Perencanaan Kawasan Rekreasi Pertanian di Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor

PERENCANAAN KAWASAN REKREASI PERTANIAN
DI DESA SADENG KECAMATAN LEUWISADENG
KABUPATEN BOGOR

NURUL NAJMI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

“Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya,
yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya, dan
yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di
samping Allah ada (tuhan) yang lain? Sebenarnya kebanyakan
mereka tidak mengetahui.” (QS.An-Naml:61)

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan

Kawasan Rekreasi Pertanian di Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2013
Nurul Najmi
NIM A44080037

RINGKASAN
NURUL NAJMI. Perencanaan Kawasan Rekreasi Pertanian di Desa Sadeng
Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh SITI
NURISYAH.
Penelitian mengenai kawasan rekreasi pertanian merupakan sebuah topik
menarik karena hal tersebut berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia
secara psikologis. Perencanaan kawasan rekreasi pertanian ini bertujuan untuk
menganalisis potensi dan kendala, mendeskripsikan kegiatan rekreasi yang dapat
dikembangkan, serta merencanakan lanskap yang estetis dan edukatif.

Lokasi penelitian terletak di Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng,
Kabupaten Bogor. Tapak yang direncanakan adalah lahan Padepokan Aziziyah
seluas 13.661 m2 yang berada di bagian barat daya Desa Sadeng. Tapak terbagi
menjadi dua area, yakni tapak area utara seluas 7.275 m2 dan tapak area selatan
seluas 6.386 m2. Kedua area tersebut berjarak 20 m. Batas utara tapak adalah
Jalan Raya Leuwiliang, batas selatan adalah Sungai Cikaniki, batas barat adalah
sawah dan lahan pertanian milik penduduk, dan batas timur adalah sawah dan
pabrik meubel.
Metode penelitan menggunakan tahapan menurut Gold (1980) yang terdiri
dari pengumpulan data dan informasi, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap.
Proses pengumpulan data dan informasi dibagi menjadi dua, yakni pengumpulan
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan bantuan alat
meteran ukur dan GPS tipe Garmin 76CSX untuk mengukur luas dan menentukan
koordinat tapak. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan perangkat lunak
Auto Cad. Pengumpulan data primer juga dilakukan dengan wawancara terhadap
7 orang dari 37 pengguna tapak saat ini. Pemilihan responden dilakukan dengan
cara sengaja, yaitu kapala pengelola padepokan, pekerja harian yang merupakan
penduduk asli desa, istri Lurah Desa Sadeng sekaligus kepala TK Padepokan
Aziziyah, serta empat orang tua murid yang menjadi guru TK. Data sekunder
diperoleh dari beberapa instansi pemerintah dan badan penelitian, yaitu Dinas

Tata Ruang dan Pertanahan (DTRP) Kabupaten Bogor, kantor Desa Sadeng,
Badan Informasi dan Geospasial (BIG), dan Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Dramaga-Bogor. Data sekunder yang diperoleh berbentuk
peta dan data deskriptif. Data deskriptif ini diolah dengan bantuan Ms.Word dan
Ms.Excel.
Analisis dilakukan terhadap aspek fisik dan aspek pengguna. Analisis
aspek fisik terhadap tata guna lahan, topografi, geologi dan tanah, iklim, hidrologi,
aksesibilitas, dan visual dilakukan untuk mendapatkan zonasi tapak bagi
pengembangan rekreasi, sedangkan analisis aspek pengguna dilakukan untuk
mengetahui preferensi dan harapan pengguna terhadap rekreasi pertanian. Sintesis
aspek fisik dan aspek pengguna menghasilkan zona ruang-ruang fungsional pada
tapak.
Konsep perencanaan di kawasan Padepokan Aziziyah adalah rekreasi
pertanian edukatif. Rekreasi pertanian ini terbagi menjadi dua, yakni rekreasi
berbasis air di tapak area utara dan rekreasi berbasis tanaman di tapak area selatan.
Kegiatan rekreasi berbasis air yang dikembangkan di tapak area utara adalah
memancing, bersampan, dan memandikan kerbau. Kegiatan rekreasi berbasis

tanaman yang dikembangkan di tapak area selatan adalah berkebun, menyemai
padi di sawah, serta kegiatan piknik atau berkemah. Kedua area dikembangkan

menjadi 17% area penerimaan, 10% area transisi, dan 73% area utama rekreasi.
Area penerimaan dan area transisi menjadi bagian dari tapak area utara serta
dilengkapi dengan akses jalan masuk dan jalur-jalur penghubung antarsub-sub
ruang yang dikembangkan. Tapak area utara dan tapak area selatan dihubungkan
oleh dua buah jalur penghubung dimana jalur penghubung utama berasal dari
kondisi eksisting dan jalur penghubung lainnya merupakan pengembangan jalur
alternatif.
Hasil perencanaan lanskap terdiri dari rencana ruang, rencana jalur, serta
rencana aktivitas dan fasilitas. Rencana ruang terbagi menjadi tiga area, yaitu area
penerimaan sebesar 2.397,17 m2, area transisi sebesar 1.366,1 m2, dan area utama
rekreasi sebesar 9.897,73 m2. Rencana jalur terdiri dari jalur primer, jalur
sekunder, dan jalur tersier. Jalur primer adalah akses jalan masuk menuju tapak
dengan panjang dan lebar jalur ± 40 m dan 6 m, jalur sekunder adalah akses jalan
penghubung antara tapak area utara dan tapak area selatan dengan panjang dan
lebar jalur ± 25 m dan 1,8 m , dan jalur tersier merupakan jalur-jalur penghubung
antarsub ruang yang berada di area utama rekreasi dengan panjang dan lebar jalur
beragam. Rencana aktivitas dan fasilitas kawasan ditentukan berdasarkan ruangruang aktivitas, yaitu fasilitas tempat parkir pada area penerimaan, fasilitas
pelayanan pada area transisi, dan fasilitas untuk kegiatan memancing, bersampan,
berkebun, dan aktivitas rekreasi lainnya yang dapat dilakukan pada area utama
rekreasi.

Pada rencana lanskap juga dihitung daya dukung aktivitas yang dihitung
berdasarkan jenis aktivitas pada masing-masing ruang. Perhitungan akhir daya
dukung ditentukan sebesar 60% dari jumlah daya dukung maksimum karena
mempertimbangkan mobilisasi pengguna dan kelestarian kawasan. Pada lahan
parkir di area penerimaan dengan luas 1.469,38 m2 mampu menampung
kendaraan sebanyak 18 mobil dan 60 motor. Kolam untuk aktivitas bersampan
memiliki daya dukung 4-5 perahu dengan panjang 3-4 m yang memiliki kapasitas
2-6 orang/perahu. Daya dukung untuk aktivitas memancing adalah 300 orang,
memandikan kerbau 15 orang, berkebun 200 orang, aktivitas di sawah 70 orang,
dan aktivitas di area piknik dan berkemah sebanyak 80 orang. Jumlah total daya
dukung aktivitas pada satu kali rotasi adalah 675 orang. Jika dihitung secara
umum dari total luas kawasan sebesar 13.661 m2, setiap orang memiliki ruang
gerak ± 20 m2 untuk beraktivitas. Jika satu kali rotasi aktivitas membutuhkan
waktu selama dua jam dan waktu rekreasi yang diizinkan per hari adalah enam
jam, maka jumlah pengguna yang diizinkan dalam satu hari rekreasi adalah
sebanyak 2.025 orang.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebuah pesantren yang idealnya
merupakan kawasan pendidikan juga berpotensi menjadi kawasan rekreasi yang
mendukung nilai edukasi, khususnya di bidang pertanian. Saran ditujukan terkait
kawasan yang terbagi menjadi tapak area utara dan tapak area selatan, sebaiknya

memiliki elemen-elemen lanskap yang serupa agar kedua area menjadi lebih
menyatu sebagai satu kawasan rekreasi pertanian.
Kata kunci: basis air, basis tanaman, daya dukung, edukatif, tata guna lahan

PERENCANAAN KAWASAN REKREASI PERTANIAN
DI DESA SADENG KECAMATAN LEUWISADENG
KABUPATEN BOGOR

NURUL NAJMI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya
untuk kepantingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan
dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk
apapun tanpa izin IPB.

Judul skripsi
Nama
NIM

: Perencanaan Kawasan Rekreasi Pertanian di Desa Sadeng
Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor
: Nurul Najmi
: A44080037


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisyah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisyah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 2 Juni 1990 dari pasangan Iwan
Setiawan dan Dessy Ayu Bulan Savitri. Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara.
Pada tahun 2005 penulis diterima sebagai siswa SMA Negeri 1 Depok.

Selama SMA penulis aktif di berbagai organisasi keagamaan dan keilmiahan,
seperti Rohani Islam, Kelompok Ilmiah Remaja, dan Klub Sains. Penulis juga
memiliki berbagai prestasi, beberapa di antaranya adalah Juara I Lomba
Pengolahan Limbah Toyota Eco Youth Program 2005, Juara I Lomba Karya Tulis
Tingkat Sekolah 2006, dan Juara I Lomba Karya Ilmiah Pesta Sains IPB 2007.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun
2008 melalui jalur tanpa tes atau Undangan Masuk Seleksi IPB (USMI). Selain
aktivitasnya di kegiatan akademik, penulis juga aktif di berbagai kegiatan nonakademik dan organisasi kampus. Selama setahun penulis menjabat sebagai Lurah
Asrama Putri Gedung A2 (2008-2009). Penulis juga mengikuti organisasi
keilmiahan FORCES selama tiga tahun, mulai diterima sebagai anggota aktif
(2008-2009) sampai menjadi sekretaris divisi HRD (2009-2010). Kegiatan di luar
kampus yang dijalani penulis antara lain menjadi guru mengaji dan pengajar
privat, tentor di SMP dan SMA di Depok, serta aktif di berbagai kegiatan sosial
sebagai anggota Forum Indonesia Muda.
Dalam bidang Arsitektur Lanskap, penulis pernah mengikuti sayembara
desain taman yang diselenggarakan oleh Fakultas Arsitektur, Universitas Petra,
Surabaya (2010) dan juga mengikuti konferensi CISAK 2012 di Korea dengan
memperkenalkan konsep Taman Petak Umpet sebagai alternatif ruang bermain
anak. Penulis juga merupakan anggota aktif Himpunan Mahasiswa Arsitektur
Lanskap (HIMASKAP).

Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh penulis selama menjadi
mahasiswa antara lain: Juara II Lomba Artikel Lingkungan ITB (2010), didanai
PKM-T dan PKM-P oleh Dikti tahun 2010 dan 2011, dan menjadi Juara I
Mahasiswa Berprestasi Tingkat Departemen Arsitektur Lanskap 2011.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012 ini ialah perencanaan
lanskap, dengan judul Perencanaan Kawasan Rekreasi Pertanian di Desa Sadeng
Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Dr. Ir. Siti Nurisyah, MSLA. sebagai dosen pembimbing akademik dan
pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dan banyak memberikan
arahan serta saran,
2. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. dan Dewi Rezalini Anwar, SP.
M.A.Des. sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan,
3. Bapak A.R.Jatnika dari Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor,

Bapak Agus Sanggawa selaku Lurah Desa Sadeng, dan Bapak Fahmi selaku
kepala pengelola Padepokan Aziziyah, yang telah membantu selama
pengumpulan data,
4. kedua orangtua penulis yang telah memberikan dukungan besar dalam moral
maupun material,
5. Yasmin, Tegar, dan khususnya kakak Muhammad Ikhwan Syahiddin yang
telah banyak membantu dalam proses penyelesaian karya ini,
6. Dr. Ir. Kikin Hamzah Mutaqin, M.Si atas semangat dan inspirasi kepada
penulis dalam menempuh masa akhir studi,
7. teman-teman satu bimbingan, Fathiin Muhtadi Priyatama, Marisha Deslia,
Keke, dan Togar untuk semangat dan dukungannya,
8. keluarga ARL 45 untuk kebersamaannya,
9. seluruh dosen dan staf Departemen Arsitektur Lanskap yang telah
memberikan ilmu dan dukungan selama penulis menjadi mahasiswa,
10. senior dan junior Angkatan 42, 43, 44, 46, 47, dan 48 untuk dukungan dan
semangat yang telah diberikan,

11. Bang Fahmi, Kak Irvan, Kak Habib, Kak Riesni, dan Teh Weni atas semua hal
luar biasa selama empat tahun ini,
12. Farisa, Irma, dan Silvya untuk segala dukungannya yang begitu berarti,
13. Dimas, Alfa, Ichi, Nadita, Arina, dan teman-teman Fim Bogor di Rumbel
Hore,
14. Kak Ivan, Kak Maghleb, dan seluruh keluarga besar Forum Indonesia Muda,
15. teman-teman Forsila, Salam 1 Depok, Imani, alumni UQ Angkatan 4, dan
seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu untuk semua doa dan
dukungan yang telah diberikan.
Akhir kata penulis berharap karya ini dapat menjadi suatu sumbangsih kecil
bagi pengembangan ilmu di bidang Arsitektur Lanskap. Penulis juga menyadari
bahwa tak ada gading yang tak retak, karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga karya ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2013
Nurul Najmi

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Rumusan Permasalahan ..................................................................................... 2
Tujuan ................................................................................................................ 2
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
Kerangka Pikir .................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian ............................................................................................................. 4
Definisi Pertanian .......................................................................................... 4
Lahan ............................................................................................................. 4
Rekreasi ............................................................................................................. 5
Definisi Rekreasi ............................................................................................ 5
Jenis Rekreasi ................................................................................................. 6
Rekreasi Pertanian........................................................................................... 7
Perencanaan Lanskap .......................................................................................... 8
Konsep Perencanaan Lanskap ......................................................................... 8
Perencanaan Lanskap untuk Kawasan Rekreasi ........................................... 10
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu ............................................................................................. 12
Alat dan Bahan .................................................................................................. 13
Tahapan dan Metode Perencanaan Lanskap ..................................................... 14
Tahap 1. Pengumpulan Data dan Informasi ................................................ 15
Tahap 2. Analisis.......................................................................................... 16
Tahap 3. Sintesis ......................................................................................... 17
Tahap 4. Perencanaan Lanskap ................................................................... 18
KONDISI UMUM
Letak Administratif ..................................................................................... 19
Kependudukan.............................................................................................. 20

HASIL DAN PEMBAHASAN
Batas Tapak dan Geografis ............................................................................... 21
Area Tapak ....................................................................................................... 22
Analisis Aspek Fisik ......................................................................................... 23
Tata Guna Lahan ....................................................................................... 23
Topografi ................................................................................................... 27
Geologi dan Tanah .................................................................................... 29
Hidrologi ................................................................................................... 31
Iklim dan Kenyamanan ............................................................................. 33
Vegetasi ..................................................................................................... 35
Aksesibilitas .............................................................................................. 37
Visual ........................................................................................................ 40
Hubungan Jenis Rekreasi dan Aspek Fisik ............................................... 42
Analisis Aspek Pengelolaan ............................................................................. 43
Analisis Aspek Pengguna ................................................................................. 44
Sintesis .............................................................................................................. 46
Konsep Dasar .................................................................................................... 47
Konsep Pengembangan..................................................................................... 48
Rencana Ruang Rekreasi Pertanian ............................................................... 48
Rencana Jalur Rekreasi Pertanian.................................................................. 49
Rencana Aktivitas dan Fasilitas Kawasan ..................................................... 52
Rencana Lanskap .............................................................................................. 56
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ........................................................................................................... 64
Saran ................................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jenis Rekreasi ...............................................................................................

7

2. Kebutuhan Alat ........................................................................................... 13
3. Aspek, Jenis, dan Sumber Data ................................................................... 14
4. Kesesuaian Lahan untuk Taman Rekreasi .................................................. 16
5. Aktivitas Rekreasi Pertanian ....................................................................... 18
6. Tata Guna Lahan dan Potensi Rekreasi ...................................................... 25
7. Data Iklim Wilayah Bogor Tahun 2008-2012 ............................................ 33
8. Hubungan Jenis Rekreasi dan Aspek Fisik ................................................. 42
9. Preferansi Pengguna dan Potensi Rekreasi ................................................. 45
10. Rencana Aktivitas dan Fasilitas .................................................................. 52
11. Daya Dukung Aktivitas ............................................................................... 62

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir .............................................................................................

3

2. Proses Perencanaan Lanskap ........................................................................ 11
3. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 12
4. Tahapan Waktu Penelitian ........................................................................... 13
5. Tahapan Perencanaan Lanskap .................................................................... 15
6. Orientasi Wilayah ......................................................................................... 19
7. Latak Geografis dan Batas Tapak ................................................................ 21
8. Peta Eksisting ................................................................................................ 23
9. Peta Tata Guna Lahan ................................................................................... 24
10. Persentase Tata Guna Lahan ......................................................................... 26
11. Peta Dasar Desa Sadeng ................................................................................ 27
12. Peta Topografi ............................................................................................... 28
13. Peta Kemiringan Lahan ................................................................................. 28
14. Modifikasi Kemiringan Lahan ........................................................................ 29
15. Peta Jenis Tanah Desa Sadeng ...................................................................... 30
16. Peta Tanah ..................................................................................................... 31
17. Sumur Buatan di Tapak Area Selatan ........................................................... 32
18. Peta Hidrologi .............................................................................................. 32
19. Rata-Rata Curah Hujan Bulanan Tahun 2008-2012 ..................................... 33
20. Rata-Rata Suhu 2008-2012 ........................................................................... 34
21. Rata-Rata Kelembaban Udara 2008-2012 .................................................... 35
22. Peta Vegetasi ................................................................................................. 36
23. Akses Utama Masuk Tapak .......................................................................... 37
24. Akses Penghubung ........................................................................................ 38
25. Peta Analisis Sirkulasi .................................................................................. 39
26. Peta Visual .................................................................................................... 41
27. Sintesis .......................................................................................................... 47
28. Rencana Ruang Rekreasi Pertanian .............................................................. 48
29. Diagram Keterhubungan Ruang.................................................................... 49
30. Rencana Jalur Rekreasi ................................................................................. 50

31. Contoh Jalur Primer ...................................................................................... 50
32. Contoh Jalur Sekunder .................................................................................. 51
33. Contoh Jalur Tersier ...................................................................................... 51
34. Contoh Paket Bertani .................................................................................... 54
35. Contoh Paket Memancing ............................................................................. 55
36. Contoh Paket Berkebun................................................................................. 55
37. Contoh Aktivitas Edukasi ............................................................................. 55
38. Rencana Tapak .............................................................................................. 57
39. Perspektif ...................................................................................................... 58
40. Potongan A – A’ ........................................................................................... 59
41. Potongan B – B’ ............................................................................................ 59
42. Spot Area Parkir ............................................................................................ 60
43. Spot Area Pelayanan ..................................................................................... 60
44. Spot Rekreasi Basis Air ................................................................................ 61
45. Spot Rekreasi Basis Tanaman ....................................................................... 61

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan secara fisik
maupun kebutuhan psikologis. Kebutuhan fisik adalah pemenuhan kebutuhan
tubuh, seperti makan, pakaian, tempat tinggal, obat-obatan, dan lain-lain.
Disamping kebutuhan fisik, pemenuhan kebutuhan psikologis juga tidak kalah
pentingnya. Hal ini berkaitan dengan kesenangan, ketenangan dalam berpikir, dan
juga berkaitan dengan kesehatan jiwa. Berhibur dan berlibur adalah cara-cara
untuk memenuhi hal ini, sehingga kegiatan ini penting dalam rangka pemenuhan
kebutuhan manusia.
Kegiatan rekreasi adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk
memenuhi kebutuhan psikologis manusia. Secara bahasa rekreasi berasal dari dua
kata, yakni “re” yang berarti kembali dan “kreasi” yang berarti menciptakan
(Ahira 2010). Rekreasi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
mengembalikan daya cipta manusia. Rekreasi juga dapat dilakukan untuk
mengembalikan energi yang hilang akibat kepenatan rutinitas sehari-hari.
Ada berbagai jenis rekreasi yang dapat dipilih. Rekreasi pertanian adalah
salah satunya. Seperti namanya, rekreasi pertanian merupakan kegiatan rekreasi
yang berkaitan dengan dunia pertanian. Kawasan rekreasi ini berisi berbagai
macam tempat atau spot yang berhubungan dengan pertanian. Pertanian di sini
dapat berupa pertanian sawah, ladang, perkebunan, perikanan, ataupun
peternakan.
Perencanaan

kawasan

rekreasi

pertanian

perlu

dilakukan

untuk

menciptakan karya lanskap yang estetis dan fungsional. Perencanaan ini penting
agar rekreasi berfungsi baik, menyenangkan, dan juga memiliki nilai-nilai khusus
dari pertanian. Disamping itu, kawasan rekreasi pertanian dapat menjadi nilai
tambah yang dapat meningkatkan pengetahuan pengguna akan dunia pertanian.
Karena itulah perencanaan kawasan rekreasi pertanian ini penting untuk dijadikan
suatu objek penelitian. Hasilnya tidak hanya berupa suatu perencanaan kawasan
rekreasi untuk bersenang-senang, tetapi juga memiliki nilai pendidikan
didalamnya.

2

Perumusan Masalah
Desa Sadeng memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas. Salah
satunya adalah lahan Padepokan Aziziyah. Pada lahan ini hendak dibangun
sebuah pesantren bernuansa pertanian yang diperuntukkan bagi masyarakat putus
sekolah. Lahan pertanian yang ada didalamnya dimaksudkan sebagai salah satu
basis pendapatan dari operasional padepokan. Permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah bagaimana merencanakan rekreasi pertanian yang
memanfaatkan potensi tapak, tidak hanya terbatas sebagai lahan produksi, tetapi
juga menjadi suatu kawasan rekreasi yang memiliki nilai edukasi bagi pengguna
serta dapat meningkatkan pendapatan untuk pengelolaan padepokan.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan kendala pada tapak untuk
dikembangkan sebagai kawasan rekreasi pertanian,
2. mendeskripsikan berbagai kegiatan rekreasi pertanian baik aktif maupun
pasif yang dapat dikembangkan pada tapak, dan
3. merencanakan kawasan rekreasi pertanian yang estetis dan edukatif.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. sebagai rujukan kepada pemilik lahan untuk membangun kawasan rekreasi
pertanian yang akan dibuat,
2. menjadi salah satu model sarana pariwisata yang memberi peluan bagi
pemilik untuk meningkatkan pendapatan padepokan, dan
3. mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi dan
memberikan pengalaman edukasi di bidang pertanian.

3

Kerangka Pikir
Padepokan Aziziyah di Desa Sadeng merupakan suatu kawasan pesantren
yang dibangun dengan basis lanskap pertanian. Kawasan ini potensial
dikembangkan untuk rekreasi.

Pengembangan potensi ini dapat ditinjau dari

beberapa aspek fisik-biofisik tapak berupa tata guna lahan, topografi, geologi,
iklim, hidrologi, aksesibilitas, dan komoditi pertanian. Disamping potensi pada
tapak juga dipertimbangkan keinginan pengguna saat ini terhadap rekreasi,
analisis potensi dan kendala aktivitas pertanian yang dilakukan oleh masyarakat,
serta sasaran pengguna yang diharapkan dari pengembangan kawasan sebagai
rekreasi pertanian. Analisis tapak yang menghasilkan zona tapak, dilengkapi oleh
analisis preferensi pengguna yang menghasilkan deskripsi keinginan pengguna,
akan dibuat suatu perencanaan kawasan rekreasi pertanian (Gambar 1).

Padepokan Aziziyah di Desa Sadeng

Kawasan Pesantren
bbx Berbasis Pertanian

Potensi Pengembangan Rekreasi Pertanian

Tapak

Tata Guna Lahan
Topografi
Geologi dan Tanah
Iklim

Pengguna





Hidrologi

Persepsi kebutuhan dan
keinginan masyarakat terhadap
rekreasi
Analisis potensi-kendala
aktivitas pertanian masyarakat
Sasaran pengguna

Aksesibilitas
Visual
Zona Tapak untuk Rekreasi

Deskripsi Keinginan Calon Pengguna
Fasilitas rekreasi

Perencanaan Kawasan Rekreasi Pertanian di Desa Sadeng

Gambar 1. Kerangka Pikir Perencanaan Lanskap

4

TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian
Definisi Pertanian
Pertanian merupakan suatu pola teknologi yang memerlukan energi,
memproses energi, mengubah energi, dan menghasilkan energi (Jumin 2005).
Sementara itu, menurut Nasoetion (2008), pertanian merupakan usaha yang
dilakukan

untuk

mengadakan

suatu

ekosistem

buatan

yang

berfungsi

menyediakan makanan bagi manusia. Asal mula kegiatan pertanian adalah
kegiatan bercocok tanam yang bertujuan menyediakan makanan. Oleh karena itu,
pertanian identik dengan proses budi daya tanaman utnuk pangan (Dhalhar 2008).
Perkembangan pengetahuan pertanian telah membuat lingkup pertanian
menjadi lebih luas. Tidak hanya terbatas pada budi daya tanaman untuk pangan,
pertanian juga meliputi pembudidayaan ikan, ternak, dan budi daya hutan untuk
hutan tanaman industri. Perkembangan bidang pertanian ini muncul ketika hewan
hasil kegiatan berburu tidak dibunuh untuk dimakan, melainkan dipelihara.
Akhirnya hewan yang dipelihara tersebut berkembang biak dan terciptalah usaha
peternakan.
Kegiatan pertanian mengalami beberapa perubahan, mulai dari pertanian
ladang berpindah sampai pertanian menetap. Usaha pertanian sendiri berkembang
seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada pertanian menetap,
mempertahankan dan mengembalikan energi dan hara pada lahan menjadi sangat
penting agar kegiatan pertanian dapat berkelanjutan. Salah satu cara yang
dilakukan di Indonesia adalah mengubah lahan menjadi sawah, dengan harapan
lahan-lahan yang dibuat datar untuk sawah dapat terhindar dari erosi dan proses
irigasi sawah akan mengembalikan mineral hara yang hilang.

Lahan
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,
hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya.

Penggunaan

lahan

secara

umum

adalah

penggolongan

penggunaan lahan secara umum, seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi,

5

padang rumput, kehutanan, atau daerah rekreasi. Peruntukan penggunaan lahan
bergantung pada kesesuaian lahannya. Kesesuaian lahan merupakan kecocokan
(adaptability) suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan dengan jenis tanaman dan
tingkat pengelolaan tertentu (Hardjowigeno dan Widiatmaka dari FAO, 2007).
Pada umumnya, penggunaan lahan (landuse) untuk usaha pertanian
dilakukan melalui dua cara. Pertama adalah melalui kegiatan bercocok tanam dan
kedua adalah usaha peternakan. Akan tetapi, efektivitas dan efisiensi yang tinggi
dapat diperoleh jika dapat memadukan bentuk-bentuk pertanian tersebut. Dalam
hal ini, penulis sependapat dengan Nasoetion (2008) bahwa usaha yang terbaik
ialah campuran kedua kegiatan itu secara berimbang dan dinamakan sebagai
pertanian campuran. Berbagai usaha pertanian yang digabung menjadi satu
kesatuan juga dapat disebut sebagai pertanian terpadu.
Dewasa ini, usaha pertanian tidak hanya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti menghasilkan bahan pangan, tetapi juga
mulai berkembang ke tingkat pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi, yakni
kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial tersebut dapat berupa hiburan, kenyamanan,
dan kesenangan bagi manusia. Salah satunya adalah aktivitas rekreasi pertanian.

Rekreasi
Definisi Rekreasi
Secara harfiah, rekreasi berasal dari kata ‘re’ yang berarti kembali atau
mengulang dan kata ‘kreasi’ yang berarti menciptakan. Rekreasi dapat berarti
membentuk atau menciptakan kembali. Secara terminologis, rekreasi dapat
diartikan sebagai bentuk kegiatan yang dilakukan pada waktu luang untuk
mengembalikan kesegaran fisik (Ahira 2010).
Menurut Krauss (1977), rekreasi terdiri dari aktivitas atau pengalaman
yang biasanya dipilih secara sukarela oleh pelaku karena kepuasan sesaat yang
diperoleh dari aktivitas tersebut ataupun merasakan suatu nilai personal atau sosial
yang dicapai karenanya. Rekreasi menekankan tiga elemen penting, yakni waktu
luang, pilihan, dan kesenangan. Rekreasi juga dirancang untuk membangun suatu
tujuan yang bermanfaat secara sosial di mana dapat menyatukan individu,
kelompok, dan masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, Krauss (1977)

6

menyatakan bahwa rekreasi seharusnya tidak hanya berisi aktivitas yang
menyenangkan secara personal, tetapi juga dapat diterima oleh lingkungan, tetap
menjaga nilai-nilai moral, dan dapat memberikan kontribusi bagi pelaku rekreasi
dan lingkungan sosialnya menjadi lebih baik.
Pada perkembangan gaya modern, Kraus (1977) menilai bahwa rekreasi
dikenal sebagai suatu bentuk penting dari rehabilitasi untuk penyakit mental,
kelainan fisik, ataupun kelompok masyarakat khusus lainnya. Rekreasi juga dapat
mengakomodasi kesempatan yang baik bagi anak-anak, pemuda, maupun orang
dewasa untuk berbagi suatu hal yang menyehatkan dan mendukung pengalaman
berkelompok dengan orang lain.
Gold (1980) menyatakan bahwa pemerintah dan pihak pengembang swasta
memiliki tanggung jawab terhadap ketersediaan kawasan rekreasi dan pelayanan
waktu luang dalam suatu kota. Perencana kawasan urban dan arsitek lanskap
mempunyai peran penting dalam menentukan lokasi, preservasi, hingga desain
dari kebutuhan ruang terbuka, penyediaan fasilitas rekreasi, dan analisis program
sosial untuk memenuhi kebutuhan rekreatif pengunjung. Mereka juga harus
bekerjasama dengan pihak-pihak profesional dari bidang lainnya serta agen-agen
yang mengatur peluang kegiatan rekreasi.

Jenis Rekreasi
Ahira (2010) menggolongkan rekreasi ke dalam dua bentuk, yakni rekreasi
berdasarkan sifat dan rekreasi berdasarkan tujuan. Rekreasi berdasarkan sifat
dibedakan menjadi rekreasi aktif dan pasif. Rekreasi aktif merupakan pilihan yang
lebih menekankan pada rekreasi bersifat fisik daripada mental, misalnya olahraga.
Sebaliknya, rekreasi pasif lebih menekankan pada aktivitas yang bersifat mental
daripada fisik, misalnya membaca atau menonton film. Sementara itu, rekreasi
berdasarkan tujuan juga dibagi dua, yakni rekreasi indoor dan outdoor. Rekreasi
indoor adalah rekreasi yang dilakukan di dalam ruang tertutup, misalnya
menonton orkestra di gedung pertunjukan, sedangkan rekreasi outdoor adalah
rekreasi yang dilakukan di ruang terbuka, misalnya berjalan-jalan di taman.

7

Klasifikasi kegiatan rekreasi menurut Gold (1980) dibagi berdasarkan
kesamaan pengalaman dan sumber daya. Berikut ini adalah kategori rekreasi
berdasarkan pengalaman yang akan diperoleh:
a. rekreasi fisik yang mengutamakan kegiatan fisik sebagai pengalaman utama
dari suatu aktivitas,
b. rekreasi sosial yang mengutamakan interaksi sosial sebagai pengalaman utama
dari suatu aktivitas,
c. rekreasi kognitif yang mengutamakan budaya, pendidikan, dan kreativitas
sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas, dan
d. rekreasi alam yang mengutamakan kegunaan sumber daya alam seperti air,
pepohonan, pemandangan alam, dan kehidupan liar sebagai fokus utama dari
suatu aktivitas.
Pengalaman

dari

kegiatan

rekreasi

indoor

dan

outdoor

juga

harus

dipertimbangkan (Tabel 1).
Tabel 1. Jenis Rekreasi
Pengalaman Rekreasi
Rekreasi fisik
Outdoor

Indoor

Rekreasi Sosial
Outdoor

Indoor

Kelompok Aktivitas

Contoh Aktivitas

Permainan bebas dan
aktivitas individual
Permainan di rumput
dan lapangan
perkerasan
Permainan di rumput
Olahraga
Permainan individual
Olahraga

Melompat, memanjat tebing, meluncur,
jogging, skateboarding
Voli, basket, tenis

Partisipasi
Penonton

Piknik, tari, restoran, flea market
Menonton olahraga, drama,
mendengarkan musik
Pertemuan, bazar, kerajinan tangan,
menari, permainan meja
Menonton olahraga, drama, film, televisi

Partisipasi
Penonton

Kriket, bulutangkis, golf, lawn bowling
Baseball, sepak bola
Basket, voli, squash
Basket, bowling, tenis, wrestling,
gymnastic, squash

(Sumber: Gold 1980)

Rekreasi Pertanian
Rekreasi pertanian merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di area
pertanian atau memiliki program-program yang berkaitan dengan pertanian.
Sebagai contoh adalah kawasan kampus Institut Pertanian Bogor. Kegiatan

8

rekreasi pertanian di sini diterapkan kepada berbagai kalangan. Tidak hanya
terbatas pada komunitas akademisi lokal, rekreasi pertanian ini juga diminati oleh
siswa TK, SD, SMP, hingga SMA, serta masyarakat umum. Kawasan IPB
Darmaga memiliki luas lebih dari 230 hektar dengan lebih dari 20 titik lokasi
(spot) untuk berekreasi di area yang bersentuhan dengan nuansa pertanian (Febry
2011).

Perencanaan Lanskap
Perencanaan (planning) merupakan salah satu prinsip utama dan tahap
pertama dalam ilmu Arsitektur Lanskap sebelum melakukan proses perancangan
(designing) dan pengelolaan (managing), di samping tata hijau (vegetation
planting) yang juga menjadi bagian dari bidang ilmu ini. Menurut Catanese dan
Snyder (1988), perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu
keahlian dasar dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil
sebelum diadakan pemilihan di antara berbagai alternatif yang ada. Perencanaan
menjadi konsep dasar yang dilakukan manusia sebelum mengambil tindakan dan
keputusan-keputusan tertentu.
Permasalahan dalam bidang perencanaan dewasa ini semakin banyak dan
rumit. Hal ini juga terkait dengan lanskap, bentang alam tempat manusia
melakukan berbagai aktivitasnya. Pertumbuhan manusia terus meningkat,
sementara lanskap yang tersedia tetap berada pada kondisinya seperti sediakala.
Permasalahan ini dapat disebabkan oleh ketidakselarasan antara penggunaan lahan
dengan lingkungan. Penggunaan lahan merupakan buah proses dari kebijakan
manusia, sedangkan lingkungan berkaitan dengan alam yang memiliki aturannya
sendiri.
Marsh

(1991)

mengidentifikasi

sumber

ketidakselarasan

antara

penggunaan lahan dan lingkungan ke dalam empat hal. Pertama berkaitan dengan
kesalahan pengambilan keputusan di awal mengenai penggunaan lahan.
Pengetahuan yang minim menyebabkan terjadinya kesalahan konsep dan
pengambilan kebijakan, sehingga tanpa disadari pembangunan dilakukan di atas
lahan-lahan rawan atau lereng tidak stabil yang dapat berbahaya bagi pengguna
dan juga merusak lingkungan sekitarnya. Kedua adalah pembangunan yang

9

dilakukan di atas lahan yang tidak sesuai. Hal ini dapat memberikan dampak
perubahan lingkungan ke arah negatif, seperti terjadinya banjir dan rusaknya
sumber air. Ketiga adalah pergeseran karakter sosial. Perkembangan teknologi
menyebabkan perubahan fungsi area, misalnya jalan di sepanjang area
permukiman yang pada awalnya dirancang untuk jalur gerobak dan kuda, kini
dilalui oleh berbagai kendaraan bermotor seperti mobil dan truk-truk besar.
Dampak negatif yang terjadi berupa bising, polusi udara, dan meningkatnya
masalah keamanan di jalan raya. Keempat adalah pelanggaran nilai-nilai oleh
manusia yang berdampak pada punahnya berbagai spesies makhluk hidup,
rusaknya hutan, dan perubahan nilai lanskap kesejarahan.
Dapat

dipahami,

ketidakselarasan

antara

penggunaan

lahan

dan

lingkungan, menurut Marsh (1991), diawali dari keputusan yang buruk dalam
penetapan penggunaan lahan. Hal ini berdampak pada perubahan lingkungan
sehingga menjadi tidak ideal. Perubahan dari segi aspek sosial dan kerusakan nilai
di antara manusia juga menjadi faktor ketidakselarasan tersebut. Oleh karena itu,
perencanaan lanskap yang baik menjadi suatu hal yang penting agar tercipta
keselarasan antara penggunaan lahan dengan lingkungan, serta terjadi interaksi
yang seimbang antara manusia dengan alam.
Secara umum, perencanaan bertujuan membuat kebijakan mengenai
pemanfaatan sumber daya. Menurut Marsh (1991), terdapat tiga aktivitas utama
yang membentuk suatu perencanaan lanskap modern, yakni pembuatan keputusan,
perencanaan teknis, dan perancangan lanskap. Ketiga area aktivitas tersebut saling
terkait dan keseimbangan di antara ketiganya menjadi faktor penentu untuk
menyelesaikan permasalahan dalam proses perencanaan. Proses perencanaan
formal sendiri meliputi tiga bidang, yakni perencanaan urban, arsitektur lanskap,
dan arsitektur.
Perencanaan lanskap dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain,
lanskap perkotaan, lanskap pegunungan, lanskap pesisir, dan lanskap perdesaaan.
Menurut Golley dan Bellot (1999), perencanaan lanskap perdesaan menekankan
perubahan penggunaan lahan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat perdesaan. Dalam merencanakan lanskap perdesaan yang berkualitas,
perlu dilakukan variasi pendekatan yang menyelaraskan aspek lingkungan dengan

10

aspek sosio-ekonomi masyarakat. Terdapat dua prinsip pendekatan, yaitu kajian
terintergrasi dari satuan lingkungan dan analisis lingkungan dengan melihat setiap
elemen sebagai sektor mandiri serta memiliki potensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Perencanaan Lanskap untuk Kawasan Rekreasi
Gold (1980) mengemukakan bahwa perencanaan rekreasi adalah sebuah
proses yang dilakukan terkait kebutuhan manusia dalam memanfaatkan waktu
senggangnya. Perencanaan rekreasi menyatukan pengetahuan dan teknik menata
lingkungan serta ilmu sosial untuk membangun suatu alternatif penggunaan ruang,
waktu, energi, dan biaya yang dapat mengakomodasi kebutuhan manusia.
Pendekatan yang dilakukan dalam suatu perencanaan rekreasi adalah hubungan
antara waktu, aktivitas, dan ruang.
Secara umum Gold (1980) menyampaikan bahwa sasaran utama dari suatu
perencanaan rekreasi adalah meningkatkan kualitas hidup dan kualitas lingkungan
di dalam kota. Garis besar tujuannya yakni memaksimalkan kemakmuran hidup
manusia dengan menciptakan suatu lingkungan perkotaan yang lebih baik, lebih
sehat, menyenangkan, dan atraktif. Gold (1980) menjabarkan tujuan perencanaan
rekreasi ke dalam lima poin berikut:
1. meningkatkan kualitas suatu lingkungan dan membuatnya menjadi lebih
fungsional, indah, aman, efisien, dan menyenangkan,
2. menyediakan suatu ruang publik bagi warga kota yang merupakan salah satu
tugas pemerintah dalam rangka melayani kebutuhan warganya,
3. membuat suatu keputusan cepat dan efisien dalam membagi alokasi sumber
daya umum dan kepemilikan pribadi,
4. menyediakan pengetahuan teknis terkait pengambilan kebijakan sosial,
ekonomi, dan pembangunan fisik di lingkungan masyarakat, dan
5. mengeratkan komunikasi, kooperasi, dan koordinasi di antara seluruh elemen
yang terkait dengan pengembangan masyarakat.
Proses perencanaan secara garis besar dijabarkan Gold (1980) dalam skema
berikut (Gambar 2).

11

Pengumpulan Data
dan Informasi

Analisis

Karakteristik tapak dan
kondisi eksisting

Pengembangan
potensi

Sintesis

Pengembangan
konsep

Perencanaan
Lanskap

Rencana ruang,
fasilitas, aktivitas

(Sumber: Gold 1980)

Gambar 2. Proses Perencanaan Lanskap
Departemen

Komunitas

Queensland

(2009)

menyatakan

bahwa

perencanaan rekreasi merupakan proses merumuskan informasi, pemberdayaan
potensi sumber daya, dan mengalokasikan kegiatan rekreasi yang berorientasi
pada manusia. Perencanaan rekreasi ini dapat dibuat untuk lingkup lokal, regional,
sampai level yang paling luas berupa kota. Keberhasilan perencanaan rekreasi
didasarkan pada pertimbangan berbagai faktor, yaitu
a) permintaan saat ini dan perkiraan permintaan di masa yang akan datang,
b) penentuan pilihan yang mempertemukan keragaman permintaan,
c) keberadaan ruang dan kondisi eksisting untuk melakukan aktivitas rekreasi
yang diinginkan, dan
d) dan jenis layanan yang dapat mendukung aktivitas rekreasi tersebut.
Para perencana rekreasi membutuhkan berbagai informasi sebelum
memutuskan jenis rekreasi yang akan dibuat. Informasi yang dibutuhkan tidak
hanya dilihat dari segi fisik, seperti kondisi alam dan ruang yang akan dijadikan
kawasan rekreasi, tetapi juga dilihat dari segi sosial. Informasi sosial yang
dibutuhkan para perencana meliputi aspek demografi, kebutuhan masyarakat
terhadap rekreasi, pengaturan rekreaasi yang diinginkan, fasilitas yang dibutuhkan
oleh pengguna kawasan rekreasi, serta tingkat partisipasi pengguna terhadap
aktivitas rekreasi tersebut.

12

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu
Lokasi

perencanaan

lanskap

terletak

di

Desa

Sadeng,

Kecamatan

Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Desa ini berada di bagian barat dari Kabupaten
Bogor. Lahan yang dijadikan lokasi penelitian adalah lahan Padepokan Aziziyah
milik Bapak Muhammad Aziz yang terletak di Kampung Kosol, RT 7/RW 4.
Gambar lokasi dapat dilihat pada Gambar 3.

0

Sadeng

Babakan
Sadeng

U

0

1

2 km

Gambar 3. Lokasi Penelitian (GoogleMap 2011)

100

200 km

13

Waktu penelitian berlangsung selama delapan bulan. Rincian kegiatan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengumpulan
data sekunder

Maret

Pengumpulan
data primer

April

Pengolahan
data

Mei

Analisis

Juni

Perencanaan
Lanskap

September

Desember

Gambar 4. Tahapan Waktu Penelitian Tahun 2012
Alat dan Bahan
Kebutuhan alat yang digunakan selama proses penelitian dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Kebutuhan Alat
No.

Jenis Alat

Jumlah

1

GPS Garmin 76CSX

1

2

Kamera

1

3

Software pengolah data:
a. Garmin Mapsource App.

1

b.Land Development

1

4
5
6

c. AutoCad

1

d. Ms. Excel

1

Alat tulis
Alat gambar
Meteran ukur 30 m

Disesuaikan
Disesuaikan
1

Kegunaan dalam
Penelitian
Penentuan koordinat
dan elevasi tapak
Dokumentasi
eksisting tapak

Sumber
Dept.ARL
Individu

a. Konversi data GPS
ke komputer
b. Mengetahui
kemiringan lahan
secara spasial
c. Membuat peta
dasar
d. Mengolah data
iklim

Individu

Wawancara
Menggambar tapak
Mengukur luas tapak

Individu
Individu
Dept.ARL

Bahan-bahan yang diperlukan meliputi berbagai jenis peta dan data
wilayah. Kebutuhan bahan diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG),
Dinas Tata ruang dan Pertanahan (DTRP) Kabupaten Bogor, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Kantor Desa Sadeng. Secara lengkap
aspek, jenis, dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.

14

Tabel 3. Aspek, Jenis, dan Sumber Data
Aspek
Fisik
Geografi

Iklim

Hidrologi
Aksesibilitas
Visual
Sosial

Jenis Data

Pengumpulan

Sumber Data

Bentuk Data

Tata guna lahan

Sekunder

Kelurahan

Peta

Tanah dan geologi

Sekunder

DTRP

Peta

Topografi

Tapak,
BIG
Kelurahan

Peta

Batas tapak

Primer,
sekunder
Sekunder

Curah hujan

Sekunder

BMKG

Tabel

Suhu dan kelembapan

Sekunder

BMKG

Tabel

Badan air, kualitas air,
drainase

Primer

Tapak

Deskriptif

Jaringan jalan

Primer

Tapak

Peta

Kondisi good view dan
bad view
Persepsi dan harapan

Primer

Tapak

Peta

Primer

Pengguna tapak

Deskriptif

Aktivitas pertanian

Primer

Tapak

Deskriptif

Peta

Tahapan dan Metode Perencanaan
Metode perencanaan yang akan digunakan adalah perencanaan menurut
Gold (1980). Metode ini merupakan cara sistematis dalam suatu perencanaan
rekreasi untuk mengantisipasi, menyebabkan, mencegah, atau mengontrol
perubahan yang terkait dengan kesempatan individu ataupun kelompok dalam
menggunakan waktu senggangnya dalam menggunakan ruang.

Gold (1980)

mengharuskan dalam suatu proses perencanaan bersifat evolusioner (perubahan
pada tapak harus berdasarkan kepentingan publik), pluralistik (alternatif pilihan
mempertimbangkan berbagai individu atau kelompok yang memiliki tujuan
berbeda), objektif (kriteria dalam membuat alternatif harus meminimalkan distorsi
dari kondisi sebenarnya walaupun keputusan dapat dibuat berdasarkan nilai
subjektif), realistik (proses pengembangan sesuai anggaran), dan humanistik
(perencanaan, desain, dan program dibuat untuk melayani pengguna). Tahapantahapan dalam metode ini adalah proses secara umum mulai dari pengumpulan
data hingga menghasilkan produk berupa gambar perencanaan tapak.

15

Pengumpulan Data
dan Informasi

Analisis

Sintesis

Data primer:
Pengukuran dan
penentuan batas tapak,
wawancara dengan
beberapa pihak terkait
Data sekunder:
Data fisik (iklim, peta
kontur, jenis tanah)

• Potensi dan
kendala untuk
pengembangan
tapak

Zonasi ruang
dan
pengembangan
konsep

• Konsep awal

Perencanaan
Lanskap

Rencana lanskap
untuk kawasan
rekreasi pertanian
(rencana ruang,
fasilitas, aktivitas)

Gambar 5. Tahapan Perencanaan Lanskap (Gold 1980)
Tahap 1. Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap pengumpulan data dan informasi didahului oleh penetapan tujuan
dan persiapan. Persiapan berupa surat izin penelitian dikeluarkan oleh
Departemen Arsitektur Lanskap. Setelah surat izin keluar, pengumpulan data
dilakukan kepada dinas pemerintah dan berbagai instansi penelitian, seperti BIG
(dulu dikenal dengan nama Bakosurtanal)