Perlakuan I Nilai Perlakuan II

3.7.7 Perlakuan I Nilai

Ambil kultur Enterococcus faecalis yang telah dikultur selama 24 jam. Dilakukan perhitungan OD Enterococcus faecalis dengan cara : Absorbansi OD Enterococcus faecalis 1. Ambil 200µL bakteri Enterococcus faecalis dan 200µL BHI Brain Heart Infusion Broth dimasukkan kedalam 96 well plate. 2. Dimasukkan ke microplate reader untuk mengukur OD dengan panjang gelombang 450 nm dengan standard Enterococcus faecalis 10 6 3. Lalu dicari nilai rata-rata OD agar dimasukkan kedalam MTT Assay untuk mendapatkan biofilm. 0,550. 4. Lalu diambil 200µL dimasukkan ke 96 well plate untuk diinkubasi selama 24 jam untuk mendapatkan biofilm. 5. Diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam 37 C Gambar 3.29. 96 Well plate Gambar 3.30. 200µL bakteri Enterococcus faecalis dan 200µL BHI Broth dimasukkan kedalam 96 well plate. Gambar 3.31. Inkubator

3.7.8 Perlakuan II

Pengambilan 96 well plate yang telah diinkubasi selama 24 jam. Lalu dibuang supernatannya dengan cara pengambilan 200µL kemudian dicuci dengan menggunakan PBS Steril sebanyak 200µL dan diletakkan bahan coba dengan berbagai konsentrasi dan CaOH 2 1. Observasi dalam 4 Jam sebanyak 200µL Pada pukul 09.55 dimasukkan kedalam inkubator selama 4 jam lalu dikeluarkan pada pukul 13.55 dan dilakukan MTT Assay. Medium kultur bakteri dari setiap well ditambahkan sebanyak 50µL larutan MTT 5mgml dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 3 jam. Setelah 3 jam pukul 16.55 well dikeluarkan dari inkubator dan ditambahkan 150µL acidified isopropanol lalu diletakkan diatas orbital shaker 50 rpm selama 1 jam. Setelah 1 jam pukul 17.55 dilakukan perhitungan nilai obsorbansi OD pada kelompok perlakukan yang dipresentasikan terhadap OD kelompok CaOH2 untuk menentukan viabilitas bakteri dengan panjang gelombang 650 nm. 2. Observasi pada 6 Jam Pada pukul 09.55 dimasukkan kedalam inkubator selama 4 jam lalu dikeluarkan pada pukul 15.55 dan dilakukan MTT Assay. Medium kultur bakteri dari setiap well ditambahkan sebanyak 50µL larutan MTT 5mgml dan diinkubasi pada suhu 37 3. Observasi pada 8 Jam C selama 3 jam. Setelah 3 jam pukul 18.55 well dikeluarkan dari inkubator dan ditambahkan 150µL acidified isopropanol lalu diletakkan diatas orbital shaker 50 rpm selama 1 jam. Setelah 1 jam pukul 19.55 dilakukan perhitungan nilai obsorbansi OD pada kelompok perlakukan yang dipresentasikan terhadap OD kelompok CaOH2 untuk menentukan viabilitas bakteri dengan panjang gelombang 650 nm. Pada pukul 09.20 dimasukkan kedalam inkubator selama 4 jam lalu dikeluarkan pada pukul 17.20 dan dilakukan MTT Assay. Medium kultur bakteri dari setiap well ditambahkan sebanyak 50µL larutan MTT 5mgml dan diinkubasi pada suhu 37 4. Observasi pada 24 Jam C selama 3 jam. Setelah 3 jam pukul 20.20 well dikeluarkan dari inkubator dan ditambahkan 150µL acidified isopropanol lalu diletakkan diatas orbital shaker 50 rpm selama 1 jam. Setelah 1 jam pukul 21.20 dilakukan perhitungan nilai obsorbansi OD pada kelompok perlakukan yang dipresentasikan terhadap OD kelompok CaOH2 untuk menentukan viabilitas bakteri dengan panjang gelombang 650 nm. Pada pukul 09.00 dimasukkan kedalam inkubator selama 4 jam lalu dikeluarkan pada pukul 10.00 esokan harinya dan dilakukan MTT Assay. Medium kultur bakteri dari setiap well ditambahkan sebanyak 50µL larutan MTT 5mgml dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 3 jam. Setelah 3 jam pukul 13.00 well dikeluarkan dari inkubator dan ditambahkan 150µL acidified isopropanol lalu diletakkan diatas orbital shaker 50 rpm selama 1 jam. Setelah 1 jam pukul 14.00 dilakukan perhitungan nilai obsorbansi OD pada kelompok perlakukan yang dipresentasikan terhadap OD kelompok CaOH 2 untuk menentukan viabilitas bakteri dengan panjang gelombang 650 nm. Gambar 3.32. Supernatan dan telah dicuci dengan PBS Steril sebanyak 200µL Gambar 3.33. Supernatan kultur Enterococus faecalis dalam 96 well plate dibagi dalam waktu 4 jam,6 jam,8 jam dan 24 jam Gambar 3.34. Orbital shaker gambar 3.34 dipakai tujuannya untuk mengaduk bahan MTT yang kita masukkan ke dalam bahan coba akar tercampur secara merata. Pada penelitian ini memakai kecepatan 50 rpm dengan lama waktu 1 jam. Orbital Shaker

3.8 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernoniaamygdalina) Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar Terhadap Enterococcus Faecalis(Secarain Vitro)

21 182 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Efek Antibakteri Minyak Atsiri Kayu Manis terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In vitro

10 60 69

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 2 21

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 1 2

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 0 11

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 1 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Enterococcus faecalis sebagai Salah Satu Bakteri yang Berperan - Efek Antibakteri Sea Cucumber (Stichopus Variegatus) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN - Efek Antibakteri Sea Cucumber (Stichopus Variegatus) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar

0 0 9

EFEK ANTIBAKTERI SEA CUCUMBER (Stichopus variegatus) SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis (In Vitro)

0 0 19