mempengaruhi adopso inovasi suatu kelompok sosial.
3. Complexity :
persepsi terhadap kerumitan atau kesulitan yang akan dihadapi suatu inovasi akan mempengarihi adopsi inovasi. Makin sederhana suatu
inovasi maka kemungkinan untuk diteria menjadi lebih besar karena biasanya lebih cepat untuk dipahami.
4. Observability :
sebuah inovasi yang mudah dilihat dalam bentuk nyata cenderung lebih mudah dan cepat diterima dari yang kurang jelas. Dan hal ini
juga akan mempengaruhi komunikasi antar individu dalam mendorong untuk menginovasi karena inovasi dapat dilihat secara nyata.
5. Triability :
makin mudah suatu inovasi dikerjakan maka kecenderungan untuk diterima masyarakat makin mudah dan cepat.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Berbagai Metode
Kontrasepsi
1. Faktor Akseptor KB. Pilihan penggunaan jenis kontrasepsi sebaiknya
ditentukan oleh calon pemakainya sendiri. Calon pemakai seyogyanya mengetahui jenis kontrasepsi yang dipertimngkan untuk dipilih yang
kiranya cocok bagi dirinya sendiri agar mampu memilih jenis kontrasepsi yang paling cocok bagi dirinya. Seorang akseptor dapat menerima suatu
metode kontrasepsi juga dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap dan persepsinya.
2. Faktor Jenis Kontrasepsi
Banyak pilihan yang dapat dipilih aksepstor KB, seperti KB metode sederhana, kontrasepsi pil, hormonal, suntikan KB, susuk KB norplant atai
implant alat kontrasepsi dalam rahim dan kontrasepsi mantap. Adanya
kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk menggunakan atau menerima metode
kontrasepsi. Calon peserta KB yang bersangkutan harus memahami benar alatmetode kontrasepsi yang dipilihnya, termasuk cara kerjanya, cara
penggunaannya, kelebihan dan kekurangannya dibandingkan alat atau metode kontrasepsi yang lain, kemugkinan terjadinya komplikasi atau
kegagalan. 3.
Faktor Konselor KB Salah satu aspek lain dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kontrasepsi adalah dengan memberikan pelayanan konseling kepada setiap calon peserta KB, yaitu pada saat sebelum mereka memperoleh pelayanan
kontrasepsi. Konseling menjadi penting karena beberapa penelitian menunjukan bahwa hal ini sangat berpengaruh pada partisipasi orang dalam
menggunakan metode kontrasepsi. 4.
Faktor Agama Keluarga berencana dalam pelaksanaannya banyak mendapat pro dan
kontra. Sikap pro dan kontra terhadap keluarga berencana memiliki pandangan bahwa usaha manusia adalah ikthiar, tidak ada perbuatan atau
kehendak Tuhan terhalang oleh usaha manusia, manusia memiliki sikap aktif terhadap takdir dan menentukan nasib sendiri. Hambatan agama
umumnya beruapa pandangan bersikap pronatalis setuju akan sejumlah kelahiran secara alamiah termasuk anggapan bahwa melakukan hubungan
kelamin tanpa keinginan memperoleh anak adalah perbuatan amoral. Agama biasanya dapat menerima metode kontrasepsi bila efek kontrasepsi
tidak bersifat menetap dan dapat dipulihkan
BAB III METODE PENELITIAN