleh salah satu tim pendamping hukum dalam penanganan kasus euthanasia yang terjadi pada tahun 2004 silam, yang merupakan salah satu narasumber peneliti menjabat sebagai Direktur Eksekutif LBHK Jakarta Mochamad Sentot, SH, selain itu dibantu dalam proses pengambilan data-data oleh bagian Divisi Litigasi yaitu Nopber Siregar, SH. Peneliti dalam meneliti di lokasi penelitian ini tidak mengalami kendala, bahkan peneliti dalam kesempatan kali ini berterimaksih atas bantuan dan dukungan di dalam semua proses penelitian. Selanjutnya di dalam penelitian ini euthanasia ditinjau dari segi Hak Asasi Manusia, maka peneliti mengambil lokasi penelitian di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang berkantor di Jalan Latuharhary No 4 B Menteng Jakarta Pusat. Di lokasi penelitian ini, peneliti tidak pula memiliki kendala yang berarti dalam proses penelitian, bahkan peneliti disambut dengan baik untuk penelitian dan melakukan wawancara dengan salah satu staf di KOMNAS HAM. Peneliti sebelumnya mengajukan izin penelitian dan kemudian ditanggapi dengan baik serta langsung ditemukan oleh Yosep Adi Prasetyo yang menjabat sebagai Sub Komisi Pendidikan dan Penyuluhan Hak Asasi Manusia. Peneliti langsung melakukan wawancara bebas terpimpin yang dilakukan dengan interaktif antara peneliti dengan responden. Selain dari tempat-tempat penelitian tersebut, peneliti juga mengambil data serta melakukan penelitian di tempat tertentu, dalam arti dimana peneliti menemukan sumber data yang dapat menunjang proses pengelolaan data, seperti halnya pendapat-pendapat para ahli.

C. Fokus Penelitian

Menurut Moleong, fokus dasarnya adalah masalah yang bersumber dari pengalaman penelitian atau melalui pengetahuan yang bersumber dari pengalaman peneliti. Melalui pengalaman yang diperoleh melalui kepustakaan ilmiah atau kepustakaan lainnya Moleong,2002:62. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian ini adalah: 1. Pandangan dokter terhadap tindakan euthanasia yang terjadi. 2. Hubungan moral dan Hak asasi Manusia terhadap tindakan euthanasia. 3. Perspektif menurut Hukum Pidana Indonesia terhadap euthanasia. 4. Perlunya peraturan secara khusus yang mengatur tentang euthanasia didalam hukum positif Indonesia.

D. Sumber Data Penelitian

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber Data Primer Kata-kata atau tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama atau primer Moleong, 2002:112. Sumber data ini dicatat melalui catatan tertulis yang dilakukan melalui wawancara kepada pihak yang menangani langsung permasalahan euthanasia. Data primer ini diperoleh peneliti dengan metode wawancara di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan Jakarta, Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan beberapa pendapat ahli seperti dokter dan hakim. 2. Sumber Data Sekunder Data Sekunder sebagai pelengkap untuk melengkapi dan menyelesaikan data primer. Lofland dan Lofland 1984:47 menyebutkan bahwa selain kata-kata atau tindakan sebagai sumber data utama, data tambahan seperti dokumen dan lain-lain juga merupakan sumber data Moleong, 2002:112. Moleong menyebutkan bahwa dilihat dari segi sumber data bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi Moleong 2002:113. Data sekunder atau data yang tertulis yang digunakan dalam penelitian dapat berupa: a. Peraturan perundang-undangan yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Kode Etik Kedokteran Indonesia, Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Undang-undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1960 Tentang Lafal Sumpah Dokter. b. Buku dan literatur yang berkaitan dengan hukum pidana Indonesia, hak asasi manusia dan kode etik kedokteran tentang euthanasia.