BAB IV HASIL PENELITIAN
KONDISI GEOGRAFIS 1.
LETAK WILAYAH
Kabupaten Gianyar terletak diantara 08 18’48’’08’38’58’’ Lintang Selatan dan 115 13”29” – 115” 22’ 23” Bujur Timur dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Bangli
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kota-Madya Denpasar
Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung
2. LUAS WILAYAH
Luas seluruh kabupaten Gianyar 368 Km2 atau 36.800 Ha. Dari luas tanah tersebut tata guna lahannya meliputi tanah sawah 14.787 Ha, Tanah
Kering 22.013 Ha terdiri dari tanah pekarangan 5.160 Ha, tanah tegalan 11.289 Ha dan lainnya 5.564.Ha
Secara administratif Kabupaten Gianyar terbagi menjadi 7 kecamatan yaitu kecamatan sukawati, blahbatuh, gianyar, tampaksiring, ubud,
tegallalang dan payangan. Wilayah kecamatan dibagi menjadi beberapa desakelurahaan. Berikut nama kecamatan, jumlah desakelurahan dan
jumlah banjardusun kabupaten gianyar.
No Kecamatan
Desa Kelurahan
Banjar Lingkungan
Sub PPKBD
1 Sukawati
12 111
115 2
Blahbatuh 9
67 68
3 Gianyar
17 96
98 4
Tampaksiring 8
70 72
5 Ubud
8 79
81 6
Tegallalang 7
65 65
7 Payangan
9 59
65 Jumlah
70 547
564 Sumber data : Rek. K0Kec-Dal08, tahun 2014
PENYARINGAN CALON ASEPTOR KB VASEKTOMI
Penyelenggara mekanisme operasional program kependudukan dan KB dan KS adalah lembaga penyelenggara adalah satuan kerja perangkat daerah SKPD
yang bertanggungjawab bidang KB dan KS, dinas terkait, kader KB, tokoh agama dan tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi dan pihak
swasta atau lembaga masyarakat yang dibentuk kegiatan mekanisme operasional penyelenggara program kependudukan dan KB sedangkan untuk di kecamatan dan
desa adalah penyuluh KB dan PLKB. Mekanisme Penyelenggara operasioanl program kependudukan dan KB di
Kabupaten Gianyar meliputi 8 delapan langkah antara lain : 1.
Analisis data keluarga dan potensi wilayah 2.
Pertemuan PLKBPKB 3.
Pertemuan PKBPLKB dg Puskesmas 4.
Pertemuan PKBPLKB dengan perangkat kecamatan 5.
Pertemuan PKBPLKB dg unsur Perangkat Desa 6.
Pertemuan PKBPLKB dg Kader 7.
Pelayanan KIE TomaTogaMitra PKBPLKB, Pelayanan KIE oleh Kader kepada sasaran baik keluarga, BalitaRemajaLansia dan remaja
8. Pelayanan KB di Klinik dan Pembinaan di klinik.
Jenis data demografi menggambarkan keadaan anggota keluarga dari setiap kelurga yang meliputi kepala kelurga menurut jenis kelamin, kepala kelurga menurut
satus pekerjaan, kepala kelurga menurut status perkawinan, kepala keluarga menurut tingkat pendidikan,keluarga mendaptkan kredit mikrobantuan modal. Sedangkan
jenis data keluarga berencana yang menggambarkan keluarga tentang peserta KB meliputi nama istri dari pasangan usia subur, umur istri dari pasangan usia subur,
menurut kelompok umur, peserta KB, bukan peserta KB. Dari data demografi dapat diketahui berapa jumlah anggota keluarga berapa
jumlah balita dalam keluarga tersebut. Dari data geografi dapat dipisah-pisahkan berapa keluarga yang punya balita, berapa kelurga yang punya remaja dan berapa
keluarga yang punya lansia. Dari data kelurga berencana menurut kelompok umur dilihat mana yang sudah ber KB dan mana yang belum termasuk kontrasepsi yang
digunakan. Kesemuanya itu data itu dijadikan pegangan untuk menetapkan sasaran pelayanan KB di RTRWDusun.
Langkah pelayanan KIE Komunikasi Informasi dan Edukasi adalah tahap penyaringan peserta KB MOP yaitu :
1. Petugas PLKB melakukan sosialisasi KIE kelapangan, disamping
sebelumnya sudah ada sosialisasi dengan para toma, toga dan kader 2.
Petugas PLKB memberikan pelayanan dengan mobil keliling 3.
Petugas PLKB mendapatkan Data berapa jumlah PUS tiap-tiap kecamatan. 4.
PUS peserta KB dan Bukan peserta KB yang tertarik mendatangi Kader untuk mendapatkan informasi. Oleh petugas dilakukan pelayanan KIE.
Pelayanan KIE dilakukan oleh petugas PLKB. Pelayanan KIE adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga,
masyarakat dan penduduk dalam program KB. Isi pesan KIE adalah informasi program KB Nasional yang perlu diketahui oleh keluarga, masyarakat dan penduduk.
Proses penyampaian isi pesan program KB dan KS dari petugas kepada masyarakat atau individu untuk mendapatkan tanggapan. Pesan yang disampaikan berbagai
informasi berupa data dan fakta tentang KKB untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, agar terjadinya perubahan seseorang, kelompok dan masyarakat dalam
program KB. 5.
Jika individu atau PUS tertarik akan dilakukan konseling. Konseling pertama akan dilakukan oleh petugas KB untuk membantu calon aseptor mendapat
informasi dan bantuan pemecahan masalah. Konseling pertama penting dilakukan karena metode vasektomi sifatnya permanen, maka untuk
mendapatkan tindakan, calon aseptor harus memenuhi 3 persyaratan yaitu syarat sukarela, syarat bahagia dan syarat sehat.
Syarat sukarela dimaksud adalah calon peserta tetap memilih vasektomi setelah diberi penjelasan bahwa:
- Ada alat kontrasepsi lain yang dapat digunakan
- Vasektomi dilakukan melalui pembedahaan
- Sebagai tindakan pembedahan kemungkinan ada risiko
- Vasektomi hasilnya permanen, untuk kasus tertentu dapat dilakukan
penyambungan kembali tetapi tidak dianjurkan kareana biayanya relative mahal.
- Diberi kesempatana untuk mempertimbangkan keputusannya.
Syarat bahagia yang dimaksud adalah : - calon perserta terikat dalam perkawinan yang sah
- Calon peserta mempunyai anak hidup sekurangnya dua orang jika anak hanya dua yang terkecil minimal berumur dua tahun
- Anak yang dimiliki dalam keadaan sehat fisik dan mental - umur istri 25 tahun sampai dengan menopause.
Setelah dikonseling ada kemungkinan keputusan yang diambil calon peserta yaitu :
6. Membatalkan keputusan memilih metode vasektomi, beralih ke metode
kekontrasepsi lain 7.
Menunda keputusan memilih metode vasektomi, masih mempertimbangkan 8.
Tetap memilih metode vasektomi. Dari hasil penjaringan calon aseptor yang dilakukan oleh petugas PLKB di
seluruh kecamatan yang ada di kabupaten gianyar, maka diperoleh data calon aseptor yang langsung dilakukan konseling. Ada beberapa calon aseptor yang akan
dikonseling oleh petugas. masing-masing calon aseptor dikonseling dengan waktu yang tidak bersamaan. Ada yang langsung setelah dikonseling melakukan tindakan
operasi, ada yang masing menunggu waktu yang tepat. Sehingga oleh petugas calon aseptor ini selalu dipantau oleh petugsa. Penjaringan calon aseptor sudah dimulai
dari bulan januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
DATA ASEPTOR 2015
Sampai bulan Desember 2015 dari sosialisasi yang sudah dilakukan oleh petugas PLKB ada 30 aseptor yang sudah dikonseling di seluruh kecamatan yang ada
di kabupaten Gianyar. Dari ke 30 orang yang sudah dikonseling semuanya melakukan tindakan vasektomi. Secara umum berikut data ke 30 orang aseptor yang
sudah melakukan tindakan vasektomi pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel. 1
Tabel 1 Karakteristik Sosio Demografi Aseptor Vasektomi tahun 2015
Nama Aseptor, Jenis Kelamin, Pendidikan, Alamat, Status dan Agama
No Aseptor
JK Pendidikan
Alamat Status
Agama
1 Aseptor 1
Laki SMA
Palak Sukawati Menikah
Hindu 2
Aseptor 2 Laki
SMA Payangan
Menikah Hindu
3 Aseptor 3
Laki SMA
Tegallalang Menikah
Hindu 4
Aseptor 4 Laki
SD Tegalalang
Menikah Hindu
5 Aseptor 5
Laki SMP
Tegallalang Menikah
Hindu 6
Aseptor 6 Laki
SMP Gianyar
Menikah Hindu
7 Aseptor 7
Laki SMA
Payangan Menikah
Hindu 8
Aseptor 8 Laki
SMA Sukawati
Menikah Hindu
9 Aseptor 9
Laki Diploma
Denpasar Menikah
Hindu 10
Aseptor 10 Laki
SMP Gianyar
Menikah Hindu
11 Aseptor 11
Laki SD
Singapadu Menikah
Hindu 12
Aseptor 12 Laki
SD Tegallang
Menikah Hindu
13 Aseptor 13
Laki Tidak tamat SD
Keramas Menikah
Hindu 14
Aseptor 14 Laki
SMA Tegallalang
Menikah Hindu
15 Aseptor 15
Laki SMP
Singapadu Menikah
Hindu 16
Aseptor 16 Laki
SMA Tegallalang
Menikah Hindu
17 Aseptor 17
Laki SD
Tegalsari Menikah
Hindu 18
Aseptor 18 Laki
SMP Gianyar
Menikah Hindu
19 Aseptor 19
Laki SMA
GIanyar Menikah
Islamj 20
Aseptor 20 Laki
SMA Tegalalang
Menikah Hindu
21 Aseptor 21
Laki D1
Buruan Gianyar Menikah
Hindu 22
Aseptor 22 Laki
SMA Buruan Gianyar
Menikah Hindu
23 Aseptor 23
Laki SMA
Buruan Gianyar Menikah
Hindu 24
Aseptor 24 Laki
SMA Buruan Gianyar
Menikah Hindu
25 Aseptor 25
Laki SMP
Buruan Gianyar Menikah
Hindu 26
Aseptor 26 Laki
SMP Buruan Gianyar
Menikah Hindu
27 Aseptor 27
Laki SMA
Buruan Gianyar Menikah
Hindu 28
Aseptor 28 Laki
SD Jember
Menikah Islam j
29 Aseptor 29
Laki SD
Banyuwangi Menikah
Hindu 30
Aseptor 30 Laki
SMP Buruan Gianyar
Menikah Hindu
Dari Tabel diatas dapat dilihat aseptor KB vasektomi semuanya laki-laki yang sudah menikah dan memiliki anak. Tingkat pendidikan aseptor yang menempuh
pendidikan sampai Sekolah Dasar SD berjumlah 6 orang, yang berpendidikan sekolah menengah tingkat pertama SMP berjumlah 8 orang, yang berpendidikan
sekolah menengah atas SMA berjumlah 13 orang, yang berpendidikan Diploma satu D1 berjumlah 2 orang dan yang tidak tamat sekolah berjumlah 1 orang.
Semua aseptor bertempat tinggal di 7 kecamatan kabupaten Gianyar dan beragama Hindu sebanyak 28 orang beragama islam sebanyak 2 orang.
Tabel 2 Karakteristik Sosio Demografi Aseptor Vasektomi tahun 2015
Nama Aseptor, Umur, Jumlah Anak Aseptor
Umur Jumlah Anak
Keterangan
Aseptor 1
45 2
1 Laki-laki ,1 Perempuan
Aseptor 2
35 2
1 Laki-laki ,1 Perempuan
Aseptor 3
44 2
2 Laki-laki
Aseptor 4
40 4
2 L aki-laki, 2 Perempuan
Aseptor 5
39 3
1 Laki-laki, 2 Perempuan
Aseptor 6
36 3
2 Laki-laki, 1 Perempuan
Aseptor 7
29 2
1 Laki-laki, 1 Perempuan
Aseptor 8
48 3
1 Laki-laki, 2 Perempuan
Aseptor 9
55 3
2 Laki-laki, 1 Perempuan
Aseptor 10
30 2
2Laki-laki
Aseptor 11
52 4
2 Laki-laki, 2 Perempuan
Aseptor 12
45 3
1 Laki-laki, 2 Perempuan
Aseptor 13
38 4
2 Laki-laki, 1 Perempuan
Aseptor 14
43 2
1 Laki-laki, 1 Perempuan
Aseptor 15
50 7
2 Laki-laki, 5 Perempuan
Aseptor 16
47 3
1 Laki-laki ,2 Perempuan
Aseptor 17
35 5
1 Laki-laki , 4Perempuan
Aseptor 18
45 2
1 Laki-laki ,1 Perempuan
Aseptor 19
46 2
2 Laki-laki
Aseptor 20
45 2
1 Laki-laki ,1 Perempuan
Aseptor 21
45 3
1Laki-laki ,2 Perempuan
Aseptor 22
42 3
1Laki-laki, 2 Perempuan
Aseptor 23
40 3
3 laki-laki
Aseptor 24
47 2
2 Laki-laki
Aseptor 25
45 2
1 Perempuan ,1Laki-laki
Aseptor 26
45 2
1Laki-laki ,1 Perempuan
Aseptor 27
49 2
2 laki-laki
Aseptor 28
40 4
1Perempuan ,3 Laki-laki
Aseptor 29
40 3
1Laki-laki, 2Perempuan
Aseptor 30
45 5
1Laki-laki ,4Perempuan
Dari data dalam tabel diatas umur aseptor yang berumur 29 tahun sebanyak 1 orang, aseptor yang berumur 30 tahun sebanyak 1 orang, berumur 35 tahun sebanyak
2 orang, yang berumur 36 tahun sebanyak 1 orang, berumur 38 tahun sebanyak 1 orang, yang berumur 39 tahun sebanyak 1 orang, yang berumur 40 tahun sebanyak 4
orang, yang berumur 42 tahun sebanyak 1 orang, yang berumur 43 tahun sebanyak 1 orang, yang berumur 44 tahun sebanyak 1 orang yang berumur 45 tahun sebanyak 8
orang, yang berumur 46 tahun sebanyal 1 orang, yang berumur 47 tahun sebanyak 1 orang yang berumur 49 tahun sebanyak 1 orang, yang berumur 50 tahun sebanyak 1
orang yang berumur 52 tahun sebanyak 1 orang dan yang berumur 55 tahun sebanyak 1 orang.
Dalam kelompok umur 29 – 33 tahun berjumlah 2 orang, kelompok umur 34-
38 tahun berjumlah 4 orang, kelompok umur 39-43 berjumlah 7 orang, kelompok umur 44-48 berjumlah 11 orang, kelompok umur 49-53 tahun berjumlah 3 orang dan
kelompok umur 54-58 berjumlah 1 orang. Jumlah anak yang dimiliki masing-masing aseptor adalah aseptor yang
memiliki jumlah anak 2 orang ada 13 aseptor, aseptor yang memiliki jumlah anak 3 orang ada 10 aseptor, aseptor yang memiliki jumlah anak 4 orang ada 4 aseptor,
aseptor yang memiliki jumlah anak 5 orang ada 2 aseptor dan aseptor yang memiliki anak 7 orang ada 1 aseptor.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SETELAH DIKONSELING
Setelah dilakukan konseling semua calon aseptor melakukan tindakan memakai KB. Jenis KB yang dipakai ke 30 orang aseptor adalah KB vasektomi.
Alasan aseptor memilih KB vasektomi ada beberapa alasan yang dikemukan antara lain sebanyak 19 orang menyatakan memilih KB vasektomi karena tidak ingin punya
anak lagi, 3 orang menyatakan lebih praktis dan aman dari kebobolan IUD, 1 orang mengatakan dua anak cukup, 1 orang mengatakan karena pernah kebobolan, 2 orang
mengatakan berbagi peran dengan istri, 3 orang mengatakan bantu istri karena istri bermasalah dengan KB, 1 orang mengatakan karena disuruh istri karena istri tidak
cocok dengan KB suntik, pil pasang dan istri tidak mau steril. Informasi KB vasektomi dipahami oleh aseptor sebagai jenis KB pria, KB
untuk mencegah kehamilan,KB yang aman, sehat dan tidak ada efek samping,
informasi penggunaan vasektomi, manfaat dan tujuan, menjaga keseimbangan rumah tangga dan tidak terjadi kehamilan, KB yang aman untuk berhubungan dengan suami
istri, dan KB gratis. Manfaat KB vasektomi diketahui oleh aseptor bermanfaat untuk mencegah
kehamilan dan tidak ingin punya anak lagi, lebih aman dan nyaman , menjaga kesehatan, menekan sel dalam sperma, wujud kasih saying dalam keluarga dan
khawatir istri hamil, lebih ringan pemakaian dari KB wanita, membantu istri, istri tidak perlu berKB, dan istri tidak minum obat KB.
Tujuan melakukan KB vasektomi diketahui oleh aseptor sebagai untuk mencegah kehamilan dan tidak ingin punya anak lagi, menjaga keharmonisan
kelurga dan berbagi tanggujawab dengan istri, dan membantu istri. Sumber Informasi KB vasektomi diketahui oleh aseptor melalui petugas KB
dan teman yang sudah melakukan KB vasektomi. Metode yang dipakai oleh petugas dalam penyampaian informasi KB vasektomi adalah dengan sosialisasi dan
konseling. Calon aseptor tertarik melakukan KB vasektomi setelah mendapatkan informasi KB vasektomi dengan metode konseling. Dalam konseling calon aseptor
mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai proses dan manfaat KB vasektomi. Menurut aseptor metode konseling yang digunakan dalam penyampaian informasi
KB vasektomi membuat calon aseptor merasa nyaman untuk mendapatkan informasi KB vasektomi.
Sebelum dilakukan konseling sumber informasi yang diperoleh calon aseptor terhadap metode vasektomi diperoleh melalui teman, sosialisasi dari petugas namum
penjelasnya kurang jelas. Menurut calon aseptor sebelum dikonseling belum mau melakukan KB vasektomi karena belum mengetahui informasi yang mendalam
terhadap KB vasektomi.
SIKAP ASEPTOR TERHADAP KB YANG DIPILIH Semua Aseptor mengatakan sangat setuju metode konseling yang digunakan
dalam penyampain informasi KB vasektomi adalah metode yang sangat tepat. Karena setelah dikonseling calon aseptor menjadi lebih mengetahui informasi KB
vasektomi secara menyeluruh. menurut aseptor sangat setuju metode konseling digunakan sebagai metode yang sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan
terutama dalam meningkatkan pengetahuan KB vasektomi seperti pengertian vasektomi, tujuan, proses dan manfaat vasektomi. Dibandingkan sebelum
dikonseling aseptor mengaku belum mengetahui metode vasektomi secara benar baik dalam hal proses vasektomi maupun manfaat melakukan vasektomi.
SIKAP ASEPTOR TERHADAP KESETARAAN GENDER
Sikap aseptor tehadap kesetaraan gender positif. Aseptor melakukan tindakan KB vasektomi karena didahului dengan sikap yang sangat positif terhadap kesetaraan
gender. Kesetaraan gender yang dimaksud oleh aseptor adalah bahwa laki-laki juga bisa mengambil bagian dalam melakukan KB. Sikap positif tersebut dibarengi
dengan partisipasi laki-laki dalam meredam laju pertumbuhan penduduk dengan melakukan KB vasektomi. Aseptor setuju laki-laki Bali yang sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak dan mendapatkan persetujuan dari istri seharusnya melakukan KB vasektomi. Disamping itu aseptor juga setuju tidak ada aturan yang melarang
laki-laki Bali yang sudah memiliki 2 orang anak dan mendapatkan persetujuan dari istri untuk melakukan KB vasektomi. Aseptor juga tidak setuju kalau KB vasektomi
dilarang secara agama.
PERILAKU DAN PENGETAHUAN TENTANG KB VASEKTOMI
Keputusan aseptor setelah dikonseling adalah mengambil keputusan mau melakukan KB vasektomi. Alasan aseptor melakukan KB vasektomi adalah tidak
ingin anak lagi. Tindakan untuk tidak ingin punya anak lagi yang dilakukan aseptor berdasarkan keputusan sendiri dan persetujuan istri. Keputusan untuk melakukan KB
vasektomi tidak ada paksaan atau tekanan dari siapapun. Keputusan diambil karena aseptor sudah mengetahui informasi tentang KB vasektomi secara menyeluruh.
Setelah dikonseling calon aseptor mengambil keputusan melakukan tindakan operasi vasektomi. Sebelum dilakukan tindakan operasi calon aseptor diberikan konseling
yang kedua oleh dokter yang akan melakukan tindakan operasi. Dokter menanyakan kembali kemantapan keputusan calon aseptor untuk melakukan tindakan operasi.
Dan dokter menjelaskan kembali bahwa tindakan operasi yang diplih calon aseptor adalah operasi yang tidak memakai pisau. Dokter juga menjelaskan proses
vasektomi, manfaat, resiko yang mungkin dialami dan perawatan pasca operasi. Dalam konseling ini Calon aseptor disarankan untuk lebih tenang pada saat operasi.
Sebelum dikonseling aseptor belum memutuskan untuk melakukan KB vasektomi.
AKSES LAYANAN SETELAH TINDAKAN OPERASI Setelah melakukan tindakan operasi seluruh aseptor mengaku mendapatkan
pelayanan pemeriksaan. Jenis pelayanan yang diperoleh aseptor adalah mendapatkan pelayanan berupa kesehatan, pemeriksaan bekal luka, control bekas operasi dan
pemeriksaan tekanan darah. Disamping itu aseptor mengaku mendapatkan pelayanan kesehatan berupa kunjungan rumah apabila aseptor merasa sakit setelah operasi dan
mendapatkan pemeriksaan dan obat. Aseptor mengaku pada saat melakukan tindakan operasi didampingi oleh
petugas PLKB, dokter dan bidan, istri, anak, teman,dan ada aseptor yang tidak ada yang mendampingi pada saat operasi, namun hal itu tidak mengurungkan niat calon
aseptor untuk melakukan tindakan operasi.
Setelah dioperasi aseptor diberikan konseling yang ketiga yaitu konseling pascaoperasi. Tujuan koseling ini dilakukan adalah untuk melihat kondisi kesehatan
aseptor. Dokter juga menanyakan bagaimana perasaan aseptor setelah dilakukan operasi. Menurut aseptor setelah dilakukan operasi aseptor mendapatkan pelayanan
kesehatan berupa konseling, pemeriksaan jahitan, kontrol, perawatan bekas luka, pemeriksaan tekanan darah. Selain itu aseptor mengaku juga mendapatkan pelayanan
yang lain berupa obat-obatan dan kondom. Petugas juga melakukan kunjungan kerumah-rumah aseptor yang baru selesai dioperasi. Tujuannya untuk memantau
kesehatan bekas luka aseptor.
BAB V PEMBAHASAN