Hasil Pengamatan dan Wawancara M2

12 blackberry kepunyaan M1 guna menepati janji yang pengurus buat. Penulis berharap bisa bertemu lagi dengan M1 kedepanya ketika M1 lowong, namun setelah 3 minggu ada masalah yang terjadi yaitu penulis kehilangan contac blackberry messanger M1, dan teryata saya dan P1 telah di hapus dari daftar contac M1. P1 juga bertanya –tanya bagaimana hal tersebut bisa terjadi, karena setelah pembicaraan tersebut P1 juga tidak dihubungi lagi. Namun beberpa hari kemudian P1 memberitahukan kepada saya bahwa M1 memang tidak mau menambahkan akun punulis di contac blackberry kepunyaan M1 untuk tetap menjaga keamananya. M1 meminta untuk selanjutnya P1 yang memberi informasi selanjutnya. Penulis coba untuk menegosiasikan supaya tetap bisa berhubungan dengan M1 namun karena nampaknya sudah terlalu sulit, maka kemudian penulis memutuskan untuk berlanjut ke narasumber berikutnya yang dalam proses negosiasi juga oleh P1.

2.2.3. Hasil Pengamatan dan Wawancara M2

Tepantnya awal april tanggal 9 P1 memberikan kabar mengenai narasumber kedua yaitu mucikari yang berasal dari Salatiga. P1 memberitahu bahwa ada mucikari dari Salatiga yang bisa diketemui untuk dijadikan sebagai narasumber penulis. Bahkan disini penulis sudah diuruskan dan diberikan tentang maksud dan tujuan penulis, namun ada hal yang sama bahwa penulis juga hanya dapat bertemu sekali karena persoalan pentingya waktu bagi mucikari tersebut untuk hal pekerjaanya. M2 adalah mucikari kedua yang menjadi rekomendasi oleh P1. Pada hal ini P1 tetap setia menemani dan membantu penulis dalam proses penelitian awal hingga pada akhirnya nanti. Tepat pada tanggal 10 April 2016 malam hari penulis coba invite blackberry messanger M2 melalui pin yang sudah P1 berikan, untuk dapat mengobrol dulu dengan M2. Pada saat itu juga penulis di approve M2 untuk dapat berbincang menggunakan blackberry messanger nya. Penulispun memperkenalkan diri dan berterimakasih untuk approved blackberry messanger oleh M2 kepada penulis. Penulis bertanya dimana domisili M2 tinggal, dan M2 hanya menyebutkan bahwa dia berasal dari Salatiga juga sama seperti penulis. Lalu penulis menyempatkan untuk meminta foto M2 terlebih dahulu untuk mengetahui gambaran wajah M2. Penulispun diberi dan langsung menyimpanya, sebab P1 sudah mengutarakan bahwa M2 mau diketemui namun tidak mau untuk proses direkam dan sampai kepada proses foto. Untuk berjaga – jaga apabila nanti penulis akan di delete contac oleh M2, maka penulis berinisiatif untuk menyimpan foto-foto tersebut sehingga penulis sudah punya bukti foto untuk M2. Berlanjut ke percakapan penulis dengan M2 maka 13 kamipun setelah melakukan tahap perkenalan dan penjajakan, kamipun berjanjian untuk bertemu di satu tempat yang tertutup untuk keamanan dan ketenangan seperti apa yang M2 mau. Awalnya kami berjanjian untuk bertemu tanggal 11 namun tiba-tiba terkait pekerjaan maka M2 membatalkan dan mengganti dengan bertemu pada hari berikutnya di tanggal 12 April. M2 meminta untuk diketemui di Kafeole Salatiga, tepatnya di sudut gazebo yang paling sepi dan tenang. Lalu segera penulis juga mengabari P1 untuk memberitahu hari pertemuan tersebut, karena untuk negosisasi waktu akan dilakukan sendiri oleh P1 kepada M2. Singkat cerita, tepat ditanggal 12 saya bersama P1 menjemput M2 di depan Masjid Karang Pete Salatiga. Lalu kami berangkat menuju Kafeole, dan tibanya disana kami langsung mencari tempat dan kami mendapat tempat paling ujung di dekat parkiran motor atau disebelah kubu kiri caffe. Di tempat yang terang penulis melihat sendiri penampilan fisik yang berbeda dibandingkan M1. M2 lebih tinggi, putih, dan lebih cantik. M2 bertato di banyak tempat, berambut pirang, memakai rok sangat mini, tank top dan rompi ketika bertemu waktu itu. Cara dan gaya berbicara M2 lebih manja dan M2 lebih mempunyai sifat tertutup dibandingkan M1. Penulis pun langsung berjabat tangan seusai duduk, lalu kembali lagi memperkenalkan diri dan menawarkan apa yang akan dipesan oleh M2. Sembari pesanan datang kami mulai mengobrol mengenai latar belakang yang teryata menunjukan bahwa M2 adalah janda anak 1. M2 tidak mau membahas mengenai dimana suaminya, karena suaminya telah meninggalkanya sejak ia mengandung anaknya dan hal tersebut nampaknya membuat kenangan kelam tersendiri bagi M2. Saat ini M2 tinggal bersama orang tuanya, karena tidak disarankan untuk tinggal sendiri. Kemudian perlahan penulis mulai masuk ke bahasan- bahasan inti, dengan topic awal mengenai lamanya M2 bekerja di dunia prostitusi. “Ya awalnya dari SMA udah gini Mas. Dulu awalnya saya kan main geng-geng gitu, dan suka berantem. Saya jadi dihargai dan temen-temen saya wanita itu punya rasa segan sama saya. Lalu saya manfaatkan keseganan mereka sama saya untuk saya ajak mereka terkenal melalui kerjaan ginian Mas. Itu awalnya kita masih modal sms, atau ketemu langsung yang mau pakai sama saya. Belom pakai sistem booking kaya sekarang yang saya jalankan. Itu berlangsung waktu saya awal kelas 3 SMA sampai lulus di tahun pertama. Lulus ya langsung saya tekuni mas. Karena saya malah jadi hobi lagi bukan butuh duit atau apa. Karena saya juga dari latar belakang orang yang mampu Mas. Bahkan orang tua gak ngebolehin saya kerja sekarang. hehehe… Saya semakin menjadi abis lulus SMA, dan disitu saya mulai main yang namanya sistem booking karena hobi saya ini semakin jadi Mas.” M2 14 Kemudian M2 bercerita tentang keadaanya saat ini yang sedang membangun kembali hobi pekerjaanya. Karena diceritakanya setelah awal tahun 2015 M2 menikah punya anak namun karena ditinggal pergi dan M2 stress maka M2 kabur ke pulau Bali untuk melahirkan disana, dan menenangkan diri. M2 mengatakan bahwa pada waktu itu semua pekerjaan hilang dan anak-anak kepercayaanya hilang semua. Padal anak-anak M2 sudah ada sekitar 20 orang sebelumnya dan hilang begitu saja. Namun M2 tidak diam diri, dia memulai kembali karirnya di awal tahun 2016 dan saat ini sudah ada 4-7 orang yang menjadi anak-anak baru M2. Walau sebenarnya M2 sudah tidak boleh kerja oleh orang tuanya karena M2 akan dicukupi oleh orangtuanya, namun karena hobi maka M2 tetap gigih membangun semuanya. “Ya iyalah Mas. Saya itu loh gak boleh kerja sama orang tua, pokoknya ya cuman dirumah ngurus anak aja ntar butuh apa tinggal minta. Tapi saya nggak mau Mas…, Mau saya dapet kerja kantoran tetep saya bakal gini. Coba Mas kalo hobi udah balapan, ya sampai mati juga tetep menjiwai dunia itu, mau ada tawaran lain ya tetep. Soalnya ya apa yaa….ini itu hobi yang jadi kerjaan saya Mas.” M2 Penulis kemudian beralih ke pembahasan yang lebih mendalam mengenai anak-anak barunya. Dijelaskan bahwa anak-anak M2 berasal dari salatiga semua, namun jikalau ada pelanggan yang ingin mencari pelayan yang top level atau sesuai request maka M2 punya orang-orang pilihan di area Solo atau Semarang. sedangkan untuk tarinfnya sendiri berkisar satu juta keatas dengan jaminan orang yang berkualitas. M2 memiliki langganan yang rata- rata banyak dari kalangan polisi , militer, pengusaha, juragan, dan orang-orang berduit. Namun ada yang mengejutkan ketika teryata M2 juga bisa dipakai sendiri, karena dia kebetulan suka dan mengidolakannorang-orang militer yang tegas, keras, dan kasar. Usut punya usut bahwa M2 adalah orang yang suka dengan hubungan seks sual dengan gaya keras. “Ya Kalo aku cocok ya bisa tak pakai sendiri” M2 “Ya kalo aku sih asal ganteng cocok dan bisa ambil hatiku aku mau mau aja. Apalagi Militer mainya juga militer …hahahaha enak….” M2 Melanjutkan pembahasan maka penulis menegaskan kembali apakah M2 benar-benar bisa dipakai atau tidak. Namun dengan tanpa malu-malu maka M2 menjelaskan bahwa kalau mau menggunakan M2 sendiri harus ditempuh langkah yang panjang. “Ya paling gak kalo sama aku, ya kita karaoke dulu, terus kita mabuk bareng dulu Mas…ajak aku keluar makan, dan aku lihat dia potensi gak jadi simpenan aku. Biasa aku jadikan simpenan cuman seminggu, kalo dalam masa simpenan bisa nuruti 15 semua kemauan aku ya kita bisa lah ke ML, tapi habis itu kalo udah tak tinggal hahahhahaa…. Tak hapus contac dia Mas hehhehee …” M2 Penulis lalu langsung menanyakan apakah M2 memegang dua peran pekerjaan mucikari dan pelayan seks namun M2 hanya tersenyum dan mempersilahkan penulis untuk menilai apa saja tentang M2. Beralih ke pendalaman anak-anak M2 maka penulis meminta penjelasan inti mengenai anak-anak yang dipekerjakan jika akan dipakai oleh pelanggan baru yang M2 sendiri tidak tau orangnya namun orang tersebut siap untuk membayar dengan harga berapapun pada anak pilhan M2 maka dijelaskan langkah yang harus ditempuh adalah dengan di meminta bantuan perantara. Heranya lagi bahwa perantara tersebut adalah P1 tadi, sehingga saat itu juga penulis menempatkan P1 menjadi P2. \ “Ya itu sebelahmu yang bantuin. Dia kerja sama aku sudah dari lama banget kali Mas….” M2 “Heh heh heh Mi, jangan bukak kedok too wahhh parah…. Iki apa-apaan sih” P2 Kemudian M2 menjelaskan bahwa P2 adalah kawan yang berprofesi sambilan sebagai perantara m2. P2 adalah orang yang membantu untuk checking orang- orang baru. Terkadang juga pelanggan baru datang melalui P2. Namun untuk pengguna yang datang melalui P2 dijamin keamananya sehingga M2 mengatakan bahwa P2 adalah kepercayaan M2 sejak lama. Namun penulis membahas lebih mendalam ketika ada pelanggan baru yang M2 rasa sendiri masih belom yakin maka hal yang harus ditempuh adalah M2 mengingini untuk pengguna baru menemui M2 untuk diajak karaoke, minum, dan lihat karakter orangya selama bertemu. “Dia harus nemeni aku nyanyi sama minum dulu lah…aku lihat dia aslinya gimana..soalnya juga kalo bukan pelanggan tetap aku juga mikir-mikir lah walau tetep udah di cari tau seluk beluknya sama P2 tapi aku tetep keamanan nomer satu lah…” M2 Melihat selama percakapan M2 hanya membawa satu ponsel maka penulis mencoba mencaritahu. M2 menjelaskan bahwa Ponselnya terdapat dua simcard . Satu kartu prabayar berguna untuk kerja dan kemudian satunya untuk keperluan komunikasi biasa jikalau ada seseorang yang akan menghubungi. Sedikit mengulas ke pembahasan sebelumnya penulis mencoba membahas mengenai kegiatan pekerjaan M2, dimana sebelumnya keluarga menghendaki untuk M2 tidak bekerja maka langkah yang ditempuh M2 untuk dapat bekerja adalah setiap pukul 11 Malam M2 kabur untuk bekerja. 16 “Jadi gini Mas dari aku bangun sampai maghrib itu waktu aku bersama anakku, dan keluarga. Lalu abis Maghrib kalo ada job aku bisa ketemuan dulu lah sama yang mau pesen atau orang yang mungkin ada perlu dan jam 10 aku harus udah pulang sama orang tuaku. Aku intinya sangat – sangat dikengkang sama orang tua aku, jadi ya malah gini jadinya. Nah Jam 11 kurang seidkit biasa aku kabur Mas dijemput temen aku, aku biasa stay di karaoke sembir. Kalo gak ratna ya di ngawen sana lah Mas…aku kan juga hobi nyanyi hehhehehe…nah biasa aku mulai kerja jam segitu sembari nongkrong, minum, karaoke plus jalankan hobi hehhehee…. Disitu aku juga ngawasin intinya sama anak-anaku kalo ada yang gak beres. Aku bisa langsung samperin.” M2 M2 menjelaskan bahwa ketidak beresan terjadi apabilan ada anak yang tidak mau diajak berhubungan dengan alasan menstruasi. Namun jika ditemui hal tersebut M2 menyarankan terhadap pelanggan untuk mengecek. Karena pengguna sudah membayar dengan serius dan wajib mendapatkan haknya. Terkadang juga ada kasus pelayan tidak bisa memuaskan atau tidak bisa tahan lama dalam berhubungan sehingga ada complain pelanggan. Menanggapi hal itu semua biasa M2 bertindak dengan cara kasar supaya hal tersebut tidak terulangi. Biasa dengan menampar dan memaki pekerja di depan pelanggan, agar pelayan malu dan tidak mengulangi kesalahan. Untuk bahasan terakhir penulis hanya bertanya bahasan ringan mengenai panggilan M2. Setelah itu kami harus mengakhiri pertemuan kami karena P2 harus pergi dan M2 harus bekerja. “Intinya aku gak mau disebut Mami, mucikari, atau germo ya karena aku masih muda, walau kerjaanku gini ya. Biasa aku dipanggil “kakak” sama anak-anaku, dan aku sebut mereka “adik”. Kalaupun ada yang manggil aku Mami itu adalah orang yang sayang sama aku, yang jadi simpenanku lah dan yang deket banget sama aku.” M2 Akhinya kami pulang dengan mengantarkan M2 terlebih dahulu di tempat kami menjemput dia pertama. Lalu saya menyempatkan kembali mengobrol dengan P1. Mengenai langkah berikutnya. Didalam proses berikutnya penulis mengambil dan mencari informasi atau data melalui sudut pandang pekerja seks, namun tidak pada pekerja seks M1 satu atau M2 karena keterkaitan dengan biaya yang tidak sedikit untuk itu. Sebab kelengkapan sumber data dapat penulis perlengkapi melalui P1P2 yang menjadi kepercayaan kedua mucikari tersebut. 17

2.2.4. Hasil Pengamatan dan Wawancara PSK