yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, dari laporan arus kas tersebut dapat diketahui dari mana kas masuk berasal dan kemana pengeluaran kas disalurkan.
Perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat akan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi yang bersifat konsisten. Sebaliknya perusahaan yang tidak sukses akan menemukan
adanya kekurangan arus kas yang disebabkan lambatnya peredaran piutang dan persediaan serta kerugian dari kegiatan operasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya atas dana
pinjaman dari kreditur akan mempunyai masalah mengenai likuiditasnya. Penyajian laporan arus kas PT Angkas Pura II telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia. Perusahaan ini menyajikan laporan arus kas dengan membedakan kedalam tiga kelompok aktivitas, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
PT Angkasa Pura II menyusun laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung, karena metode ini lebih memusatkan perhatian pada perbedaan antara laba bersih dan
arus kas dari aktivitas operasi, dimana dalam membuat keputusan operasional, keputusan yang diambil berdasarkan realisasi pendapatan tahun yang berjalan sebagai penetapan pendapatan
tahun yang akan datang. Hasil dari akun-akun yang menyebabkan perubahan arus kas masuk inflow dan arus kas
keluar outflow tersebut seperti yang disajikan arus kas pada aktivitas operasi adalah sebagai berikut, arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2007 sebesar Rp 748.508.550.232 sedangkan
pada tahun 2008 sebesar Rp 956.054.172.321, pada tahun 2009 sebesar Rp1.162.492.724.413. Perubahan arus kas operasinya dapat dilihat pada tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp
207.545.622.089, dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 206.438.552.092, dimana dapat diketahui dari tahun ke tahun arus kas operasi perusahaan bernilai positif dan mengalami
Universitas Sumatera Utara
peningkatan,dengan adanya kenaikan kas tersebut pihak manajemen perusahaan dapat menggunakannya untuk meningkatkan kegiatan operasionalnya untuk tahun berikutnya serta
memunggkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan investasi seperti menggunakannya untuk membiayai pembaruan aktiva jangka panjangnya, membiayai perluasan modal dan memiliki kas
yang tersisa untuk membayar hutang, dan juga memperluas usaha perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun uraian arus kas dari aktivitas operasi dapat dilihat sebaai berikut : Tabel 4.1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
2009 2008
2007 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
LABA BERSIH 864.809.725.490
671.793.879.194 498.587.661.291
Ditambah dikurangi pos-pos yang tidak mempengaruhi kas:
Beban penyusutan 238.316.217.459
195.772.670.892 201.702.956.758
Beban amortisasi 26.066.884.000
16.089.861.876 12.905.013.930
Beban penyisihan 9.684.061.053
57.456.809.932 -
Pendapatan bunga -
- 103.405.505.404
Beban bunga -
-
28.650 Keuntungan kerugian atas penjualan aktiva tetap
- 198.009.600
960.844.444 1.138.876.888.002
940.915.212.294 608.829.310.781
Ditambah dikurangi dengan: Penurunan kenaikan
Investasi jangka pendek -
- 10.935.951.683
Piutang usaha 106.698.634.574 72.026.221.697
38.111.843.354 Piutang lain-lain
240.139.788.806 2.956.500.580
10.937.712.710 Persediaan
189.424.800 901.328.111
1.319.290.801 Uang muka kontrak
- -
4.545.000.000 Biaya dibayar dimuka
7.844.750.281 2.876.969.710
7.371.139.826 Pajak dibayar dimuka
69.796.476.919 46.773.186.943
11.142.193.440 Pendapatan yang masih harus diterima
5.205.577.323 11.286.517.094
27.833.983.631 Kewajiban pajak tangguhan
16.011.996.039 20.166.968.787
26.538.750.015 Biaya yang masih harus dibayar
85.039.247.404 26.901.382.103
16.032.980.696 Hutang Pembelian Aktiva Tetap
- 3.309.151.716
12.752.516.848 Hutang dana pensiun
1.335.321.623 1.589.991.606
1.779.076.118 Hutang titipan program THT
59.259.733.676 11.454.098.082
6.599.072.626 Hutang lain-lain
28.892.662.176 62.104.602.866 32.964.846.749
Pendapatan diterima dimuka 16.996.014.901
6.998.323.642 36.012.900.587
Hutang pajak 26.096.080.368
22.471.952.435 18.910.236.626
Kewajiban imbalan pasca kerja 2.786.881.206
3.826.488.129 -
Pendapatan ditangguhkan 122.194.749.925
- -
Jumlah kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 1.162.492.724.413 956.054.172.321
748.508.550.232
Analisis dari aktivitas operasi disajikan sebagai berikut : 1 Laba Bersih
Tahun 2007, 2008, 2009 PT Angkasa Pura II memperoleh laba secara berturut-turut sebesar Rp 498.587.661.291, Rp 671.793.879.194, Rp 864.809.725.490 , dari data tersebut dapat di
ketahui bahwa pada tahun 2007 ke tahun 2008 dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan laba bersih secara berturut-turut sebesar Rp 173.206.217.903 dan Rp
193.015.846.296 dimana kenaikan ini mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh
Universitas Sumatera Utara
laba cukup baik, dimana laba bersih perusahaan dapat mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan rencana bisnis dan strateginya.
2 Beban Penyusutan
Beban penyusutan pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 201.702.956.758, Rp 195.772.670.892, Rp 238.316.217.459, dimana dapat dilihat bahwa
penyusutan tidak mempengaruhi kas, namun penyusutan dan juga beban lain akan mengurangi laba bersih, oleh karena itu untuk memasukan laba bersih ke arus kas harus menambahkan
kembali penyusutan ke laba bersih, sehingga penambahan kembali ini akan menggagalkan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya.
3 Beban Amortisasi
Beban amortisasi pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 12.905.013.930, Rp 16.089.861.876, Rp 26.066.884.000 dimana dapat dilihat bahwa beban amortisasi tidak
mempengaruhi kas, namun beban amortisasi akan mengurangi laba bersih, oleh karena itu untuk memasukan laba bersih ke arus kas harus menambahkan kembali beban amortisasi ke laba
bersih, sehingga penambahan kembali ini akan menggagalkan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya.
4 Beban Penyisihan
Beban penyisihan pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 0, Rp 57.456.809.932, Rp 9.684.061.053 dimana dapat dilihat bahwa beban penyisihan tidak
mempengaruhi kas, namun beban penysihan akan mengurangi laba bersih, oleh karena itu untuk memasukan laba bersih ke arus kas harus menambahkan kembali beban penyisihan ke laba
bersih, sehingga penambahan kembali ini akan menggagalkan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
5 Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 103.405.505.404, Rp 0, Rp 0 dimana pendapatan bunga diperoleh dari bunga atas pinjaman
dari bank, semakin panjang jangka waktu maka pendapatan bunga akan semakin bertambah. 6 Beban Bunga
Pendapatan bunga pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 28.650, Rp 0, Rp
0 dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp28.650, dari penurunan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan sudah membayar sebagian hutang lain-
lainnya, hal ini dapat dilihat dari pengeluaran kas pada akun hutang lain-lain yang semakin berkurang, dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 tidak mengalami perubahan.
7 KeuntunganKerugian atas Penjualan Aktiva Tetap
Perusahaan mengalami keuntungan atas penjualan aktiva tetap seperti peralatan terminal dan gedung, alat bantu navigasi, alat pengangkutan, peralatan kantor, peralatan perbengkelan, namun
keuntungan atas penjualan aktiva tetap hanya berlangsung pada tahun 2007 dan 2008 berturut –
turut sebesar Rp 960.844.444, Rp 198.009.600, dimana keuntungan atas penjualan aktiva tetap
tersebut dimasukkan ke dalam laba bersih dan karenanya harus disesuaikan terlebih dahulu pada laba bersih dalam laporan arus kas, dimana jumlah penjualan aktiva tetap akan dimasukkan ke
salah satu jenis arus kas pada aktivitas investasi, sehingga keuntungan perusahaan tersebut harus di hapuskan dari arus kas operasi, keuntungan yang diterima perusahaan dapat berasal dari
penjualan aktiva tetap yang masa manfaat aktiva tersebut sudah habis, dan kemudian dijual oleh perusahaan.
8 Investasi Jangka Pendek
Universitas Sumatera Utara
Pengembalian atas investasi jangka pendek perusahaan berupa penyertaan seperti kepemilikan investasi dalam bentuk saham kepada sejumlah perusahaan yang bekerja sama
dengan PT Angkasa Pura II pada aktivitas operasi hanya terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 10.935.951.68, dimana hal ini akan menambah kas perusahaan.
9 Piutang Usaha
Perubahan piutang usaha pada tahun 2007 sebesar Rp 38.111.843.354 yang merupakan outflow, pada tahun 2008 sebesar Rp 72.026.221.697 yang merupakan outflow, dan pada tahun
2009 sebesar Rp 106.698.634.574 yang merupakan inflow, dalam hal ini perusahaan perlu memperhatikan kebijakan piutang usaha yang ada. Perusahaan perlu menetapkan secara tegas
tentang prosedur penetapan jumlah piutang usaha, karena jika piutang usaha terlalu besar dan penagihannya lama serta tidak efektif, maka akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
membiayai operasinya yang lain. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dalam pemberian pinjaman, dapat kita lihat pada data laporan arus kas
diatas, pada tahun 2007 ke tahun 2008 piutang usaha perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 33.914.378.343 artinya terlalu banyak piutang usaha yang terjadi pada tahun 2007 sehingga
menghasilkan outflow, namun pada tahun 2008 ke tahun 2009 terjadi inflow sebesar Rp 34.672.412.877 karena banyaknya piutang usaha yang berhasil di tagih dan hal itu dapat
menambah kas perusahaan, hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan dalam membiayai kegiatan operasi perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus menetapkan prosedur piutang,
karena jika piutang perusahaan terlalu besar dan penagihannya lama maka akan mempengaruhi perusahaan dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan.
10 Piutang Lain – lain
Universitas Sumatera Utara
Perubahan Piutang lain – lain pada tahun 2007 sebesar Rp 10.937.712.710 yang merupakan inflow, pada tahun 2008 sebesar Rp 2.956.500.580 yang merupakan inflow, dan pada tahun 2009
sebesar Rp 240.139.788.806 yang merupakan outflow, sehingga dalam hal ini perusahaan perlu memperhatikan kebijakan piutang lain - lain yang ada, dimana perusahaan perlu
menetapkan secara tegas tentang prosedur penetapan jumlah piutang lain - lain, karena jika piutang lain -lain terlalu besar dan penagihannya lama serta tidak efektif, maka dapat menambah
aktiva tidak lancar dalam perusahaan dan dapat juga mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membiayai operasinya yang lain, oleh karena itu pihak manajemen perlu memperhatikan
kebijakan dalam piutang lain – lain, dapat kita lihat pada data laporan arus kas diatas, pada tahun 2007 ke tahun 2008 piutang lain-lain perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp
7.981.212.130, yang artinya pada dari tahun 2007 ke tahun 2008 telah terjadi penagihan piutang lain-lain, sehingga dapat menurunkan piutang lain-lain di perusahaan, dan pada tahun 2008 ke
tahun 2009 piutang lain - lain perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar Rp 237.183.288.226, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
membiayai kegiatan operasi perusahaan.
11 Persediaan
Perubahan persediaan pada PT Angkasa Pura II berupa pemeliharaan elektronika , pemeliharaan listrik dan air, pemeliharaan peralatan mekanikal AC, keperluan PKP PK, alat
angkut, alat-alat berat kendaraan PKP-PK, keperluan elektronika, keperluan ATK dan cetakan umum, keperluan listrik dan air, pemeliharaan bangunan, keperluan bahan bakar pelumas,
keperluan mekanik dan AC, keperluan kebengkelan , keperluan lain-lain, dimana pada tahun
2007, 2008, 2009 berturut–turut sebesar Rp 1.319.290.801, Rp 901.328.111, Rp 189.424.800. Laporan arus kas sebaiknya mencerminkan jumlah kas yang dapat dibayarkan untuk persediaan
Universitas Sumatera Utara
selama setahun. Persediaan PT Angkasa Pura II pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sejumlah Rp 417.962.690, hal ini mengindikasikan bahwa jumlah persediaan yang di
beli selama tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan, hal ini dapat dikarenakan menurunnya penggunaan persediaan yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan guna kegiatan
pengoperasian usaha kebandarudaraan, namun pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sejumlah Rp 711.903.311, hal ini mengindikasikan bahwa jumlah persediaan yang
di beli selama tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami peningkatan, dimana peningkatan jumlah persediaan ini dapat menunjukan bahwa perusahaan sedang melakukan pertumbuhan yang pesat
di bidang usahanya sehingga membutuhkan penambahan persediaan, penambahan persediaan ini akan mengurangi kas pada aktivitas operasi perusahaan.
12 Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah, biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan terlebih dahulu namun hak belum diterima perusahaan, karena hak belum diterima, maka setiap perkiraan biaya
dibayar dimuka akan dianggap sebagai aset perusahaan, biaya dibayar dimuka PT Angkasa Pura II seperti biaya umum, biaya pegawai, biaya persediaan, biaya pemeliharaan, pada tahun 2007,
2008, 2009 berturut–turut sebesar Rp 7.371.139.826, Rp 2.876.969.710, Rp 7.844.750.281. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 biaya dibayar dimuka
mengalami penurunan secara berturut-turut sebesar Rp 4.494.170.116 dan Rp4.967.780.571, dimana biaya dibayar dimuka menurun ketika perusahaan membayar di awal untuk jasa yang
belum digunakan, maka penurunan itu dapat mengindikasikan bahwa PT Angkasa Pura II Cabang Medan membayar lebih kecil pada rahun 2007 ke tahun 2008 dan dari tahun 2008 ke
tahun 2009 sebesar Rp 4.494.170.116 dan Rp 4.967.780.571 di atas kewajibannya, untuk jasa yang digunakannya pada tahun tersebut.
Universitas Sumatera Utara
13 Pajak Dibayar Dimuka
Pajak dibayar dimuka pada tahun tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 11.142.193.440, Rp 46.773.186.943, Rp 69.796.476.919. Dimana pajak dibayar dimuka
mengalami peningkatan ketika perusahaan membayar di awal untuk pajak sebelum jatuh temponya, dan peningkatan itu dapat mengindikasikan bahwa PT Angkasa Pura II membayar
lebih banyak di atas kewajibannya, untuk pajak pada tahun tersebut.
14 Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang masih harus diterima perusahaan adalah pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan namun belum diterima perusahaan dalam bentuk kas, dikarenakan suatu hal.
Pendapatan yang masih harus diterima seperti jasa aeronautika, jasa non aeronautika, jasa kargo, dimana pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut–turut sebesar Rp
27.833.983.631,
Rp
11.286.517.094,
Rp
5.205.577.323
, pada tahun 2007 ke tahun 2008 pendapatan yang masih harus diterima perusahaan mengalami mengalami peningkatan sebesar Rp
16.547.466.537, yang artinya pendapatan yang seharusnya telah diterima perusahaan, namun belum dapat di terima perusahaan dalam bentuk kas semakin bertambah sebesar Rp
16.547.466.53, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 pendapatan yang masih harus diterima perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 6.080.939.771, yang artinya pendapatan
yang seharusnya telah diterima perusahaan, kini telah dapat di terima perusahaan dalam bentuk kas.
15 Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Biaya yang masih harus dibayar adalah kebalikan dari pendapatan yang masih harus diterima, dimana transaksi ini terutama sering terjadi untuk pembayaran gaji akhir bulan, namun
ada saja perusahaan yang membayar gajinya di awal bulan dan di akhir bulannya perusahaan
Universitas Sumatera Utara
harus tutup buku, akibatnya akan menimbulkan perkiraan utang gaji pada akhir periode akuntansi. Dimana biaya yang masih harus dibayar pada PT Angkasa Pura II adalah biaya
pegawai, biaya kontrak, biaya sewa, biaya umum, biaya pemeliharaan, biaya persediaan, aktiva yang dibayarkan, pada tahun 2007, 2008, 2009 secara berturut-turut sebesar Rp
16.032.980.696, Rp 26.901.382.103 , Rp 85.039.247.404. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 dapat dilihat biaya yang masih harus dibayar mengalami peningkatan sebesar Rp
10.868.401.407, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 menagalami penurunan sebesar Rp 58137865301.
16 Hutang Pembelian Aktiva Tetap
Hutang pembelian aktiva tetap perusahaan pada laporan arus kas untuk tahun 2007, 2008, 2009 berturut - turut sebesar Rp 12.752.516.848, Rp 3.309.151.716, Rp 0. Dimana pada tahun
2007 ke tahun 2008 hutang pembelian aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 9.443.365.132, yang artinya telah dilunasinya hutang atas pembelian aktiva tetap perusahaan
sebesar Rp 9.443.365.132 sehingga pelunasan hutang atas pembelian aktiva tetap ini akan mengurangi kas pada aktivitas operasi, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 hutang
pembelian aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 3.309.151.716, yang artinya perusahaan telah melakukan pembelian aktiva tetap secara kredit sebesar Rp
3.309.151.716, sehingga hutang pembelian aktiva tetap mengalami peningkatan.
17 Hutang Dana Pensiun
Hutang dana pensiun pada PT Angkasa Pura II berupa hutang iuran pensiun, hutang iuran THT, pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut - turut sebesar Rp1.779.076.118, Rp
1.589.991.606, Rp 1.335.321.623, dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 hutang dana pnsiun perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 189.084.512, yang artinya telah di keluarkan kas
Universitas Sumatera Utara
sebesar Rp 189.084.512 untuk membayar hutang dana pensiun, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 hutang dana pnsiun perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp 254.669.983,
yang artinya pada tahun tersebut perusahaan belum mengeluarkan kas untuk membayar hutang atas dana pensiun.
18 Hutang Lain – lain
Hutang lain – lain pada PT Angkasa Pura II berupa titipan debitur, uang titipan lainnya, hutang BMG, hutang kepada PT Persero Angkasa Pura I, hutang jangka pendek lainnya pada
tahun 2007, 2008, 2009 berturut - turut sebesar Rp 32.964.846.749, Rp 62.104.602.866, Rp 28.892.662.176, dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 hutang lain-lain perusahaan mengalami
penurunan sebesar Rp 29.139.756.117, yang artinya ketika hutang lain-lain mengalami penurunan berarti perusahaan telah melakukan pembayaran atas hutang tersebut, dimana pada
kondisi tersebut kas perusahaan akan mengalami pengurangan, karena digunakan untuk membayar hutang, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 hutang lain-lain perusahaan
mengalami peningkatan sebesar Rp 33.211.940.690, yang artinya perusahaan melakukan peminjaman kepada pihak eksternal perusahaan, baik pihak kreditur maupun bank, yang
digunakan untuk melakukan pengembangan usaha perusahaan sehingga hutang lain-lain perusahaan mengalami peningkatan.
19 Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan yang diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima terlebih dahulu atas jasa yang yang belum diberikan, dimana pendapatan yang sudah diterima, namun jasanya belum
diberikan, maka yang menerima pendapatan memiliki kewajiban kepada pelanggan untuk jasa yang belum diberikan, dimana pendapatan diterima dimuka pada PT Angkasa Pura berupa sewa
ruang, pemasangan reklame, sewa tanah, konsesi dan pas, pendapatan insidentil, pemakaian
Universitas Sumatera Utara
listrik , sewa telepon, pendapatan pemakaian pair kabel, jasa pendaratan dan penyimpanan pesawat, lain-lain pada tahun 2007, 2008, 2009 secara berturut – turut sebesar Rp
36.012.900.587, Rp 6.998.323.642, Rp16.996.014.901, dari tahun 2007 ke tahun 2008 pendapatan yang diterima dimuka mengalami penurunan sebesar Rp 29.014.576.945, yang
artinya ketika pendapatan yang diterima mengalami penurunan, maka kewajiban kepada pelanggan atas jasa yang belum diberikan pun akan semakin menurun, sedangkan pada tahun ,
2008 ke tahun 2009 pendapatan yang diterima dimuka mengalami peningkatan sebesar Rp 9.997.691.259 yang artinya pendapatan yang diterima akan semakin meningkat, dan kewajiban
kepada pelanggan atas jasa yang belum diberikan pun akan semakin meningkat.
20 Hutang Pajak
Hutang pajak pada PT Angkasa Pura II berupa pajak penghasilan pasal 21, pajak penghasilan pasal 23, pajak Penghasilan pasal 25 bulan Desember yang terhutang, pajak
penghasilan pasal 29, PPN masukan, PPN keluaran, PPN-bersih, Pajak Bumi dan Bangunan, bunga penagihan SKPKB pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 18.910.236.626 sedangkan pada
tahun 2008 sebesar Rp 22.471.952.435 inflow, berarti telah terjadi peningkata sebesar Rp 3.561.715.809, hal ini terjadi karena pada tahun 2007 hal perusahaan belum membayar
kewajiban pajaknya sehingga menyebabkan inflow sementara pada tahun 2008 perusahaan mengeluarkan uang outflow untuk membayar kewajiban pajaknya, begitu pula pada tahun 2008
ke tahuun 2009 telah terjadi peningkata sebesar Rp 3.624.127.933.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi