dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, selain itu arus kas pada aktivitas pendanaan pada tahun 2007,2008, dan 2009 secara berturut - turut adalah positif Rp
8.734.579.133, positif Rp 1.352.623.148, positif Rp 1.017.191.150. Arus kas positif dari aktivitas pendanaan merupakan tanda bahwa perusahaan tersebut sedang melakukan ekspansi, tetapi bila
dilihat dari data tersebut dapat di ketahui bahwa perusahaan dalam mendanai kegiatan operasional perusahaannya tidak hanya menggunakan pendanaan dari hutang jaminan, kewajiban
imbalan pasca kerja, cadangan umum, bantuan pemerintah, modal disetor, namun pendanaan
juga berasal dari kemampulabaan perusahaan.
2. Analisis dan Evaluasi Peranan Analisis Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan Investasi
Keputusan investasi PT Angkasa Pura II, adalah keputusan yang berkaitan dengan pengembangan usaha dan juga keputusan pembelian ataupun pelepasan investasi yang
diperlukan oleh perusahaan, untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, dimana kegiatan pengambilan keputusan investasi untuk perusahaan selama ini dipegang oleh Direktur
keuangan, dimana setiap masalah yang ada pada tiap bagian terlebih dahulu dibahas oleh kepala bagian yang bersangkutan dengan anggotanya, lalu dilaporkan kepada direktur dan kemudian
direktur merundingkannya dengan kepala bagian untuk mencari pemecahannya, selain itu laporan arus kas pada PT Angkasa Pura II telah di periksa oleh pihak internal seperti SPI dan
pihak eksternal seperti BPKP dan juga pihak auditor independen. Tahun 2007, 2008 dan 2009 perusahaan merencanakan untuk melakukan pengembangan usahanya dengan melakukan
investasi berupa pembelian aset tetap seperti kepemilikan tanah, bangunan, alat-alat penunjang bandara dan penerbangan, peralatan terminal dan gedung, instalasi dan jaringan, alat bantu
Universitas Sumatera Utara
navigasi, alat pengangkutan, peralatan kantor, peralatan perbengkelan, adapun aktiva dalam konstruksi seperti bangunan dan gedung dalam pengadaan , instalasi dan jaringan dalam
pengadaan, alat-alat terminal dan gedung dalam pengadaan , bangunan lapangan dalam pengadaan , tanah dalam pengadaan, aktiva lain-lain dalam pengadaan , alat-alat kantor dalam
pengadaan, dan juga aset KSO dimana aset KSO merupakan aset tanah perusahaan yang dikelola oleh investor dalam rangka kerjasama operasi dan bangunan serta fasilitas yang dibangun oleh
investor yang telah ditransfer kepada Perseroan dalam rangka kerjasama operasi , jaminan listrik, biaya ditangguhkan, aset non operasional seperti proyek Kualanamu, dana THT, Tanah eks pool
PPD, aset non operasional lainnya. Sebelum penambahan investasi dilakukan, terlebih dahulu diadakan studi kelayakan yang dilakukan pada setiap perusahaan anak cabang, hal ini dilakukan
guna mengetahui apakah investasi tersebut memang diperlukan, dan juga disesuaikan dengan sumber pendanaan yang tersedia pada perusahaan seperti kas pada aktivitas operasi, bantuan
pemerintah, modal disetor, hutang jaminan seperti sewa ruang, instalasi listrik dan air, sewa air, sewa tanah, konsesi.
Analisa laporan asru kas terdiri dari penelaahan dan mempelajari hubungan antara aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, sehingga dapat menentukan posisi keuangan
baik dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Bila arus kas naik, maka keputusan yang diambil oleh manajemen dapat dipertahanka dan kalau bisa ditingkatkan, dan bila arus kas menurun,
manajemen mendambil keputusan untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan menetapkan rencana untuk perbaikan periode selanjutnya.
Pada PT Angkasa Pura II yang terjadi adalah, laporan arus kasnya menunjukkan arus kas bersih yang semakin meningkat dan bernilai positif dari tahun 2007, 2008 dan 2009 sebesar Rp
1.573.903.912.024, Rp 1.937.317.150.437, Rp 2.185.119.290.152, sehingga keputusan yang
Universitas Sumatera Utara
dapat diambil oleh pihak manajemen perusahaan adalah mempertahankan ataupun meningkatkan investasi, sehingga keputusan investasi yang dapat diambil oleh pihak manajemen adalah sebagai
berikut, dengan sumber pendanaan pada tahun 2007, 2008, dan 2009 yang berasal dari kas pada aktivitas operasi sebesar Rp 748.508.550.232, Rp 956.054.172.321, Rp 1.162.492.724.413,
bantuan pemerintah untuk tahun 2008 sebesar Rp 379.352.654.809, modal disetor untuk tahun 2007 sebesar Rp 73.613.869.401, hutang jaminan seperti sewa ruang, instalasi listrik dan air,
sewa air, sewa tanah, konsesi untuk tahun 2007, 2008, 2009 sebesar Rp 1.827.603.115, Rp 1.352.623.148, Rp 1.017.191.150, pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan
untuk melakukan penambahan investasinya, pada bagian penyertaan, aset tetap, aktiva dalam konstruksi, aktiva KSO, jaminan listrik, biaya dan aset non operasional untuk tahun 2007, 2008
dan 2009 sebesar Rp 222.281.912.694 dan Rp 593.993.557.056 dan Rp 915.707.775.847 dari arus kas bersih pada aktivitas investasi dapat juga dilihat bahwa arus kas keluar lebih besar
dari arus kas masukya sehingga arus kas bersih aktivitas investasi digunakan untuk pengembangan kegiatan usaha perusahaan dengan melakukan penambahan investasi, dan setelah
diamati dari tahun 2007, 2008, dan 2009 ternyata penambahan investasi tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan perusahaan, dapat dilihat pada tahun 2007, 2008,
dan 2009 pendapatan PT Angkasa Pura II sebesar Rp 2.057.766.969.543, Rp 2.276.524.422.796, dan Rp 2.745.478.990.049 sehingga dari hasil analisis dalam pengambilan keputusan investasi
yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan telah menggunakan informasi dari laporan keuangan khususnya laporan arus kas dalam pengambilan keputusan investasi, dengan informasi
dari laporan arus kas perusahaan dapat diketahui berapa besar sumber pandanaan yang dimiliki perusahaan, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk melakukan kegiatan investasi, selain itu
pada laporan arus kas pada tahun 2007, 2008, dan 2009 memiliki pola, pada aktivitas operasi
Universitas Sumatera Utara
bernilai positif, pada aktivitas investasi bernilai negatif dan pada aktivitaas pendanaan bernilai positif, dimana pola normal yang ditunjukan dari laporan arus kas tersebut perusahaan dapat
menunjukan keberhasilan manajemen perusahaan dalam memprediksi arus kas untuk periode selanjutnya, selain itu keputusan untuk menginvestasikan kas yang ada di perusahaan ke bentuk
surat berharga sperti obligasi yang diperdagangkan, unit penyertaan reksadana, saham yang diperdagangkan di bursa efek pada tahun 2007, 2008 dan 2009 sebesar Rp 272.201.053.602, Rp
234.037.141.408, Rp 148.361.187.442.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan perbandingan antara teori dan praktek mengenai peranan informasi laporan arus kas dalam pengambilan keputusan investasi, serta setelah dianalisis dan dievaluasi,
maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Penyajian laporan arus kas PT Angkasa Pura II, secara umum telah sesuai dengan PSAK No.2 namun ada akun yang menurut PSAK No.2 kurang sesuai dalam pengklasifikasiannya
seperti pendapatan bunga, aktiva dalam konstruksi ,perusahaan juga telah menyusun laporan arus kas setiap tahunnya sebagai salah satu komponen laporan keuangannya, dan
telah memisahkan kedalam tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, PT Angkasa Pura II dalam menyusun arus kas dari aktivitas operasinya menggunakan
metode tidak langsung, yakni metode yang disusun dengan melakukan penyesuaian laba bersih dari aktivitas operasi sehingga perbedaan antara laba bersih dengan kas yang
dihasilkan dari aktivitas operasi terlihat jelas. 2.
Tahun 2007, 2008, 2009 PT Angkasa Pura II memiliki beberapa jenis investasi perusahaan seperti investasi jangka pendek, penyertaan, aset tetap, aktiva dalam konstruksi, aktiva KSO,
jaminan listrik, biaya ditangguhkan dan aset non operasional, dimana dari hasil analisis dapat diketahui pihak manajemen perusahaan dari tahun 2007 ke tahun 2008 dan dari
tahun 2008 ke tahun 2009 telah mengambil keputusan untuk meningkatkan investasi sebesar Rp 371.711.644.362 dan Rp 321.714.218.791, dimana keputusan penambahan
investasi ini dilakukan guna pengembangan usaha perusahaan, dan sebelum melakukan
Universitas Sumatera Utara