BAB III METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gianyar dan pengumpulan data akan dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Desember 2015
2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif naratif dengan menggunakan metode kualitatif
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok pria yang tidak menggunakan vasektomi yang merupakan pasangan usia subur yang telah
memiliki anak lebih dari 4 empat Orang. b.
Sampel dalam data kualitatif
Sampel penelitian ini adalah kelompok pasangan usia subur PUS atau pria yang pernah ditawarkan untuk melakukan vasektomi yang tidak
ingin punya anak lagi atau sudah memiliki anak lebih dari 4 orang yang tersebar di 7 kecamatan yaitu Sukawati, Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring,
Ubud, Tegallalang dan Payangan.
4. Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang diwawancarakan kepada aseptor setelah melakukan tindakan vasektomi.
5. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan beberapa tahap yaitu : 1.
Penjaringan calon aseptor dilakukan dengan melihat data kelurga berencana menurut kelompok umur. Dari data tersebut dilihat mana yang sudah ber KB
dan mana yang belum ber KB termasuk kontrasepsi yang digunakan. Kesemuanya itu data itu dijadikan pegangan untuk menetapkan sasaran
pelayanan KB di RTRWDusun. 2.
Petugas PLKB melakukan sosialisasi KIE kelapangan, disamping sebelumnya sudah ada sosialisasi dengan para toma, toga dan kader
3. Petugas PLKB memberikan pelayanan dengan mobil keliling
4. Petugas PLKB mendapatkan Data berapa jumlah PUS tiap-tiap kecamatan.
5. PUS peserta KB dan Bukan peserta KB yang tertarik mendatangi Kader
untuk mendapatkan informasi lebih mendalam. Oleh petugas dilakukan pelayanan KIE Komunikasi Informasi dan Edukasi
6. Pelayanan KIE dilakukan oleh petugas PLKB. Pelayanan KIE adalah
kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam program KB. Isi pesan KIE adalah
informasi program KB Nasional yang perlu diketahui oleh keluarga, masyarakat dan penduduk. Proses penyampaian isi pesan program KB dan
KS dari petugas kepada masyarakat atau individu untuk mendapatkan tanggapan. Pesan yang disampaikan berbagai informasi berupa data dan fakta
tentang KKB untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, agar terjadinya perubahan seseorang, kelompok dan masyarakat dalam program
KB. 7.
Jika individu atau PUS tertarik akan dilakukan konseling. Konseling pertama
akan dilakukan oleh petugas KB untuk membantu calon aseptor mendapat informasi dan bantuan pemecahan masalah. Konseling pertama penting
dilakukan karena metode vasektomi sifatnya permanen, maka untuk mendapatkan tindakan, calon aseptor harus memenuhi 3 persyaratan yaitu
syarat sukarela, syarat bahagia dan syarat sehat. Syarat sukarela dimaksud adalah calon peserta tetap memilih vasektomi setelah diberi penjelasan
bahwa: -
Ada alat kontrasepsi lain yang dapat digunakan -
Vasektomi dilakukan melalui pembedahaan -
Sebagai tindakan pembedahan kemungkinan ada risiko -
Vasektomi hasilnya permanen, untuk kasus tertentu dapat dilakukan penyambungan kembali tetapi tidak dianjurkan kareana biayanya relative
mahal. -
Diberi kesempatana untuk mempertimbangkan keputusannya. Syarat bahagia yang dimaksud adalah :
- calon perserta terikat dalam perkawinan yang sah - Calon peserta mempunyai anak hidup sekurangnya dua orang jika anak
hanya dua yang terkecil minimal berumur dua tahun - Anak yang dimiliki dalam keadaan sehat fisik dan mental
- Umur istri 25 tahun sampai dengan menopause. Setelah dikonseling ada kemungkinan keputusan yang diambil calon
peserta yaitu : 1.
Membatalkan keputusan memilih metode vasektomi, beralih ke metode kekontrasepsi lain
2. Menunda
keputusan memilih
metode vasektomi,
masih
mempertimbangkan 3.
Tetap memilih metode vasektomi. 8.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan petugas dalam memberikan informasi KB vasektomi kepada calon aseptor yang tertarik untuk lebih mengetahui KB
vasektomi antara lain Setelah dilakukan sosialisasi KIE di masyarakat maka calon aseptor yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam terhadap metode
vasektomi akan dilakukan Konseling. Konseling akan dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1. KONSELING SEBELUM MENENTUKAN KEPUTUSAN UNTUK
BER KB VASEKTOMI
Konseling yang pertama ini yang menjadi konselor adalah petugas PLKB. Dalam konseling yang pertama ini seorang konselor yaitu petugas PLKB akan
melakukan tindakan-tindakan seperti membangun hubungan baik dengan calon aseptor membangun
rapport
yaitu dengan cara menyambut kedatangan calon aseptor dengan senyum yang ramah dalam ruang konseling, menumbuhkan
kepercayaan calon aseptor dengan konselor, menunjukkan kehangatan emosi, menjamin kerahasiaan data calon aseptor, menyadari dan menghargai keberadaan
calon aseptor. Calon aseptor dipersilakan duduk kemudian konselor akan mulai bertanya
secara umum dengan pertanyaan terbuka kepada calon aseptor terkait dengan masalah KB yang ingin dibicarakan atau diketahui. Melakukan probing dengan
mengajukan pertanyaan terbuka. Contoh pertanyaan terbuka, antara lain:
- “
Apakah anda mengalami kesulitan untuk melakukan vasektomi?”
-
“Bagaimana perasaan anda jika melakukan vasektomi?” Memberi kebebasan atau kesempatan kepada dalam menjawab pertanyaan.
Mengulang kembali pernyataan yang diekspresikan oleh akseptor. Melakukan klarifikasi dengan mengajukan pertanyaan tertutup. Contoh
pertanyaan tertutup, antara lain:
-
“Apakah anda melakukan metode KB vasektomi?”
-
“Apakah anda mengetahui caranya melakukan vasektomi?” Menanyakan data diri seperti jumlah anak, penggunaan metode KB yang sudah
dilakukan, riwayat kesehatan. Jelaskan bahwa keterangan tersebut menjadi data untuk mengidentifikasi kecocokan akseptor dalam menggunakan metode Kb
vasektomi. Mengajukan pertanyaan refleksi dengan menanyakan kembali perasaan,
pertanyaan dan isi pembicaraan kepada akseptor. Menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dengan akseptor untuk
mencapai proses pengambilan keputusan. Pada tahap proses konseling menguraikan atau menjelaskan
Konselor mulai menjelaskan KB vasektomi kepada calon aseptor dengan menggunakan media lembar
balik dan alat peraga KB kit. Penyampain informasi mulai dari pengertian dari KB vasektomi, tujuan, proses dan manfaat melakukan KB vasektomi. Proses konseling
berlangsung kurang lebih 1.5 jam. Calon aseptor diberi kesempatan untuk bertanya lebih dalam terkait dengan KB vasektomi sampai calon aseptor memahami kaitan semua
proses tersebut. Selama proses konseling ini calon aseptor diberi kesempatan untuk berpikir untuk mengambil keputusan tindakan.
Jika calon aseptor pada saat konseling ini langsung mengambil keputusan untuk dilakukan tindakan maka petugas akan membuat jadwal operasi dengan
dokter dan rumah sakit yang bekerjasama dengan instansi PP dan KB. Jika tidak atau belum memutuskan untuk diambil tindakan maka calon aseptor akan dipantau
terus oleh petugas.
2. KONSELING MENJELANG TINDAKAN
Konseling kedua dilakukan jika calon aseptor sudah mengambil keputusan untuk dilakukan tindakan operasi. Konseling ini dilakukan pada hari yang sama
dengan tindakan. Pada konseling ini calon aseptor mengisi dan menandatangai lembar persetujuan
Informed Consent
untuk dilakukan tindakan tanpa paksaan siapapun. Sebelum operasi dokter yang akan menangani tindakan memberi konseling
lagi kepada calon aseptor. Tujuan dilakukan konseling yang kedua ini adalah memastikan kembali kemantapan calon aseptor untuk melakukan operasi vasektomi.
Dalam konseling kedua ini ada 3 persyaratan yang harus terpenuhi oleh calon aseptor yaitu mengevaluasi kemungkinan masih ada keraguan, mengkondisikan suasana
untuk tindakan, tenang dan cooperative. Jika ketiga syarat tersebut terpenuhi maka tindakan operasi akan dilakukan oleh dokter.
3. KONSELING SETELAH TINDAKAN
Konseling setelah tindakan dilakukan sesaat setelah tindakan operasi dilakukan. Tujuan dilakukan konseling ini adalah untuk mengevaluasi perasaan
aseptor pasca tindakan, menjelaskan dan menenangkan, memberikan nasehat perawatan dan pemulihan pascatindakan. Juga memberikan ucapan selamat dan
motivasi atas kemantapan dan penerimaan kontrasepsi yang dipilih. 9.
Setelah tindakan operasi maka peneliti melakukan wawancara mendalam menggunakan pedoman kuisoner dengan peserta aseptor
Teknik Analisis Data
Data kualitatif yang menggunakan wawancara mendalam
indepth interview
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tematik
thematic content analysis .
Menurut Boyatzis dalam Poerwandari 2009 mendefinisikan analisis
tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, sehingga memungkinkan penerjemahan informasi kualitatif menjadi data
kualitatif seperlu kebutuhan peneliti. Adapun tahapan dalam melakukan analisis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil wawancara
mendalam dan studi kepustakaanpenelusuran dokumen. 2.
Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam, kemudian dibuatkan transkrip data yaitu dengan mencatat atau menuliskan kembali
seluruh data yang diperoleh tanpa membuat kesimpulan. 3.
Hasil pencatatan dan penulisan kembali data yang telah diperoleh dari hasil wawancara tersebut, kemudian direduksi ke dalam matriks.
4. Melakukan pemilahan data dengan mengelompokkan data dalam
subtropik atau variabel yang diperlukan. 5.
Dilanjutkan dengan interpretasi data hasil penelitian. Menulis secara deskriptif dengan membandingkannya pada teori yang
diperoleh dari studi kepustakaan dan penelusuran dokumen.
BAB IV HASIL PENELITIAN