Arus Kas dari Aktivitas Operasi

yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, dari laporan arus kas tersebut dapat diketahui dari mana kas masuk berasal dan kemana pengeluaran kas disalurkan. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat akan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi yang bersifat konsisten. Sebaliknya perusahaan yang tidak sukses akan menemukan adanya kekurangan arus kas yang disebabkan lambatnya peredaran piutang dan persediaan serta kerugian dari kegiatan operasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya atas dana pinjaman dari kreditur akan mempunyai masalah mengenai likuiditasnya. Penyajian laporan arus kas PT Angkas Pura II telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Perusahaan ini menyajikan laporan arus kas dengan membedakan kedalam tiga kelompok aktivitas, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

PT Angkasa Pura II menyusun laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung, karena metode ini lebih memusatkan perhatian pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi, dimana dalam membuat keputusan operasional, keputusan yang diambil berdasarkan realisasi pendapatan tahun yang berjalan sebagai penetapan pendapatan tahun yang akan datang. Hasil dari akun-akun yang menyebabkan perubahan arus kas masuk inflow dan arus kas keluar outflow tersebut seperti yang disajikan arus kas pada aktivitas operasi adalah sebagai berikut, arus kas dari aktivitas operasi pada tahun 2007 sebesar Rp 748.508.550.232 sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp 956.054.172.321, pada tahun 2009 sebesar Rp1.162.492.724.413. Perubahan arus kas operasinya dapat dilihat pada tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp 207.545.622.089, dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 206.438.552.092, dimana dapat diketahui dari tahun ke tahun arus kas operasi perusahaan bernilai positif dan mengalami Universitas Sumatera Utara peningkatan,dengan adanya kenaikan kas tersebut pihak manajemen perusahaan dapat menggunakannya untuk meningkatkan kegiatan operasionalnya untuk tahun berikutnya serta memunggkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan investasi seperti menggunakannya untuk membiayai pembaruan aktiva jangka panjangnya, membiayai perluasan modal dan memiliki kas yang tersisa untuk membayar hutang, dan juga memperluas usaha perusahaan. Universitas Sumatera Utara Adapun uraian arus kas dari aktivitas operasi dapat dilihat sebaai berikut : Tabel 4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2009 2008 2007 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI LABA BERSIH 864.809.725.490 671.793.879.194 498.587.661.291 Ditambah dikurangi pos-pos yang tidak mempengaruhi kas: Beban penyusutan 238.316.217.459 195.772.670.892 201.702.956.758 Beban amortisasi 26.066.884.000 16.089.861.876 12.905.013.930 Beban penyisihan 9.684.061.053 57.456.809.932 - Pendapatan bunga - - 103.405.505.404 Beban bunga - - 28.650 Keuntungan kerugian atas penjualan aktiva tetap - 198.009.600 960.844.444 1.138.876.888.002 940.915.212.294 608.829.310.781 Ditambah dikurangi dengan: Penurunan kenaikan Investasi jangka pendek - - 10.935.951.683 Piutang usaha 106.698.634.574 72.026.221.697 38.111.843.354 Piutang lain-lain 240.139.788.806 2.956.500.580 10.937.712.710 Persediaan 189.424.800 901.328.111 1.319.290.801 Uang muka kontrak - - 4.545.000.000 Biaya dibayar dimuka 7.844.750.281 2.876.969.710 7.371.139.826 Pajak dibayar dimuka 69.796.476.919 46.773.186.943 11.142.193.440 Pendapatan yang masih harus diterima 5.205.577.323 11.286.517.094 27.833.983.631 Kewajiban pajak tangguhan 16.011.996.039 20.166.968.787 26.538.750.015 Biaya yang masih harus dibayar 85.039.247.404 26.901.382.103 16.032.980.696 Hutang Pembelian Aktiva Tetap - 3.309.151.716 12.752.516.848 Hutang dana pensiun 1.335.321.623 1.589.991.606 1.779.076.118 Hutang titipan program THT 59.259.733.676 11.454.098.082 6.599.072.626 Hutang lain-lain 28.892.662.176 62.104.602.866 32.964.846.749 Pendapatan diterima dimuka 16.996.014.901 6.998.323.642 36.012.900.587 Hutang pajak 26.096.080.368 22.471.952.435 18.910.236.626 Kewajiban imbalan pasca kerja 2.786.881.206 3.826.488.129 - Pendapatan ditangguhkan 122.194.749.925 - - Jumlah kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 1.162.492.724.413 956.054.172.321 748.508.550.232 Analisis dari aktivitas operasi disajikan sebagai berikut : 1 Laba Bersih Tahun 2007, 2008, 2009 PT Angkasa Pura II memperoleh laba secara berturut-turut sebesar Rp 498.587.661.291, Rp 671.793.879.194, Rp 864.809.725.490 , dari data tersebut dapat di ketahui bahwa pada tahun 2007 ke tahun 2008 dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan laba bersih secara berturut-turut sebesar Rp 173.206.217.903 dan Rp 193.015.846.296 dimana kenaikan ini mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh Universitas Sumatera Utara laba cukup baik, dimana laba bersih perusahaan dapat mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan rencana bisnis dan strateginya. 2 Beban Penyusutan Beban penyusutan pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 201.702.956.758, Rp 195.772.670.892, Rp 238.316.217.459, dimana dapat dilihat bahwa penyusutan tidak mempengaruhi kas, namun penyusutan dan juga beban lain akan mengurangi laba bersih, oleh karena itu untuk memasukan laba bersih ke arus kas harus menambahkan kembali penyusutan ke laba bersih, sehingga penambahan kembali ini akan menggagalkan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya. 3 Beban Amortisasi Beban amortisasi pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 12.905.013.930, Rp 16.089.861.876, Rp 26.066.884.000 dimana dapat dilihat bahwa beban amortisasi tidak mempengaruhi kas, namun beban amortisasi akan mengurangi laba bersih, oleh karena itu untuk memasukan laba bersih ke arus kas harus menambahkan kembali beban amortisasi ke laba bersih, sehingga penambahan kembali ini akan menggagalkan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya. 4 Beban Penyisihan Beban penyisihan pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 0, Rp 57.456.809.932, Rp 9.684.061.053 dimana dapat dilihat bahwa beban penyisihan tidak mempengaruhi kas, namun beban penysihan akan mengurangi laba bersih, oleh karena itu untuk memasukan laba bersih ke arus kas harus menambahkan kembali beban penyisihan ke laba bersih, sehingga penambahan kembali ini akan menggagalkan pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 5 Pendapatan Bunga Pendapatan bunga pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 103.405.505.404, Rp 0, Rp 0 dimana pendapatan bunga diperoleh dari bunga atas pinjaman dari bank, semakin panjang jangka waktu maka pendapatan bunga akan semakin bertambah. 6 Beban Bunga Pendapatan bunga pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 28.650, Rp 0, Rp 0 dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp28.650, dari penurunan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan sudah membayar sebagian hutang lain- lainnya, hal ini dapat dilihat dari pengeluaran kas pada akun hutang lain-lain yang semakin berkurang, dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 tidak mengalami perubahan. 7 KeuntunganKerugian atas Penjualan Aktiva Tetap Perusahaan mengalami keuntungan atas penjualan aktiva tetap seperti peralatan terminal dan gedung, alat bantu navigasi, alat pengangkutan, peralatan kantor, peralatan perbengkelan, namun keuntungan atas penjualan aktiva tetap hanya berlangsung pada tahun 2007 dan 2008 berturut – turut sebesar Rp 960.844.444, Rp 198.009.600, dimana keuntungan atas penjualan aktiva tetap tersebut dimasukkan ke dalam laba bersih dan karenanya harus disesuaikan terlebih dahulu pada laba bersih dalam laporan arus kas, dimana jumlah penjualan aktiva tetap akan dimasukkan ke salah satu jenis arus kas pada aktivitas investasi, sehingga keuntungan perusahaan tersebut harus di hapuskan dari arus kas operasi, keuntungan yang diterima perusahaan dapat berasal dari penjualan aktiva tetap yang masa manfaat aktiva tersebut sudah habis, dan kemudian dijual oleh perusahaan. 8 Investasi Jangka Pendek Universitas Sumatera Utara Pengembalian atas investasi jangka pendek perusahaan berupa penyertaan seperti kepemilikan investasi dalam bentuk saham kepada sejumlah perusahaan yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II pada aktivitas operasi hanya terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 10.935.951.68, dimana hal ini akan menambah kas perusahaan. 9 Piutang Usaha Perubahan piutang usaha pada tahun 2007 sebesar Rp 38.111.843.354 yang merupakan outflow, pada tahun 2008 sebesar Rp 72.026.221.697 yang merupakan outflow, dan pada tahun 2009 sebesar Rp 106.698.634.574 yang merupakan inflow, dalam hal ini perusahaan perlu memperhatikan kebijakan piutang usaha yang ada. Perusahaan perlu menetapkan secara tegas tentang prosedur penetapan jumlah piutang usaha, karena jika piutang usaha terlalu besar dan penagihannya lama serta tidak efektif, maka akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membiayai operasinya yang lain. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dalam pemberian pinjaman, dapat kita lihat pada data laporan arus kas diatas, pada tahun 2007 ke tahun 2008 piutang usaha perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 33.914.378.343 artinya terlalu banyak piutang usaha yang terjadi pada tahun 2007 sehingga menghasilkan outflow, namun pada tahun 2008 ke tahun 2009 terjadi inflow sebesar Rp 34.672.412.877 karena banyaknya piutang usaha yang berhasil di tagih dan hal itu dapat menambah kas perusahaan, hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan dalam membiayai kegiatan operasi perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus menetapkan prosedur piutang, karena jika piutang perusahaan terlalu besar dan penagihannya lama maka akan mempengaruhi perusahaan dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan. 10 Piutang Lain – lain Universitas Sumatera Utara Perubahan Piutang lain – lain pada tahun 2007 sebesar Rp 10.937.712.710 yang merupakan inflow, pada tahun 2008 sebesar Rp 2.956.500.580 yang merupakan inflow, dan pada tahun 2009 sebesar Rp 240.139.788.806 yang merupakan outflow, sehingga dalam hal ini perusahaan perlu memperhatikan kebijakan piutang lain - lain yang ada, dimana perusahaan perlu menetapkan secara tegas tentang prosedur penetapan jumlah piutang lain - lain, karena jika piutang lain -lain terlalu besar dan penagihannya lama serta tidak efektif, maka dapat menambah aktiva tidak lancar dalam perusahaan dan dapat juga mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membiayai operasinya yang lain, oleh karena itu pihak manajemen perlu memperhatikan kebijakan dalam piutang lain – lain, dapat kita lihat pada data laporan arus kas diatas, pada tahun 2007 ke tahun 2008 piutang lain-lain perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 7.981.212.130, yang artinya pada dari tahun 2007 ke tahun 2008 telah terjadi penagihan piutang lain-lain, sehingga dapat menurunkan piutang lain-lain di perusahaan, dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 piutang lain - lain perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar Rp 237.183.288.226, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membiayai kegiatan operasi perusahaan. 11 Persediaan Perubahan persediaan pada PT Angkasa Pura II berupa pemeliharaan elektronika , pemeliharaan listrik dan air, pemeliharaan peralatan mekanikal AC, keperluan PKP PK, alat angkut, alat-alat berat kendaraan PKP-PK, keperluan elektronika, keperluan ATK dan cetakan umum, keperluan listrik dan air, pemeliharaan bangunan, keperluan bahan bakar pelumas, keperluan mekanik dan AC, keperluan kebengkelan , keperluan lain-lain, dimana pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut–turut sebesar Rp 1.319.290.801, Rp 901.328.111, Rp 189.424.800. Laporan arus kas sebaiknya mencerminkan jumlah kas yang dapat dibayarkan untuk persediaan Universitas Sumatera Utara selama setahun. Persediaan PT Angkasa Pura II pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sejumlah Rp 417.962.690, hal ini mengindikasikan bahwa jumlah persediaan yang di beli selama tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan, hal ini dapat dikarenakan menurunnya penggunaan persediaan yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan guna kegiatan pengoperasian usaha kebandarudaraan, namun pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sejumlah Rp 711.903.311, hal ini mengindikasikan bahwa jumlah persediaan yang di beli selama tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami peningkatan, dimana peningkatan jumlah persediaan ini dapat menunjukan bahwa perusahaan sedang melakukan pertumbuhan yang pesat di bidang usahanya sehingga membutuhkan penambahan persediaan, penambahan persediaan ini akan mengurangi kas pada aktivitas operasi perusahaan. 12 Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka adalah, biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan terlebih dahulu namun hak belum diterima perusahaan, karena hak belum diterima, maka setiap perkiraan biaya dibayar dimuka akan dianggap sebagai aset perusahaan, biaya dibayar dimuka PT Angkasa Pura II seperti biaya umum, biaya pegawai, biaya persediaan, biaya pemeliharaan, pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut–turut sebesar Rp 7.371.139.826, Rp 2.876.969.710, Rp 7.844.750.281. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 dan pada tahun 2008 ke tahun 2009 biaya dibayar dimuka mengalami penurunan secara berturut-turut sebesar Rp 4.494.170.116 dan Rp4.967.780.571, dimana biaya dibayar dimuka menurun ketika perusahaan membayar di awal untuk jasa yang belum digunakan, maka penurunan itu dapat mengindikasikan bahwa PT Angkasa Pura II Cabang Medan membayar lebih kecil pada rahun 2007 ke tahun 2008 dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 4.494.170.116 dan Rp 4.967.780.571 di atas kewajibannya, untuk jasa yang digunakannya pada tahun tersebut. Universitas Sumatera Utara 13 Pajak Dibayar Dimuka Pajak dibayar dimuka pada tahun tahun 2007, 2008, 2009 berturut – turut sebesar Rp 11.142.193.440, Rp 46.773.186.943, Rp 69.796.476.919. Dimana pajak dibayar dimuka mengalami peningkatan ketika perusahaan membayar di awal untuk pajak sebelum jatuh temponya, dan peningkatan itu dapat mengindikasikan bahwa PT Angkasa Pura II membayar lebih banyak di atas kewajibannya, untuk pajak pada tahun tersebut. 14 Pendapatan Yang Masih Harus Diterima Pendapatan yang masih harus diterima perusahaan adalah pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan namun belum diterima perusahaan dalam bentuk kas, dikarenakan suatu hal. Pendapatan yang masih harus diterima seperti jasa aeronautika, jasa non aeronautika, jasa kargo, dimana pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut–turut sebesar Rp 27.833.983.631, Rp 11.286.517.094, Rp 5.205.577.323 , pada tahun 2007 ke tahun 2008 pendapatan yang masih harus diterima perusahaan mengalami mengalami peningkatan sebesar Rp 16.547.466.537, yang artinya pendapatan yang seharusnya telah diterima perusahaan, namun belum dapat di terima perusahaan dalam bentuk kas semakin bertambah sebesar Rp 16.547.466.53, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 pendapatan yang masih harus diterima perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 6.080.939.771, yang artinya pendapatan yang seharusnya telah diterima perusahaan, kini telah dapat di terima perusahaan dalam bentuk kas. 15 Biaya Yang Masih Harus Dibayar Biaya yang masih harus dibayar adalah kebalikan dari pendapatan yang masih harus diterima, dimana transaksi ini terutama sering terjadi untuk pembayaran gaji akhir bulan, namun ada saja perusahaan yang membayar gajinya di awal bulan dan di akhir bulannya perusahaan Universitas Sumatera Utara harus tutup buku, akibatnya akan menimbulkan perkiraan utang gaji pada akhir periode akuntansi. Dimana biaya yang masih harus dibayar pada PT Angkasa Pura II adalah biaya pegawai, biaya kontrak, biaya sewa, biaya umum, biaya pemeliharaan, biaya persediaan, aktiva yang dibayarkan, pada tahun 2007, 2008, 2009 secara berturut-turut sebesar Rp 16.032.980.696, Rp 26.901.382.103 , Rp 85.039.247.404. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 dapat dilihat biaya yang masih harus dibayar mengalami peningkatan sebesar Rp 10.868.401.407, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 menagalami penurunan sebesar Rp 58137865301. 16 Hutang Pembelian Aktiva Tetap Hutang pembelian aktiva tetap perusahaan pada laporan arus kas untuk tahun 2007, 2008, 2009 berturut - turut sebesar Rp 12.752.516.848, Rp 3.309.151.716, Rp 0. Dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 hutang pembelian aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 9.443.365.132, yang artinya telah dilunasinya hutang atas pembelian aktiva tetap perusahaan sebesar Rp 9.443.365.132 sehingga pelunasan hutang atas pembelian aktiva tetap ini akan mengurangi kas pada aktivitas operasi, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 hutang pembelian aktiva tetap perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 3.309.151.716, yang artinya perusahaan telah melakukan pembelian aktiva tetap secara kredit sebesar Rp 3.309.151.716, sehingga hutang pembelian aktiva tetap mengalami peningkatan. 17 Hutang Dana Pensiun Hutang dana pensiun pada PT Angkasa Pura II berupa hutang iuran pensiun, hutang iuran THT, pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut - turut sebesar Rp1.779.076.118, Rp 1.589.991.606, Rp 1.335.321.623, dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 hutang dana pnsiun perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 189.084.512, yang artinya telah di keluarkan kas Universitas Sumatera Utara sebesar Rp 189.084.512 untuk membayar hutang dana pensiun, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 hutang dana pnsiun perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp 254.669.983, yang artinya pada tahun tersebut perusahaan belum mengeluarkan kas untuk membayar hutang atas dana pensiun. 18 Hutang Lain – lain Hutang lain – lain pada PT Angkasa Pura II berupa titipan debitur, uang titipan lainnya, hutang BMG, hutang kepada PT Persero Angkasa Pura I, hutang jangka pendek lainnya pada tahun 2007, 2008, 2009 berturut - turut sebesar Rp 32.964.846.749, Rp 62.104.602.866, Rp 28.892.662.176, dimana pada tahun 2007 ke tahun 2008 hutang lain-lain perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 29.139.756.117, yang artinya ketika hutang lain-lain mengalami penurunan berarti perusahaan telah melakukan pembayaran atas hutang tersebut, dimana pada kondisi tersebut kas perusahaan akan mengalami pengurangan, karena digunakan untuk membayar hutang, sedangkan pada tahun 2008 ke tahun 2009 hutang lain-lain perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp 33.211.940.690, yang artinya perusahaan melakukan peminjaman kepada pihak eksternal perusahaan, baik pihak kreditur maupun bank, yang digunakan untuk melakukan pengembangan usaha perusahaan sehingga hutang lain-lain perusahaan mengalami peningkatan. 19 Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan yang diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima terlebih dahulu atas jasa yang yang belum diberikan, dimana pendapatan yang sudah diterima, namun jasanya belum diberikan, maka yang menerima pendapatan memiliki kewajiban kepada pelanggan untuk jasa yang belum diberikan, dimana pendapatan diterima dimuka pada PT Angkasa Pura berupa sewa ruang, pemasangan reklame, sewa tanah, konsesi dan pas, pendapatan insidentil, pemakaian Universitas Sumatera Utara listrik , sewa telepon, pendapatan pemakaian pair kabel, jasa pendaratan dan penyimpanan pesawat, lain-lain pada tahun 2007, 2008, 2009 secara berturut – turut sebesar Rp 36.012.900.587, Rp 6.998.323.642, Rp16.996.014.901, dari tahun 2007 ke tahun 2008 pendapatan yang diterima dimuka mengalami penurunan sebesar Rp 29.014.576.945, yang artinya ketika pendapatan yang diterima mengalami penurunan, maka kewajiban kepada pelanggan atas jasa yang belum diberikan pun akan semakin menurun, sedangkan pada tahun , 2008 ke tahun 2009 pendapatan yang diterima dimuka mengalami peningkatan sebesar Rp 9.997.691.259 yang artinya pendapatan yang diterima akan semakin meningkat, dan kewajiban kepada pelanggan atas jasa yang belum diberikan pun akan semakin meningkat. 20 Hutang Pajak Hutang pajak pada PT Angkasa Pura II berupa pajak penghasilan pasal 21, pajak penghasilan pasal 23, pajak Penghasilan pasal 25 bulan Desember yang terhutang, pajak penghasilan pasal 29, PPN masukan, PPN keluaran, PPN-bersih, Pajak Bumi dan Bangunan, bunga penagihan SKPKB pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 18.910.236.626 sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp 22.471.952.435 inflow, berarti telah terjadi peningkata sebesar Rp 3.561.715.809, hal ini terjadi karena pada tahun 2007 hal perusahaan belum membayar kewajiban pajaknya sehingga menyebabkan inflow sementara pada tahun 2008 perusahaan mengeluarkan uang outflow untuk membayar kewajiban pajaknya, begitu pula pada tahun 2008 ke tahuun 2009 telah terjadi peningkata sebesar Rp 3.624.127.933.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi